Anda di halaman 1dari 13

Qowaidul i'lal

TERJEMAH QAWA'IDUL I'LAL ILMU


SHOROF ( LENGKAP)
oleh Belajar Ilmu Nahwu Shorof Tata Bahasa Arab Online pada 26
Januari 2011 jam 3:18
19 KAIDAH I'LAL ILMU SHOROF
KAIDAH KE 1







.
Apabilah ada Wawu atau Yya berharkah, jatuh sesudah harkah
Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya tsb harus diganti
dengan Alif seperti contoh
asalnya
, dan asalnya .
Praktek Ilal :

. Wawu diganti Alif karena ia


asalnya
ikut pada wazan
berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka
menjadi
.

asalnya ikut pada wazan


. Ya diganti Alif karena ia berharkah
dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi
.
asalnya ikut pada wazan
. Wawu diganti Alif karena ia
berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka
menjadi .

asalnya
ikut pada wazan
. Ya diganti Alif karena ia berharkah
dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi
. (*Alif
pada lafazh
dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian:
1.
Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya dengan Harkah asli.
Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh
.
dirubah. Contoh
2.
Apabila setelah wawu atau ya itu ada huruf mati/sukun, maka
diklarifikasikan sbb:

Jika Wawu atau Ya tsb bukan pada posisi Lam Fiil, maka tidak
boleh di-Ilal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: , ,
.

Jika Wawu dan Ya tsb berada pada posisi Lam Fiil, maka tetap
berlaku Kaidah Ilal ini. Contoh asalnya . Namun disyaratkan
huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya tsb bukan huruf Alif dan
huruf Ya tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-Ilal.
Contoh: ,
, .

KAIDAH KE 2







,
, .
Apabila wau atau ya berharokat berada pada ain fiil Bina Ajwaf
dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun,
maka harakat wawu atau ya tsb harus dipindah pada huruf
sebelumnya. Contoh: asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:

asalnya ikut pada wazan
. harkah wawu dipindah pada huruf
sebelumnya, karena wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf
shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka
menjadi

asalnya ikut pada wazan
harkah Ya dipindah pada huruf
sebelumnya, karena Ya-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih
yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka
menjadi
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya tersebut
dalam Kaidah ini, tidak berlaku apabila setelah Wawu atau Ya terdapat
Huruf yang di-tasydid-kan. Contoh:
KAIDAH KE 3



,


.


,

,
Apabila ada wawu atau ya jatuh sesudah alif zaidah, maka harus
diganti hamzah, dengan syarat wau atau ya tersebut berada pada
Ain Fiil kalimah bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah
bentuk masdar.
Contoh:

asalnya
dan
asalnya
dan asalnya
Praktek Ilal:

asalnya
ikut pada wazan . wawu diganti Hamzah, karena

jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada Ain Fiil Isim Fail, maka
menjadi

asalnya ikut pada wazan . Ya diganti Hamzah, karena jatuh


sesudah Alif Zaidah dan berada pada Ain Fiil Isim Fail, maka
menjadi


asalnya ikut pada wazan wawu diganti Hamzah, karena
jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar,
maka menjadi .

asalnya ikut pada wazan Ya diganti Hamzah, karena jatuh
sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka
menjadi .
KAIDAH KE 4


.

Apabila wau dan ya berkumpul dalam satu kalimah dan salah
satunya didahului dengan sukun, maka wau diganti ya. Kemudian
ya yang pertama di-idgham-kan pada ya yang kedua. Contoh
lafadz asalnya adalah dan asalanya adalah

Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan . wau diganti ya karena berkumpul


dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka
menjadi . Kemudian ya yang pertama di-idghamkan pada ya yang
kedua karena satu jenis, maka menjadi

asalnya mengikuti wazan . wau diganti ya karena


berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun,
maka menjadi . Kemudian ya yang pertama di-idghamkan pada ya
yang kedua karena satu jenis, maka menjadi

