Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL KEGIATAN MINI PROJECT FORSHIP - 75

Disusun Oleh : Dr. Handra Juanda Dr. Nur Ahlina Damayanti Dr. Madityas Trisaptodi Dr. Anggita Madhyaratri Dr. Arieska Felicia Dr. Nisa Karima

DOKTER INTERNSHIP PERIODE 01 JULI 31 OKTOBER 2013 DI PUSKESMAS KOTABUMI II LAMPUNG UTARA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Lebih dari 90% anak di dunia lahir hidup di negara berkembang setiap tahun. 35.000 dari mereka meninggal setiap hari, sebagian besar karena problem yang umum dan mudah dicegah. Kesehatan dan sakit anak ini adalah akibat dari dinamika kompleks faktor-faktor lingkungan, sosial, politik dan ekonomi. Tidak ada intervensi tunggal yang secara sukses memotong siklus morbiditas dan mortalitas yang membayangi mereka.1 Malnutrisi adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas serta faktor yang mempersulit penyakit lainnya.1 Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi yang dalam bahasa Inggris disebut malnutrition, dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah gizi-kurang (under nutrition) dan masalah gizi-lebih (over nutrition), baik berupa masalah gizi-makro ataupun gizi-mikro.2 Malnutrisi protein, kalori dan nutrisi mikro berturut-turut menyebabkan 50% anak menderita kerdil sedang sampai berat, bersamaan dengan berkurangnya perkembangan kognitif. Kerentanan terhadap penyakit menular meningkat. Infeksi akut dan kronik sering menjadi penyebab kematian anak. Anoreksia dan ketidakmampuan perawatan tersier menyebabkan resusitasi gizi sukar atau tidak mungkin. Di samping tidak tersedianya makanan dan gangguan parasit kronis, malnutrisi kadang-kadang akibat dari praktek budaya makan. Menggunakan makanan dengan protein dan kandungan kalori rendah seperti makanan sapihan, pengubahan pola makan bayi dari ASI yang terlalu cepat (seringkali karena kepercayaan bahwa bayi tidak boleh disusui jika ibunya sedang hamil), dan kegagalan untuk memulai dan penghentian dini ASI adalah penyebab umum malnutrisi primer. Pendidikan wanita, keluarga berencana, dan jarak kelahiran adalah beberapa di antara strategi paling efektif mencegah malnutrisi.1 Database global WHO tentang pertumbuhan dan malnutrisi telah mendata 87% dari total populasi usia di bawah 5 tahun di negara-negara berkembang, didapatkan distribusi malnutrisi kalori-protein di 79 negara berkembang antara lain Afrika, Asia, Amerika Latin dan Oceania berdasarkan data cross-sectional antara tahun 1980 dan 1992. Prevalensi tinggi dan sangat tinggi (80%) terdapat di Asia, terutama Asia Tenggara.
2

Berdasarkan data Susenas, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57 persen tahun 1992 menjadi 24,66 persen pada tahun 2000. Namun, terdapat kecenderung peningkatan kembali prevalensi pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu, jika melihat pertumbuhan jumlah penduduk dan proporsi balita dari tahun ke tahun, sebenarnya jumlah balita penderita gizi buruk dan kurang cenderung meningkat. Kronisnya masalah gizi buruk dan kurang pada balita di Indonesia ditunjukkan pula dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunting < -2 SD). Masih sekitar 30-40 persen anak balita di Indonesia diklasifikasikan pendek.2 Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2010, prevalensi balita kurang gizi (balita yang mempunyai berat badan kurang) secara nasional adalah sebesar 17,9% diantaranya 4,9% yang gizi buruk. Prevalensi balita gizi kurang menurut provinsi yang tertinggi adalah Provinsi NTB (30,5%), dan terendah adalah Provinsi Sulut (10,6%). Sementara itu prevalensi balita pendek (stunting) secara nasional adalah sebesar 35,6%, dengan rentang 22,5% (DI Yogyakarta) sampai 58,4% (NTT). Prevalensi balita kurus (wasitng) secara nasional adalah sebesar 13,3% , dengan prevalensi tertinggi adalah Provinsi Jambi (20%) dan terendah adalah Bangka Belitung (7,6%).3 Di lampung utara berdasarkan data, angka penderita yang mengalami kurang gizi dalam tiga tahun terakhir (2010 - 2012) mengalami kenaikan sekitar 87%. Dengan perincian, pada 2010 ada 55 kasus, 2011 ada 132 kasus, 2012 ada 449 kasus, dan sampai Maret 2013 ini baru ada 91 kasus.4 Di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II, pada tahun 2012, tercatat terdapat 12 kasus gizi kurang dan 2 kasus gizi buruk yang kemudian menerima bantuan MP-ASI dari Puskesmas Kotabumi II. Pada pekan penimbangan anak nasional yang diselenggarakan pada tanggal 7 Juli 2013, dari 1300 balita yang ditimbang di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II, terdapat 64 orang dengan gizi kurang dan 45 orang dengan gizi buruk. Hal tersebut ditentukan dengan perhitungan status gizi berdasarkan berat badan terhadap tinggi/panjang badan anak.

