Anda di halaman 1dari 6

TIPS MEMBUKA PRAKTEK PRIBADI / KLINIK DOKTER Buat para TS yang ingin membuka usaha sendiri baik berupa

praktek pribadi maupun klinik, gw akan mencoba memberikan sedikit info dan tips untuk TS sekalian

KOMITMEN Hal pertama sebelum membuat klinik dan praktek pribadi adalah komitmenyaa komitmen adalah hal yang sangat penting dalam membuka usaha, karena sukses tidaknya suatu usaha itu adalah tergantung dari komitmen kita sebagai yang punya usaha, apakah kita ingin usaha kita itu maju atau begitu-begitu aja. dan satu hal lagi adalah semangat pantang menyerah, soalnya dalam membuka usaha gak akan selamanya untung terus pasti akan ada yang namanya jatuh atau rugi, nah disaat-saat itulah mental dan semangat TS diperlukan, tapi percayalah Allah SWT akan merubah nasib umatnya yg mau berusaha dan bekerja keras (kok jadi ceramah gini gw) TEMPAT Zaman sekarang memang banyak usaha yang gak memerlukan banyak tempat, bahkan tanpa memerlukan tempat sekalipun seperti misalnya bisnis online, anda hanya perlu seperangkat PC dan koneksi internet. Namun untuk TS yang ingin buka tempat praktek maupun klinik sebisa mungkin harus diperhatikan kondisi tempat TS membuka usaha, karena seperti kata pepatah posisi menentukan prestasi (hehe.). Sebisa mungkin usahakan tempatnya kalau bisa dipinggir jalan raya, ga usah di pinggir jalan raya protokol macam jln. Jendral Sudirman atau jln. Thamrin, cukup jalan-jalan alternatif di daerah TS aja, yang penting ramai dan dilalui banyak orang. Kemudian usahakan juga tempat yang akan TS pakai ini adalah milik sendiri, soalnya kalo kita ngontrak apalagi misalnya kerjasama dengan pemilik bangunan, maka beban biaya yang akan kita tanggung cukup berat. (asumsi biaya kontrak bangunan ukuran 56 m di Jakarta ini adalah Rp. 600.000-Rp.800.000 tergantung lokasi)

IZIN Tentu saja dalam membuat usaha kita perlu izin, soalnya klo ngga bisa kena denda TS sekalian, minimal SIP lah untuk yang praktek pribadi, untuk klinik izinnya malah lebih banyak lagi seperti: Izin dari puskesmas setempat (untuk pengolahan limbahnya juga) Izin dari tetangga kanan, kiri, depan, belakang SIP dokter penanggung jawab, dokter pelaksana dan perawat)

SIP apoteker jika klinik TS memiliki apoteker IMB (Izin Mendirikan Bangunan) Untuk SIP sendiri jika TS mengurusnya sendiri maka biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 300.000 dengan rincian: Rp. 50.000 untuk biaya pembuatan surat rekomendasi IDI (berlaku di tiap IDI wilayah) Kemudian sekitar Rp. 150.000 untuk pengurusan di Sudinkes wilayah TS Rp. 100.000 untuk biaya tak terduga (misalnya apabila TS membuka praktek di wilayah yang bukan domisili TS, maka rekomendasi IDI harus 2x, ditempat domisili TS dan di tempat TS membuka usaha). Nah itu perkiraan pembuatan SIP saja, jika TS ingin mengurusnya sendiri, tapi jika TS ingin diurusin sama orang dalam maka siapkanlah biaya antara Rp. 300.000-500.000. Itu hanya untuk mengurus SIP saja loh, biaya akan bertambah jika TS ingin membuka klinik, karena syarat-syaratnya pun lebih banyak, tapi jika TS nggak mau riber ngurus itu semua dan ingin mempercayakan urusannya sama orang dalam maka siapkanlah dana sebesar Rp. 1.000.0001.500.000, dijamin langsung beres, TS tinggal tanda tangan dan persiapkan dokumen-dokumennya aja.

