Anda di halaman 1dari 6

Penulis Artikel : Muhammad Akbar dan Julianto

Mengenal Lebih Dekat Kota Tarakan Nama tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung, yaitu Tarak (bertemu) dan Ngakan (makan) yang secara harfiah dapat diartikan Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.Tarakan juga di kenal sebagai Pearl Harbornya Indonesia yang menurut fakta sejarah Jepang mendaratkan pasukannya yang pertama di pulau Tarakan ini dan untuk selanjutnya menguasai Wilayah Indonesia selama 3,5 tahun. Pada era perang dunia 2 pasukan Jepang maupun Sekutu silih bergantian menguasai Pulau Tarakan dengan pertimbangan strategis sebagai sumber atau supliyer bahan bakar untuk peperangan. Dari segi Geografis letak dan posisi pulau tarakan yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentral Industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara. Hingga pada akhirnya Pemerintah meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1981. Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan. Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat,dan Sejahtera). Kota Tarakan berada di atas pulau kecil dengan luas 657,33 Km dan jumlah penduduk sampai tahun 2012 kurang lebih 240.000 jiwa. Suku yang serumpun dengan beberapa suku bangsa penduduk asli Kalimantan bagian utara antara lain : Suku Brusu, Abay/Tenggalan, Tegel, Murut, Dusun, Sungai, dan lain-lain. Dari beberapa suku bangsa yang serumpun dengan suku Tidung Tarakan, dapat diketahui bahwa kebudayaan tradisional masyarakat suku Tidung Tarakan merupakan salah satu bagian dari kebudayaan rumpun besar

suku-suku Kalimantan. Sebagaimana suku bangsa lainnya, suku Tidung juga memiliki adat istiadat yang diwariskan turun - tenurun yang dijalankan hingga pada akhirnya masyarakat suku Tidung menjadi penganut agama Islam. setelah menganut agama Islam, masyarakat suku Tidung mulai terbuka dan banyak berinterkasi dengan suku-suku diluar rumpunnya. Walaupun menganut agama Islam, masyarakat kota dan khususnya masyarakat Tidung yang tinggal di pedalaman tetap percaya kepada kepercayaan nenek moyang dan melaksanakan tradisi dan adat istiadatnya. Sistem kepercayaan ini secara sadar maupun tidak sadar masih melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam adat perkawinan tahapan berseruan (melamar), ngatod de pulut (mengantar mas kawin), mendirikan rumah dan lain sebagainya. Sedangkan di bidang kesenian mereka tetap melestarikan tari Jepen yang merupakan tari Jepen Tidung Tarakan. Penduduk asli kota Tarakan adalah suku TIDUNG yang secara tradisional hidup sebagai nelayan, dari kondisi geografis kota Tarakan merupakan pulau kecil yang dikelilingi laut, maka daerah demikian dalam bahasa tidung disebut TENGKAYU yang berarti wilayah air asin atau daerah pesisir/pantai. Sesuai dengan alam lingkungannya yang banyak berhubungan dengan laut maka terbentuklah tradisi budaya turun temurun dan berkembang dikalangan masyarakat tidung baik berupa perayaan (pesta) maupun upacara-upacara ritual yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan latar belakang kondisi social tersebut, misalnya SAPU ARBA pada setiap minggu terakhir bulan syafar tahun hijriah. Suatu peristiwa yang bersifat perayaan (pesta) dalam bahasa tidung disebut IRAW, maka apabila perayaan tersebut ada hubungannya dengan laut maka disebutlah dengan istilah IRAW TENGKAYU, berupa salah satu acara ritual dilaut yang oleh masyarakat tidung dinamakan PAKAN yang berarti menghaturkan sesaji berupa makanan ke laut. Upacara pakan merupakan ungkapan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang diberikan melalui kekayaan laut. Adapun PAKAN atau pemberian sesaji ke laut dilakukan melaui perahu dalam bahasa Tidung dinamakna Padaw Tuju Dulng. PADAW TUJU DULUNG adalah merupakan sebuah perahu dengan bentuk yang khas, dimana diatas perahu

tersebut ditempatkan sesaji yang akan dihaturkan untuk selanjutnya dilarungkan ke laut. Bentuk haluan perahu bercabang tiga, yang ditengah bersusun tiga, sedangkan haluan kanan dan kiri masing-masing bersusun dua. Diatas Padaw Tuju Dulung dibuat bentuk seperti rumah dengan atap bersusun tiga yang disebut MELIGAY. Pada Meligay tersebut terdapat pintu pada ke empat dindingnyayang didalamnya terdapat sesaji berupa makanan, antara lain nasi pulud bersantan empat warna (kunig, merah, putih, dan hitam), ayam panggang, telur ayam, dan pisang hijau (sisirnya berjumlah ganjil). Pada saat ini perayaan Iraw Tengkayu ditetapkan sebagai Calendar Of Event Indonesia yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan hari jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Tarakan setiap dua tahun sekali pada bulan Desember, dan event ini telah menajdi agenda nasional pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Biasanya sebelum PADAW TUJU DULUNG di larung Kelaut terlebih dahulu ada prosesi upacara yang dihadiri oleh seluruh pejabat, tokoh Adat, Pemuka Agama dan masyarakat Kota Tarakan. Tidak ikut ketinggalan pelajar-pelajar dari seluruh Kota Tarakan mengikuti Prosesi sebelum PADAW TUJU DULUNG di larung dengan menampilkan tarian yang dipersiapkan minimal 1-3 Bulan, ini dikarenakan jumlah penari yang banyak hingga 100 penari bahkan lebih. Kemeriahan pesta budaya IRAW TENGKAYU ini tidak hanya dalam Prosesi Penurunan Padaw Tuju Dulung saja Kurang Lebih 1 Bulan Kemeriahan Pesta Budaya ini Berlangsung, serangkaian acara pun di persiapkan untuk memeriahkan pesta budaya ini seperti : Parade Nusantara, Lomba Olahraga Tradisional, Lomba Olahraga Prestasi, Lomba Masakan Daerah, Lomba Layang-Layang Hias, Lomba Perahu Hias, Festival Musik dan Tari, Pentas Musik dan Pesta Kembang Api Akhir Tahun Setiap tahunnya selalu ada rangkaian acara yang baru untuk memeriahkan pesta Budaya IRAW TENGKAYU ini, bagi masyarakat Tarakan sudah Wajib Untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam acara ini yang sudah menjadi kalender Pariwisata Indonesia. Selanjutnya walaupun olahraga prestasi semakin pesat dan memberikan kemudahan untuk melakukannya di era zaman modern seperti sekarang. Permainan-permainan sewaktu kecil dan aktivitas pada zaman dulu ternyata bisa

menjadi Olahraga tradisonal yang didaerah lain belum tentu didapatkan seperti: Sumpit, Gasing, Logo dan lain-lain, ini terbukti bahkan sampai tingkat provinsi KALTIM setiap Tahunnya ikut dilombakan. Objek wisata yang ada di kota tarakan yaitu : Wisata Umum (Taman Oval, Wisata Pertambangan), Wisata Minat Khusus (Wisata Taman Anggrek), Wisata Kuliner (Kepiting, Kapahdan aneka seafood lainnya), Wisata Belanja (Grand Tarakan Mall, Pasar Inai) Wisata Religius (Makam Keramat, Tugu Perabuan Jepang), Wisata Budaya (Karnaval Budaya Tarakan, Iraw Tengkayu), Wisata Alam (Embung Persemaian, Pantai Amal dan Hutan Mangrove), dan Wisata Sejarah (Situs Peningki Lama, Monument Australia dan Museum Rumah Bundar) Kemudian Sumber Daya Alamnya yaitu Minyak, Gas, Batubara, Emas, Bahan Galian Gol. C (Pasir, Kerikil, Tanah Urug) dan Non Sumber Daya Alam (Pertanian, Perikanan, Perkebunan, perkayuan dan Kehutanan). Di Kota Tarakan juga tersedia sarana pendidikan mulai tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi seperti Akademi keperawatan, Akademi Kefarmasian, STIMIK, Universitas Borneo dan lainnya. Jelajahi Kalimantan Timur bagian Utara dan kenali lebih dalam Kota Tarakan untuk memulai petualangan baru yang menyenangkan dan

mengesankan.
Sumber : DISBUDPARPORA TARAKAN Dinas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Kota Tarakan

Foto-Foto

Anda mungkin juga menyukai