B. PENYERTAAN MASALAH 1. Tingginya kasus gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Kotabumi II pada tahun 2013. 2. Kasus gizi kurang dapat menjadi kasus gizi buruk yang dapat menimbulkan kematian.

3. Tidak tersedianya formula susu yang sesuai untuk penanganan kasus gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Kotabumi II dan Dinas Kesehatan Lampung Utara. 4. Kebanyakan kasus gizi kurang dan gizi buruk terjadi pada keluarga dengan ekonomi rendah. 5. Kurang tersedianya tenaga kesehatan di bidang gizi di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II.

C. TUJUAN 1. Sebagai syarat dalam penyelesaian program dokter intership 2. Menurunkan jumlah kasus gizi kurang dan gizi buruk di Puskesmas Kotabumi II 3. Mencegah terjadinya pertambahan kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II 4. Tersedianya formula susu yang sesuai untuk kasus gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II dengan harga lebih terjangkau.

BAB II ISI

A. JENIS KEGIATAN Pembuatan susu formula 75 (FORSHIP-75) B. TEMPAT DAN WAKTU Pembuatan susu ini dilakukan di Balai Pengobatan Alaya Medika pada tanggal 23 Oktober 2013 C. PETUGAS KEGIATAN Dokter internship Puskesmas Kotabumi II periode 1 Juli 31 Oktober 2013 D. PERSIAPAN DAN RENCANA KEGIATAN 1. Presentasi proposal mini project susu formula 75 (FORSHIP-75) Tempat Waktu Acara : Aula Puskesmas Kotabumi II : Rabu, 23 Oktober 2013 :Pemaparan proposal miniproject dengan sesi Tanya jawab Media Presentasi : Visual : Powerpoint yang dilanjutkan

Audiovisual : Video Peserta : - Kepala Puskesmas Kotabumi II - Dokter fungsional Puskesmas Kotabumi II - Para pemegang program Puskesmas Kotabumi II Hasil pembahasan : Seluruh peserta menyetujui proposal mini project Penambahan expired date pada etiket susu formula Sterilitas dalam pembuatan susu Cara penyampaian kepada orang tua anak gizi buruk tentang pembuatan dan pemberian FORSHIP-75 Pembuatan FORSHIP-75 sebanyak 126 bungkus yang kemudian di distribusikan secara langsung kepada anak-anak gizi buruk. Penggantian susu skim dengan tepung untuk anak yang alergi susu sapi dan atau diare.

Gula pasir pada FORSHIP-75 tidak dapat digantikan dengan gula halus dikarenakan tidak dapat tercampur dengan minyak. Berdasarkan hasil presentasi proposal susu formula 75 (FORSHIP-75) dan data mengenai Puskesmas Kotabumi II, dilakukan pembuatan FORSHIP-75 dengan jumlah yang sesuai data anak gizi buruk di kelurahan Tanjung Aman untuk 18 anak sebanyak 126 bungkus , dengan rincian sebagai berikut : Biaya yang akan dikeluarkan untuk 18 anak gizi kurang dan gizi buruk selama satu minggu: Bahan Berat (gr) Harga (Rp) Harga @ (Rp)

Merk

Rp/gr

F75 (gr)

Minyak sayur

Madina /A

1800

19900

11.06

30

331.67

Gula pasir

Gulaku /R

1000

14450

14.45

100

1445.00

Susu skim

Tanpa Merk /P

1000

35000

35.00

25

875.00

Plastik klip

Tanpa Merk /P

100

4000

40.00

120.00

Plastik 1 kilo

Tanpa Merk /P

100

5000

50.00

50.00

TOTAL

2.822

126

355.446

E. BAHAN 1. Susu Skim/ Full Cream 2. Gula Pasir 3. Minyak Sayur 4. Mineral Mix 5. Air Minum

F. ALAT 1. Kantong Plastik Klip 2. Kantong Plastik 1 Kilo 3. Sendok 4. Piring 5. Timbangan/ Sendok Takar 6. Tissue 7. Stapler 8. Etiket Putih

G. METODE PEMBUATAN Cara kerja : 1. Siapkan alat dan bahan 2. Setarakan timbangan 3. Untuk formula 75, masing-masing bahan ditimbang sebagai berikut: a. Susu Skim b. Gula Pasir c. Minyak Sayur : 25 gr : 100gr : 30gr

4. Untuk formula 100, masing-masing bahan ditimbang sebagai berikut: a. Susu Skim b. Gula Pasir c. Minyak Sayur : 85 gr : 50gr : 60gr

5. Bungkus masing-masing bahan kedalam plastik klip 6. Masukkan bahan-bahan, Mineral Mix, dan Etiket putih kedalam plastik berukuran 1 kilo 7. Rapatkan plastik dengan menggunakan stapler
7

Cara pembuatan formula : 1. Campurkan minyak dengan gula, sampai merata dan agak halus 2. Aduk perlahan susu skim/ full cream ke dalam campuran 3. Encerkan Mineral Mix dengan 20cc/ 2 sendok makan air 4. Campurkan adonan dengan cairan mineral mix secara merata. Campuran susu, gula, minyak, dan mineral mix kemudian disebut GEL 5. Untuk dikonsumsi, gel kemudian diencerkan dengan 1000 ml air hangat 6. Formula yang sudah dalam bentuk cair bertahan selama 24 jam

Cara pemberian : 1. Untuk anak dengan BB < 7 kg, diperlukan F75 sebanyak 700-900 mL/hari dan dibagi menjadi 4 kali pemberian.Untuk anak dengan BB > 7 kg, diperlukan F75 sebanyak 900-1200 mL/hari dan dibagi menjadi 4 kali pemberian.

H. KESULITAN DAN HAMBATAN Dalam pembuatan susu formula (FORSHIP-75) ini memiliki beberapa kesulitan dan hambatan, yaitu 1. Terdapat kesulitan dalam pencampuran gula pasir dan minyak sehingga dapat membentuk gel. 2. Sulitnya menentukan kelayakan susu skim setelah dibuka dari kemasan. 3. Sulitnya mengawasi kebersihan alat yang digunakan oleh orang tua anak untuk membuat FORSHIP-75 dalam bentuk cair yang siap untuk dikonsumsi 4. Sulitnya mengawasi kepatuhan anak dalam mengkonsumsi FORSHIP-75

I. KESIMPULAN 1. Malnutrisi menyebabkan gangguan pertumbuhan, perkembangan kognitif, kerentanan terhadap penyakit menular, infeksi akut dan kronik, dan kematian 2. Pada pekan penimbangan anak nasional di wilayah kerja Puskemas Kotabumi II, terdapat kasus gizi kurang 4,92 % dan gizi buruk 3,46 %. 3. Dalam penatalaksanaannya, diberikan F-75 dan F-100, yang tidak tersedia di Puskesmas Kotabumi II

4. Forship-75 dapat dijadikan alternatif pengganti F-75 yang terbatas pengadaannya dan untuk meminimalisir pembiayaan.

BAB III PENUTUP

1. Terima kasih kepada Kepala Puskesmas Kotabumi II, dr Maya Metissa, M.Kes dan pendamping internship dr Yoane Lisa atas dukungan dan bantuan baik secara moril dan material. 2. Terima kasih kepada Ibu Eko H. selaku pemegang program klinik gizi. 3. Terima kasih kepada para staff Puskesmas Kotabumi II yang ikut mendukung miniproject ini. 4. Terimakasih kepada Bidan Endah, Bidan Siska, dan Bidan Lilis yang telah membantu terlaksananya pemantauan dan penimbangan anak gizi buruk di Tanjung Aman yang menerima FORSHIP-75. 5. Terimakasih kepada rekan sejawat dokter-dokter internship periode 01 Juli 31 Oktober 2013.

Diharapkan dengan adanya mini project susu formula 75 (FORSHIP-75) ini dapat bermanfaat bagi masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II, dan dapat dilanjutkan secara kontinyu sehingga angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk dapat menurun.

10

LAMPIRAN 1

Dari hasil Pekan Penimbangan Nasional yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2013 didapatkan 18 anak dengan status gizi buruk di Kelurahan Tanjung Aman. Kemudian dilakukan penimbangan ulang pada tanggal 24 Oktober 2013 dengan data hasil penimbangan dan intervensi sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Nama Fitri Zahra Wahyu Syifa Aisyah Ahyan Raihan Rasya Satria Salsabila Alif Akbar Yavi Rehan Yogas Raihan Prima Firda JK P P L P P L L L L P L L L L L L L P Usia 4th 2bln 3th 2bln 3th 2bln 4th 5bln 1th 1bln 4th 5bln 1th 6bln 3th 1bln 1th 2th 3bln 8bln 2th 1th 10bln 1th 10bln 12bln 1th 3th 1th 1bln BB1 14,1 11 12,5 15,5 8,5 12,9 7,5 12 9 10 8 10 10,5 10,5 7 8 13 9,5 TB1 96 91 92 100,5 78 97 75,5 88 76 86 78 87 86 83,5 70 77 98 77 LiLa 15,5 14 15 15,5 13 15 13 15,5 14,8 13,5 13,3 13,3 14,5 14,5 12 13 15 16,2 BB/TB Target M -1 -1 -1 -2 -2 -3 M -1 -1 -2 -2 -2 -1 -3 -2 -1 M 0,4 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,3 0,4 0,6 9,4 10,5 8,4 10,5 11 11 7,3 8,4 13,6 9,4 10,5 8,4 10,5 11,6 10,8 7,8 9 13 0,5 0,6 0,8 0,4 0,6 0,4 11,5 13,1 16,3 8,9 13,5 7,9 11 14 15,5 9 14 8 Target BB BB2 BB/TB2 M -1 M -1 >-1 >-1 -2 M -1 -1 -2 -1 M >-1 -1 -1 -1 M

Keterangan: 1. Anak berstatus gizi baik berjumlah 3 orang 2. Anak berstatus gizi kurang berjumlah 13 orang 3. Anak berstatus gizi buruk berjumlah 2 orang 4. Anak yang berstatus gizi kurang yang mengalami kenaikan berat badan sesuai target setelah intervensi berjumlah 9 orang

11

5. Anak yang berstatus gizi buruk yang mengalami kenaikan berat badan sesuai target setelah intervensi berjumlah 2 orang 6. Anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai target berjumlah 4 orang. Dari hasil wawancara dengan orang tua anak, hal tersebut dikarenakan anak tidak mengkonsumsi susu formula, dengan berbagai alasan, antara lain: Tidak menyukai aroma susu Tidak menyukai susu putih Tidak menginginkan minum susu

12

LAMPIRAN 2 Gambar Etiket


Puskesmas Kotabumi II Forship - 75 No. Nama Usia BB : : : : 4. 5. Tanggal : 1. 2. 3. Cara Pembuatan Haluskan gula pasir Campurkan dengan minyak, aduk rata Encerkan Mineral Mix dengan 2 sendok makan air Aduk ke dalam adonan minyak dan gula Campurkan susu skim, aduk rata. Campuran susu, gula, minyak, dan mineral mix kemudian disebut GEL Untuk dikonsumsi, gel kemudian diencerkan dengan 1000 cc air hangat Formula yang sudah dalam bentuk cair bertahan selama 24 jam

Cara Penggunaan 6. 4 x Gelas 7. Kocok dahulu sebelum diminum Simpan di tempat yang sejuk Exp. Date :

13

LAMPIRAN 3 Sebelum Sesudah

BB 7,5 kg

BB 8 kg

BB 7 kg

BB 7,8 kg

BB 12,9 kg
14

BB 14 kg

Anda mungkin juga menyukai