KAIDAH KE 5






Apabila Wau atau Ya menempati ujung akhir kalimah, dan berharakah dhammah, maka disukunkan.
Contoh: asalnya dan asalnya
Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan
. Wau di ujung akhir kalimah berharakah dhammah, maka disukunkan menjadi .

asalnya
mengikuti wazan
. Ya di ujung akhir kalimah berharkah dhammah, maka disukunkan menjadi
.
Perhatian:


asalnya
mengikuti wazan . Wau diganti Ya, karena jatuh
sesudah harakah kasrah, maka menjadi
, kemudan Ya disukunkan
karena beratnya harkah dhammah atas Ya maka menjadi , kemudian
Ya dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya dan Tanwin,
maka menjadi

asalnya
mengikuti wazan . Ya disukunkan karena beratnya
harakah dhammah atas Ya maka menjadi , kemudian Ya dibuang
untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya dan Tanwin, maka
menjadi


asalnya
mengikuti wazan
wau pada fa fiil diganti
Hamzah, karena kedua wau berkumpul dalam satu kalimah, maka
menjadi
. Kemudian Ya dibuang untuk meringankannya, maka
menjadi
. Dan didatangkanlah tanwin sebagai pengganti dari Ya yang
dibuang, maka menjadi .
KAIDEAH KE 6









Apabila wau menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih,
dan sebelum wau tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wau
tsb diganti ya. Contoh: asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan


wau diganti ya, karena berada
pada akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang
didhammahkan, maka menjadi


wau diganti ya, karena berada
asalnya
mengikuti wazan
pada akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang
didhammahkan, maka menjadi


Perhatian:

ikut wazan
asalnya
. wau diganti ya, karena berada pada
akhir kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang
didhammahkan, maka menjadi kemudian ya diganti alif karena
berharkah jatuh sesudah harkah fathah, maka menjadi kemudian alif

dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Alif dan Tanwin, maka
menjadi
KAIDAH KE 7





Apabila wau ada diantara harkah fathah dan kasrah nyata, dan
sebelumnya ada huruf mudharaah, maka wau tersebut dibuang.
Contoh: asalnya dan asalnya
Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan
. wau dibuang karena ada diantara
fathah dan kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudharaah, maka
menjadi



. wau dibuang karena ada diantara
asalnya
mengikuti wazan
fathah dan kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudharaah, maka
menjadi
. Kemudian Dhad-nya difathahkan untuk meringankan huruf
ithbaq juga huruf Halaq yaitu Ain, maka menjadi

Perhatian:

Huruf Mudharaah :

Huruf Halaq :

Huruf Ithbaq :
KAIDAH KE 8







Bilmana ada Wau jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim
atau Kalimah Fiil, maka Wau tersebut harus diganti Ya.
Contoh: asalnya dan asalnya
Praktek Ilal:

asalnya ikut wazan

, wau diganti Ya karena jatuh sesudah


harkah kasrah, maka menjadi


asalnya

( praktek Ilalnya telah disebut pada Kaidah Ilal ke 5)


KAIDAH KE 9













.

Bilamana ada Wau atau Ya sukun, bertemu dengan husuf sukun


lainnya, maka Wau tau Ya tersebut dibuang, ini setelah
memindahkan harakah keduanya (Wau atau Ya) kepada huruf
sebelumnya (lihat kaidah Ilal ke 2).
Contoh:
dan

asalnya
asalnya
Praktek Ilal:

asalnya
mengikuti wazan , harkah Wau dipindah ke huruf
sebelumnya, karena Wau berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih
mati/sukun (lihat Kaidah Ilal ke 2) untuk menolak beratnya
mengucapkan, maka menjadi
, maka Wau dibuang untuk menolak
bertemunya dua mati/sukun, maka menjadi
, kemudian Hamzah
Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi

asalnya mengikuti wazan , harkah Ya dipindah ke huruf


sebelumnya, karena Ya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih
mati/sukun (lihat Kaidah Ilal ke 2) untuk menolak beratnya
mengucapkan, maka menjadi , maka Ya dibuang untuk menolak
bertemunya dua mati/sukun, maka menjadi , kemudian Hamzah
Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi
KAIDAH KE 10










Bilamana ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya
berkumpul dalam satu kalimah, maka huruf yang pertama harus diidghamkan pada huruf yang kedua,ini setelah menjadikan huruf
yang hampir sama makhrajnya serupa dengan huruf yg kedua (lihat
kaidah ilal ke 18 insyaallah), karena beratnya
pengulangan/memilah-milahnya.
contoh asalnya dan asalnya , dan
asalnya
.
Praktek Ilal:

asalnya ikut pada wazan
, huruf dal yang pertama disukunkan
untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi , kemudian huruf
Dal yang pertama di-idgamkan pada huruf Dal yang kedua, maka
menjadi
/ /

/ / asalnya mengikuti wazan , harkah Dal yang pertama


dipindah pada huruf sebelumnya untuk melaksanakan syarat Idgham,
maka menjadi , bertemu dua huruf mati/sukun yaitu kedua Dal, maka
Dal yang kedua diberi harkah untuk menolak bertemunya dua mati/sukun,
baik diberi harkah kasrah karena kaidah; apabilah ada huruf mati mau
diberi harkah, berilah harkah kasrah. atau diberi harkah fathah karena ia
paling ringannya harkah. atau diberi harkah dhammah, karena mengikuti
harkah Ain fiil pada fiil mudharinya, maka menjadi / / ,
kemudian Dal yang pertama di-idgham-kan pada Dal yg kedua maka
menjadi / / , kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena sudah
tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi / / .


Praktek Ilal untuk lafazh

ada pada Kaidah Ilal ke 18, InsyaAllah.
tunggu update.
KAIDAH KE 11







.
Bilamana terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu
kalimah, yang nomor dua sukun, maka huruf hamzah ini harus
diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakah Hamzah yang
pertama. contoh asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan
; berkumpul dua Hamzah dalam
satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti
alif, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah fathah. maka menjadi

asalnya mengikuti wazan ; berkumpul dua Hamzah dalam
satu kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti
wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah dhammah. maka
menjadi

asalnya mengikuti wazan berkumpul dua Hamzah dalam satu
kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti Ya,
karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah kasrah. maka menjadi .

asalnya mengikuti wazan ; berkumpul dua Hamzah dalam satu
kalimah dan yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau,
karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah dhammah. maka

menjadi kemudian wau-nya dibuang untuk meringankan ucapan,


maka menjadai selanjutnya hamzah-nya dibuang karena sudah tidak
dibutuhkan lagi, maka menjadi
Perhatian :
Wau pada lafazh dibuang untuk meringankan ucapan, sedangkan pada
lafazh cukup tanpa membuang wau, karena menjaga dari keserupaan
dengan fiil amar-nya lafazh .
KAIDAH KE 12







.
Wau atau ya yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali
jika sukunnya tidak asli dengan sebab pergantian harkat keduanya
pada huruf sebelumnya (lihat kaidah ilal ke 2).
Contoh:
asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:

asalnya
mengikuti wazan
harkah wau dipindah pada huruf
sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun,
karena beratnya mengucapkan, maka menjadi
( lihat kaidah Ilal ke 2).
Kemudian wau diganti alif, karena asalnya wau berharkah dan sekarang ia
jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah Ilal ke 1). Maka menjadi
.

asalnya mengikuti wazan


harkah Ya dipindah pada huruf
sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun,
karena beratnya mengucapkan, maka menjadi ( lihat kaidah Ilal ke
2). Kemudian Ya diganti Alif, karena asalnya Ya berharkah dan
sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah Ilal ke 1). Maka
menjadi .
KAIDAH KE 13










.
Bilamana ada wau berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah
dhammah didalam asal kalimah Isim yang Mutamakkin (bisa
menerima tanwin), maka wau tsb diganti ya, kemudian setelah itu
harkah dhammah diganti kasrah.
Contoh: asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:


wau diganti ya karena berada
asalnya mengikuti wazan
di akhir kalimah Isim Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah,
maka menjadi kemudian huruf Thanya dikasrahkan untuk
memantaskan Ya. Maka menjadi .

