Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (GKP 0301) ACARA I MEMBANGUN GEODATABASE DAN GEOREFERENCING

Disusun oleh Nama NIM Hari/Jam Asisten

: Nindito Bayu Laksono : 12/334238/GE/07432 : Senin, 11.00 13.00 WIB : 1. Hayuwindar Paksi 2. Arum Sekar S.

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2013

ACARA I I. JUDUL Membangun Geodatabase dan Georeferencing

II.

TUJUAN 1. Terampil dalam membangun Geodatabase secara benar dan efisien. 2. Dapat melakukan Georefencing

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Seperangkat komputer atau laptop. 2. Perangkat lunak ArcGIS. 3. Data untuk pembuatan Geodatabase dan Georeferencing.

IV.

TINJAUAN PUSTAKA Data spasial merupakan data yang memiliki sistem referensi yang sama dengan sistem referensi koordinat di muka bumi. Data spasial juga dapat diartikan sebagai data yang merepresentasikan aspek keruangan dari suatu fenomena. Sedangkan data atribut merupakan data yang merepresentasikan aspek-aspek deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka dan sebagainya. Data spasial dapat dibagi menjadi 3, yaitu titik, garis dan area; sedangkan data atribut hanya dibagi menjadi dua bentuk yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data data yang ada dapat diproses menggunakan Sistem Informasi Geografi atau sering disebut dengan GIS (Geography Information System). SIG merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi (Bernhardsen, 2002). Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan

pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, memanipulasi data dan presentasi data serta analisis data. Secara garis besar dapat diartikan bahwa dalam mengolah data geografi menggunakan SIG, maka diperlukan perangkat yang mampu mendukung

dalam pemrosesan data yang akan diolah. Perangkat lunak yang dibutuhkan berupa sebuah software. Seiring perkembangan, software yang sering digunakan merupakan software ArcGIS produk dari ESRI. ArcGIS mrupakan sebuah software keluaran dari ESRI yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data spasial dan juga digunakan untuk analisis data. ArcGIS merupakan software atau aplikasi untuk mngolah data informasi geografis dan juga biasanya digunakan untuk mendesain peta. Di dalam ArcGIS terdapat berbagai aplikasi yang dapat digunakan seperti ArcView, ArcCatalog dan ArcMap. Ketika menggunakan perangkat ini, semua pengguna perangkat harus membangun sebuah geodatabase dan juga melakukan

georeferencing.Geodatabase merupakan kumpulan data geografis yang terdapat pada perangkat lunak ArcGIS. Dalam membangun geodatabase dapat dilakukan pada aplikasi ArcCatalog. Ketika sudah membangun geodatabase, maka sebuah data base perlu dilakukan namanya georeferencing.

Georeferencing merupakan langkah untuk melakukan georeferensi suatu data yang berarti untuk melakukan akurasi keberadaan data pada ruang fisik(muka bumi) dlam menentukan lokasi data tersebut sesuai proyeksi peta atau sistem koordinat yang digunakan pada data tersebut.

V.

CARA KERJA Geodatabase merupakan kumpulan data geografis yang terdapat pada perangkat lunak ArcGIS. Untuk membangun geodata base ini dapat dilakukan pada aplikasi ArcCatalog yang tersedia dengan langkah sebagai berikut : 1. Membuka program ArcCatalog dan mengkoneksikan lokasi folder melali ikon connect to folder lalu membuat Personal geodatabase pada folder yang

sebelumnya telah dibuat.

2. Mengatur data environment agar mudah dalam penyimpanan data, klik kanan pada Arctoolbox , pilih environtment

3. Lalu Workspace diatur diisi folder yang akan digunakan dalam mengolah data tersebut

4. Membuat Feature Dataset dengan cara klik kanan pada personal geodatabase dan diberi nama peta_dasar

5. Mengatur proyeksi dengan cara klik next pilih Projected Coordinat SystemUTM WGS 1984 klik nextFinish.

6. Pembuatan Feature Class dengan cara klik kanan pada Feature Dataset Peta_Dasar pilih Feature Classpada panel new feature class mengisi kolom name, alias dan type Next mengisi Field Name dengan tipe data Text Finish.

7. Melakukan tahap nomor 5 untuk feature class sungai

dan jalan (name :

jalan_sedayu; alias : jalan; type : line featrue) Next Finish.

8. Melakukan pembuatan fearure set langkah ke 6 dan langkah 7 dengan nama Feature Dataset Peta_Tematik.

9. Membuat feature class pada feature dataset Peta_Tematik dengan nama Peta_kerapatanvegetasi, Peta_persebarantempatsampah. Peta_teksturtanah, dan

10. Membuat feature class Peta_teksturtanah ter-link-an dengan domain pada Field Properties-Domain.

Membuat link domain dengan Tekstur Tanah

Gunakan langkah 15 untuk Membuat feature class pada feature dataset peta selanjutnya.

VI.

HASIL PRAKTIKUM 1. Geodatabase peta dasar dan tematik (softcopy) 2. Hasil Georeferencing semua data (softcopy)

VII.

PEMBAHASAN Personal geodatabase merupakan dasar dari pengolahan-pengolahan data dalam SIG. secara gamblang personal geodatabase merupakan lemari penyimpan data . Kemudian feature dataset yang dibuat di dalam folder geodatabase dianalogikan seperti rak yang berada di dalam lemari, dan feature class menjadi rak yang lebih kecil lagi yang berada di dalam feature dataset. Jika sudah dibuat geodatabase sedemikian rupa, praktikan akan lebih mudah dan efisien untuk kinerja selanjutnya dalam pengolahan data SIG. Georeferencing merupakan proses menyamakan atau menyatukan koordinat pada data dengan koordinat pada kartesius di program ArcGis. Dalam pelaksanaannya akan ditemukan RMS error (Root Mean Square) yang merupakan error yang ditemukan berupa kelebihan maupun kekurangan angka pada koordinat yang disamakan. Untuk meminimalisir RMS error praktikan harus seterampil mungkin dalam meng-klik 4 titik yang digunakan sebagai titik-titik referencing, titik tersebut harus tepat berada titik sebenarnya pada koordinat peta. Untuk itu digunakan 4 titik yang berada di pojok yang dimana terdapat garis berbentuk plus yang merupakan pertemuan antara dua koordinat. Belum selesai disitu dalam mengklik titik tersebut haruslah sangat tepat ditengah-tengah, agar mudah pertama-tama gunakan data view kemudian zoom in hingga garis pada peta tersebut, sama tebalnya dengan garis kursor point georeferencing, kemudian diletakkan di tengah-tengah titik berbentuk plus tersebut hingga kursor berwarna putih seluruhnya. Pada saat sudah putih seluruhnya harus cepat-cepat diklik karena kursor ini sangat sensitive dan mudah berubah walau hanya 1 mm saja. Setelah dilakukan georeferencing, akan memudahkan praktikan dalam proses-proses pengolahan data selanjutnya seperti menampalkan peta maupun citra, atau pengolahan lainnya.

VIII.

KESIMPULAN

1. Personal geodatabase merupakan dasar dari pengolahan data SIG yang dianalogikan sebagai sebuah lemari dari data-data SIG yang digunakan agar dalam pengolahannya menjadi efisien.

2. Georeferencing penting dilakukan agar tidak membingungkan baik pembuat maupun pembaca data, semakin sedikit RMS error yang ditemukan semakin baik georeferencing tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bernhardsen, Tor. 2002 . Geographic Information Systems : An Introduction. Norwegia : Wiley. GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGis Tingkat Dasar . Nanggroe Aceh Darussalam : Staff Pemerintah Kota Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai