Anda di halaman 1dari 7

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 MACAM-MACAM EFLORESENSI Dermatologi dapat dipelajari secara sistematis setelah PLENCK (1776) menulis

bukunya yang berjudul System der Hautkrankheiten. Berdasarkan efloresensi (ruam), penyakit kulit mulai dipelajari secara sistematis. Sampai kini pemikiran PLENCK masih dipakai sebagai dasar membuat diagnosis penyakit kulit secara klinis, walaupun ditambah dengan segala kemajuan teknologi dibidang bakteriologi, mikologi, histopatologi, dan imunologi. Jadi untuk mempelajari ilmu penyakit kulit mutlak diperlukan pengetahuan tentang ruam kulit atau morfologi atau ilmu yang mempelajari lesi kulit. Efloresensi kulit dapat berubah pada waktu berlangsungnya penyakit. Proses tersebut dapat merupakan akibat biasa dalam perjalanan proses patologik. Kadang-kadang perubahan ini dapat dipengaruhi keadaan dari luar, misalnya trauma garukan, dan pengobatan yang diberikan, sehingga perubahan tersebut tidak biasa lagi. Dalam hal ini gambaran klinis morfologik penyakit menyimpang dari biasanya dan sulit dikenali. Demi kepentingan diagnosis penting sekali untuk mencari kelainan yang pertama (efloresensi primer), yang biasanya khas untuk penyakit tersebut. Menurut PRAKKEN (1966) yang disebut efloresensi (ruam) primer adalah : macula, papul, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustule, dan kista. Sedangkan yang dianggap sebagai efloresensi sekunder adalah skuama (sangat jarang sekali timbul sebagai efloresensi primer), krusta, erosi, ulkus dan sikatriks. Untuk mempelajari macam-macam kelainan kulit lebih sistematis sebaiknya dibuat pembagian menurut SIEMENS (1958) yang membaginya sebagai berikut : Setinggi permukaan kulit : o Makula Bentuk peralihan, tidak terbatas pada permukaan kulit : o Eritema o Telangiektasis Di atas permukaan kulit : o Urtika o Vesikel o Bula o Kista o Pustul o Abses o Papul o Nodus o Tumor o Vegetasi Bentuk peralihan, tidak terbatas pada suatu lapisan saja : o Sikatriks (hipertrofi dan hipotrofi) o Cekung o Hipotrofi

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 o o o o o o o o o Anetoderma Erosi Ekskoriasi Ulkus (tukak) Yang melekat diatas kulit (deposit) Skuama Krusta Sel-sel asing dan hasil metaboliknya Kotoran EFLORESENSI SEKUNDER Abses Sikatriks Skuama Krusta Erosi EKskoriasi Ulkus Likenifikasi Guma Fisura EFLORESENSI KHUSUS Vegetasi Antoderma Eksantema

EFLORESENSI PRIMER Makula Papul Plak Urtika Nodus Nodulus Vesikel Bula Pustul Kista Tumor Telangiektasis

Di bawah ini akan diberikan definisi berbagai kelainan kulit dan istilah-istilah yang berhubungan dengan kelainan tersebut Makula Eritema Urtika Vesikel Pustul Bula Kista : kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata Contoh : melanoderma, leukoderma, purpura, petekiemm ekimosis : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang reversibel : Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan : Gelembung berisi cairan serm, beratap, berkurang kurang dari cm garis tengah, dan mempunyai dasar; vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik : Vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel disebut vesikel hipopion : Vesikel yang berukuran lebih besar. Dikenal juga istilah bula hemoragik, bula purulent, dan bula hipopion : Ruangan berdinding dan berisi cairan sel, maupun sisa sel. Kista terbentuk bukan akibat peradangan, walaupun kemudian dapat meradang. Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat dan biasanya dilapisi sel

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 epitel atau endotel. Kista terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup, saluran kelenjar, pembuluh darah, saluran getah bening, atau lapisan epidermis. Isi kista terdiri aras hasil dindingnya, yaitu serum, getah bening, keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan tanduk, dan rambut : merupakan kumpulan nanah dalam jaringan, bila mengenai kulit berarti di dalam kutis atau subkutis. Batas antara ruangan yang berisikan nanah dan jaringan di sekitarnya tidak jelas. Abses biasanya terbentuk dari infiltrate radang. Sel dan jaringan hancur membentuk nanah. Dinding abses terdiri atas jaringan sakit, yang belum menjadi nanah : Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil dari cm, dan berisikan zat padat. Bentuk papul dapat bermacammacam, misalnya setengah bola, contohnya pada eksem atau dermatitis, kerucut pada keratosis folikularis, datar pada veruka plana juvenilis, datar dan berdasar polygonal pada liken planus, berduri pada veruka vulgaris, bertangkai pada fibroma pendulans dan pada veruka filiformis. Warna papul dapat merah akibat peradangan, pucat, hiperkrom, putih, atau seperti kulit disekitarnya. Beberapa infiltrate mempunyai warna sendiri yang biasanya baru terlihat setelah eritema yang timbul bersamaan ditekan dan hilang (lupus, sifilis). Letak paul dapat epidermal atau kutan. : massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, dapat menonjol, jika diameternya lebih kecil daripada 1 cm disebut nodulus : peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrate), diameternya 2 cm atau lebih. Contohnya papul yang melebar atau papul-papul yang berkonfluensi pada psoriasis : istilah umum untuk benjolan yang berdasarkanpertumbuhan sel maupun jaringan. : adalah tumor terdiri atas kumpulan sel radang : pertumbuhan berupa penonjolan bulat atau runcing yang menjadi satu. Vegetasi dapat di bawah permukaan kulit, misalnya pada tubuh. Dalam hal ini disebut granulasi, seperti pada tukak : terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks dapat atrofik, kulit mencekung dan dapat hipertrofik, yang secara klinis terlihat menonjol karena kelebihan jaringan ikat. Bila sikatriks hipertrofik menjadi patologik, pertumbuhan melampui batas kula disebut keloid (sikatriks yang pertumbuhan selnya mengikuti pertumbuhan tumor), dan ada kecenderungan untuk terus membesar. : bila kutis kehilangan elastisitas tanpa perubahan berarti pada bagian kulit yang lain, dapat dilihat bagian-bagian yang bila ditekan dengan jari seakan-akan berlubang. Bagian yang jaringan elastikanya atrofi disebut antoderma. Contoh : striae gravidarum : kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui

Abses

Papul

Nodus Plak

Tumor Infiltrat Vegetasi

Sikatriks

Anetoderma

Erosi

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 stratum basal. Contoh bila kulit digaruk sampai stratum spinosum akan keluar cairan seeus dari berkas garukan Ekskoriasi : bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores sampai ujung papil, makan akan terlihat darah yang keluar selain serum. Kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan saampai dengan stratum papilare disebut ekskoriasi. Ulkus : adalah hilangnya jaringan yang lebih dalamdari ekskoriasi. Ulkus dengan demikian mempunyai tepu, dinding, dasar, dan isi. Termasuk erosi dan ekskoriasi dengan bentuk linear ialah fisura atau rhagades, yakni belahan kulit yang terjadi oleh tarikan jaringan di sekitarnya, terutama terlihat pada sendi dan baras kulit dengan selaput lendir Skuama : adalah lapisan stratum komeun yang terlepas dari kulit. Skuama dapat halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luas sebagai lembaran kertas. Dapat dibedakan, misalnya pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamellar (berlapis), membranosa atau eksfoliativa (lembar-lembaran), dan keratotik (terdiri atas zat tanduk) Krusta : adalah cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan yang nekrotik, maupun benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya) Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas Guma : infiltrate sirkumskrip, menahun, destruktif, biasanya melunak Eksantema : kelainan pada kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat, dan tidak berlangsung lama, umumnya didahului oleh demam Fagedenikum : proses yang menjurus ke dalam dan meluas (ulkus tropikum, ulkus mode) Terebrans : proses yang menjurus ke dalam Monomorf : kelainan kulit yang pada satu ketika terdiri atas hanya satu macam ruam kulit Polimorf : kelainan kulit yang sedang berkembang, terdiri atas bermacam-macam efloresensi Telangiektasis : pelebaran kapiler yang menetap pada kulit Roseola : eksantema yang lenticular berwarna merah tembaga pada sifilis dan frambusta Eksantema skarlatiniformis : erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata, berbentuk eriteme numular Eksantema morbiliformis : erupsi berbentuk eritema yang lentikuler Galopans : proses yang sangat cepat meluas (ulkus diabetikum galopans)

Berbagai istilah ukuran, susunan kelainan/bentuk serta penyebaran dan lokalisasi dijelaskan berikut ini. I. Ukuran a. Miliar : sebesar kepala jarum pentul b. Lentikular : sebesar biji jagung

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 c. Numular : sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah d. Plakat : en plaque, lebih besar dari nummular Susunan kelainan/bentuk a. Liniar : seperti garis lurus b. Sirsinar/anular : seperti lingkaran c. Arsinar : berbentuk bulan sabit d. Polisiklik : bentuk pinggiran yang sambung menyambung e. Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya Bentuk lesi a. Teratur : misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya b. Tidak teratur :Tidak mempunyai bentuk teratur Penyebaran dan lokalisasi a. Sirkumskrip : berbatas tegas b. Difus : tidak berbatas tegas c. Generalisata : tersebar pada sebagian besar bagian tubuh d. Regional : mengenai daerah tertentu badan e. Universalis : seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%) f. Solitar : hanya satu lesi g. Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti pada herpes zoster h. Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu i. Diskret : terpisah satu dengan yang lain j. Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian yang ditinggalkan k. Irisformis : eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna yang lebih gelap di tengahnya l. Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama m. Bilateral : mengenai kedua belah badan n. Unilateral : mengenai sebelah badan

II.

III.

TINDAKAN PROMOTIF DAN PREVENTIF Tindakan Promotif (Peningkatan Kesehatan) Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan agar tidak terserang penyakit : peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan lingkungan pemeliharaan kebersihan diri Olahraga Keseimbangan antara bekerja, berekreasi dan beristirahat

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 Tindakan Preventif (Pencegahan) Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha seperti pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini. pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut, kesegaran jasmaniyang dilakukan secara teratur, penyuluhan tentang penggunaan berbagai alatbantu, misalnya alat bantu dengar, penyuluhan untuk mencegah terhadapkemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut, pembinaan mentaldalam meningkatkan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Primer Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena INDIVIDU

Mencegah kulit kering dengan mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah mandi, Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi, Memasang alat pelembab udara, terutama di ruangan berAC. Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat. Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat berlebihan. Menghindari factor pencetus yang dapat menyebabkan gatal KELOMPOK o Menjaga lingkungan disekitar tempat tinggal agar tetap bersih o Tidak menggunakan alat mandi, pakaian bersama-sama o Menjaga kontak fisik terhadap penderita yang memiliki penyakit kulit yang mudah menular o Membuat ruangan atau tempat tinggal tidak dalam keadaan lembab

Sekunder

Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula. Tertier Pengelolaan penyakit dengan baik agar tidak terjadi komplikasi. -

Tidak menggaruk jika gatal.

Vidia Amrina Rasyada 2011730167 -

Menggunakn obat yang dapat dipergunakan antara lain obat oles antigatal (dengan kandungan mentol, kampor, kalamin dan doxepin HCl) serta obat minum, seperti doxepin dan antihistamin. Memperhatikan efek samping terhadap obat yang dikonsumsi

Anda mungkin juga menyukai