asalnya mengikuti wazan
wau diganti ya karena berada di
akhir kalimah Isim Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah,
kemudian huruf Dalnya dikasrahkan untuk
maka menjadi
memantaskan Ya. Maka menjadi .
KAIDAH KE 14









Bilamana terdapat Ya sukun dan sebelumnya ada huruf yang
didhammahkan maka ya tersebut harus diganti wau.
contoh:
asalnya
dan
asalnya

Praktek Ilal:


asalnya mengikuti wazan
ya yang nomor dua diganti wau
karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka
menjadi .


asalnya mengikuti wazan ya diganti wau karena ia sukun
dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi .
KAIDAH KE 15










Sesungguhnya Isim Maful bilamana ia terbuat dari Fiil Mutal Ain
(Bina Ajwaf) maka wajib membuang wau mafulnya menurut Imam
Syibawaihi (menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fiilnya).
contoh:
dan

asalnya
asalnya
Praktek Ilal:


asalnya mengikuti wazan harkah wau dipindah pada
huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelum ada huruf shahih mati
untuk menolak berat maka menjadi ( lihat ilal ke 2), kemudian
bertemu dua huruf mati (dua wau) untuk menolak beratnya mengucapkan
maka wau mafulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi) maka
menjadi .

asalnya mengikuti wazan harkah Ya dipindah pada huruf


sebelumnya karena ia berharkah dan sebelum ada huruf shahih mati untuk
menolak berat maka menjadi ( lihat ilal ke 2), kemudian bertemu
dua huruf mati (ya dan wau) untuk menolak beratnya mengucapkan maka
wau mafulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi)maka menjadi .
KAIDAH KE 16













.
Bilamana Fa Fiil kalimah wazan berupa huruf Shad, atau
Dhad, atau Tha, atau Zha (huruf Ithbaq), maka huruf Ta yg jatuh
sesudah huruf Ithbaq tersebut harus diganti Tha, demi mudahnya
mengucapkannya. Digantinya Ta dengan Tha karena dekatnya
makhraj keduanya.
contoh:
asalnya
dan
asalnya

Praktek Ilal:


asalnya

mengikuti wazan
Ta diganti Tha karena demi
mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan
karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
.


asalnya

mengikuti wazan
Ta diganti Tha karena demi
mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan
karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
.

mengikuti wazan
asalnya
Ta diganti Tha karena demi
mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan
kemudian Tha

karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka menjadi .

asalnya mengikuti wazan
Ta diganti Tha karena demi
mudahnya mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan
karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi kemudian Tha
diganti Zha karena sama-sama huruf istila, maka
kemudian Zha pertama di-idghamkan karena dua huruf
menjadi
sejenis, maka menjadi .
KAIDAH KE 17

Bilamana Fa Fiil wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay,
maka huruf Ta (Ta zaidah wazan ) yang jatuh sesudah hurufhuruf tersebut harus diganti Dal, demi mudahnya mengucapkannya.
Digantinya Ta dengan Dal karena dekatnya makhraj keduanya.
contoh: asalnya dan asalnya dan asalnya .
Praktek Ilal:

asalnya mengikuti wazan
Ta diganti Dal karena demi
mudahnya pengucapan huruf Ta yang jatuh susudah huruf Dal dan karena
dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi . kemudian dal yang
pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka
menjadi .

asalnya mengikuti wazan
Ta diganti Dal karena demi
mudahnya pengucapan huruf Ta yang jatuh susudah huruf Dal dan karena
dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi .kemudian Huruf Dal
diganti Dzal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka
menjadi kemudian dzal yang pertama di-idghamkan pada dzal yang
kedua karena satu jenis, maka menjadi . (juga boleh dibaca Dal dengan
di-ilal sbb: kemudian Huruf Dzal diganti Dal kerena dekatnya makhraj
keduanya, maka menjadi kemudian dal yang pertama di-idghamkan
pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi .)

asalnya mengikuti wazan
Ta diganti Dal karena demi
mudahnya pengucapan huruf Ta yang jatuh susudah huruf Zay dan
karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi .
KAIDAH KE 18
















( ) .




