Medissa Nama Wahana: RSUD Sukadana Topik: Retensio urin et causa BPH Tanggal (kasus): 7 juli 2013 Nama Pasien: Tn.A 62th Tanggal Presentasi: 1 Agustus 2013
Tempat Presentasi: RSUD Sukadana Obyektif Presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Manajemen Bayi
Tujuan: mngetahui dan dapat melaksanakan tindakan yang tepat pada pasien retensio urin Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas:
Diskusi
Pos
Data pasien:
Nama klinik: RSUD Sukadana Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan saat pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas dan pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah pinggang disangkal oleh pasien. RT Anus : Tenang Spincter : adekuat Mukosa : licin Ampula : tidak menganga
Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-). HandScoen : feses (+), darah (-), lendir (-). 2. Riwayat Pengobatan: Pasien rutin memeriksakan penyakitnya ke dokter. Sudah pernah disarankan untuk operasi tetapi pasien menolak. 3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien sudah mengalami keluhan serupa sejak 2 tahun yang lalu.
4. Riwayat keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. 5. Riwayat pekerjaan: Tani 4. 5.
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) Kebersihan cukup 7. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS WAHANA) Daftar Pustaka: 1. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT BEDAH DE JONG 2. BUKU AJAR BEDAH UROLOGI 3. WHO - Surgical Care at the District Hospital (WHO 2003) Hasil Pembelajaran: 1. Definisi retensio urin 2. Klasifikasi retensio urin 3. Etiologi retensio urin 4. Patofisiologi retensio urin 5. Penatalaksanaan retensio urin Subjektif Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan saat pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas dan pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah pinggang dan kencing berpasir disangkal oleh pasien.
Objektif VITAL SIGN Keadaan Umum : Tampak sakit sedang. Kesadaran Tekanan darah : CM : 130/70 mmHg Nadi : 84 x/menit. Pernafasan : 24 x/menit. Suhu axilla : 37,1 0C
STATUS INTERNUS : Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : JVP 52 cmH2O THT : tidak ada kelainan Thoraks : Abdomen Inspeksi : distensi ( - ) Palpasi : hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : BU (+) normal Ekstremitas : Refilling kapiler baik, sianosis (-) cor dan pulmo dalam batas normal
Regio Costovertebralis Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda inflamasi tidak ada, alignment tulang belakang lurus, gibbus tidak ada. Palpasi Perkusi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (-) : Nyeri ketok (-)
Regio Suprapubic Inspeksi : Kesan blaas menonjol, warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa. Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, buli-buli teraba, massa tumor tidak teraba
RT Anus : Tenang Spincter : adekuat Mukosa : licin Ampula : tidak menganga Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-). HandScoen : feses (+), darah (-), lendir (-). LABORATORIUM : -
Assesment Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut. Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. Meskipun jarang mengancam jiwa, BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS (lower urinary tractsymptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage symptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputusputus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Pembesaran prostat dianggap sebagai
bagian dari proses pertambahan usia, seperti halnya rambut yang memutih. Oleh karena itulah dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BPH.
Planning 1. Diagnosis : - Retensio urine e.c susp. BPH 2. Pengobatan : Non Medikamentosa Pemasangan Folley catheter no. 16
3. Pendidikan Penyakit yang diderita diakibatkan oleh proses penuaan. Terjadi pembesaran dari kelenjar prostat yang meyebabkan gejala-gejala BAK tidak lancar dan harus menunggu lama untuk mulai BAK. BPH juga dapat menimbulkan komplikasi pada saluran kencing, misalnya infeksi, batu akibat BAK yang sering tertahan. Tindakan pemasangan kateter urin yang di lakukan pada pasien hanya bersifat sementara, mengurangi keluhan pasien. Terapi definitive pada pasien sebaiknya adalah dengan pembedahan. Pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis bedah / bedah urologi untuk penyakitnya ini.
4. Konsultasi Pasien ini diharapkan dapat berkonsultasi kepada ahli bedah / bedah urologi untuk penatalaksanaan selanjutnya