ALAT-ALAT Alat-alat disini bisa bermacam-macam, dari mulai alat-alat penunjang di tempat praktek TS seperti tempat tidur, meja, kursi, dispenser, TV, AC, lemari, kipas angin, tempat sampah, ember dll. Untuk alatalat ini TS mungkin perlu biaya antara Rp. 3.000.000-5.000.000 tergantung jumlah alat yg TS inginkan dan merk nya. Untuk biaya pembuatan plang nama sendiri berkisar antara Rp. 600.000-1.000.000 (sudah termasuk biaya tiang penyangganya juga) tergantung jumlah plang nama yang mau dipasang. Alat-alat yang lain adalah perlatan medis, seperti stetoskop, tensimeter, termometer, senter, palu refleks, timbangan, nebulizer, couter (untuk sirkumsisi), comb, bengkok, minor set dll. Untuk alat-alat ini TS mungkin memerlukan biaya sekitar Rp. 1.000.000-2.500.000 tergantung jumlah alat dan merk nya.

OBAT Nah persiapan berikutnya adalah obat-obatan. TS tidak perlu bekerjasama dengan retailer ataupun perusahaan obat dulu, cukup beli saja obat-obat generik ber merk yang dijual bebas di pasar pramuka maupun di pasar kramat jati, harga nya pun cukup murah, dan mutunya pun tidak kalah dengan obatobat paten yang di jual di apotik-apotik.

Biaya yang harus TS persiapkan untuk obat ini adalah sekitar Rp. 3.000.000-5.000.000 tergantung dari banyaknya jumlah obat yang TS beli (untuk permulaan beli aja 1 box dulu tiap jenis obat) dan merk obatnya.

MAINTENANCE Nah persiapan yang terakhir adalah TS harus mempersiapkan biaya untuk penyelenggaraan klinik atau praktek TS, seperti biaya listrik, air, asisten dan pajak tentunya (jika tempat milik TS sendiri). Asumsi biaya adalah : Asisten/pembantu : Rp. 300.000-600.000 tergantung dari pekerjaan dia, apakah hanya bersih-bersih tempat praktek/klinik TS atau ikut juga membantu TS dalam menangani pasien (administrasi, meracik obat red). Biaya akan lebih besar bila TS menggunakan orang kesehatan, semisal perawat atau bidan yang baru lulus, yaitu sekitar Rp.800.000-1.300.000 tergantung kemampuan finansial TS menggajinya hehehe. itupun belum termasuk biaya izin apoteker yang TS pakai bila TS mempunyai apotek di tempat TS (sekitar Rp. 1.000.000-1.500.000/bulan. Tergantung nego TS dengan si apoteker) Listrik : minimal adalah Rp. 400.000-600.000 dengan adanya AC, TV dan dispenser atau kulkas. Biaya akan lebih murah tanpa benda-benda tersebut (yaiyaalaaaah) Air : apabila TS menggunakan air PAM, maka siapkan lah biaya Rp.200.00/bulan, namun bila tidak dan TS menggunakan mesin pompa air, maka biaya akan masuk ke dalam tagihan listrik TS, biaya akan lebih murah jika TS menimba air sendiri dari sumur hehehe. Biaya setoran ke dinkes setempat (untuk klinik) tergantung dari kebijakan wilayah masing masing (Rp. 200.000-500.000/bulan). Nah saya rasa sekian beberapa tips dan sedikit bayangan tentang biaya yang mungkin akan TS keluarkan saat TS membuka praktek pribadi maupun klinik. Semoga bermanfaat Izin Praktek Bersama Dokter Umum/Gigi Ketentuan Perizinan Dasar hukum pemberian Izin Praktek Bersama Dokter Umum/Gigi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran dan Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 9 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Persyaratan Pemohon Mekanisme Pengajuan Lama Penyelesaian

Biaya Perizinan Hasil Proses Persyaratan Pemohon Surat Permohonan Foto Copy Surat Tanda Register Dokter atau Dokter Gigi yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku dilegalisir oleh pejabat berwenang Surat Pernyataan mempunyai tempat praktek Rekomendasi dan organisasi profesi di wilayah tempat praktek Foto Copy Surat Keputusan penempatan dalam rangka masa bakti atau surat bukti telah selesai menjalankan masa bakti atau keteranganmenunda masa bakti yang dilegalisir oleh pejabat berwenang Pas Foto berwarna 4 x 6 sebanyak 3 lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 lembar Keterangan Lokasi Praktek dimohonkan Mekanisme Pengajuan Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan Pemeriksaan berkas (lengkap) Survey ke lapangan (apabila perlu) Penetapan SKRD Proses Izin Pembayaran di Kasir Penyerahan Izin Lama Penyelesaian Selama 14 hari Biaya Perizinan Rp. 250.000,Hasil Proses Surat Izin

Tips Membuka Tempat Praktek Dokter Gigi Bagaimana sih cara membuat tempat praktek gigi yang efisien dan segera balik modal (BEP). Berikut ini beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

1. Analisa pasar Cieeee... gaya kan pake analisa pasar. Ini yang menentukan efektif dan efisiennya kita dalam memulai "bisnis" tempat praktek. Kita harus tau tempat kita akan membuka praktek itu potensi tingkat ekonomi pasarnya apakah golongan ekonomi rendah, menengah atau tinggi. Harus tau yang kita sasar itu mayoritas golongan buruh, petani, remaja, anak anak, orang kantoran atau selebritis.

Contohnya tempat kita praktek cenderung mayoritas populasi kaum buruh kasar yang biasanya kurang memperhatikan kesehatan gigi dan tidak bisa diharapkan periode kunjungan kontrol yang tinggi. Biasanya kasus paling banyak adalah ekstraksi. Akan konyol kalau kita perbanyak belanja bahan bahan perawatan orthodonti atau bleaching tentu tidak akan laku cepat. Lebih baik kita stok syringe + pehacain yang banyak.

2. Strategi Marketing Selain menganalisa pasar, juga harus diketahui pola pembiayaan kesehatan di sekitar tempat kita membuka praktek. Apakah mayoritas memiliki asuransi, atau bayar dari kantong sendiri. Pada daerah dimana banyak masyarakat memiliki asuransi, akan lebih bijak bila kita memasarkan tempat praktek dengan bekerjasama dengan perusahaan Asuransi penjamin biaya kesehatan. Tetapi bila sebagian besar lebih banyak membiayai pelayanan kesehatan dari kantongnya sendiri (out of pocket), perlu dipertimbangkan strategi pemasaran direct selling atau dengan member get member. Direct selling contohnya bisa dengan mengundang masyarakat sekitar ke tempat praktek kita dengan ditawarkan pemeriksaan gratis + discount biaya tindakan. Member get member bisa dengan memberikan discount khusus bagi pasien yang merekomendasikan tempat praktek kita ke pasien lain. Dapat juga dilakukan strategi price discount pada waktu waktu tertentu.

3. Strategi Tarif Dalam penyusunan tarif ada 2 strategi yang umum digunakan yaitu low cost dan diferensiasi. Bila menggunakan strategi low cost tentu saja kita menggunakan setting tarif yang elbih rendah dibandingkan tempat praktek dokter gigi yang lain. Diferensiasi dilakukan dengan memasang tarif setara

dengan tempat praktek yang lain di daerah kita tapi kita memberikan pelayanan lebih misalnya setiap pasien yang datang diberikan minuman ringan selama menunggu atau merchandise / souvenir

4. Pelayanan yang Iconic Berikan pelayanan yang berbeda yang membuat tempat praktek berbeda dari tempat praktek yang lain. Contohnya : desain ruang tunggu dengan warna warni ceria, tersedianya fasilitas permainan playstation gratis di ruang tunggu khusus anak, fasilitas internet hotspot ataupun ucapan sapa salam yang khas.

5. Kemudahan Pembayaran Perlu dipertimbangkan kemudahan pasien membayar dengan menyediakan mesin bayar (EDC) untuk kartu kredit / debet. Juga perlu dipertimbangkan mesin photocopy / scanner bagi pasien yang menggunakan jaminan asuransi. Jangan sampai kehilangan pasien hanya karena tidak membawa uang tunai ataupun pasien asuransi yang lupa memfotokopi kartu asurnasi dan persayaratan lain.

Itu sedikit tips bagi tempat praktek gigi kita supaya laris manis dan segera BEP. Masih banyak tips yang laian, cuma belum sempat buat ngetik, nanti diupdate lagi deh.

Anda mungkin juga menyukai