Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN IV-A KUAT TEKAN MORTAR BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat menerangkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan aduk. Kekuatan mekanis semen merupakan pemberian gambaran mengenai kemampuan semen sebagai bahan perekat. Setelah praktikum mahasiswa diharapkan dapat ; a) Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kuat tekan mortar b) Membuat benda uji kekuatan tekan aduk mortar c) Menghitung uji kekuatan tekan aduk mortar

B. ALAT dan BAHAN a) Timbangan 0.01 gram b) Spatula c) Pisau d) Compression Apparatus e) Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm f) Alat pengukur Flow (Kaliper) g) Stop Watch h) Gelas ukur dan pipet i) Curing Box j) Container / cawan plastic

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN Berdasarkan : ASTM C-109

1. Persiapan pasta a) Masukkan pasir ke loyang atau wadah adonan sebanyak 3 Liter b) Masukkan 1 Liter semen yang telah ditimbang beratnya ke wadah adonan. c) Aduk semen dan pasir sampai rata. d) Siapkan air sebanyak 50% dari berat semen (FAS: 0,5) e) Tuangkan air secara perlahan sambil terus diaduk. f) Aduk adonan secara manual sampai homogen palstis.

2. Pencetakan benda uji a) pencetakan benja uji dimulai paling lambat 2.5 menit setelah selesai pengadukan b) 30 detik setelah selesai pengadukan, masukkan mortar kedalam cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm. Cetakan diisi dalam dua lapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 32 kali dalam kurang waktu lebih 10 detik. Keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari dua menit c) Ratakan permukaan mortar kemudian simpan cetakan ditempat yang lembab selama 24 jam d) Buka cetakan dan rendam mortar sampai mencapai usia tiga atau tujuh hari Luas bidang tekan A = 5 x 5 = 25 cm2 Apabila gaya tekan mortar benda uji pertama adalah 1, benda uji kedua 2 dan benda uji ke tiga 3 maka kuat tekan mortar dapat dihitung sebagai : kg/cm2 kg/ cm2 D. HASIL PERCOBAAN Luas Penampang (cm2) 5 x 5 = 25 Kuat Tekan (ton) 3

No

Campuran Spesi

Berat (Gram)

Tanggal Pembuatan

Tanggal Pengujian

Kokoh tekan (kg/cm2) 120

1.

1:3

260

11

14

2. 3.

cm2

270 270

November 2013

November 2013

3 4

120 160

Keterangan : Bentuk mortar kubus Catatan : PC Pasir FAS Air : Semen Tiga Roda 1 Liter (1000 gr) : 3 Liter : 0,5 : 500 gr (FAS x Berat Semen)

E. PEMBAHASAN Perhitungan kuat tekan mortar: 1. Kuat tekan mortar = gaya tekan / luas penampang a. 3000/25 = 120 kg/cm2 b. 3000/25 = 120 kg/cm2 c. 4000/25 = 160 kg/cm2 Rata-rata kuat tekan = kg/cm2

2. Berat isi mortar = berat mortar/volume a. 260/125 = 2,08 b. 270/125 = 2,16 c. 270/125 = 2,16 Rata-rata berat isi mortar = gr/cm3

F. SYARAT DAN KETENTUAN Berdasarkan PBI 1971 N.I-2 disebutkan bahwa: 1. Menggunakan semen Portland (PC) yang mempunyai waktu pengikatan awal 60-120 menit 2. Air yang digunakan adalah air bersih. 3. Suhu ruangan antara 20 sampai dengan 24C.

G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kuat
2

tekan mortar

adalah 133,33 kg/cm . Hasil tersebut dapat dicapai karena umur mortar tersebut telah mencapai 3 hari.

H. SARAN 1. Agar mutu semen dapat terjaga supaya diperhatikan penyimpanannya. 2. Dalam mencampur air dalam semen supaya memperhatikan perbandingannya. 3. Usahakan mortar yang dibuat sepadat mungkin sehingga memiliki kekuatan yang baik.

I. LAMPIRAN 1. Data analisa percobaan kuat tekan mortar. 2. Gambar Mortar & Beton 3. Gambar cetakan mortar 4. Compression Apparatus.

Gambar Mortar & Beton

Gambar Cetakan Mortar

Compression Apparatus

PERCOBAAN IV-B FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP

A. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Menentukan Besarnya Faktor Air Semen 2. Mengukur dan menentukan besarnya nilai Slump 3. Menentukan hubungan FAS dengan nilai Slump B. ALAT DAN BAHAN 1. Kerucut Abrahms dan perlengkapannya 2. Timbangan 3. Stopwatch 4. Bak pencampur / loyang. 5. Cetok, cangkul / sekop 6. Penggaris 7. Semen 8. Pasir, kerikil dan air

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F a. Menyiapkan semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR. b. Menentukan faktor air semen dan kita ambil nilai 0,5. Selanjutnya menghitung air untuk campuran beton dengan perhitungan x berat PC (gram) dikali FAS dengan hasil volume air (ml). c. Bahan-bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam bak pencampur. Lalu aduk secara manual dengan menuangkan Air dan semen terlebih dahulu barulah pasir dan kerikil dimasukkan sedikit demi sedikit secara berselang-seling sampai homogen. d. Kemudian bagian dalam kerucut abrams diolesi oli barulah campuran tersebut dimasukkan ke dalam kerucut abrams secara bertahap sebanyak 3 lapisan. Setiap lapisan ditusuk dengan batang baja 16mm setinggi 50 cm sebanyak 25 kali setiap lapisan.

e. Setelah bidang atas dari kerucut abrams diratakan, adukan dibiarkan selama 30 detik lalu kerucut diangkat perlahan-lahan secara vertikal. segera dihitung penurunan tinggi puncak, pengukuran dilakukan di 3 tempat lalu diukur nilai rata-ratanya. f. Dari hasil percobaan itu dapat dihitung nilai slumpnya yang menunjukkan kekentalan campuran beton tersebut.

D. HASIL PERCOBAAN Data percobaan : a. Perbandingan campuran pada benda uji PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3 FAS = 0,5 dan Berat Semen = 4.880 gram Maka jumlah air yang dipakai untuk campuran beton adalah = FAS berat semen = 0,54.880 = 2440 gr b. Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat Nilai pengukuran = 13 cm ; 13,5 cm ; 13 cm untuk 30 detik pertama. Maka nilai rata-rata penurunan slump-nya =
13 13,5 13 = 13,17 cm 3

E. SYARAT DAN KETENTUAN a. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang. b. Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain : jumlah dan jenis semen, nilai FAS, jenis dan susunan butiran dari agregat dan penggunaan bahan adiktif.

Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen minimum dari nilai FAS maksimum Jumlah semen min / m3 beton * Beton di dalam ruang bangunan a. Keadaan keliling non korosif b. Keadaan keliling korosif 0,52 275 kg 0,6 Jumlah nilai FAS maksimal

disebabkan oleh kondensasi / 325 kg uap korosif * Beton diluar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung * Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapat pengaruh suffat 302 kg 325 kg

0,60

275 kg

0,60

0,55

alkali dari tanah atau air tanah * Beton yang kontinu berhubungan dengan air a. Air tawar b. Air laut

375 kg

0,52

275 kg 375 kg

0,57 0,52

Tabel IV-B. 2. Jumlah semen dan nilai FAS.

Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan slump beton, yang dijelaskan di bawah ini sesuai PBI 1971. Posisi penempatan beton dalam konstruksi a. Dinding, plat pondasi, pondasi telapak bertulang b. Pondasi telapak tidak bertulang kaison, konstruksi bawah tanah c. Plat, balok kolom, dinding d. Pengerasan jalan e. Pembetonan massal Tabel IV-B. 3. Slump beton. Untuk maksud tertentu dengan persetujuan pengawas ahli dapat dipakai nilai slump yang menyimpang tetapi harus terpenuhi syarat yaitu beton dapat dikerjakan dengan baik, tidak terjadi pemisahan adukan dan mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi. Slump maksimum (cm) 12,5 Slump minimum (cm) 5,0

9,0 15,0 7,5 7,5

2,5 7,5 5,0 2,5

F. PEMBAHASAN Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: Semen = 4,88 Kg

Nilai FAS = 0,5

1. Perbandingan campuran beton PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3 Volume beton = 3 x (15 x 15 x 15) cm = 10125 cm = 0,010125 m 2. Penggunaan semen/m3 beton = 4,88 kg / 0,010125 m = 481,98 kg/m3 beton Maka penggunaaan semen telah memenuhi syarat minimum /m3 beton. 3. Penurunan nilai slump rata-rata

Dari data pada percobaan diketahui penurunannya sebesar 13,17 cm, sehingga memenuhi syarat slump maksimum untuk pembuatan plat, balok kolom, dinding menurut PBI 1971 .

G. KESIMPULAN Dari hasil percobaan maka diperoleh bahwa nilai dari FAS dan Slump test dari campuran beton dapat mempengaruhi seberapa besar kekentalan dari campuran beton. Dengan ratarata penurunan slump 9,63 cm, dengan nilai tersebut beton dapat digunakan untuk : a. Plat, balok kolom, dinding

H. SARAN Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik, harus melakukan pencampuran dengan perbandingan ukuran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Karena perbandingan bahan yang berbeda, akan menghasilkan kekuatan beton yang berbeda pula. Selain itu, perlu dipilih juga bahan-bahan yang memenuhi persyaratan agar menghasilkan beton dengan kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dalam proses pengadukan manual sebaiknya memperhatikan teknik pengadukkan agar campuran beton tercampur homogen. Buatlah adukan berbentuk seperti kawah untuk tempat penuangan air. Pada saat penuangan air pun sebaiknya sedikit demi sedikit tepat ditengahtengah adukan. I. LAMPIRAN 1. Data analisa faktor air semen dan slump test. 2. Gambar kerucut Abrams 3. Gambar Hasil uji slump test.

Gambar Kerucut Abrams

Gambar Hasil Uji Slump Test

PERCOBAAN IV-C KUAT TEKAN BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan: a). Menerangkan prosedur penentuan kuat tekan beton b). Membuat dan menguji benda uji beton c). Menghitung kuat tekan beton

B. ALAT DAN BAHAN 1. Timbangan 2. Bak pecampur/loyang 3. Cetok, cangkul/sekop 4. Penggaris 5. Compression apparatus 6. Mixer beton/ molen 7. Cetakan kubus 3 buah (15 cm x 15 cm x 15 cm) 8. Semen 9. Pasir, split, dan air 10. Vaselin/oli

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN Berdasarkan : SKSNI M-12-1989-F a) Siapkan cetakan beton kubus yang bagian dalamnya telah diolesi vaselin / oli b) Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan pengisian dlakukan dalam tiga lapis, tiap lapis kurang lebih 1/3 volume c) Tusuk setiap lapisan sebanyak 25 kali (menurut ASTM), cara penusukan seperti pada percobaan slump test hingga lapisan terakhir d) Ratakan bagian atas cetakan dengan adukan beton tadi dan beri kode kelompok dan tanggal pembuatan

e) Biarkan selama 24 jam setelah itu buka cetakan lalu rendam sampel beton tersebut kedalam air sampai dengan umur beton yang dikehendaki atau sampai saat akan dilakukan pengujian kuat tekannya f) Pengujian kuat tekan pada beton bisa dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21 atau 28 hari, atau sesuai petunjuk dari pihak laboratorium..

D. HASIL PERCOBAAN Uji Kuat Tekan Beton Dengan Perbandingan Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Berat (gram) Ukuran Contoh (cm) Luas Penampan g (cm2 ) Tanggal Cor Uji Gaya tekan (ton) Kokoh tekan (kg/cm2) Kokoh tekan 28 hari (kg/cm2) 80200 8130 8150 15 x 15 x 15 225 11-112013 14-112013 19 20 20,5 84,4 88,9 91,11 211,1 222,225 227,775

Tabel Perbandingan Kekuatan beton pada bermacam-macam variabel ditunjukkan dibawah ini: Umur Beton (hari) PC biasa PC kekuatan awal tinggi 3 0,4 0,55 5 0,525 0,6 7 0,65 0,75 14 0,88 0,9 21 0,95 0,95 28 1 1 90 1,2 1,15 365 1,33 1,2

Tabel di atas dapat menunjukkan perbandiangan kuat tekan sesuai variabel umur beton (hari) sehiangga kita dapat menentukan kuat tekan beton pada variabel umur beton tertentu.

E. PEMBAHASAN bi 211,1 222,225 227,775 bm = 220,367 Kuat tekan karakteristik (bk) bi - bm -9,267 1,858 7,408 85,877 3,452 54,878 144,207 = bm 1,64 S = 220,367 (1,64 X 8,492) = 206,44012 kg/cm2 a) Percobaan Beton Kubus 1 Kuat Tekan = = = 84,44 kg/cm2 S = 8,492 Standar Deviasi S=

b) Percobaan Beton Kubus 2 Kuat Tekan = = = 88,89 kg/cm2

c) Percobaan Beton Kubus 3 Kuat Tekon = = = 91,11kg/cm2

Konversi Kuat Tekan Beton dari Hari ke 5 menjadi Hari ke 28 Kuat tekan beton 1 : Kuat tekan beton 2 : Kuat tekan beton 3 : Rata rata = 220,366 kg/cm2

F. SYARAT DAN KETENTUAN Beton memiliki sifat yang khas, yaitu apabila diperiksa nilainya akan menyebar disuatu nilai rata- rata tertentu. Penyebaran nilainya ditentukan dengan standard deviasi dengan rumus : S= Keterangan: S = Standard deviasi = Kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (kg/cm2) = Kekuatan beton rata-rata (kg/cm2) n = Jumlah benda uji yang diperiksa

Nilai standard deviasi terhadap isi pekerjaan beton Isi pekerjaan Sebutan Kecil Sedang Besar Volume beton (m3) <1000 1000-3000 >3000 Deviasi standard (kg/cm2) Baik sekali 45-55 35-45 25-35 Baik 55-65 45-55 35-45 Dapat diterima 65-85 35-75 45-65

Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji menyebar normal atau mengikuti lengkup gauss, maka kekuatan tekan karakteristik ( rumus : S = 1,64 ) ditentukan dengan

G. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat diketahui : Isi volume pekerjaan kecil (<1000 m3 volume beton) Nilai Standar Deviasi sangat baik Kekuatan tekan karakteristik kubus 206,44012 kg/cm2 Termasuk pada kelas beton II mutu K-175 dan cocok untuk beton struktural

H. SARAN Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik kita harus memerhatikan perbandingan setiap bahan agar sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan karena perbandingan bahan akan memengaruhi kualitas beton. Selain itu kita juga harus menggunakan bahan yang sesuai persyaratan agar hasil memuaskan. I. LAMPIRAN a. Data analisa faktor air semen, Slump Test, dan kuat kokoh beton. b. Gambar Compression Apparatus. c. Gambar beton dalam cetakan. d. Gambar beton yang sudah jadi.

Compression Apparatus Gambar beton dalam cetakan.

Gambar Beton yang sudah jadi

PERCOBAAN IV-D KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Setelah akhir pelajaran yang didukung dasar teori serta praktik di laboratorium, mahasiswa meimliki pengetahuan tentang pemeriksaan kuat tekan di lapangan dengan menggunakan Hammer serta dapat : 1. Mengetahui kuat tekan beton pada elemen konstruksi yang sudah jadi. 2. Dapat memanfaatkan hasil uji dengan hammer beton, apabila tidak tersedia benda uji atau hasil pengujian benda uji tidak memenuhi syarat. 3. Dapat melakukan pengujian dengan menggunakan Hammer. 4. Menguasai penentuan kuat tekan beton bedasarkan spesifikasi alat Hammer.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Benda uji beton, atau elemen beton dengan usia minimum 28 hari 2. Hammer beton tipe N atau C 3. Penggaris 4. Alat Tulis, kapur

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


a. Siapkan beton yang akan diuji b. Tentukan daerah pada beton yang diamati, dan bagilah daerah tersebut menjadi bidang berukuran 10 x 10 cm c. Tandai 9 titik untuk pengujian Hammer d. Tembakkan hammer pada bidang seluas 10 x 10 cm pada beton sebanyak 9 kali penembakan pada 9 titik yang telah ditandai. Tembak beton dengan jalur seperti mengular, tidak boleh sembarangan. e. Tembak beton secara horizontal sebanyak 5 kali dan secara vertikal sebanyak 5 kali. f. Setelah alat ditembakkan bacalah nilai rebound R yang ditunjukkan oleh jarum pada hammer untuk setiap pengujian dan catat hasilnya.

g. Setelah data dicatat maka lihat tabel konversi untuk menentukan besarnya kuat tekan beton.

D. HASIL PERCOBAAN.
Tabel 1 (Sudut Hammer 0o) Nilai Faktor Nilai Rebound Terkoreksi 54 51 53 51 51 52 55 55 51 Aktual 67.00 61.10 65.00 61.10 61.10 63.10 68.90 68.90 61.10 64.14 Ekivalensi nilai Rebound f'c (Mpa) Rata-rata 1 titik Rata rata f'c (Mpa)

No

Rebound Koreksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 54 51 53 51 51 52 55 55 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

51 41 45 43 45 55 52 41 42

0 0 0 0 0 0 0 0 0

51 41 45 43 45 55 52 41 42

61.10 42.40 49.70 46.00 49.70 68.90 63.10 42.40 44.10 51.93

57.04

53

53

65.00

49.29

2 3 4 5 6 7 8 9

42 43 39 37 39 48 49 52

0 0 0 0 0 0 0 0

42 43 39 37 39 48 49 52

44.10 46.00 38.70 35.30 38.70 55.40 57.30 63.10

1 2 3 4 5 6 7 8 9

59 57 51 53 49 53 51 47 51

0 0 0 0 0 0 0 0 0

59 57 51 53 49 53 51 47 51 61.10 65.00 57.30 65.00 61.10 53.50 61.10 60.58571429

1 2 3 4 5 6 7 8 9

52 57 53 53 49 49 47 47 57

0 0 0 0 0 0 0 0 0

52 57 53 53 49 49 47 47 57

63.10

65.00 65.00 57.30 57.30 53.50 53.50 59.24

Rata rata : Tabel 2 (Sudut Hammer 90o) Nilai Faktor Nilai Rebound Terkoreksi 36.94 31.16 35.98 35.02 35.02 41.74 31.16 35.02 34.06

= 57,04 Mpa

No

Ekivalensi nilai Rebound f'c (Mpa) Aktual 35.192 25.472 33.466 31.834 31.834 43.658 25.472 31.834 30.202 30.20 Rata-rata 1 titik

Rata rata f'c (Mpa)

Rebound Koreksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 34 28 33 32 32 39 28 32 31 2.94 3.16 2.98 3.02 3.02 2.74 3.16 3.02 3.06

1 2 3 4 5 6 7 8 9

39 33 42 34 33 34 33 35 37

2.74 2.98 2.6 2.94 2.98 2.94 2.98 2.9 2.82

41.74 35.98 44.60 36.94 35.98 36.94 35.98 37.90 39.82

43.658 33.466 48.980 35.192 33.466 35.192 33.466 36.830 40.176 37.83 42.86

1 2 3

32 30 36

3.02 3.1 2.86

35.02 33.10 38.86

31.834 28.660 58.860 40.33

4 5 6 7 8 9

33 36 32 29 33 36

2.98 2.86 3.02 3.13 2.98 2.86

35.98 38.86 35.02 32.13 35.98 38.86

33.466 58.860 31.834 27.108 33.466 58.860

1 2 3 4 5 6 7 8 9

31 38 36 41 40 43 39 43 44

3.06 2.78 2.86 2.65 2.7 2.55 2.74 2.55 2.5

34.06 40.78 38.86 43.65 42.70 45.55 41.74 45.55 46.50

30.202 60.682 58.860 47.235 45.430 50.745 43.658 50.745 52.550 48.901

1 2 3 4 5 6 7 8 9

47 45 42 45 47 48 51 52 46

2.35 2.45 2.6 2.45 2.35 2.3 2.15 2.1 2.44

49.35 47.45 44.60 47.45 49.35 50.30 53.15 54.10 48.44

57.965 54.355 48.980 54.355 57.965 50.870 65.300 67.190 56.236 57.024

Rata-rata :

= 42,86 Mpa.

E. PEMBAHASAN.
Pada data yang kami peroleh dalam percobaan, kami dapatkan : Pada tabel 1, nilai rata-rata : 57,04 Mpa Pada tabel 2, nilai rata-rata : 42,86 Mpa

F. SYARAT DAN KETENTUAN.


Menurut SNI 03-4269-1996 tentang Metode pengujian Kuat tekan elemen struktur beton dengan alat hammer test tipe N dan NR: Bahwa dalam pengetestan beton dilapangan membutuhkan hammer test ini karena tidak mungkin membawa contoh beton di lapangan untuk kemudian dibawa ke laboratorium.

G. KESIMPULAN
Nilai dari pembacaan alat skala Hammer test dapat kita lihat dalam tabel di atas, sehingga kita dapat mengetahui nilai kekuatan beton dengan satuan MPa. Dari data yang kami dapat, beton ini memiliki kuat tekan rata-rata 57,04 MPa pada tabel pertama dan 42,86 MPa pada tabel kedua.

H. SARAN
Sebelum melakukan pengetestan terhadap beton, kita harus membuat tanda pada setiap titiknya dan juga menentukan jarak setiap titiknya, sehingga dalam pengetestan kita. Nilai dari pembacaan skala hammer test dapat kita lihat dalam tabel, sehingga kita mengetahui nilai kuat tekan dalam satuan Mpa. Dalam pengetestan beton di dapat data yang bervariasi, itu dikarenakan beberapa faktor yakni: 1. FAS 2. Sifat dari Agregat (gradasi, bentuk, ukuran maksimum agregat ) 3. Cara pengujian ( pencampuran, pengangkutan, penuangan, pemadatan, perawatan) 4. Waktu / Umur Beton (menurut PBI 1971 N.I-2 waktu pengetestan beton yang baik 28 hari). 5. Jenis / kualitas dari semen.

I. LAMPIRAN 1. Data pengujian dengan Hammer Test. 2. Gambar alat Hammer Test 3. Tabel tabel konversi nilai Hammer Test

Alat Hammer Test

Anda mungkin juga menyukai