NURUL FAJRI
(G1A008013)
2.
(G1A008029)
3.
.ANNISA AMALIA F.
(G1A008050)
4.
USBATUN LATIFAH
(G1A008078)
5.
(G1A008089)
6.
ANGGRAINI K
(G1A008104)
7.
FADILLA AYUNINGTYAS
(G1A008123)
8.
LOLA SALSABILA
(G1A008135)
9.
10.
(G1A008060)
11.
REDHO AFRIANDO
(G1A008124)
BLOK DERMATOMUSCULOSKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PENDAHULUAN
Arthritis atau nyeri sendi adalah penyakit sendi yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit arthritis seringnya dikeluhkan pasien karena
kualitasnya telah mengganggu aktivitas berupa kesulitan dalam beraktivitas
(seperti berjalan dan menggengnggam) maupun nyeri yang terus-menerus atau
kambuh-kambuhan. Bila tidak jeli dalam membedakannya, terkadang antara satu
jenis penyakit dengan penyakit arthritis lain akan sangat mirip. Oleh karea itu,
agar dapat menegakkan diagnosis yang tepat dan memberikan penatalaksanaan
yang efektif, pemahaman mengenai arthritis perlu dikuasai. Maka pada PBL ke-3
kali ini disajikan sebuah kasus mengenai arthritis agar kami terpacu dalam
mempelajari arthritis secara lebih dalam. Dalam laporan ini akan kami bahas
antara lain mengenai diagnosis-diagnosis yang memungkinkan berkenaan dengan
kasus tersebut. Kemudian dilanjutkan pada hasil diagnosis berdasarkan petunjukpetunjuk selanjutnya pada kasus termasuk didalamnya adalah plan of diagnosis
maupun plan of therapy.
Kasus
Informasi
Ny. U, 63 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan nyeri sendi. Dia
mengatakan bahwa nyeri telah dirasakan sejak 5 bulan. Nyeri tersebut mengenai
kedua tangan meliputi kedua tangan dan jari-jari. Dia menggambarkan nyerinya
sebagai nyeri yang tumpul dan disertai kekakuan sendi. Nyeri ini dirasakan
semakin parah pada sore hari setelah bekerja dan membaik setelah kurang lebih 1
jam. Dia juga mengatakan bahwa jika serangan nyeri datang, dia minum
Piroxicam dan keluhan berkurang.
Batasan Masalah
Ny. U, 63 tahun
Diagnosis awal:
1. Osteoartritis
2. Remathoid Artritis
3. Artritis Gout
4. Lupus Erimatosus Sistemik
5. Artritis Septik Akut
6. Artritis Psoriatik
1. OSTEOARTRITIS
DEFINISI :
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah
suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran
pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa
menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.
ETIOLOGI :
Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah
sehingga tidak akan mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat
berlebihan
atau
mengalami
cedera.
Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada selsel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut
protein yang kuat pada jaringan ikat) dan proteoglikan (bahan yang
membentuk
daya
lenting
tulang
rawan).
menipis
dan
membentuk
retakan-retakan
di
permukaan.
Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang yang terletak
dibawah
kartilago
tersebut,
sehingga
tulang
menjadi
rapuh.
Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah
menjadi kasar dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat
bergerak
secara
halus.
FAKTOR RESIKO:
Wanita
Kegemukan
Riwayat immobilisasi
Neurophaty perifer
PENCEGAHAN OA:
Dengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan
hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau
membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;
DIAGNOSIS OA:
Curigai pada manula dengan gejala OA dan lakukan pemeriksaan Xray
foto pada sendi yang dikeluhkan, khusus untuk lutut pemeriksaan
dilakukan posisi berdiri dan kedua lutut diperiksa untuk pembanding.
Pada foto xray penderita OA kita bisa jumpai adanya osteofit pada pinggir
sendi, penyempitan rongga sendi,peningkatan densitas tulang subkhondral,
kista pada tulang subkhondral, cairan sendi. Pada pemeriksaan
laboratorium penderita OA normal, tapi diperlukan untuk membedakan
dengan penyakit lain.
Pada kasus OA dengan cairan sendi berlebihan diperlukan pemeriksaan
analisis cairan sendi untuk membedakan dengan OA yang terinfeksi,
karena pada OA analisis cairan sendi jernih, kental, sel darah putih <
2000/mL
PENGOBATAN OSTEOARTHRITIS
Edukasi pasien
Obat nyeri
2. REMATHOID ARTRITIS
DEFINISI :
Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah
suatu penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada
sendi. Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap,
suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya
waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai
organ tubuh.
GEJALA RA:
Umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung
selama minimal 6 minggu, yaitu :
Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit
di pagi hari
Nyeri tekan
Demam
Tangan kemerahan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya
nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang
abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.
PENANDA RA YANG TERDAHULU:
Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam
diagnosis RA dan sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki
nilai RF yang positif. Kelemahan RF antara lain karena nilai RF positif
juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya, infeksi kronik, dan
bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).
Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada
awal penyakit sangat dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (antiCCP antibodi) merupakan penanda baru yang berguna dalam diagnosis
PREDILEKSI:
MANIFESTASI KLINIS:
hiperekstensi
Deformitas
Boutonniere
PIP,
(fleksi
PIP,
fleksi
hiperekstensi
DIP)
DIP)
Sindrom
Felty:
RA
aktif,
splenomegali,
dan
neutropenia
FAKTOR RESIKO:
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena
Perbandingannya adalah 2-3:1.
AR
daripada
laki-laki.
Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil)
Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
rematoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
PATOFISIOLOGI:
Membran syinovial pada pasien remathoid arthritis mengalami
hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus
inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam
respon imun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid
arthritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex
class II antigen HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari
molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide
kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa rheumatoid arthritis
disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa
berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen.
Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti
citrullinated protein dan human cartilage glycoprotein 39.
faktor
mengaktiflkan
berbagai
komplemen
melalui
PATAGENESIS:
Pathogenesis Genetik kelainan T supresor tidak dapat merangsang T
Helper glikosilasi Ig G Ig G abnormal di fagosit makrofag (APC)
Penderita RA HLA nya akan sebabkan konstimulator B7 dan B7-2
meningkat terjadi ikatan dengan CD 28 timbul respon imun CD 4 Th 2
timbul anti IgG,IgM,IgA,IgE anti IgG (FR) Komplek imun
kemotaksin PMN Fagositosis lisosim kerusakan tulang rawan .
(Ab IgM anti-IgG) pada 85% pasien RA, namun juga terlihat pada
3%RF populasi sehat dan karena itu menjadi tidak spesifik; kadarnya
Anemia
karena
penyakit
kronis
3. ARTRITIS GOUT
DEFINISI:
Gout atau orang awam bilang asam urat adalah suatu kondisi dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat yang
berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh. Gout ditandai dengan
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi
(radang) pada persendian (artritis). Gout kronik (jangka panjang) dapat
menyebabkan penumpukan asam urat didalam dan sekitar persendian,
menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.
ETIOLOGI:
INSIDENSI:
Usia
: 30 - 40 tahun
Herediter
MANIFESTASI KLINIS:
a.Artritis Gout Tipikal
Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1) Beratnya serangan artritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak
dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri
digambarkan sebagai excruciating pain dan mencapai puncak dalam
24 jam. Tanpa pengobatan pada serangan permulaan dapat sembuh
dalam 3-4 hari.
2) Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi
yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan sakit kalau
digerakkan. Predileksi pada metatarsophalangeal pertama (MTP-1).
3) Remisi sempurna antara serangan akut. An athlete was able to win a
race at the Olympic between his acute attack of gout (Hipokrates).
4) Hiperurikemia
Biasanya berhubungan dengan serangan artritis gout akut, tetapi
diagnosis artritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam
urat serum dapat mempresipitasi serangan gout.
5) Faktor pencetus
Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-obatan dan
tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah
diketahui penderita.
Tofi adalah penimbunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi pada
artritis gout menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang
lebih antara 5-10 tahun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
TATALAKSANA:
Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejalagejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan.
Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk
didalamnya adalah:
PENCEGAHAN:
Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama
diketahui dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout.
Pembatasan purin
Sarden
Kerang
Ikan herring
Kacang-kacangan
Bayam
Udang
Daun melinjo
Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi
karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per
hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum
manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan
meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein
hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan
limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam
urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat
badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang
berasal dari susu, keju dan telur.
Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya
dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total
kalori.
Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum
minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa
berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan
bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak
Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.
Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar
oleh sinar matahari.
Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di
dalam sel-sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus
(peradangan ginjal yang menetap).
Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani
dialisa atau pencangkokkan ginjal.
Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering
ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan
bisa terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem
saraf.
Kejang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan
beberapa kelainan sistem saraf yang bisa terjadi.
Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus.
Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa
menyebabkan stroke dan emboli paru.
Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan
faktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti.
Seringkali terjadi anemia akibat penyakit menahun.
Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis,
endokarditis maupun miokarditis.
Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan tersebut.
Paru-paru
Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi
pleura
Akibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
DIAGNOSA:
PEMERIKSAAN:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear,
yang terdapat pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini
juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika
menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan
untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari
kedua antibodi ini hampir spesifik untuk lupus, tapi tidak semua
penderita lupus memiliki antibodi ini.
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang
berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi
lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan
lamanya penyakit.
2. Ruam kulit atau lesi yang khas
3. Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis
4. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya
gesekan pleura atau jantung
5. Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein
6. Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel
darah
7. Biopsi ginjal
8. Pemeriksaan saraf
TERAPI:
Kortikosteroid
NSAID
Infeksi bakteri piogenik (penghasil nanah) akut pada sendi yang jika tidak
segera ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan pada sendi
EPIDEMIOLOGI:
Pada anak-anak, lokasi yang paling sering terjadi adalah pada sendi
pinggul dan bahu
PENYEBAB:
GEJALA KLINIS:
Gejala klinis yang tampak pada bayi berbeda dengan pada anak-anak dan
dewasa, yaitu :
Bayi
Adanya demam
PEMERIKSAAN TAMBAHAN:
Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan sel darah
putih dan laju endap darah Jika terdapat kecurigaan kearah artritis septik
akut, maka perlu dilakukan segera aspirasi dengan jarum pada sendi yang
terkena sebagai langkah diagnostik dan juga untuk mengetahui bakteri apa
yang menginfeksi supaya penanganannya tepat. Penemuan sel darah putih
yang lebih dari 100.000/ml pada aspirasi jarum merupakan tanda kuat
terjadinya artritis septik akut Pemeriksaan foto roentgen dan juga
ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya
pembengkakan
TATA LAKSANA
Konservatif
Pemberian antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan.
Operasi
Tujuan utama dilakukannya operasi adalah untuk membersihkan nanah
yang ada pada sendi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lenjut pada
sendi. Operasi dapat dilakukan secara tertutup (arthroskopi lavage) atau
dengan pembedahan terbuka. Jika penyakit ini sudah lanjut, maka dapat
dilakukan arthrodesis, yaitu penyatuan sendi, untuk menghilangkan nyeri,
meningkatkan stabilitas, dan mengoreksi kelainan bentuk yang ada.
Namun cara ini akan mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi.
Rehabilitasi
Pada model percobaan, dengan menggunakan tehnik Continuous Passive
Motion (CPM), ternyata dapat mencegah tulang rawan sendi dari
kerusakan.
Sebelum
KOMPLIKASI:
Dini
Kematian
Kerusakan sendi
Sesudah
Kematian tulang
Lanjut
Dislokasi permanent
Fibrous ankylosis
Bony ankylosis
6. ARTRITIS PSORIATIK
DEFINISI:
Artritis Proriatik (Psoriatic arthritis) adalah suatu peradangan sendi
(artritis) yang terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis pada
kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan artritis rematoid, tetapi tidak
menghasilkan antibodi spesifik seperti halnya artritis rematoid.
PENYEBAB:
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Biasanya penderita psoriasis memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk
menderita
artritis.
artritis
didahului
oleh
psoriasis.
Penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Artritis biasanya bersifat
Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisiksisik kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang
berlubang)
Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri sikut, nyeri
pergelangan kaki
mungkin
melibatkan
tendo
Achilles.
DIAGNOSA:
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya lesi kulit disertai pembengkakan
dan nyeri tekan pada persendian. Bisa dilakukan pemeriksaan rontgen
persendian.
PENGOBATAN:
Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk
mengurangi nyeri dan peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk
mengobati artritis rematoid juga digunakan untuk mengobati penyakit ini.
Diantaranya adalah senyawa emas, methotrexate, cyclosporin dan
sulfasalazine. Kadang steroid disuntikkan langsung ke persendian yang
terkena. Obat lainnya adalah etretinat, yang biasanya efektif pada kasus
yang berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa
menyebabkan kelainan bawaan sehingga tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil. Etretinat menetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama, karena itu wanita sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau
minimal 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan. Kombinasi
metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa
mengurangi gejala kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang
belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengganti
persendian
yang
terkena.
hidroterapi.
Informasi 2:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 37,1 derajat celcius, Tekanan
darah 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 84x/menit, Frekuensi napas 16x/menit.
Pemeriksaan fisik pada umumnya dalam batas normal. Pemeriksaan sendi:
Inspeksi:
- terdapat pembengkakan pada MCP digiti I dan DIP digiti II manus dextra
- terdapat pembengkakan pada area carpometacarpal manus sinistra
Palpasi:
- pembengkakan terasa nyeri saat ditekan
- pembengkakan tidak terasa panas
- terdapat keterbatasan ROM pada sendi MCP digiti I dan DIP digiti II manus
dextra
Terdapat krepitasi dan rasa nyeri saat digerakkan
Informasi 3:
Hb 10,5 g/dL ; HcT 31 % ; RF 14 IU/mL (normal <10 IU/mL) ; ANA 80 titer
(normal < 80 titer) ; anti DsDNA 10 titer (normal <10 titer);
Hasil X-Ray tangan: celah sendi CMC I sinistra, MCP I dan DIP II dextra
menyempit, terdapat sklerosis pada tulang yang terlibat, terdapat osteofit pada
CMC I sinistra.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR