Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR PERBENGKELAN

USAHA BENGKEL MESIN PERTANIAN

Disusun Oleh: Kelompok 5 Dara Fajar Wulan Ardian Tyar H Jumiati Dhanang Aditya Haidar Abdue R Azam Ibnu Pamungkas Zulfan Khoirul A A1H011032 A1H011033 A1H011034 A1H011035 A1H011036 A1H011037 A1H011038

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2013

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat dan mesin pertanian memiliki fungsi tersendiri menurut bentuk dan spesifikasinya. Misalnya Transplanter digunakan untuk menanam padi, Seeder untuk menanam benih, RMU digunakan untuk menggiling padi, dan lain sebagainya. Alat-alat dan mesin pertanian merupakan bagian yang mutlak pada negara-negara maju dikarenakan keterbatasan tenaga manusia serta pengefisienan waktu serta tenaga. Penggunaan alat dan mesin pertanian di negara-negara maju telah lama berkembang dan hasilnya dapat dilihat pada berbagai aspek kehidupan dinegara-negara tersebut. Pekerjaan-pekerjaan berat dan melelahkan di bidang pertanian dapat dikurangi dan produktivitas kerja meningkat sehingga surplus dapat tercapai. Penggunaan alat alat pertanian pada umumnya mempunyai berbagai tujuan , diantaranya untuk mempercepat pekerjaan, untuk mengurangi biaya pengolahan, serta untuk mencapai nilai kerja yang lebih tinggi atau lebih cepat. Dengan adanya alat dan mesin, pekerjaan-pekerjaan berat dan melelahkan di bidang pertanian dapat dikurangi dan produktivitas kerja meningkat sehingga surplus dapat tercapai. Jumlah penduduk yang semakin bertambah telah dan akan terus membutuhkan bahan makanan yang semakin banyak, dan kenaikan produksi pertanian yang terjadi juga telah didorong oleh kemajuan di bidang nonenginering seperti penggunaan bibit unggul, pemupukan dan budidaya tanaman yang lebih baik. Kepadatan aktivitas di lapangan menuntut kenyamanan, untuk itu alat dan mesin yang dipakai harus selalu dalam keadaan baik. Kebutuhan servis bagi sepeda alat dan mesin pertanian menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh penggunanya. Agar mesin selalu dalam keadaan baik maka diperlukan perawatan dan service berkala bahkan diperlukan juga perbaikan-perbaikan bagian yang rusak, untuk itu sangat dibutuhkan jasa bengkel.

B. Tujuan

1. Survey ini dilakukan untuk mengetahui lokasi dan tata letak bengkel. 2. Mengetahui penanganan limbah dan polusi yang dilakukan oleh pihak bengkel. 3. Mengetahui bentuk dan fungsi perkakas yang terdapat pada bengkel yang disurvey.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bengkel ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan atau pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel, minimal yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang. Untuk meningkatkan layanan transportasi selain diperlukan sistem yang baik juga perlu dukungan alat transportasi yang memadai dan dalam kondisi yang baik pula. Pada kondisi tertentu alat transportasi memerlukan perawatan atau perbaikan secara rutin dan berkala agar dapat bekerja secara optimum dan umur pakai kendaraan yang lebih panjang atau paling tidak sama dengan umur pakai yang telah diprediksi dan dirancang oleh pabrik pembuatnya. Meskipun demikian, perawatan dan perbaikan kendaraan bukan pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan pengetahuan khusus. Perkembangan industri bengkel sebagai salah satu pendukung industri yaitu pelayanan purna jual, baik sebagai authorized maupun bengkel umum semakin banyak dan sangat diminati oleh banyak pengusaha untuk mendirikan bengkel baru yang dapat memberikan layanan jasa terbaik. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika jumlah bengkel yang ada banyak dan beragam jenisnya. Khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Jika kita mendengar kata bengkel selalu akan membawa ingatan kita ke suatu tempat untuk perawatan atau memperbaiki sesuatu yang rusak. Pada