.
Bilamana Fa Fiil wazan berupa huruf wau, atau Ya, atau Tsa,
maka huruf Fa Fiilnya tersebut harus diganti Ta karena sukarnya
mengucapkah huruf Layn ( )sukun dengan huruf yang diantara
keduanya termasuk berdekatan Makhrajnya dan bertentangan
sifatnya, karena huruf layin ( ) bersifat Jahr sedangkan huruf
Ta bersifat Hams.
Contoh:
asalnya
dan
asalnya
dan asalnya .
(penting) dan apabila Fa Fiil-nya tsb berupa huruf Tsa, boleh

mengganti Tanya wazan dengan Tsa, karena keduanya samasama bersifat Hams. contoh: asalnya .
Praktek Ilal:



Wau diganti Ta untuk
asalnya
mengikuti wazan
mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan
Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr
dan huruf Ta bersifat Hams, maka menjadi

kemudian Ta pertama
di-idghamkan pada Ta kedua karena dua huruf yang sejenis maka
menjadi

.


asalnya mengikuti wazan
Wau diganti Ta untuk mudahnya
mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan
Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr
dan huruf Ta bersifat Hams, maka menjadi kemudian Ta pertama
di-idghamkan pada Ta kedua karena dua huruf yang sejenis maka
menjadi .

asalnya mengikuti wazan
huruf Tsa diganti Ta karena
sama-sama bersifat Hams, maka menjadi kemudian Ta pertama diidghamkan pada Ta kedua karena dua huruf yang sejenis maka
menjadi
dengan Praktek Ilal sbb:
Dan boleh juga dibaca Tsa
asalnya mengikuti wazan
huruf Ta diganti Tsa
karena sama-sama bersifat Hams, maka menjadi kemudian Tsa
pertama di-idghamkan pada Tsa kedua karena dua huruf yang sejenis
maka menjadi
Penting untuk diketahui:

asalnya mengikuti wazan
huruf Hamzah yang kedua diganti
Ya karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka
menjadi kemudian huruf Ya diganti Ta (tanpa mengikuti kias*)
maka menjadi .
* Pergantian Ya dengan Ta tidak mengikuti Qias yakni termasuk dari
perihal Syadz.
KAIDAH KE 19












































.
Bilamana Fa Fiil wazan dan berupa huruf ,
, , ,maka boleh Ta dari kedua wazan tersebut diganti
dengan huruf yang mendekati dalam Makhrajnya, kemudian huruf
yang pertama di-idghamkan pada huruf yang kedua, demikian ini
setelah huruf yang pertama dari kedua huruf yang berdekatan
makhrajnya tersebut, dijadikan serupa dengan huruf yang kedua.
berikut memasang Hamzah Washal agar memungkinkan permulaan
dengan huruf mati.
contoh:
dan asalnya dan asalnya da
asalnya
n asalnya dan asalnya dan


asalnya
dan
asalnya
dan



asalnya
asalnya
dan
dan a
salnya dan asalnya .
Praktek Ilal :

asalnya
mengikuti wazan
huruf Ta yang pertama
disukunkan sebagai sebab syarat idgham maka menjadi
maka Ta
yang pertama di-idghamkan pada Ta yang kedua karena dua huruf
sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar
memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Maka menjadi

asalnya
mengikuti wazan
huruf Ta diganti Tsa karena
berdekatan Makhrojnyamaka menjadi
kemudian huruf Tsa yang
pertama disukunkan sebagai sebab syarat idgham maka menjadi
maka
Tsa yang pertama di-idghamkan pada Tsa yang kedua karena dua huruf
sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar
memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Maka menjadi

Perhatian :
Ilal dalam Kaidah ke 19 ini cuma bersifat Jaiz atau boleh, bukan suatu
ketentuan musti. Sebagai pengalaman bagi kita, karena ini jarang
ditemukan. dan yang banyak digunakan adalah berupa bentuk asalnya.

Anda mungkin juga menyukai