Anda di halaman 1dari 11

LIKEN PLANUS

1.1 Definisi (1,2,5,6)


Liken planus (LP) pertama kali dijelaskan oleh Erasmus Wilson pada tahun 1869. Liken planus diklasifikasikan sebagai pen akit papulosquamous! "alaupun gejala menonjoln a adalah bersisik tetapi tidak sama dengan psoriasis dan pen akit kulit lainn a ang termasuk dalam kategori ini. Liken planus (leichen dalam bahasa #unani berarti $pohon lumut% & planus dalam bahasa Latin berarti $datar%) merupakan suatu kelainan ang unik! suatu pen akit inflamasi ang berefek ke kulit! membran mukosa! kuku! dan rambut. Lesi ang tampak pada lichen planuslike atau dermatitis lichenoid tampak seperti ketombe! beralur halus! kotoran ang kering dari tumbuh'tumbuhan simbiosis ang dikenal sebagai liken. Walaupun morfologi ini mungkin sulit untuk dibandingkan! liken planus merupakan suatu kesatuan ang khusus dengan bentuk papul $li(henoid% ang menunjukkan "arna dan morfologi ang khusus! berkembang di lokasi ang khas! dan pola perkembangan karakteristik ang n ata. Liken planus memiliki karakteristrik tersendiri aitu berupa papul flat'miring ang

ber"arna keunguan. Liken planus paling sering ditemukan pada ektremitas superior! kulit kepala! kuku! genitalia! dan membran mukosa. Liken planus merupakan pen akit kulit mukokutaneus ang gatal! ang mengalami erupsi dan anak'anak jarang mengalamin a daripada orang

de"asa dengan histologi ang pasti. )ekurang'kurangn a *'+ dengan kasus LP terjadi pada umur antara +, dan 6,. Walaupun tidak ada penge(ualian untuk kelompok umur! pen akit ini tidak biasa pada usia ang sangat muda dan sangat tua. Etiologi pasti LP masih belum diketahui! tetapi itu mungkin dihubungkan dengan pen akit sistemik lainn a seperti diabetes mellitus! pen akit kolagen! infeksi kuman -irus dan stress emosional. 1.2 Epidemiologi(5) .istribusi LP ditemukan di seluruh dunia dengan predisposisi tidak berdasarkan ras "alaupun -ariasin a sering terjadi. /ira'kira sebagian pasien dengan lesi pada kulit memiliki lesi oral aitu sekitar *0 1. Liken planus tidak memiliki predisposisi ang kuat untuk setiap jenis kelamin. 2eberapa penulis menemukan 6,1 kasus LP pada "anita. 3ni berarti "anita lebih ban ak daripada pria dengan ratio *4+ dan predominan terjadi pada orang de"asa di usia lebih

dari 5, tahun. Pada daerah tropis dan subtropis kelompok umur muda juga menderita LP. Pre-alensi oral liken planus sekitar 1'*1 dan lebih sering pada perempuan dengan usia 6 5, tahun. .i 7epang pre-alensin a sekitar ,!01! 1!91 di )"edia! *!61 di 3ndia! dan ,!+81 di 8ala sia. 1.3 E iologi (1) Etiologi dari LP belum diketahui se(ara past! ada hipotesis berdasarkan 4 a. adan a initial lichenoma mendahului meluasn a pen kit setelah beberapa bulan. b. 9rauma merupakan pen(entus timbuln a pen akit! oleh karena merupakan faktor pen(entus pada infeksi -irus laten. c. Pen embuhan setelah -aksinasi atau pemebrian antibiotik. d. :okus endemik atau timbul pada keluarga e. Pembiakan dari liken planus pada membran korioalantoikpernah dilaporkan berhasil 1 kali. .ugaan lain didasarkan pada kelainan imunologik! gangguan neurologik! dan stres emosional. Pemeriksaan imunofloresens menunjukkan menut;runn a kadar ig< dan ig8. Pada LP sering dijumpai reaksi graft vs host. 9erdapat kelainan pada urat saraf! misaln a siringom eli! paralisis bulbar! neuritis perifer. #ang diterima sebagai pen(entus faktor psikis. ang mengatakan oleh -irus!

1.! "#nifes #si Klini$ (1,2,3,5,6,%) =ejala ang timbul pada penderita liken planus umumn a berupa rasa gatal! biasan a setelah satu atau beberapa minggu sejak kelainan pertama timbul diikuti oleh pen ebaran lesi. 9empat predileksi kelainan pertama ialah pada ekstremitas! dapat di ekstremitas ba"ah! tetapi ang lebih sering di bagian fleksor pergelangan tangan atau lengan ba"ah! distribusin a simetrik. 9erdapat fenomena /obner (isomorfik)! pada selaput lendir dapat terbentuk kelainan tetapi tidak menimbulkan keluhan. /elainan ang khas terdiri atas papul ang pol gonal! datar dan berkilat! kadang'kadang ada (ekungan di sentral (delle). =aris'garis an aman ber"arna putih ( strie Wi(kham) dapat dilihat pada permukaan papul.

>ariasi bentuk dapat terjadi pada liken planus! dapat terjadi konfigurasi anular ang tebentuk karena papul'papul membentuk lingkaran! atau karena menghilang di sentral dan perluasan ke perifer. /onfigurasi ini sering terlihat pada glans enis. .apat pula berkonfigurasi linear atau ?osteroformis. /elainan di mukosa sangat patognomonik! letakn a di bukal! lidah! bibir! dan seluruh saluran gastrointestinal. Pada -agina dan -esika urinaria terdapat gambaran retikular seperti jala ang terdiri atas garis'garis puth atau strie abu'abu. /elainan mukosa terdapat pada *@+ penderita liken planus. Pada alat kelamin! *01 pria menunjukkan kelainan pada penis terdiri atas papul anular atau strie ang putih! kelainan pada kuku seban ak 1,1. Pada kulit kepala! papul an folikular dapat menimbulkan alopesia bersikatriks. Pada lesi intraoral dapat timbul keluhan rasa tidak n aman sampai n eri atau terbakar ketika makan makanan pedas. Lesi'lesi oral pada liken planus memiliki * tipe 4 1. 9ipe non erosif a. )triae Lesi berupa ban ak garis'garis atau papula'papula putih halus ang tersusun dalam suatu jaringan mirip jala. b. <trofik <kibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai ber(ak'ber(ak mukosa ang merah! tanpa ulserasi. 9ipe striae seringkali dijumpai di tepi lesin a. *. 9ipe erosif a. Plak Lesi berupa ber(ak putih padat ang mempun ai permukaan ang li(in! sedikit tidak teratur! dan asimetris. Lesi tersebut umumn a dijumpai pada mukosa pipi dan lidah. Pasien tidak akan men adari adan a lesi ini. b. Erosif 2ila permukaan epitel sama sekali hilang dan mengakibatkan ulserasi. 8ukosa pipi dan lidah adalah daerah ang umum terkena. Pada a"aln a timbul -esikel atau bulla! ang akhirn a tererosi dan menjadi ulserasi. Lesi'lesi ang matang mempun ai tepi'tepi merah tak teratur! pseudomembran sentral nekrotik ang kekuning'kuningan dan ber(ak putih melingkar ang sering terdapat di perifern a. /eadaan ini sangat sakit dan dapat terjadi (epat sekali.

Pada umumn a ban ak -ariasi se(ara klinik pen akit liken planus ang dikategorikan menurut 4 (1) bentuk lesi! (*) lokasi. 1. &en '$ Lesi #. &en '$ An'le(. 2entuk lesi ini terdapat di punggung dan lebih sering ditemukan di penis serta skrotum. /ira'kira ditemukan pada 1,1 penderita LP. Amumn a papula membentuk gambaran (in(in. 2entuk lain dari anuler liken planus terjadi ketika lesi membesar dengan diameter * sampai + (m dan mengalami hiperpigmentasi. ). E(osi d#n Ulse(#si. 2entuk ini menunjukkan lesi'lesi ang erosif! ang kemudian menjadi ulkus pada selaput lendir ang telah terkena LP. *. A (opi$. 2entuk ini jarang terdapat! tetapi pernah dilaporkan bersama dengan bentuk folikuler! -esikulo bulosa! atau hipertrofik. d. Li$en Pl#n's Guttate. >ariasi ini merupakan bentuk akut dari LP ang paling sering ditemukan. 9erdiri dari papul ang distribusin a luas pada LP. Papul merupakan (iri utama dari LP dengan distribusi ang khas sehingga -ariasi ini berbeda dengan ang lainn a. e. Li$en Pl#n's +oli$'l#( (Li$en Plano-pilaris). Lesi folikuler merupakan bagian dari liken planus tipikal! tetapi kadang'kadang menonjol dan sulit untuk didiganosis. )ementara ma oritas! papuln a datar! lesin a berkelompok seperti $duri% dan berkembang disekitar folikel rambut (liken plano-pilaris). Lesi folikuler terdapat di kulit kepala ang bersisik dan terlihat seperti bekas luka pada alopesia. f. Li$en pl#n's pigmen os's. 8erupakan pigmen kronik ang difus atau retikulasi hiperpigmen dengan makula ang ber"arna (oklat tua pada daerah ang sering terkena paparan sinar matahari seperti "ajah! leher dan daerah lipatan lainn a. g. Li$en pl#n's ,esi$o-)'llos#. >esikel dan bula pada LP pasti ada! akan tetapi kadang'kadang menonjol se(ara bersamaan sehingga sulit untuk didiagnosis. Liken planus bullosa merupakan -ariasi ang

jarang sehingga berkembang menjadi lesi berupa -esikel dan bula pada pen akit liken planus. .. Li$en pl#n's #$ ini$. Bama lain -ariasi ini adalah liken planus subtropik! liken planus tropik! erupsi likenoid aktinik! liken planus aktinikus! liken planus anuler atropi! dan likenoid melanodermatosis. 2. Lo$#si ,#(i#si #. Li$en pl#n's p#d# $'li $ep#l#. )e(ara klinik maupun histologi liken planopilaris atau liken planus folikuler men erang kulit kepala. Pada kulit kepala se(ara tipikal terlihat seperti gabungan papul keratotik ang folikuler ). Li$en pl#n's p#d# K'$'. Permukaan kuku ang menipis merupakan karakteristik dari kuku anabnormal! ridging longitudinal dan adan a retakan@(elah. .asar kuku mengalami perubahan! akan tetapi non spesifik seperti kuning karena adan a kerusakan pada "arna kuku! onikolisis dan hiperkeratosis subungual. *. Li$en pl#n's p#d# el#p#$ #ng#n d#n 'mi . /arakteristik bentuk lesi LP ang terdapat pada telapak tangan dan tumit serta adan a lesi perubahan "arna di tempat lain. 2entukn a terdiri dari papul atau nodul dan lebih aktif di bagian pinggir daripada di tengah. d. Li$en pl#n's p#d# m'$os#. Liken planus men erang selaput di mulut! -agina! esofagus! konjunkti-a! uretra! hidung dan larings. Ciri utaman a adalah eritem dan erosi pada lidah & kadang'kadang ada plak putih dengan rasa n eri dan tidak n aman. .eskuamasi dan erosi pada -ul-a dan -agina disertai dengan rasa n eri terbakar! dispareunia. 1.5 Peme(i$s##n Pen'n/#ng (!,6,%) #. 0es L#)o(# o(i'm 2elum ada analisis pemeriksaan ang spesifik untuk melihat liken planus. 7umlah limfosit dan sel darah putih menurun. Dal ini dikarenakan adan a pengaruh dari akti-itas sitokin di jaringan kulit. /asus ini dikatakan positif jika kulit sensitif dari bahan merkuri dan emas.

). Peme(i$s##n 1is op# ologi Pada epidermis terlihat perubahan berupa hiperkeratosis! akantosis tak teratur! penebalan stratum granulosum setempat! degenerasi men(air membran basalis! dan hilangn a stratum basalis. )trie Wi(kham mungkin ada hubungan dengan bertambahn a akti-itas fokal liken planus dan tidak karena penebalan lapisan granular. 2entuk bula pada LP sangat jarang terjadi! paling menonjol antara lamina basal dan kerotinosis pada sitomembran basal. 1.6 Di#gnosis d#n Di#gnosis &#nding )elain adan a inflamasi ang termasuk diagnosis banding adalah lupus erithematosus (LE)! liken nitidus! liken striatus! liken sklerosus! pitiriasis rosea! eriteme diskromikum perstans (dermatosis ashy)! psoriasis! erupsi likenoid bentuk anuler! =>D. likenoid dan sifilis 33. Pasien dengan pemphigus paraneoplastik memiliki (iri'(iri klinik ang sama dengan erupsi likenoid mukokutaneus. /etika LP men erang mukosa -ul-a! lesi ini se(ara klinik maupun histologi akan sulit dibedakan dari pen akit inflamasi lainn a! terutama liken sklerosus. Antuk menegakkan diagnosis harus melakukan biospi! karena sulit untuk membedakann a dengan pen akit liken planus dilihat dari -ariasi ang ada. 1.% Pengo)# #n(2,!,5,6,%) #. S e(oid 0opi$#l )teroid topikal merupakan pilihan terapi lini pertama pada liken planus mukosa. /eberagaman glukokortikoid topikal telah terlihat efektif. Pada beberapa keadaan dimana iritasi sekunder dan inflamasi jaringan mulut mun(ul dan berkorelasi dengan kolonisasi (andida di mulut! serangkaian terapi antijamur dapat diindikasikan. ). Anes esi 0opi$#l <nastesi topikal juga dilaporkan bermanfaat untuk pasien ang sulit makan dan mengun ah! dan ang sering digunakan adalah kortikosteroid topikal. =lukokortikoid ang mengandung suppositoria -aginal dan rektal biasan a bermanfaat. *. 2l'$o$o( i$oid Sis emi$

=lukokortikoid sistemik memperlihatkan keefektifan dalam pengobatan liken planus erosif oral dan -ul-o-aginal. .osis sistemik dapat digunakan se(ara tunggal! atau! ang tersering! digabungkan dengan kortikosteroid topikal. .osisn a mulai +,'8, mg@hari! diturunkan setelah + sampai 6 minggu setelah menunjukkan perbaikan. Eelaps sering terjadi setelah pengurangan dosis atau penghentian obat. .osis ang lebih besar selalu diperlukan untuk liken planus esofageal. Candidiasis oral merupakan komplikasi ang sering terjadi. d. 2l'$o$o( i$oid opi$#l 1. 9erapi topikal dan sistemik bisa digunakan untuk liken planus di kulit! tetapi penggunaann a tergantung tingkat kronikn a pen akit! gejala'gejalan a! dan respon terhadap pengobatan. =lukokortikoid topikal han a digunakan pada pen akit kulit tertentu. =lukokortikoid topikal ang poten dengan atau tanpa oklusi! adalah bermanfaat bagi liken planus di kulit. *. 9riam(inolon asetonide (0'1, mg@roL) adalah efektif dalam mengobati liken planus di mulut dan kulit.2isa juga digunakan pada liken planus ang terjadi di kuku dengan injeksi di lipatan proksimal kuku setiap 5 minggu. Eegresi terjadi dalam +'5 bulan. Antuk liken planus ang hipertrofi! konsentrasi glukokortikoid intralesi diperlukan ang lebih tinggi diperlukan (1,'*, mg@ml). Fbser-asi untuk mengelak terjadin a komplikasi seperti ng ketat atau atrofi

hipopigmentasi pada tempat tertentu. 7ika adan a tanda'tanda komplikasi tersebut! pengobatan haruslah diberhentikan segera. =lukokortikoid sistemik sangat berguna dan efektif dengan penggunaan dosis lebih dari *, mg@hari (+,'8, mg prednisone) untuk 5'6 minggu dengan dilanjutkan dosis ang dikurangi selama 5' 6 minggu juga. Pengobatan lain termasuklah prednisone 0'1, mg@hari selama +'0 minggu. =ejala (enderung berkurang. 2agaimanapun! kadar relaps selepas berhenti pemakaian obat tidak diketahui. +. Pada liken planus tipe planopilaris! glukokortikoid topikal ang poten dikombinasi dengan glukokortikoid oral! +,'5, mg@hari! selama sekurang'kurangn a + bulan! berja a mengurangi gejala. Bamun! jika berhenti dari pemakaian obat akan men ebabkan relaps. Efek jangka panjang bisa berisiko komplikasi. e. 3e inoid (4(#l Li$en Pl#n's)

1. <sam retinoid topikal (gel tretinoin) menunjukkan keefektifan dalam pengobatan liken planus oral. 3ritasi sering membuat pendekatan terapi pada lokasi ini menjadi kurang bermakna. 3sotretinoin gel juga efektif! terutama pada lesi oral non erosif. Perbaikan biasan a dilaporkan setelah * bulan! "alaupun rekurensi sering terjadi setelah penghentian terapi. Eetinoid topikal sering digunakan bersama kortikosteroid topikal. Walaupun tidak ada bukti dalam uji klinis! terapi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi efek samping pengobatan. *. Etretinate oral telah digunakan seban ak G0mg@hari (,!6 sampai 1!, mg@kg22@hari) untuk likenplanus erosif oral dengan perbaikan ang signifikan pada sebagian besar pasien. Eelaps sering terjadi setelah penghentian pengobatan. f. 3e inoid (Li$en Pl#n's K'li ) Eetinoid sistemik adalah sebagai antiinflamasi dan digunakan sebagai terapi untuk liken planus. Eemisi dan perbaikan setelah pemakaian +,mg@hari asitretin selama 8 minggu. 9retinoin digunakan seban ak 1,'+, mg@hari untuk perbaikan dan efek samping ang ringan. Etretinat dosis rendah seban ak 1,'*, mg@hari selama 5'6 bulan bagus untuk remisi pada liken planus di kulit! mulut. Eespon berkait erat dengan penggunaan dosis. g. Si$lospo(in, 0#*(olim's, d#n Pime*(olim's Penggunaan terapi siklosporin topikal 1,,mg@mL! 0mL + kali sehari menunjukkan hasil ang memuaskan dalam pengobatan liken planus oral. Pen(u(i mulut siklosporin topikal memperlihatkan keefektifan terhadap liken planus oral! terutama untuk bentuk erosif ang berat! tetapi hasiln a tidak lebih baik dari glukokortikoid topikal. /etersediaan imunosupresan agen topikal alternatif! ta(rolimus dan pime(rolimus! berguna untuk mengganti siklosporin topikal. 9a(rolimus! golongan imunosupresan makrolide! ang menekan akti-asi sel 9 pada pen akit mukosa erosif! memberikan pen embuhan ang (epat dari n eri dan rasa terbakar dengan efek samping minimal. )iklosporin oral diberikan dalam rejimen dosis +'1, mg@kg22@hari telah digunakan untuk pen akit ulseratif berat. .. L#in-l#in ag (epat didapatkan dengan penggunaan G0 mg@hari atretinat! tetapi efek samping dari retinoid

1. <ntijamur poliene! griseoful-in! telah digunakan se(ara empiris untuk terapi liken planus oral dan kutaneus& bagaimanapun kurang begitu efektif. <ntijamur ang lebih baru (fluconazole, itraconazole) mungkin berguna dalam pengobatan liken planus dengan pertumbuhan (andida ang berlebihan! terutama ang bersamaan pemberiann a dengan glukokortikod topikal. Pada 6 sebuah minggu studi!hydroxychloroquine *,,'5,,mg@hari selama minimal

menghasilkan pen embuhah sempurna liken planus oral. Perlu kehati'hatian dalam penggunaan h droH (hloroIuine karena antimalaria mungkin merupakan penginduksi liken planus. *. 9halidomide dapat digunakan untuk kasus'kasus rekalsitran terhadap obat'obat lain. .osis dapat dimulai dari 0,mg@hari dan ditingkatkan bertahap sampai *,,mg@hari. +. Extracorporeal hotochemotherapy (ECP) * kali seminggu selama + minggu lalu diturunkan memberikan hasil terapi ang baik. Pada sebuah studi! seban ak G pasien ang diuji(obakan memperlihatkan remisi ang sempurna.!zathioprine, cyclophosphamide, dan mycophenolate mofetil telah memperlihatkan keuntungan dalam pengobatan liken planus! tetapi uji klinis se(ara a(ak menunjukkan hasil ang kurang baik. 5. <ntimalaria! terutama hidroksikloroIuin *,,'5,,mg@hari! sangat berguna untuk mengobati planus. i. Im'nos'p(esif )iklosporin sistemik mempun ai efek ang sangat baik pada liken planus ang resisten. .osisn a seban ak +'1, mg@kg@hari. =atal menghilang selepas 1'*minggu penggunaan obat. Euam menghilang setelah 5'6 minggu. .osis rendah (1.,'*.0 mg@kg@hari) (ukup untuk memberikan efek remisi. Efek ang merugikan adalah terhadap fungsi ginjal! hipertensi! dan relaps. <?atioprin berguna pada liken planus ang sukar diobati! liken planus ang men eluruh dan pemfigoid liken planus. Dasil ang sama didapatkan dengan pemakaian mikofenolat mofetil dengan dosis 10,, mg *H@hari. liken planus aktinik. 3:B'a*b berguna pada liken planus men eluruh.9etapi respon biologik juga men ebabkan eksaserbasi dari liken

/. +o o$emo e(#pi Psoralen dan ultra-iolet4 :otokemoterapi sangat berkesan pada liken planus di kulit ang bersifat seluruh tubuh. Penggunaan dikombinasi dengan glukokortikoid oral untuk memper(epat I respon. Psoralen bisa digunakan saat mandi dengan >>< terapi (aha a dengan menambahkan 0, mg trioH alen ditambah ke dalam 10, L air bersih! kemudian pasien didedahkan pada A>< setelah 1, menit selesai mandi memberikan hasil ang baik. 2erkesan pada liken planus ang lanjut. >>2 juga berkesan pada liken planus di kulit ang sudah meluas. 1.5 P(ognosis (3,5) 0,1 pasien de"asa akan bebas dari lesi di bulan ke'9 setelah onset LP dan 801 setelah onset di bulan ke'18. Pasien LP dengan tanda khas pada mukosa membran dan verrucous memakan "aktu lama untuk mengalami resolusi. <nak'anak (enderung bersifat kronik dan perjalanan pen akitn a panjang. Easa gatal akan menghilang! kemudian papul akan rata pada permukaan kulit! dan akan digantikan dengan hiperpigmentasi post inflamasi (DP3). /adang'kadang lesi hipertropik akan menetap selama berbulan'bulan bahkan sampai *, tahun atau lebih.

DA+0A3 PUS0AKA
1. .juanda! <. *,,8. "lmu enyakit #ulit dan #elamin Edisi #elima $ %iken lanus p. &'&. 7akarta 4 2alai Penerbit :/A3 *. Le Clea(h! L& Chosido"! F. *,1*. %iken planus on (e) England *ournal of +edicine ,--.' p./&,-,&. 8ass(hu(ets 8edi(al )o(iet .

+. Pittelko" 8E! .aoud 8). *,,8. Li(hen planus. 3n4 Wolff =/! =oldsmith L! /at? )! =il(hrest 2! Paller <! eds. 0ermatology in general medicine. /th ed. Be" #ork4 8(=ra"' Dill! *55'00. 5. =on?ale? E! 8omta?e'9 /! :reedman ). 1985. 1ilateral comparison of generalized lichen planus treated )ith psoralens and ultraviolet <. 7 <m <(ad .ermatol 1,4908'961 0. .aoud 8.)! Pittelko" 8.E. Li(hen Planus! in 4 :reedberg 3.8! Eisen <.J! Wolff /! <usten /.:! =oldsmith L.<! /at? ).3! 2itzpatrick 3.1, eds. 0ermatology in 4eneral +edicine Eight Edition, art 3hree 5!6. 7ol. 8. . &9--,8&. 6. )hiohara 9! /ano #. *,,8. %ichen lanus and %ichenoid 0ermatoses! in 4 2olognia L 7ean! 7ori??o L 7oshep! Eapini P Eonald! editors. .ermatolog ! *nd ed. Douston4 9he british librar .1'*8 G. 2urns 9! 2reathna(h )! CoH B! =riffiths C . *,,5. %ichen lanus and %ichenoid 0isorders. :eventh Edition . ;ook<s 3ext 1ook of 0ermatology. 5*.15*.1G

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen20 halaman
    Bab V
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen12 halaman
    Bab V
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen7 halaman
    Lamp Iran
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Tonsilitis 2
    Patofisiologi Tonsilitis 2
    Dokumen2 halaman
    Patofisiologi Tonsilitis 2
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Banding 1
    Diagnosis Banding 1
    Dokumen5 halaman
    Diagnosis Banding 1
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Forensik To 12april14
    Forensik To 12april14
    Dokumen3 halaman
    Forensik To 12april14
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Anastesi
    Anastesi
    Dokumen2 halaman
    Anastesi
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Dokumen2 halaman
    Bab Vii
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Jiwa
    Jiwa
    Dokumen3 halaman
    Jiwa
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • MINPROC
    MINPROC
    Dokumen2 halaman
    MINPROC
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bioetik To 12april14
    Bioetik To 12april14
    Dokumen18 halaman
    Bioetik To 12april14
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Bedah TO Latihan
    Bedah TO Latihan
    Dokumen29 halaman
    Bedah TO Latihan
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • UEIOOWUE
    UEIOOWUE
    Dokumen10 halaman
    UEIOOWUE
    misbah
    Belum ada peringkat
  • Soal Anak
    Soal Anak
    Dokumen3 halaman
    Soal Anak
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Soal Interna
    Soal Interna
    Dokumen5 halaman
    Soal Interna
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat
  • Interna
    Interna
    Dokumen3 halaman
    Interna
    Angga Prawira
    Belum ada peringkat