Anda di halaman 1dari 42

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Anatomi Dalam anatomi manusia, klavikula atau tulang leher diklasifikasikan sebagai tulang panjang yang membentuk bagian dari sabuk bahu (pectoral korset). Ini menerima namanya dari bahasa Latin clavicula ( "kunci kecil") karena tulang berputar sepanjang sumbu seperti kunci ketika bahu diculik. erakan ini jelas. !ada beberapa orang, terutama "anita yang mungkin memiliki lebih sedikit lemak di daerah ini, lokasi tulang terlihat jelas karena menciptakan tonjolan di kulit.

#lavikula adalah melengkung ganda pendek yang menghubungkan tulang lengan (ekstremitas atas) ke tubuh (trunk), yang terletak tepat di atas tulang rusuk pertama. #arena berfungsi sebagai penyangga untuk menjaga posisi skapula sehingga lengan dapat tergantung bebas. $edial, itu artikulasi dengan manubrium sternum (tulang dada) pada sendi sternoklavikularis. !ada akhirnya lateral artikulasi dengan akromion skapula (tulang belikat) di acromioclavicular bersama. %ulat ini memiliki ujung medial dan lateral rata akhir. Dari piramida sternalis sekitar akhir, masing&masing kurva lateral klavikula dan anterior untuk kira&kira setengah panjangnya. Ini kemudian membentuk kurva yang halus posterior untuk mengartikulasikan dengan proses skapula (akromion). 'lat, akhir acromial klavikula adalah lebih luas daripada sternalis akhir. !ada akhir acromial memiliki permukaan kasar yang lebih rendah terkemuka beruang garis dan tuberkel. 'itur permukaan ini situs pelekatan otot&otot dan ligamen dari bahu !ara tulang selangka, juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada, antara tulang dada (sternum) dan tulang belikat (tulang belikat). $udah untuk merasa klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus dengan otot, hanya kulit yang mencakup sebagian besar tulang. (

'raktur klavikula sangat umum. !atah tulang terjadi pada bayi (biasanya selama kelahiran), anak&anak dan remaja (karena tidak klavikula sepenuhnya mengeras, atau mengembangkan, sampai akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh), atau selama banyak jenis kecelakaan dan jatuh.

Fungsi #lavikula melayani beberapa fungsi) * Ini berfungsi sebagai dukungan dari yang kaku skapula dan bebas ekstremitas ditangguhkan. $enyimpan pengaturan ini ekstremitas atas (lengan) dari toraks sehingga lengan memiliki jangkauan maksimum gerak. * $eliputi cervicoa+illary kanal (lorong antara leher dan lengan), melalui mana beberapa struktur penting lulus. * $engirim dampak fisik dari ekstremitas atas ke kerangka aksial. I.2. Fraktur I.2.1. Definisi 'raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan,atau tulang ra"an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (De -ong, .//0). 'raktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang ra"an sendi, tulang ra"an epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial (1asjad, .//2). I.2.2. Etiologi a. 3edera 4raumatik .

(. #ekerasan Langsung #ekerasan langsung menyebabkan fraktur pada titik terjadinya kekerasan, misalnya tulang kaki yang terbentur bumper mobil, maka tulang akan patah tepat di tempat benturan. 'raktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. .. #ekerasan tidak langsung #ekerasan tidak langsung menyebabkan fraktur ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. 5ang fraktur biasanya adalah bagian yang palng lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan. 3ontoh fraktur karena kekerasan tidak langsung adalah bila seorang jatuh dari tempat yang tinggi dengan tumit kaki terlebih dahulu. 5ang fraktur selain tulang tumit, terjadi pula fraktur pada tulang tibia dan kemungkinan pula fraktur pada tulang paha dan tulang belakang. Demikian pula jatuh dengan telapak tangan sebagai penyangga, dapat menyebabkan fraktur pada pergelangan tangan dan tulang lengan ba"ah. 0. #ekerasan akibat tarikan otot 'raktur akibat tarikan otot agak jarang terjadi. 3ontoh fraktur akibat tarikan otot adalah fraktur patela dan olekranon, karena otot triseps dan biseps mendadak berkontraksi. b. 'raktur !atologi Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur. c. 6ecara 6pontan Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus. (7s"ari, .///) 1.2.3. Klasifikasi a. %erdasarkan 8tiologis (. 'raktur traumatik 4erjadi karena trauma yang tiba&tiba. .. 'raktur patologis 0

'raktur yang terjadi pada tulang karena adanya kelainan,penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang. 'raktur patologis dapat terjadi secara spontan atau akibat akibat trauma ringan. 0. 'raktur stres 4erjadi karena adanya trauma yang terus&menerus pada suatu tempat tertentu. b. %erdasarkan Lokalisasi (. 'raktur diafisis .. 'raktur metafisis 0. Dislokasi dan fraktur 9. 'raktur Intra&artikuler c. %erdasarkan :ubungan antara !atahan 4ulang dengan Dunia Luar (. 'raktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. !ada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu) 4ingkat / ) fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. 4ingkat ( ) fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 4ingkat . ) fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. 4ingkat 0 ) cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement. .. 'raktur terbuka (open, compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. 'raktur terbuka dibagi menjadi 0 derajat, yaitu) Derajat I i. Luka ; ( cm ii. #erusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk 9

iii. 'raktur sederhana, transversal, oblik, atau komunitif ringan iv. #ontaminasi minimal Derajat II i. Laserasi < ( cm ii. #erusakan jaringan lunak, tidak luas, flap, avulsi iii. 'raktur komunitif sedang iv. #ontaminasi sedang Derajat III 4erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot dan neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi. 'raktur derajat tiga terbagi atas ) 4ipe III= ) -aringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas, flap, avulsi atau fraktur segmental ,sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka. 4ipe III% ) #ehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif. 4ipe III3 ) Luka pada pembuluh arteri,saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

d. %erdasarkan Derajat atau Luas aris 'raktur (. 3omplete 4ulang patah terbagi menjadi dua bagian (fragmen) atau lebih. >

.. Incomplete (!arsial) %ila antara patahan tulang masih terjadi hubungan sebagian. 'raktur !arsial terbagi lagi menjadi) & 'isura, 3rack, :airline 4ulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di tempat. 'isura tulang dapat disebabkan oleh cedera tunggal hebat atau oleh cedera terus menerus yang cukup lama, seperti juga ditemukan pada retak stress pada struktur logam. & !atah Dahan :ijau ( reenstick 'racture) !atah tulang dahan hijau adalah fraktur dimana patah tulang pada satu sisi sedangkan pada sisi lainnya membengkok. 'raktur ini terjadi pada anak&anak. & %uckle 'racture atau torus fracture 'raktur di mana korteksnya melipat ke dalam dengan kompresi tulang spongiosa di ba"ahnya. e. %erdasarkan aris 'raktur, #onfigurasi 4ulang (. 'raktur 4ransversal aris patah tulang melintang sumbu tulang (?/&(//o dari sumbu tulang), memotong tegak lurus sumbu tulang. .. 'raktur 7blik aris patah tulang melintang sumbu tulang (;?/o atau <(//o dari sumbu tulang), membentuk sudut terhadap sumbu tulang. 0. 'raktur Longitudinal aris patah mengikuti sumbu tulang (sejajar dengan sumbu tulang). 9. 'raktur 6piral aris patah tulang berada di dua bidang atau lebih, garis tulang berbentuk spiral. >. 'raktur 3omminuted , #ominutif !atah tulang komunitif adalah fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen dan saling berhubungan. @. 'raktur 6egmental aris patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. 2. 'raktur $ultipel @

aris patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlaianan tempatnya. ?. !atah 4ulang Impaksi !atah tulang impaksi adalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya. A. !atah 4ulang #ompresi !atah tulang kompresi adalah fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang). (/. Impresi f. %erdasarkan !ergeseran 'ragmen 4ulang (. 'raktur Undisplaced (tidak bergeser) aris patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. .. 'raktur Displaced (bergeser) 4erjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas) Dislokasi ad latitudinem Dislokasi ke arah lintang Dislokasi ad longitudunem 4ulang memanjang karena tarikan terlalu besar (pergeseran searah sumbu) Dislokasi cum kontraktione 4ulang memendek, umumnya disebabkan tarikan dan tonus otot Dislokasi cum distractionem $isal pada patah tulang patela karena tonus m. Buadriseps femoris Dislokasi ad aksim, angulasi !ergeseran yang membentuk sudut, dislokasi ad aksim sering ditemukan pada tulang panjang Dislokasi ad peripheriam Dislokasi karena adanya rotasi !atah tulang yang didapatkan interposisi jaringan lunak di selanya !atah tulang avulsi !atah tulang dengan tarikan pada insersi tendo otot atau ligamentum (De -ong, .//0C 1asjad, .//2) 2

1.2. . Patofisiologi =pabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung maupun tidak langsung. #ekuatan yang tiba&tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. $aka tulang menjadi patah sehingga tulang yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya. !eriosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang berla"anan pada tempat terjadinya trauma. 1uptur pembuluh darah didalam fraktur, maka akan timbul nyeri. 4ulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah akan mati sepanjang satu atau dua millimeter. 6etelah fraktur lengkap, fragmen&fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleha karena kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. 'raktur dapat tertarik dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang, dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara fragmen tulang yang patah. 1.2.!. "am#aran Klinis $anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstrimitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan "arna. (. Dyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang di rancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. .. 6etelah terjadi fraktur, bagian&bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias di ketahui dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. 8kstrimitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot. 0. !ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan diba"ah tempat fraktur. 9. 6aat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainya. ?

>. !embengkakan dan perubahan "arna local pada kulit terjadi sebagai akibat dari trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. 4anda ini biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera (6melEter dan %are, .//.). 1.2.$. Diagnosis a. =namnesa %iasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. =namnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain. 4rauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh dari kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. !enderita biasanya datang karena nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, deformitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala F gejala lain. b. !emeriksaan 'isik !ada pemeriksaan a"al penderita, perlu diperhatikan adanya ) (. 6yok, anemia atau perdarahan .. #erusakan pada organ F organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ F organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen 0. 'aktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis c. !emeriksaan Lokal (. Inspeksi (Look) %andingkan dengan bagian yang sehat !erhatikan posisi anggota gerak #eadaan umum penderita secara keseluruhan 8kspresi "ajah karena nyeri Lidah kering atau basah =danya tanda F tanda anemia karena perdarahan A

=pakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau terbuka 8kstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari !erhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan Lakukan survey pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ F organ lain !erhatikan kondisi mental penderita #eadaan vaskularisasi

.. !alpasi (Feel) !alpasi dilakukan secara hati & hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. :al F hal yang perlu diperhatikan ) 4emperatur setempat yang meningkat Dyeri tekanC nyeri tekan yang bersifat superficial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang #repitasiC dapat diketahui dengan perabaan dan harus hati F hati !emeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku, "arna kulit pada bagian distal daerah trauma, temperature kulit. 0. !ergerakan (Move) !ergerakan dengan meminta penderita menggerakan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. !ada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. dinilai seberapa jauh gangguan&gangguan fungsi, gerakan&gerakan yang tidak
mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi), dan kekuatan. =pakah ada Functio laesa (hilangnya fungsi) atau tidak.

(/

9. !emeriksaan neurologis !emeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris serta gradasi kelainan neurologis. #elainan saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya. >. !emeriksaan trauma di tempat lain $eliputi kepala, toraks, abdomen, pelvis. 6edangkan pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan a"al dilakukan menurut protokol =4L6. Langkah pertama adalah menilai air"ay, breathing, dan circulation. d. !emeriksaan penunjang (. !emeriksaan radiologis Foto %olos !emeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. 4ujuan pemeriksaan radiologis ) Gntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi Gntuk konfirmasi adanya fraktur Gntuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya Gntuk menentukan teknik pengobatan Gntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak Gntuk menentukan apakah fraktur intra&artikuler atau ekstra&artikuler Gntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang Gntuk mengetahui adanya benda asing, misalnya peluru Dua posisi proyeksi (=! dan lateral) Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus di foto (di atas dan di ba"ah sendi yang mengalami fraktur) ((

!emeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua, yaitu )

Dua anggota gerak Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua daerah tulang Dua kali dilakukan foto. !ada fraktur tertentu misalnya fraktur skafoid foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya (/&(9 hari kemudian.

.. !emeriksaan radiologis lainnya 4omografi 34 6can $1I 1adioisotop scanning (1asjad, .//2C 1.2.&. Pen'em#u(an Fraktur (. 'ase :ematoma !erdarahan yang terjadi di sekitar patahan tulang yang disebabkan oleh putusnya pembuluh darah pada tulang dan periost. .. 'ase -aringan 'ibrosis :ematom kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler sehingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. -aringan ini yang menyebabkan fragmen tulang saling menempel. -aringan yang menempelkan fragmen patahan tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa. 0. 'ase -aringan #ondroid dan 7steoid #e dalam hematom dan jaringan fibrosis tumbuh sel jaringan mesenkim yang bersifat osteogenik. 6el ini akan berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang ra"an, sedangkan di tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya relatif banyak, sel ini berubah menjadi osteoblast dan membentuk osteoid yang merupakan bahan dasar tulang. #ondroid dan osteoid a"alnya tidak mengandung kalsium sehingga tidak terlihat pada foto 1ontgen. 9. 'ase !ertautan #linis (.

!ada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. :al ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang. !ada foto 1ontgen, proses ini terlihat sebagai bayangan radio& opak, tetapi bayangan garis patah tulang masih terlihat. >. 'ase 4ulang Lamelar Hoven bone berubah lamellar bone (kalus berubah menjadi hard kalus) dan fragmen menjadi solid. @. 'ase #onsolidasi, 6"apugar (fase union secara radiologik) #alus yang berlebih mulai menghilang serta terbentuk tulang yang normal atau mendekati normal. #analis medularis mulai terbentuk. 6ampai dengan stadium remodeling dibutuhkan "aktu sekitar ( tahun. Damun pada anak, "aktu yang dibutuhkan biasanya lebih cepat, hingga setengah dari rata&rata "aktu penyembuhan pada de"asa. Ini dikarenakan periosteum anak&anak lebih tebal dan dapat menghasilkan kalus dalam "aktu singkat serta lebih banyak (De -ong, .//0) 1.2.). *aktu Pen'em#u(an Fraktur Haktu penyembuhan fraktur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa faktor penting pada penderita, antara lain ) (. Gsia Haktu penyembuhan tulang pada anak&anak lebih cepat dari orang de"asa terutama karena aktifitas proses osteogenesis pada periosteum dan endoesteun dan juga berhubungan dengan proses remodeling tulang pada bayi yang sangat aktif dan makin berkurang apabila usia bertambah. .. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur Lokasi fraktur memegang peranana penting, misalnya, fraktur metafisis penyembuhannya lebih cepat daripada diafisis. 6elain itu konfigurasi fraktur juga berpengaruh, misalnya fraktur transversal lebih lambat penyembuhannya dari fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak. 0. !ergeseran a"al fraktur -ika fraktur tidak bergeser dimana periosreum intak, maka penyembuhan dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser. !ergeseran fraktur yang lebih besar juga akan menyebabkan kerusakan periost yang lebih hebat. (0

9. Iaskularisasi pada kedua fragmen Iaskularisasi kedua fragmen yang baik biasanya mengahasilkan penyembuhan tanpa komplikasi, namun apabila salah satu vaskularisasinya jelek dan mengalami kematian, maka akan menghambat terjadinya union bahkan mungkin mengalami nonunion. >. 1eduksi serta imobilisasi 1eposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu penyembuhan fraktur. @. Haktu imobilisasi %ila mobilisasi tidak dilakukan sesuai "aktu penyembuhan sebelum terjadi union, maka kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat besar. 2. 1uangan antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak %ila terdapat interposisi jaringan baik berupa periost, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur. ?. =danya infeksi %ila terjadi infeksi pada daerah fraktur, maka akan mengganggu terjadinya proses penyembuhan. A. 3airan sinovia !ada persendian dimana terdapat cairan synovial, maka cairan ini merupakan penghambat terjadinya proses penyembuhan. (/. erakan aktif dan pasif anggota gerak erakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan mengingkatkan vaskularisasi daerah fraktur , tapi gerakan y.ang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi akan mengganggu vaskularisasi (1asjad, .//2). 1.2.+. Penilaian Pen'em#u(an Fraktur !enilaian penyembuhan fraktur (union) didasarkan atas union secara klinis dan union secara radiologik. !emeriksaan secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan pada daerah fraktur dengan melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui adanya gerakan atau perasaan nyeri pada penderita. #eadaan ini dapat dirasakan

(9

oleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. =pabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka secara klinis terjadi union dari fraktur. Gnion secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan rontgen pada daerah fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. !ada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fraktur (1asjad, .//2). 1.2.1,. Pen'em#u(an A#normal %a-a Fraktur !enyembuhan abnormal pada fraktur dapat disebabkan oleh imobilisasi yang tidak cukup, infeksi, interposisi dan gangguan perdarahan setempat. !enyembuhan abnormal pada fraktur terdiri dari ) (. $alunion $alunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus,valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna. .. Delayed union Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah "aktu 0 & > bulan (0 bulan untuk anggota gerak atas dan > bulan untuk anggota gerak ba"ah). 0. Donunion =pabila fraktur tidak menyembuh antara @&? bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartritis (sendi palsu). !seudoartritis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama&sama infeksi disebut infected pseudoarthrosis. %eberapa jenis nonunion terjadi memurut keadaan ujung F ujung fragmen tulang ) =tropik ) sama sekali tidak terbentuk kalus (avaskular) :ipertropik ) terbentuk jaringan fibrous (hipervascular) 7ligotropik ) kalus yang terbentuk sedikit (1asjad, .//2) 1.2.11. Penatalaksanaan 1.2.11.1. Prinsi% . Prinsi% Pengo#atan Fraktur / a. !enatalaksanaan a"al (>

!ertolongan pertama $embersihkan jalan napas, menutup luka dengan verban yang bersih dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangkut dengan ambulans.

!enilaian klinis 6ebelum menilai fraktur itu sendiri, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu luka tembus tulang, adakah trauma pembuluh darah,syaraf ataukah trauma alat&alat dalam lain.

1esusitasi -ika pasien datang dalam keadaan syok dilakukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada frakturnya sendiri berupa pemberian transfuse darah dan cairan lainnya serta obat&obat anti nyeri (1asjad, .//2).

b. !rinsip umum pengobatan fraktur =da enam prinsip pengobatan fraktur ) -angan mencederai pasien !engobatan didasari atas diagnosis yang tepat dan prognosisnya 6eleksi pengobatan dengan tujuan khusus, yaitu dengan cara menghilangkan nyeri, memperoleh posisi yang baik dari fragmen, mengusahakan terjadinya penyembuhan tulang, dan mengembalikan fungsi secara optimal %ekerja sama dengan hukum alam %ersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan !emilihan pengobatan dengan memperhatikan setiap pasien secara individu (De -ong, .//0C 1asjad, .//2) 6ebelum mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan definitif, prinsip pengobatan ada empat ( 0) ) - 0e1ognition / diagnosis dan penilaian fraktur !rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis. !ada a"al pengobatan perlu diperhatikan ) (@

lokalisasi fraktur, bentuk fraktur, teknik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan. - 0e-u1tion / reduksi fraktur apabila perlu. !osisi yang baik ) alignment sempurna dan aposisi yang sempurna. 1eduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi semula (reposisi). Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. 0etention / tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi), :al ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih nyaman dan sembuh lebih cepat. - 0e(a#ilitation / mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin. (%ucholE et al, .//@C 1asjad, .//2C :elmi ./(() 1.2.11.2. 2eto-e . 2eto-e Pengo#atan Fraktur a. 'raktur tertutup (. #onservatif - !roteksi semata F mata (tanpa reduksi atau imobilisasi) ) menggunakan sling (mitela). Indikasi ) fraktur yang tidak bergeser. - Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi) ) menggunakan plaster of Paris (gips) atau dengan bermacam F macam bidai dari plastik atau metal. Indikasi ) fraktur yang akan dipertahankan posisinya dalam proses penyembuhan - 1eduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna ) menggunakan gips. Indikasi ) bidai pada fraktur untuk pertolongan pertama, imobilisasi sebagai pengobatan definitive pada fraktur, imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis, untuk alat bantu tambahan pada fiksasi interna yang kurang kuat. - 1eduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi ) dengan traksi kulit dan traksi tulang. - 1eduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi ) dengan menggunakan alat F alat mekanik seperti bidai 4homas, bidai %ro"n %ohler, %idai 4homas dengan Pearson knee flexion attachment. (2

Indikasi ) bila reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi tidak memungkinkanC bila terdapat otot yang kuat mengelilingi fraktur pada tulang tungkai ba"ah yang menarik fragmenC bila terdapat fraktur yang tidak stabil, oblik, fraktur spiral atau kominutif tulang panjangC fraktur vertebra servikalis yang tidak stabilC fraktur femur pada anak&anakC fraktur dengan pembengkakan yang sangat hebat dan terdapat pergeseran yang tidak stabilC sesekali pada fraktur 3olles. 8mpat metode traksi yang digunakan ) traksi kulit, traksi menetap, traksi tulang, traksi berimbang dan traksi sliding. .. 1eduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus dengan K-wire 6etelah dilakukan reduksi tertutup pada fraktur yang tidak stabil, maka reduksi dapat dipertahankan dengan memasukkan #&"ire perkutaneus misalnya pada fraktur suprakondiler humeri pada anak&anak atau fraktur colles. 0. 1eduksi terbuka dengan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang 4indakan operasi harus diputuskan dengan cermat dan dilakukan oleh ahli bedah dan operasi dilakukan secepatnya (dalam satu minggu). =lat F alat yang dipergunakan dalam operasi yaitu ka"at bedah, ka"at #irschner, screw, screw dan plate, pin #untscher intrameduler, pin rush, pin 6teinmann, pin 4rephine, plate and scre" smith !eterson, pin plate telekospik, pin -e"ett dan protesis. 6elain alat&alat metal, tulang yang mati ataupun hidup dapat pula digunakan bonegraft baik autograft,allograft untuk mengisi defek tulang atau pada fraktur yang nonunion. a. 1eduksi terbuka dengan fiksasi interna Indikasi ) 'raktur Intraartikuler (fraktur maleolus, kondilus, olekranon, fraktur patella) 1eduksi tertutup yang mengalami kegagalan (fraktur radius dan ulna disertai malposisi yang hebat atau fraktur yang tidak stabil) -ika ada interposisi jaringan diantara kedua fragmen %ila diperlukan fiksasi rigid (fraktur leher femur) 'raktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi tertutup (fraktur monteggia dan fraktur %ennet) 'raktur terbuka (?

%ila terdapat kontraindikasi pada imobilisasi eksterna sedangkan diperlukan mobilisasi yang cepat (fraktur pada orang tua) 8ksisi fragmen yang kecil 8ksisi fragmen tulang yang kemungkinan mengalami nekrosis avaskuler (fraktur leher femur pada orang tua) 'raktur avulsi (kondilus humeri) 'raktur epifisis tertentu pada rade III dan II (6alter :arris) pada anak & anak 'raktur multiple (fraktur pad tungkai atas dan ba"ah) Gntuk mempermudah pera"atan penderita (fraktur vertebra tulang belakang yang disertai paraplegia)

b. 1eduksi terbuka dengan fiksasi eksterna Indikasi ) 'raktur terbuka grade II&III 'raktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat 'raktur dengan infeksi atau pseudoartrosis 'raktur yang miskin jaringan ikat #adang F kadang pada fraktur tungkai ba"ah penderita D$

(A

9. 8ksisi fragmen tulang dan penggantian dengan protesis !ada fraktur leher femur dan sendi siku orang tua, biasanya terjadi nekrosis avaskuler dari fragmen atau nonunion, oleh karena itu dilakukan pemasangan protesis yaitu alat dengan komposisi metal tertentu untuk menggantikan bagian yang nekrosis b. 'raktur terbuka 'raktur terbuka merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. 6elain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. %eberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penatalaksanaan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, hati&hati, debridement yang berulang&ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yanga adekuat. %eberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka ) i. 7bati fraktur terbuka sebagai satu kega"atan ii. =dakan evaluasi a"al dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian iii. %erikan antibiotic dalam ruang ga"at darurat, di kamar operasi dan setelah operasi iv. 6egera dilakukan debridement dan irigasi yang baik v. Glangi debridement .9&2. jam berikutnya vi. 6tabilisasi fraktur vii. %iarkan luka terbuka antara >&2 hari ./

viii. Lakukan one graft autogenous secepatnya i+. 1ehabilitasi anggota gerak yang terkena (1asjad, .//2) 1.2.12. Kom%likasi Fraktur a. #omplikasi segera 4erjadi pada saat terjadinya patah tulang atau segera setelahnya. (. Lokal #ulit ) abrasi, laserasi, penetrasi !embuluh darah ) robek 6istem saraf ) sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan sensorik 7rgan dalam ) jantung, paru, hepar, limpa (pada fraktur costae), kandung kemih (pada fraktur pelvis) .. Gmum 1udapaksa multiple 6yok ) hemoragik, neurogenik

b. #omplikasi dini 4erjadi dalam beberapa hari setelah kejadian. (. Lokal Dekrosis kulit, gangren, sindrom kompartemen, trombosis vena, infeksi sendi, osteomielitis umum =1D6, emboli paru, tetanus

c. #omplikasi lambat 4erjadi lama setelah fraktur. (. Lokal 6endi ) ankilosis fibrosa, ankilosis osal 4ulang ) gagal taut,taut lama,salah taut distrofi refleks .(

osteoporosis pasca trauma gangguan pertumbuhan osteomielitis patah tulang ulang 7tot,tendo ) penulangan otot, rupture tendo 6araf ) kelumpuhan saraf lambat

.. Gmum batu ginjal (akibat imobilisasi lama di tempat tidur) (De -ong, .//0) 1.3. Fraktur %a-a Anak 1.3.1. "am#aran umum 'raktur pada anak F anak berbeda dengan orang de"asa, karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologis tulang. 1.3.1.1. Per#e-aan anatomi =natomi tulang pada anak F anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang ra"an pertumbuhan. !eriosteum sangat tebal dan kuat dan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang de"asa. 1.3.1.2. Per#e-aan #iomekanik !erbedaan biomekanik terdiri atas ) a. %iomekanik tulang 4ulang anak & anak sangat porous, korteks berlubang F lubang dan sangat mudah dipotong oleh karena kanalis :aversian menduduki sebagaian besar tulang. 'aktor ini menyebabkan tulang anak F anak dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang dibandingkan orang de"asa. 4ulang orang de"asa sangat kompak dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat menahan kompresi. b. %iomekanik lempeng pertumbuhan

..

Lempeng pertumbuhan merupakan tulang ra"an yang melekat erat pada metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian dalamnya oleh proses mamilaris. Gntuk memisahkan metafisis dan epifisis diperlukan kekuatan yang besar. c. %iomekanik periosteum !eriosteum pada anak F anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah mengalami robekan diabandingkan orang de"asa. 1.3.1.3. Per#e-aan fisiologis !ada anak F anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodeling yang lebih besar dibandingkan orang de"asa. a. !ertumbuhan berlebihan (over growth) !ertumbuhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi pada pertumbuhan panjang, karena tulang ra"an lempeng epifisis mengalami hiperemi pada "aktu penyembuhan tulang. b. Deformitas yang progresif #erusakan permanen lempeng epifisis menyebabkan kependekan atau deformitas anguler pada epifisis. c. 'raktur total !ada anak F anak fraktur total jarang bersifat komunitif karena tulangnya sangat fleksibel dibandingkan orang de"asa. =tas dasar kelainan perbedaan anatomi, biomekanik, dan fisiologis, maka fraktur pada anak F anak mempunyai gambaran khas, yaitu ) (. Lebih sering ditemukan .. !eriosteum sangat aktif dan kuat 0. !enyembuhan fraktur sangat cepat 9. 4erdapat problem khusus dalam diagnosis >. #oreksi spontan pada suatu deformitas residual @. 4erdapat perbedaan dalam komplikasi 2. %erbeda dalam metode pengobatan ?. 1obekan ligament dan dislokasi lebih jarang ditemukan .0

A. #urang toleransi terhadap kehilangan darah 1.3.2. Klasifikasi fraktur %a-a anak a. #lasifikasi radiologis 'raktur uckle atau torus 4ulang melengkung 'raktur green stick 'raktur total 'raktur epifisis 'raktur lempeng epifisis 'raktur metafisis 'raktur diafisis 4raumatik !atologis 6tres 'raktur akibat trauma kelainan 'raktur child a use

b. #lasifikasi anatomis

c. #lasifikasi klinis

d. 'raktur khusus pada anak

#elainan lain dapat diterapkan pada klasifikasi fraktur pada orang de"asa. 6atu bentuk fraktur yang khusus pada anak adalah fraktur yang mengenai cakram pertumbuhan (epifisis). 'raktur yang mengenai cakram epifisis ini perlu mendapat perhatian khusus karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan. 'raktur cakram epifisis ini dibagai menjadi lima tipe ) 4ipe ( ) epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis, tetapi periosteumnya masih utuh. 4ipe . ) periost robek di satu sisi di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis lepas sama sekali dari epifisis. 4ipe 0 ) patah tulang cakram epifisis melalui sendi. .9

4ipe 9 ) terdapat fragmen patahan tulang yang garis patahnya tegak lurus cakram epifisis. 4ipe > ) terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis yang menyebabkan kematian dari sebagian cakram tersebut (De -ong, .//0).

1. . Fraktur Kla3ikula 4ulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. 4anpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. 'ungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. 6edangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ&organ dalam seperti jantung, paru&paru dan lainnya. 4ulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. 6elain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Damun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. !atah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan. !eristi"a ini dapat terjadi karena ) (. !eristi"a trauma tunggal. !atah tulang pada peristi"a ini biasanya dikarenakan oleh kekuatan yang tiba&tiba berlebihan dapat berupa pemukulan, penekukan, pemuntiran ataupun penarikan. ..4ekanan yang berulang&ulang. 4ekanan yang berulang&ulang dapat menimbulkan keretakan. 6ebagai contoh seorang pelari yang menempuh jarak jauh dapat mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupun metatarsal. 0. 'raktur patologik. !ada peristi"a ini tulang mengalami patah oleh tekanan yang normal dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. %isa disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya tumor. 1. .2 Etiologi Fraktur Kla3ikula

.>

$enurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar,tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru&baru ini telah diungkapkan bah"a sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Do"ak et a,l DordBvist dan !eterson. !atah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya @J terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. #asus patah tulang ini ditemukan sekitar 2/J adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. #asus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. !ada anak&anak sekitar (/F(@ J dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang de"asa sekitar .,@F >J. 1. .3. Patofisiologi #lavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan embrio minggu ke&> dan @. 4ulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang skapula bersama&sama membentuk bahu. 4ulang klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan 4hora+. 4ulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, keluar, dan ke belakang thora+. !ada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (63). !ada bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (=3). !atah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak diba"ak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. #arena posisinya yang teletak diba"ah kulit maka tulang ini sangat ra"an sekali untuk patah. !atah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. 8nergi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur. 1. . . Klasifikasi #lasifikasi patah tulang secara umum adalah ) & 'raktur lengkap (complete!

.@

=dalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain. & 'raktur tidak lengkap "incomplete! =dalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh). $enurut %lack dan $atassarin ((AA0) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi) & 'raktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit. & 'raktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. 'L =llman tahun (A@2 dan dimodifikasi oleh Deer pada tahun (A@?, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 0 kelompok. (. #elompok () patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 2>&?/J). & !ada daerah ini tulang lemah dan tipis. & Gmumnya terjadi pada pasien yang muda. .. #elompok .) patah tulang klavikula pada sepertiga distal ((>&.>J). 4erbagi menjadi 0 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni, conoid dan trapeEoid). & 4ipe (. !atah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular. & 4ipe . =. 'raktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen. & 4ipe . %. 4erjadi ganguan ligament. 6alah satunya terkoyak ataupun kedua&duanya. & 4ipe 0. !atah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan =3 joint. & 4ipe 9. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas. & 4ipe >. !atah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen. .2

0. #elompok 0) patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (>J) !ada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

1. .! "am#aran Klinis ambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma. !asien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. !ada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang&kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. !embengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan "arna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Gntuk memperjelas dan menegakkan diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ) & !emeriksaan rontgen) Gntuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

.?

& 6can tulang, 34&scan, $1I) $emperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak. 1. .$. Penanganan !ada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk. #ebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa operasi. !era"atan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah tulang. 4ujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. $odifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. %ila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. !eredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. 'raktur (,0 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. %ila fraktur (,0 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. 6elama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang berat. 4indak lanjut pera"atan dilakukan dengan pemantauan yang dijad"alkan ( hingga . minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap . hingga 0 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. !emeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses pera"atan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 9 sampai minggu ke @ (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang). 4anda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal.

.A

4idakan

pembedahan

dapat

dilakukan

apabila

terjadi

hal&hal

berikut

& 'raktur terbuka. & 4erdapat cedera neurovaskuler. & 'raktur comminuted. & 4ulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih. & 1asa sakit karena gagal penyambungan (nonunion). & $asalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion). !emberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. 7bat&obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan D6=IDs seperti ibuprofen. 1. .&. Prognosis !atah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.

1. .). Kom%likasi #omplikasi akut) & 3edera pembuluh darah & !neumouthora+ & :aemothora+ #omplikasi lambat ) 0/

& $al union) proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam "aktu semestinya,namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal. & Don union) kegagalan penyambungan tulang setelah 9 sampai @ bulan

BAB II LAP40AN KA5U5


!asien baru post kecelakaan lalu lintas datang ke I D dalam keadaan sadar. =ir"ay %reathing 3irculation Disability ) 6umbatan jalan napas (&) ) 11) (@ kali,menit (tidak didapatkan tanda&tanda gangguan pernapasan) ) 4D) ((/,2/ mm:g D ) 2? kali,menit (reguler, kuat angkat) ) 36) (> !upil) Isokor 0(

6etelah air"ay, breathing, dan circulation dipastikan KclearL, maka pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan lebih lanjut. II.1. I-entitas Pasien Dama Gmur 4anggal Lahir -enis # elamin =gama =lamat !ekerjaan 6tatus !ernikahan 4anggal $asuk Do. 3$ II.2. Anamnesa =utoanamnesa dan alloanamnesa dilakukan di %angsal 3empaka 16GD =mbara"a pada tanggal (/ Dovember ./(0 ) 6dr. 5% ) (? tahun ) .( =gustus (AA> ) !ria ) Islam ) emenggeng .,(( %anyubiru #ab. 6emarang ) !elajar ) %elum menikah ) 2 Dovember ./(0 ) /9(.?.

Kelu(an Utama / Dyeri pada bahu kanan 0i6a'at Pen'akit 5ekarang / !asien datang ke 16GD =mbara"a dengan keluhan nyeri pada bahu kanan. !asien mengalami kecelakaan lalu lintas (sepeda motor tunggal akibat tergelincir) sejak . hari yang lalu. !asien mengatakan posisi jatuh pada saat kecelakaan, bahu kanan terhantam jalan terlebih dahulu dan pasien merasa ada sesuatu yang patah pada bahu kanannya. Dyeri dirasakan semakin berat jika tangan kanan digerakkan dan nyeri sedikit berkurang saat pasien menopang tangan kanannya. 6elain itu, pasien juga mengeluhkan luka lecet di sikut kanan dan lutut. !ada saat jatuh pasien tidak pingsan dan masih ingat saat kejadian 0.

berlangsung. #epala tidak terbentur. 4idak ada perdarahan yang terjadi. !asien menyangkal adanya pusing, nyeri kepala, mual dan muntah. 0i6a'at Pen'akit Da(ulu / !asien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumya. 1i"ayat trauma sebelumnya (&), D$ (&), hipertensi (&), alergi (&), ri"ayat penyakit tulang (&), ri"ayat operasi sebelumnya (&), ri"ayat kelainan darah (&). 0i6a'at Pen'akit Keluarga / Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien. 1i"ayat D$ (&), hipertensi (&), alergi (&), ri"ayat penyakit tulang (&), ri"ayat kelainan darah (&). 0i6a'at Pengo#atan / !asien belum melakukan pengobatan sebelumnya. II.3. Pemeriksaan Fisik (. 6tatus generalisata a. #G b. #esadaran c. 4anda Iital & & & & & & 4ekanan Darah Dadi 1espirasi 6uhu %erat %adan 4inggi %adan ) ((/,2/ mm:g ) 2.+,menit ) (@+,menit ) 02o 3 ) @/ kg ) (@/ cm ) tampak sakit sedang ) 3ompos $entis, 36 ) 89I>$@

d. #epala e. $ata f. :idung

) $esocephal, rambut hitam, pendek, lurus, tidak mudah dicabut, hematom (&), jejas (&) ) #onjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek cahaya (M,M), reflek kornea (M,M) ) 6ekret (&), mimisan (&), nafas cuping hidung (&) 00

g. $ulut h. 4elinga i. Leher j. 4horak ) & & !ulmo 3or

) 6tomatitis (&), sianosis (&), lidah kotor (&), pembesaran tonsil (&) ) Discharge (&), luka (&) ) !embesaran # % (&), deviasi trakea (&) , -I! tidak meningkat ) 6onor, vesikuler diseluruh lap. paru, suara tambahan (&) ) #onfigurasi kesan dalam batas normal, 6I&II tunggal, bising(&) ) 6upel, tympani, hepar dan lien tak teraba

i. =bdomen j. 8kstremitas & & &

6uperior dekstra ) edema (&), deformitas (&), jejas (&), akral dingin (&), nyeri gerak aktif dan pasif (&) 6uperior sinistra ) lihat status lokalis Inferior ) edema (&), deformitas (&), jejas (&), akral dingin (&), nyeri gerak aktif dan pasif (&)

.. 6tatus Lokalis 1egio 3lavicula De+tra Look 'eel II. . Diagnosis 'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra II. .2 Diagnosis Ban-ing 'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra (,0 medial 'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra (,0 tengah 'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra (,0 lateral ) edema (M), deformitas (M), hematoma (M) ) teraba hangat, nyeri tekan (M), krepitasi (M) nadi dan suhu distal (dbn)

$ovement ) nyeri gerak aktif dan pasif (M), function laesa (M), gerak terbatas II. .1 Diagnosis Klinis

II.!.

Pemeriksaan Penun7ang :asil pemeriksaan laboratorium tanggal ? Dovember ./(0 Pemeriksaan Hematologi Hasil Nilai 0u7ukan 09

-ara( rutin / :emoglobin Leukosit 8ritrosit :ematokrit 4rombosit $3I $3: $3:3 1DH $!I Limfosit $onosit ranulosit Limfosit J $onosit J ranulosit J !34 !DH olongan Darah 3lotting 4ime %leeding 4ime Kimia Klinik 6 74 6 !4 5erologi :%s=g

128, 9 1!83 : 9,(0 328$ 9 0?? &)8+ 9 .A,( 3$8) : (.,0 $83 9 181 9 /,@ 138$ : &8, 9 9,( ))8+ : /,.99 (.,/ 7 0 ) // ( ) // 90 1: Don 1eaktif

(9,/ F (?,/ g,dl 9,/ F (/ ribu 9,/ F @,. juta 9/ F >? J .// F 9// ribu ?/ F A/ mikro m0 .2 F 09 pg 0. F 0@ g,dl (/ F (@ J 2 F (( mikro m0 (,2 F 0,> (/0,mikroL /,. F /,@ (/0,mikroL .,> F 2 (/0,mikroL .> F 0> J 9F@J >/ F ?/ J /,. F /,> J (/ F (? J 0&> (menit)detik) (&0 (menit)detik) ; 92 IG,L ; 0A IG,L D7D 18=#4I'

:asil pemeriksaan rontgen tanggal 2 Dovember ./(0

0>

Dari foto 1ontgen 6houlder De+tra =! didapatkan Diskontinuitas os clavicula de+tra (,0 medial transversal displaced tertutup
II.6.

Diagnosa Ker7a 'raktur os clavicula de+tra (,0 medial transversal displaced tertutup non komplikata Penatalaksanaan 'armakologi & & & & & & & Infus 1L ./ tpm Inj #etorolac 0+(/ mg Inj =sam 4raneksamat 0+(.> mg Inj 1anitidin .+N Inj 3efotaksim .+>// mg =mo+icilin syr 0+( Ibuprofen syr 0+(

II.&.

Don farmakologi & Imobilisasi

4erapi 7peratif ) 71I' II.). Prognosis

Dubia ad bonam

0@

BAB III ANALI5A KA5U5


Analisa Kasus #er-asarkan 54AP III.1. 5 ;5u#7e1ti3e< !asien dengan keluhan nyeri pada bahu kanan. !asien mengalami kecelakaan lalu lintas (sepeda motor tunggal akibat tergelincir) sejak . hari yang lalu. !asien mengatakan posisi jatuh pada saat kecelakaan, bahu kanan terhantam jalan terlebih dahulu dan pasien merasa ada sesuatu yang patah pada bahu kanannya. Dyeri dirasakan semakin berat jika tangan kanan digerakkan dan nyeri sedikit berkurang saat pasien menopang tangan kanannya. 6elain itu, pasien juga mengeluhkan luka lecet di sikut kanan dan lutut.Dyeri dan bengkak merupakan suatu respon inflamasi akibat adanya trauma yang terjadi di daerah lengan kiri ba"ah. %ahu kanan pasien tidak dapat digerakkan karena terbatasnya ruang gerak akibat nyeri yang timbul hal ini diakibatkan karena trauma yang kemungkinan menyebabkan fraktur pada tulang bahu kanan. #emungkinan adanya fraktur tulang bahu kanan dapat diketahui karena bahu kanan terhantam jalan terlebih dahulu dan pasien merasa ada sesuatu yang patah pada bahu kanannya sehingga pada bagian tersebut mendapat tekanan yang paling keras. !ada saat jatuh pasien tidak pingsan dan masih ingat saat kejadian berlangsung. #epala tidak terbentur. 4idak ada perdarahan yang terjadi. !asien menyangkal adanya pusing, nyeri kepala, mual dan muntah. 02

:al ini ditanyakan untuk dapat menyingkirkan adanya gangguan neurologis yang dialami pasien post jatuh.

III.2. 4 ;4#7e1ti3e< !asien 6dr. 5% merupakan pasien post trauma, maka saat pasien pertama kali datang ke I D yang dinilai adalah =ir"ay, %reathing, dan 3irculation. !ada =ir"ay =n. 4H dianggap KclearL karena dapat berbicara dengan baik. %reathing dianggap KclearL karena didapatkan 11 ) (@+,menit (dalam batas normal) dan tidak terdapat tanda&tanda gangguan pernapasan. 3irculation juga dianggap KclearL, berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, "arna kulit tidak pucat, nadi 2. kali,menit (reguler, kuat angkat), tekanan darah ((/,2/ mm:g. 6etelah air"ay, breathing, dan circulation dipastikan KclearL, maka pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan lebih lanjut. 6tatus Lokalis ) 1egio 3lavicula De+tra Look ) edema (M), deformitas (M), hematoma (M)

=danya edema dan deformitas menimbulkan adanya kecurigaan adanya fraktur pada clavicula kanan.

'eel

) teraba hangat, nyeri tekan (M), krepitasi (M) nadi dan suhu distal (dbn)

Dyeri tekan dan rasa hangat pada daerah luka yang dirasakan oleh pasien merupakan suatu respon tubuh yang terjadi pada keadaan pasca trauma, sehingga jaringan tubuh mengalami inflamasi dan mengeluarkan mediaotor&mediator inflamasi yang menimbulkan gejala berupa nyei tekan dan rasa hangat pada daerah luka. $ovement ) nyeri gerak aktif dan pasif (M), function laesa (M), gerak terbatas !ada penialaian kemampuan pergerakan yang dilakukan kepada 6dr. 5% didapatkan bah"a pasien tidak dapat menggerakkan bahunya dan terdapat rasa nyeri pada saat pergerakan baik aktif maupun pasif, hal tersebut mendukung kecurigaan bah"a telah terjadi fraktur pada clavicula 6dr. 5% 0?

Dari pemeriksaan fisik kita mencurigai bah"a pasien mengalami fraktur pada clavicula sebelah kanan, namun untuk memastikan jenis fraktur serta bagian clavicula mana yang terkena, perlu dilakukan pemeriksaan 1ontgen. 6elain itu rontgen juga diperlukan untuk menentukan jenis terapi yang akan dilakukan dan evaluasi terhadap terapi di kemudian hari. 6etelah dilakukan pemeriksaan 1ontgen didapatkan kesan bah"a pasien mengalami fraktur os clavicula de+tra sinistra (,0 medial transversal displaced tertutup non komplikata. III.3. A ;Assesment< 'raktur os clavicula de+tra sinistra (,0 medial transversal displaced tertutup non komplikata

III. . P ;Planning< Farmakologi & Infus 1L ./ tpm 1inger Laktat merupakan salah satu cairan kristaloid yang bersifat isotonik yaitu cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum tubuh. #omposisi 1L terdiri dari DaM ((0/ m8B,L), 3l& ((/A m8B,L), 3a.M (0 m8B,L), dan laktat (.? m8B,L). osmolaritasnya sebesar .20 m7sm,L. 6ediaannya adalah >// ml dan (/// ml. & Inj #etorolac 0+(/ mg #etorolak adalah salah satu dari obat anti inflamasi non steroid (D6=ID), yang biasa digunakan untuk analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Indikasi penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka "aktu penggunaan maksimal selama > hari. 7bat ini menghambat enEim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi ! . terganggu. #etorolak merupakan penghambat siklooksigenase yang non selektif. 6elain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat tromboksan =.. & Inj =sam 4raneksamat 0+(.> mg =sam traneksamat merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk trans dari asam karboksilat sikloheksana aminometil. =sam traneksamat merupakan competitive inhi itor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. !lasmin sendiri berperan 0A

menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan. & Inj 1anitidin .+N 1anitidin merupakan antagonis histamin reseptor :. (antagonis :.) menghambat kerja histamin pada semua reseptor :. yang penggunaan klinisnya ialah menghambat sekresi asam lambung, dengan menghambat secara kompetitif ikatan histamin dengan reeseptor :., Eat ini mengurangi konsentrasi c=$! intraseluler sehingga sekresi asam lambung juga dihambat. & Inj 3efotaksim .+>// mg 3efota+ime adalah antibiotik spektrum luas golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai efek bakterisidal dengan cara menghambat sintesis mukopeptida dinding sel bakteri. 3efota+ime merupakan pilihan lini pertama terhadap bakteri yang resisten terhadap penisilin karena cefota+ime stabil terhadap hidrolisis beta&laktamase. & =mo+icilin syr 0+( =mo+icillin merupakan senya"a penisilin semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spectrum luas yang bersifat bakterisid. & Ibuprofen syr 0+( Ibuprofen adalah golongan obat antiinflamasi nonsteroid yang mempunyai efek sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat enEim siklooksigenase, yang mengakibatkan terhambatnya sintesis prostaBlandin. Ibuprofen mempunyai efek antipiretik dengan cara bekerja di hipotalamus, yang menurunkan panas melalui vasodilatasi dan peningkatan aliran darah perifer. =INDAKAN PE2BEDAHAN (. 71I' (7!8D 18DG34I7D =DD ID481D=L 'IO=4I7D) a. Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur b. 'raktur diperiksa dan diteliti c. 'ragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka d. 'raktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali 9/

e. 6aesudah reduksi fragmen&fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik berupaC pin, sekrup, plate, dan paku
#euntungan)

a. 1eduksi akurat b. 6tabilitas reduksi tinggi c. !emeriksaan struktu neurovaskuler d. %erkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal e. !enyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat f. 1a"at inap lebih singkat g. Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal
#erugian )

a. #emungkinan terjadi infeksi b. 7steomielitis .. 8#6481D=L 'I#6=6I


$etode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas dan tidak untuk fraktur lama

a. !ost eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips. b. 6etelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulang c. Lubang kecil dibuat dari pen metal mele"ati tulang dan dikuatkan pennya. d. !era"atan (&. kali sehari secara khusus, antara lain) 7bsevasi letak pen dan area 7bservasi kemerahan, basah dan rembes 7bservasi status neurovaskuler distal fraktur

9(

DAF=A0 PU5=AKA
%ucholE 1H, :eckman -D, 3ourt&%ro"n 3$. Rockwood # $reen%s Fractures in &dults, @th 8dition. G6=) $aryland 3omposition. .//@. p?/&00( De -ong, Him dan 6jamsyuhidayat, 1. .//0. 'uku &(ar )lmu 'edah *disi +. -akarta) !enerbit %uku #edokteran 8 3 :elmi PD. ./((. 'uku &(ar $angguan Muskuloskeletal. -akarta) 6alemba $edika. p 9((&>> Dayagam 6. ./(/. Principles of Fractures. Dalam) 6olomon L, Har"ick D, Dayagam 6. =pleyQs 6ystem of 7rthopaedics and 'ractures Dinth 8dition. London) :odder 8ducation. p@?2& 20. 7s"ari, 8. .///. 'edah dan Perawatann,a. -akarta) %alai !enerbit 'akultas #edokteran Gniversitas Indonesia 1asjad, 3. .//2. Pengantar )lmu 'edah -rtopedi *disi Ketiga . -akarta) 5asif Hatampone

9.

Anda mungkin juga menyukai