Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USULAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul:

Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa SMKN di Jakarta dengan Diskusi Kelas

Disusun oleh: Deden Luthfi Fermana (5215116399)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus bertumpuh pada

pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran sertanya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang dirumuskan secara jelas dalam UndangUndang No 20 Tahun 2003 pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis bertanggung jawab. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang tergambar dari hasil belajar terus dilakukan. Namun untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini terlihat dengan masih rendahnya daya serap siswa yang tergambar melalui hasil belajar yang diperoleh sebagai indikator mutu pendidikan. Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar disini dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedang perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam dunia pendidikan pada umumnya ditunjukkan dengan prestasi belajar. Artinya bahwa keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya dapat dilihat pada hasil atau pestasi yang dicapai siswa pada setiap rangkaian mata pelajaran. Berdasarkan observasi dan pengalaman di SMA/SMK banyak masalah yang timbul tentang pembelajaran di kelas, baik dari karena factor eksternal maupun internal. Secara khususnya, saya akan membahas masalah cara penyampaian materi kepada siswa, karena tidak semua siswa bisa mengerti dengan satu cara saja.

B.

Rumusan Masalah dan pemecahannya Proses pembelajaran yang berlangsung atau dilaksanakan selama ini masih banyak

bersifat ekspositorik. Guru banyak menyajikan dengan metode ceramah, kurang optimal

dalam memanfaatkan media pembelajaran, sehingga anak kurang terlibat secara aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, anak kurang antusias, anak enggan bertanya kepada guru akibatnya materi yang disampaikan guru tidak terserap dengan baik sehingga banyak anak yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Strategi yang saya pakai dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan cara belajar

interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang lain dengan kata lain dengan metode Diskusi Kelas. Dengan Diskusi Kelas, guru bisa mengetahui karakter setiap siswanya dan setiap siswa pun bisa mengenali siswa yang lain karena dalam proses diskusi kelas, semua siswa bisa dengan leluasa menyampaikan masing-masing pendapatnya dan lebih leluasa juga untuk bertanya tentang apa yang belum ia mengerti. C. Tujuan Penelitin : Berdarkan rumusan masalah yang ada, maka Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menarik minat belajar siswa. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. 3. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Meningkatkan hasil belajar siswa secara menyeluruh.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Bagi Siswa : o Penelitian dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya. o Untuk membantu siswa memudahkan dalam memahami materi dalam pembelajaran.

Bagi Guru : o Memudahkan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Masalah yang telah penulis rumuskan perlu dicari jawabannya, dan untuk

mencari jawabannya perlu dikaji dengan menggunakan teori-teori yang cocok / relevan dengan masalah tersebut. Adapun teori-teori yang terkait dengan alternatif pemecahan masalah dipaparkan sebagai berikut :

1.

Metode Pembelajaran

Konsep Dasar Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran sebagai cara untuk menyampaikan materi atau bahan yang akan diajarkan. Pemilihan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran akan sangat membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang telah dicanangkan. Adapun pengertian metode menurut para ahli sebagai berikut : o Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI : 23 ) Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai maksud dan tujuan. o Winarno Surakhmad ( 1978 : 212 ) Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya : untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. o Roestiyah N.K ( 1991 : 1 ) Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mengajar bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa.

Metode berasal dari bahasa Yunani dari asal kata methodus yang artinya cara penyelidikan. Metode adalah cara melaksanakan sesuatu atau mencari pengetahuan. Dari berbagai pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang sudah dipersiapkan oleh guru dengan sebaik-baiknya untuk mencapai suatu tujuan. Karena metode tersebut pembelajaran, maka disebut metode pembelajaran. dipergunakan dalam kegiatan

Macam-macam metode pembelajaran


Moediono dan Moh. Dimyati ( 1993 : 28 ) mengemukakan ada beberapa metode pembelajaran sebagai berikut : - Metode Ceramah - Metode Tanya Jawab - Metode Diskusi - Metode Kerja Kelompok - Metode Pemberian Tugas - Metode Demonstrasi - Metode Eksperimen - Metode Simulasi - Metode Penemuan ( Inquiry ) - Metode Pengajaran Unit

Mulyani Sumantri dan Johar Purnama ( 2001 : 115 ) menyebutkan bahwa sebenarnya metode mengajar yang dapat dipelajari guru demikian banyak, tetapi beliau memperkenalkan sepuluh metode mengajar yang paling pokok yaitu : Metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode pemberian tugas, metode demontrasi, metode eksperimen, metode simulasi, metode penemuan ( inquiry ) dan metode pengajaran Unit.

2.