umumnya bengkel mempunyai spesifikasi tertentu menurut jenis pekerja jasa yang dapat dilayaninya, misalnya bengkel bubut, bengkel las, bengkel listrik, bengkel mobil, bengkel motor dan lain sebagainya. 1. Bengkel bubut adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan benda-benda tertentu, seperti sekrup, mur atau baut, as, membuat bentuk suatu alat dengan spesifikasi dan ukuran tertentu yang terkadang tidak terdapat di pasaran. 2. Bengkel listrik adalah bengkel yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki peralatan-peralatan yang berhubungan dengan penggunaan tenaga listrik, sperti dynamo, coil, dan lain sebagainya. 3. Bengkel las adalah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penyambungan berbagai jenis logam yang terpisah. 4. Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel yang berfungsi untuk memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. Berdasarkan atas tingkat pemenuhan terhadap persyaratan sistem mutu, mekanik, fasilitas dan peralatan, serta manajemen informasi bengkel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas dan tipe, yang terdiri atas: 1. Bengkel kelas I tipe A, B, dan C 2. Bengkel kelas II tipe A, B, dan C 3. Bengkel kelas III tipe A, B dan C Klasifikasi bengkel kelas I, II dan III seperti yang dimaksud di atas sebagaimana tercantum dalam lampiran I Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 551/MPP/Kep/10/1999. Sedang tipe bengkel sebagaimana dimaksud di atas didasarkan atas jenis pekerjaan yang mampu dilakukan, yaitu: 1. Bengkel tipe A, merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil, perbaikan besar, perbaikan chassis dan body. 2. Bengkel tipe B, merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil dan perbaikan besar, atau jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan chassis dan body.

3. Bengkel tipe C, merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan perawatan berkala, perbaikan kecil. Ada tiga penyebab yang membuat bengkel terlihat kotor, yaitu : 1. Sumber daya manusia yang kurang memahami kegiatan kerja perbengkelan. Akibatnya sering terjadi kesalahan prosedur reparasi dan servis. Akibat lebih jauh, mereka cenderung mengabaikan kedisiplinan, keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Penataan ruangan yang kurang baik. Ukuran ruangan yang tidak memadai dapat menghambat pekerjaan yang seharusnya bias cermat, tidak ceroboh, dan tidak asal-asalan. 3. Kesadaran lingkungan yang amat rendah, kurangnya pemahaman akan arti kesehatan lingkungan, sehingga mereka tidak memperdulikan bahaya limbah terhadap lingkungan dan pada akhirnya akan berimbas ke manusia. Dampak dari ketiga kekurangan tersebut, akibatnya bengkel mudah sekali menimbulkan pencemaran terhadap udara, air, dan tanaman disekitarnya.

III. ISI

1.

Definisi bengkel Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk

perawatan atau pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. 2. Perangkat pengelolaan bengkel a. Organisasi ruang praktek, meliputi : struktur, uraian tugas, dan tata kerja b. Tata tertib pengoperasian bengkel c. Jadwal pemakaian bengkel d. Sistem pemakaian dan pemeliharaan e. Administrasi bengkel 3. Karakteristik bengkel yang baik a. Lokasi Strategis : mudah dijangkau calon pelanggan, dan alamat mudah diingat. Area relative luas : memungkinkan untuk diadakan pengembangan bengkel. Analisa gangguan yang minim dari lingkungan, sosial, ekonomi, tenaga kerja, sosial budaya dan lain sebagainya. b. Ada pengelolaan polusi yang baik 1. Polusi udara, cara untuk mengurangi polusi udara antara lain : Ventilasi biasa dibantu dengan kipas angin yang di tempatkan di tempat-tempat strategis untuk menyedot udara yang tercemar. Pemakaian pelindung pernafasan (respiratory protection). Penggunaan cerobong-cerobong asap dengan atau tanpa alat pengisap (blower) keduanya tanpa pembersih debu atau pencemar-pencemar gas. 2. Kebisingan, cara menguranginya : Mengembangkan tata ruang dengan baik Membangun konstruksi penahan bising

c. Menyediakan ruang tambahan seperti : 1. Ruang tamu 2. Ruang administrasi 3. Ruang kerja service 4. Ruang peralatan 5. Ruang rapat, makan, ibadah dan istirahat 6. Toilet 7. Halaman parkir d. Kondisi peralatan baik dan siap pakai e. Peralatan tersusun sesuai tempatnya f. Cukup penerangan dan ventilasi g. Bangunan ruang praktik atau bengkel terpelihara baik, tidak bocor, pintu dan jendela aman h. Halaman terpelihara dengan baik i. Instalasi listrik yang memadai dan aman j. Sistem sirkulasi peralatan aman dan lancar k. Instalasi air terjamin, lancar, bersih dan sehat 4. Survey bengkel dan perbandingannya dengan karakteristik bengkel yang baik a. Tata letak Bengkel Bengkel yang terletak di Jalan Dr. Gumbreg no 19 Mersi-Purwokerto Jawa tengah ini memiliki nama CV. Bhuana Agrotech. Bengkel milik Bapak Umar ini merupakan bengkel untuk pembuatan, perbaikan, dan desain mesin pertanian.Tata letak bengkel yaitu, bengkel terletak di pinggir jalan, hampir 30 meter dari jalan sehingga sangat strategis. Pemukiman warga cukup jauh, hampir 200 meter karena bengkel terletak di tengah-tengah tanah sawah. Letak dari rumah ibadah (masjid) juga cukup jauh sekitar 500 meter. Hal tersebut baik karena bengkel tersebut menghasilkan polusi suara yang sangat mengganggu, dengan letaknya yang cukup jauh dari pemukiman warga bengkel tidak terlalu mengganggu warga yang ada pada sekitar bangunan. Bengkel CV. Bhuana Agrotech ini berukuran 30x20 meter. Dilihat dari ukurannya, bengkel ini termasuk bengkel yang

berukuran sedang. Ada ruang tamu, ruang administrasi, tempat ibadah, toilet, ruang peralatan, tempat parkir, serta beberapa ruang tambahan lain yang terdapat seperti pada karakteristik bengkel yang baik.

Gambar 1. CV Bhuana Agrotech b. Tenaga kerja Bengkel CV. Bhuana Agrotech memiliki 11 orang tenaga kerja. Dimana salah seorang montir merupakan pemilik bengkel. Montir diseleksi berdasarkan keahlian dan pengalaman kerjanya. Menurut kami, tenaga kerja yang digunakan cukup professional, karena merupakan montir yang terlatih, namun mereka tidak menggunakan perangkat keselamatan kerja yang baik seperti penggunaan baju bengkel.

Gambar 2. Tenaga kerja pada CV Bhuana Agrotech

3. Produksi alat mesin pertanian Seperti yang sudah ada jenis usaha ini yang berhubungan erat dengan pembuatan alat pertanian. Seperti: 1. Desain alat dan mesin pertanian 2. Pembuatan dan produksi mesin pertanian 3. Konstruksi dan perbaikan mesin pertanian. Alat yang diproduksi oleh CV Bhuana Agrotech diantaranya yaitu alat pemipil jagung, alat pengupas kedelai, alat pemotong rumput, alat perontok padi, mesin chopper, granulator, mesin pencacah rumput dan lain-lain. Saat mengunjungi bengkel, alat yang sedang diproduksi berupa alat perontok padi dan alat pengupas kedelai. a. Alat pemipil jagung

Gambar 3. Alat Pemipil Jagung 2. Alat pengupas kedelai Mesin Pengupas kedelai dan Pemecah Kedelai adalah alat yang digunakan untuk mengupas kulit ari kedelai dan memecahkan kedelai. Mesin Pengupas dan pemecah kedelai ini umumnya digunakan untuk industri tempe dan tahu.

Gambar 4. Alat pengupas kedelai 3. Alat perontok padi Mesin Perontok Padi adalah sebuah mesin yang digunakan untuk merontokkan padi. Mesin ini digunakan untuk membantu pekerjaan petani dalam merontokkan padi untuk memperoleh gabah, dulu petani merontokkan padi dengan cara yang konvensional atau sederhana, yaitu dengan menggeblokkan padi ke geblokkan padi yang berasal dari papan kayu dan bambu yang disusun seperti segitiga sembarang.

Gambar 5. Mesin perontok padi

4. Mesin chopper Mesin Chopper Rumput adalah mesin yang digunakan untuk merajang rumput rumputan yang sebagai bahan pakan ternak. Selain itu juga dapat pula digunakan untuk merajang daun-daunan hijau lainnya, seperti merajang daun nilam, jerami.

Gambar 6. Mesin Chopper 5. Granulator Alat mesin produksi granulator (butiran) berfungsi untuk membuat butiran ( granule) bulat. Mesin granulator ini bisa untuk membuat butiran pupuk granule organik dan pupuk granule pospat. Juga bisa untuk membuat butiran pelet pakan ternak ( bentuk bulat) . Mesin granulator dibuat berbagai kapasitas sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 7. Granulator 4. Limbah dan polusi Limbah yang dihasilkan dari bengkel berupa besi yang biasanya oleh pemilik dijual ke penadah. Desingan alat las, mesin gerinda dan bor menimbulkan polusi suara yang mengganggu. Bengkel hanya menghasilkan polusi udara dari mesin las di sekitar lingkup bengkel. Tetapi dengan tata letaknya yang jauh dari pemukiman dan tata ruang bengkel yang cukup luas bengkel ini termasuk bengkel yang memenuhi kriteria bengkel yang baik. Tetapi perlu membangun beberapa cara untuk mengurangi polusi suara diantaranya seperti berikut: Cara untuk mengurangi polusi udara antara lain : a. Ventilasi biasa dibantu dengan kipas angin yang di tempatkan di tempat-tempat strategis untuk menyedot udara yang tercemar. b. Pemakaian pelindung pernafasan (respiratory protection).

Kebisingan, cara menguranginya : a. b. Mengembangkan tata ruang dengan baik Membangun konstruksi penahan bising

5. Perkakas perbengkelan a. Gerinda

Gambar 8. Gerinda Tangan Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk

menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Gambar 9. Mesin Gerinda

b. Mesin Bor

Gambar 10. Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk Membuat lubang. c. Mesin Las Listrik

Gambar 11. Mesin Las Listrik Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,

demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. d. Las Karbit

Gambar 12. Las karbit Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.500C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus. Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air (H20).

e. Alat-alat tangan

Gambar 13. Alat tangan 1. Palu: Palu adalah alat pemukul yang terbuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan. 2. Tang: Tang adalah alat yang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen yang akan di buka dengan cara diputarkan bagiannya. Tang ini juga dapat digunakan untuk mengencangkan atau melonggarkan mur dan baut tetapi tidak dianjurkan untuk penggunaan tersebut karena kekuatan cengkraman Tang tidak sekuat cengkrama Kunci Pas dan kunci kunci yang lainnya. 3. Obeng: Obeng adalah alat yang digunakan untuk melepas sekrup dari komponen komponen kendaraan seperti lampu, kepala, pelindung radiator, dan untuk melepas pengikat seperti sekrup sekrup seperti kotak dan baut baut talang. Obeng juga dapat digunakan untuk pekerjaan lain seperti mencongkel cetakan, badge, emblem dan menekan/mendorong seperti pemasang penghapus kaca. 4. Kunci: Kunci dapat digunakan untuk merakit atau mengikat komponenkomponen alat atau mesin yang menggunakan baud atau mur. Satuan ukuran kunci ada dua macam yaitu satuan inchi, misalnya , , 5/8 inchi dan lainlain serta satuan mm seperti 8, 10, 17 dan sebagainya.

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemilihan lokasi bengkel yang kami survey sangatlah strategis, berada 30 meter dari jalan utama, dan cukup jauh dari pemukiman dan tempat ibadah sehingga kegiatan bengkel tidak terlalu menganggu warga. 2. Penanganan limbah di CV bhuana Agrotech ini cukup baik, efisien dan dapat menghasilkan keuntungan tambahan. Dengan ventilasi yang baik dan tata ruang yang cukup luas, penanganan polusi cukup baik. Limbah padat seperti besi dikumpulkan dan dijual kembali kepada penadah. 3. Ada bermacam-macam alat yang diproduksi pada bengkel tersebut, Saat mengunjungi bengkel, alat yang sedang diproduksi berupa alat perontok padi dan alat pengupas kedelai. Jenis perkakas bengkel yang terdapat di bengkel CV Bhuana Agrotech diantaranya mesin las, gerinda, mesin bor, dan alat-alat tangan. Setiap perkakas memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada isi makalah. B. Saran

1. Untuk mengurangi polusi suara, perlu dibangun konstruksi penahan bising. 2. Perlu adanya peningkatan terhadap keselamatan kerja dan kebersihan bangunan bengkel.

DAFTAR PUSTAKA

Koes Sulistiadji, 1982, Manajemen Bengkel, Subdit Mekanisasi, Dit. Bina Produksi, Tan. Pangan, Ditjentan, Deptan Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian. USU Medan. Haryono. 1982. Mekanisme Pertanian. Genap Jaya Baru. Jakarta. Wijarto. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Daryanto.1988. Alat Perkakas Bengkel. PT Bina Akasara: Jakarta. Ir. Kusen Morgan dan Ir. Budi Indra Setiawan. 1987/1988. Teknologi Perbengkelan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Anda mungkin juga menyukai