Metode Diskusi a. Pengertian

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling tukar pendapat untuk membahas suatu masalah secara bersama-sama dalam mencari pemecahan demi mendapatkan jawaban dan kebenaran masalah yang dibicarakan. Metode diskusi adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada kelompok siswa untuk mengadakan adu argumen secara ilmiah yang berguna untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan maaupun untuk menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Metode diskusi adalah sebagai metode pembelajaran yang melibatkan dan mengaktifkan siswa untuk membicarakan sreta menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat kompleks.

b. Bentuk-bentuk diskusi Diskusi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan tujuan, berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah :

The ocial Problema Meeting


Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelasnya atau di sekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari keadaan sekolahnya dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah yang berlaku.

The Open-Ended Meeting


Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, kehidupan di sekolah dan kehidupan di lingkungan sekitar mereka.

The Educational-Diagnosis Meeting


Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah mereka terima.

3. Kerangka Berpikir

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di SMKN 12 Jakarta dengan jumlah murid 324 orang siswa yang terdiri dari 214 laki-laki dan 110 perempuan yang beraneka ragam latar belakang keluarganya. Lokasi penelitian di SMK Negeri Jakarta, sedangkan waktu penelitian diawali pada tanggal 11 Juli 2014 sampai dengan Desember 2014.

B. Perencanaan dan Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi, dengan menggunakan model siklus sebanyak dua siklus, setiap satu siklus 2 kali pertemuan. 1. Siklus pertama a. Tahap perencanaan merupakan langkah awal dalam penelitian dengan menetapkan rencana yang akan dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMKN 12 Jakarta dengan menggunakan metode diskusi kelas. Rencana yang disusun berkaitan dengan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas. Perencanaan ini juga mencakup tentang kegiatan aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan.

b. Aksi merupakan tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan atau meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XI. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perencanaan dalam siklus pertama, yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas sebagai aksi pertama dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa diberikan soal-soal sementara guru menjelaskan tata cara penyelesaiannya. Selanjutnya siswa diberi soal-soal sebagai tes pertama dalam mengukur hasil belajar siswa, yaitu soal yang relevan dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan menggunakan metode diskusi kelas pada siklus pertama.

c. Observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas sekaligus mengamati dampak dari

tindakan yang dilaksanakan berkaitan dengan pembelajaran. Objek observasi yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran oleh guru, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Demikian pula terhadap partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi merupakan kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan atas hasil dari aksi atau tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas dalam siklus pertama. 2. Siklus kedua a. Tahap perencanaan merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam siklus kedua dengan berdasar pada hasil siklus pertama pada siswa kelas XI SMKN 12 Jakarta. Rencana yang disusun berkaitan dengan langkahlangkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas. Perencanaan ini juga mencakup tentang kegiatan aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan.

b. Aksi merupakan tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan atau meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas XI. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perencanaan dalam siklus pertama sekaligus melakukan perbaikan berdasarkan hasil siklus pertama, yaitu memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas sebagai aksi kedua dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa diberikan soal-soal sementara guru menjelaskan tata cara penyelesaiannya secara diskusi kelas. Selanjutnya siswa diberikan soal-soal sebagai tes kedua dalam mengukur hasil belajar siswa, yaitu soal yang relevan dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan menggunakan metode diskusi kelas pada siklus ke 2.

c. Observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok sekaligus mengamati dampak dari tindakan yang dilaksanakan berkaitan dengan pembelajaran. Objek observasi yaitu berkaitan dengan proses pembelajaran oleh guru, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Demikian pula terhadap partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi merupakan kegiatan hasil dari aksi atau tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelas dalam siklus ke 2.
C. Kriteria Keberhasilan

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif berdasarkan hasil tes penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Nilai yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan menjadi lima kategori. Kriteria untuk menentukan hasil belajar siswa dikenakan teknik kategorisasi sebagai berikut : Skor 0 34 dikategorikan sangat rendah Skor 35 54 dikategorikan rendah Skor 55 64 dikategorikan sedang Skor 65 84 dikategorikan tinggi Skor 85 100 dikategorikan sangat tinggi. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah setelah diterapkan pembelajaran dengan metode diskusi kelas setiap awal pembelajaran, maka kualitas belajar mengalami peningkatan. Kualitas kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Adapun teknik analisis kualitatif akan digunakan kategori ketuntasan belajar siswa yaitu seorang siswa dikatakan telah tuntas hasil belajarnya bila ia telah mencapai skor 65% atau 6,5 dan ketuntasan klasikal tercapai jika minimal 85% mencapai nilai 65 dari skor ideal 100.

DAFTAR PUSTAKA Moedjiono & Moh. Dimyati, 1993. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dep. P & K Mulyana Sumantri & Johan Purnama, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. Sumadi Suryabrata 1995, Metodologi Penelitian. Jakarta ; PT. Raja Grafindo. Suryobroto. 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta Rineka Cipta.TIM SBM UNS. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : Depdiknas Surakarta. TIM penyusun Kamus. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai