Anda di halaman 1dari 48

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit di mana mutu pelayanan keperawatan harus dikelola dengan sebaik-baiknya karena pelayanan keperawatan utamanya di Instalasi Rawat Inap dapat menjadi indikator mutu pelayanan Rumah Sakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2000) menunjukkan bahwa gambaran mutu pelayanan keperawatan di berbagai Rumah Sakit Pemerintah di Indonesia belum memuaskan, dan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu asuhan keperawatan, jika ditinjau dari aspek struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan. Sistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan metode yang digunakan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien. (Sitorus;2006) Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan.(Depkes RI;2001). Mutu pelayanan adalah tanggung jawab bersama, setiap individu yang berkaitan langsung dengan pelayanan, mutu tidak saja menjadi tanggung jawab perawat pelaksana yang langsung berhadapan dengan pasien, tetapi juga menjadi tanggung jawab manajer. Kepala Ruang adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan dan ikut bertanggungjawab dalam menghasilkan pelayanan yang bermutu. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu memerlukan sumber daya perawat yang didukung oleh komitmen, motivasi dan faktor eksternal lain seperti kebijakan organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, system penugasan dan pembinaan (Depkes

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

RI. 2004). Sistem atau metode yang dirancang harus merefleksikan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan populasi klien. Strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai kualitas pelayanan keperawatan antara lain : Total Quality Management sebagai filosofi dan proses, adanya dukungan kualitas manajemen dan informasi, dan bencmarking. (Nursalam,2011). Secara operasional manajemen keperawatan merupakan bentuk

kepemimpinan dan pengelolaan oleh departemen/ divisi/ bidang/ seksi keperawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan manajemen bawah. Dalam pelaksanaannyamanajer keperawatan harus memiliki beberapa faktor yaitu: 1) kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin (keterampilan kepemimpinan), 2) kemampuan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen (pengorganisasian dan pengawasan), dan 3) kemampuan menerapkan pengetahuan. (Swansburg ; 2000) Menurut Nurachmah (2000), bagi seorang manajer keperawatan, maka harus memiliki beberapa kompetensi agar pelaksanaan pekerjaannya dapat Berhasil yaitu : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan

kepemimpinan, (kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin) dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen, di mana kelancaran pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat baik juga dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain adanya : visi, misi dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal ruang rawat. struktur organisasi lokal, mekanisme kerja (standar-standar) yang diberlakukan di ruang rawat, sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, metoda penugasan, tersedianya berbagai sumber atau fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang diberikan, kesadaran dan motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada serta komitmen dan dukungan dari pimpinan Rumah Sakit. (Annonymous). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan menurunnya minat masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan di rumah sakit diantaranya adalah: 1) faktor pasien, 2) faktor organisasi unit penyedia pelayanan kesehatan (dalam hal

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

ini rumah sakit), 3) faktor pelayanan klinis terkait kemampuan dokter dan perawat, 4) faktor pelayanan administrasi atau manajemen rumah sakit, dan 5) faktor lingkungan. (Azwar;1996). Untuk itu diperlukan pengembangan yang

dilaksanakan tahap demi tahap berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit tetap dapat mengikuti perubahan yang ada. Apabila rumah sakit tidak mempersiapkan diri secara lebih baik dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, maka sarana tersebut akan dijauhi masyarakat dan masyarakat akan mencari sarana kesehatan alternatif. Untuk itu setiap rumah sakit harus meningkatkan penampilannya secara terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus berkembang. Upaya penyelenggaraan menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari peran penting pelayanan keperawatan. Di unit rawat inap tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan pasien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu karenanya perawat memegang posisi kunci dalam membangun citra rumah sakit. (Nursalam; 2011) Didalam mencapai mutu pelayanan keperawatan, maka upaya

peningkatan mutu disusun berupa kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut Struktur, Proses dan Out Put/Out Come secara objektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menilai mutu serta kewajaran pelayanan tehadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien dan memecahkan masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna. (Monica; 1998) Rumah Sakit Umum Batara Guru adalah rumah sakit type D milik pemerintah kabupaten Luwu dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 119 buah dan 219 karyawan. Meskipun kabupaten Luwu merupakan kabupaten induk, hasil pemekaran menjadi 4 (empat) kabupaten/kota, rumah sakit ini yang memiliki usia paling muda dikawasan Luwu Raya baru mulai didayagunakan pada tahun 2005, dan saat ini terus melakukan pembenahan sarana dan prasarana untuk mendukung pencapaian visinya. (Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012).

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

Dari survei awal diperoleh informasi bahwa pencapaian BOR (Bed Occupancy Rate) tahun 2011 sebesar (45,3 %) dan terjadi kenaikan 1,1 % dari tahun 2010 sebesar (44,2%). Nilai rata-rata lama perawatan pasien di rumah sakit LOS (Length of Stay) pada tahun 2010 mencapai 4,0 hari (di luar target standar), pada tahun 2011 mencapai 5,0 hari (di luar target standar). Begitupun angka pencapaian TOI (Turn Over Interval) yaitu lama rata-rata tempat tidur tidak terisi, pada tahun 2010 sebesar 4,3 hari (tidak memenuhi target standar), pada tahun 2011 mencapai angka 2,0 hari (memenuhi target standar). Jika diamati dari angka pencapaian BTO (Bed Turn Over) yaitu keluar masuknya pasien perawatan baik hidup/ mati per tempat tidur, pada tahun 2011 dan tahun 2010 (tidak memenuhi target standar) artinya intensitas keluar masuk pasien RSUD Batara Guru tergolong rendah. (Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012). Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Batara Guru masih memerlukan pembenahan manajemen pelayanan khususnya manajemen pelayanan

keperawatan. Rumah sait ini berpeluang untuk berkembang dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan Visi Terwujudnya Rumah Sakit Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Melalui Pelayanan Bermutu serta memiliki Misi : memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, melaksanakan prinsip pelayanan prima dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, meningkatkan profesionalisme SDM, menerapkan konsep manajemen mutu (TQM), menyediakan infrastruktur yang memadai, membentuk budaya organisasi, meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit. (Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012). Dari kondisi-kondisi diatas jelas bahwa RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu merupakan tempat belajar yang baik dalam program akademik residensi mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin jurusan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Kegiatan residensi ditujukan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan teori dan konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

dalam membantu rumah sakit untuk menyelesaikan masalah melalui upaya mengidentifikasi permasalahan pelayanan keperawatan dengan pendekatan Problem Solving for Better Nursing Service (PSBNS) atau Fish Bone Analysis dan diharapkan mampu berperan sebagai change agent dengan menerapkan suatu teori berubah. B. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit khususnya manajemen pelayanan

keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di rumah sakit tempat residensi. b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama pihak rumah sakit tempat residensi. c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang telah ditetapkan. d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi rumah sakit. e. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang disepakati bersama unit terkait di rumah sakit. f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil dan dampak pada manajemen keperawatan. g. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerja sama dengan unit terkait di rumah sakit.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

C. Manfaat 1. Bagi program studi Magister Ilmu Keperawatan peminatan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, manfaat residensi adalah peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen secara nyata di rumah sakit. 2. Bagi Rumah Batara Guru, diharapkan dapat membantu rumah sakit untuk menyelesaikan masalah yang bersifat teknis operasional yaitu pembuatan instrument sekaligus uji coba penghitungan beban kerja pada perawat, sehingga diharapkan dapat membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diantaranya mutu pelayanan keperawatan. 3. Bagi mahasiswa program studi Magister Ilmu keperawatan, kegiatan residensi dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman dalam

mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara nyata di rumah sakit.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepemimpinan dalam keperawatan Kepemimpinan merupakan gaya memimpin yang dapat menghasilkan keluaran melalui pengaturan kinerja orang lain. Pemimpin harus mampu memastikan keterampilan bahwa yang bawahan dimiliki melaksanakan dan komitmen pekerjaannya terhadap berdasarkan untuk

pekerjaan

menghasilkan keluaran yang terbaik. Oleh karena itu, kepemimpinan timbul sebagai hasil sinergis berbagai keterampilan mulai dari administrative (perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan), keterampilan teknis (pengelolaan, pemasaran, dan teknis prosedural), dan keterampilan interpersonal. (Nurahmah; 2005). Robbins menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan, yang dapat bersumber dari formal seperti posisi atau kedudukan dalam suatu organisasi dan terdapat enam ciri yang terlihat dari seorang pemimpin yaitu : 1) ambisi dan energi, 2) hasrat untuk memimpin, 3) kejujuran dan integritas, 4) kepercayaan diri, 5) kecerdasan, dan 6) pengetahuan yang relevan dengan tugas pekerjaannya. (Robbins; 2001) Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan

keterampilan seorang manajer keperawatan dalam mempengaruhi perawat lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam memberikan pelayanan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Pemberian pelayanan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang komplek dan melibatkan berbagai individu. Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal, selain dengan menguasai keterampilan di atas tetapi juga apabila seorang manajer keperawatan mampu memperlihatkan keterampilan dalam menghadapi orang lain dengan efektif. Keterampilan tersebut yaitu : 1) kepiawaian dalam menggunakan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

posisi, 2) kemampuan dalam memecahkan masalah secara efektif, 3) ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan, 4) mampu menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja, dan 5) mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi. (Gillies, 1996). Pada hakekatnya pengertian kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kata lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin tersebut. Kepemimpinan manajerial ditandai dengan sifat manajerial dan keterampilan manajerial yang mengarah ke pemberdayaan. Pembuatan keputusan pemimpian dalam sebuah organisasi tergantung pada gaya kepemimpinan. Ada 4 gaya kepemimpin menurut Malayu S.P Hasibuan yaitu : 1. Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang mutlak pada pimpinan. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan Partisipatif Kepemimipinan Partisipatif adalah apabila kepemimpinan dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pengambilan keputusan tetap dilakukan pada pemimpin dengan mempertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. 3. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seseorang pemimpin mendelegasikan ewenang kepada bawahannya secara lengkap, dengan demikian bawahan dapat mengambil keutusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

dalam

melaksanankan

pekerjaannya,

sepenuhnya

diserahkan

kepada

bawahannya. 4. Kepemimpinan Situasional Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pemikiran dasarnya adalah seorang pemimpin yang efekif harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan terhadap perbedaanperbedaan diantara bawahan dan situasi. (Hasibuan ; 2005) Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. (Nurahmah; 2005). Kegiatan tersebut meliputi : 1) perencanaan dan pengorganisasian, manajer keperawatan dituntut untuk mampu membuat rencana kegiatan keperawatan baik yang bersifat teknik atau non teknik keperawatan, 2) penugasan dan pengarahan, manajer keperawatan bertanggung jawab dalam hal ketepatan dan kebenaran pelaksaan proses pelayanan keperawatan pasien, 3) pemberian bimbingan, manajer keperwatan mampu menjadi media konsultasi dan fasilitator pelaksanaan proses pelayanan keperawatan, 4) mendorong kerjasama dan partisipasi, manajer keperawatan dituntut agar dapat membangun kinerja dalam tim 5) koordinasi, diperlukan sebagai sarana konsolidasi proses pelayanan keperawatan yang dilaksanakan, 6) evaluasi penampilan kerja, manajer keperawatan perlu melakukan penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi bawahannya. (Monica ;1998). Kepemimpinan yang efektif didasarkan pada pemikiran yang metodis, yang pertama-tama di ambil dari teori (apa yang terbukti efektif melalui sejumlah besar penelitian) dan kemudian intuisi (apa yang terbukti efektif melalui penelitian tentang pengalaman diri (Monica, 1998). Penggunaan metode ilmiah dalam manajemen adalah untuk membantu pemimpin dalam mengkaji beberapa kebutuhan dari sistem lain dan dalam memilih prioritas, mengidentifikasi elemen

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

orang dan situasi yang penting dalam mengemban tujuan-tujuan khusus, mengkaji secara kritis kekuatan dari orang-orang tersebut dan mengembangkan strategi yang melibatkan kekuatan-kekuatan tersebut dalam pekerjaan (Monica, 1998). Tujuan prioritas dari seorang pemimpin adalah mencapai tujuan-tujuan dengan cara mengaktivasi sebuah sistem. Segala sesuatu yang dilakukan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan harus didasarkan pada strategi yang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, untuk itulah digunakan metode ilmiah sebagai metode penyelesaian masalah (Monica, 1998). Metode penyelesaian masalah terdiri dari : 1. Pengenalan masalah Suatu masalah diidentifikasi melalui perbedaan antar apa yang sedang terjadi secara nyata (actual) dalam suatu situasi dan apa yang seseorang inginkan untuk terjadi (optimal) (Monica, 1998). 2. Defenisi masalah Setelah suatu situasi dikaji untuk menentukan area prioritas kebutuhan, untuk mengidentifikasi apakah kelompoknya sejalan dengan kebutuhan ini (actual), dan untuk mengidentifikasi apakah keinginan seseorang relatif sesuai dengan kebutuhan ini (optimal), maka kemudian dapat ditetapkan suatu masalah (Monica, 1998). 3. Analisa masalah Setelah masalah diidentifikasi, maka masalah haruslah di analisa. Analisis akan menghasilkan tiga tujuan: 1) mengapa masalah terjadi; 2) menganalisa kemampuan kelompok untuk mencapai tujuan (tingkat kematangan); 3) menspesifikasi perilaku kepemimpinan yang tepat, yang diindikasikan oleh tingkat kematangan kelompok, yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan kelompok untuk mencapai tujuan. Keputusan perilaku kepemimpinan yang tepat akan didasarkan pada apa yang bisa berhasil menurut penelitian. (Monica, 1998).

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

10

B. Manajemen keperawatan 1. Pengertian Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh bagaimana manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Menurut Gillies (1996) proses manajemen adalah merupakan rangkaian kegiatan input, proses, dan output. Marquis & Huston (2010) menyatakan proses manajemen dibagi lima tahap yaitu planning, organizing, staffing, directing, controling yang merupakan satu siklus yang saling berkaitan satu sama lain. Manajemen keperawatan adalah keyakinan yang dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas melalui pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi. Manajemen keperawatan terdiri dari manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen operasional adalah pelayanan keperawatan di rumah sakit yang dikelola oleh departemen atau bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah. Menurut Swansburg (2000) manajer keperawatan tersebut harus memiliki beberapa faktor agar penatalaksanaannya berhasil yaitu : (1) Kemampuan menerapkan pengetahuan, (2) Ketrampilan kepemimpinan, (3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, dan (4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen. Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang manajer yaitu kepala ruang yang mampu melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan. Pengelolaan pelayanan keperawatan menggunakan pendekatan

manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

11

dengan menggunakan metode proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien. Dalam manajemen asuhan keperawatan ada tiga komponen penting yaitu manajemen sumber daya manusia dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat, sistem klasifikasi kebutuhan klien dan metode proses keperawatan. 2. Fungsi-fungsi manajemen Manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).

(Nursalam;2011) a. Perencanaan kegiatan keperawatan Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap yang dilaksanakan oleh kepala ruang sebagai pemikiran atau konsep-konsep tindakan tertulis seorang manajer. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan. Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi dan tujuan organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritasnya. Perencanaan diartikan sebagai rincian kegiatan tentang apa yang harus

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

12

dilakukan, bagaimana kegiatan dilaksanakan dan dimana kegiatan itu berlangsung. (Nursalam ;2011) Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien/klien. Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Perencanaan kepala ruang sebagai manajer meliputi perencanaan tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan kepala ruang di ruang rawat inap meliputi perencanaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga, pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali mutu yang akan disusun untuk pencapaian tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Disamping itu kepala ruang merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan staf pada permulaan dan akhir minggu. Tujuan pertemuan adalah untuk menilai atau mengevalkuasi kegiatan perawat sudah sesuai dengan standar atau belum, sehingga dapat dilakukan perubahan-perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut. Adapun langkah-langkah perencanaan kebutuhan tenaga

keperawatan menurut Gillies (1996) meliputi : 1) Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan dan asuhan keperawatan yang akan diberikan. 2) Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk

melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan 3) Menentukan dibutuhkan. 4) Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada. 5) Melakukan seleksi calon-calon yang ada. 6) Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shiff. jumlah masing-masing kategori perawat yang

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

13

7) Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan dan asuhan keperawatan. b. Pengorganisasian kegiatan keperawatan Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi : pola struktur organisasi, penataan kegiatan, dan struktur kerja organisasi. Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah pembagian kerja, kesatauan komando, rentang kendali,

pendelegasian, koordinasi. Dan pengorganisasian bermanfaat untuk : penjabaran terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/ kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi. (Sitorus;2006) Kepala ruang bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap meliputi : 1) Struktur organisasi Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi ruang rawat inap untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung gugat. Bentuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan. 2) Pengelompokan kegiatan Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu

dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Pengelompokan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

14

kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Ini yang disebut dengan metoda penugasan keperawatan. Metoda penugasan tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi klien/keperawatan total, metode tim keperawatan, metode keperawatan primer, dan metode moduler. (Sitorus;2006) 3) Koordinasi kegiatan Kepala ruang sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua tim atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap. 4) Evaluasi kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang

berkewajiban untuk member arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar penampilan kerja. 5) Kelompok kerja Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan kerjasama antar staf dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan. c. Pengarahan kegiatan keperawatan Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan adalah agar membuat perawat atau staf melakukan apa

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

15

yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Kepala ruang dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui : saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi. Kegiatan saling memberi motivasi merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh kepala ruang adalah selalu memberikan reinforcement terhadap hal-hal yang positif, memberikan umpan balik, memanggil perawat yang kurang termotivasi, mungkin prestasi yang dicapai perlu diberikan penghargaan. Di ruang rawat inap terdiri dari personil berbagai latar belakang yang dapat menjadikan masalah/konflik. Masalah/konflik yang terjadi tidak dibiarkan

berkepanjangan dan harus diselesaikan secara konstruktif. Pendekatan yang digunakan kepala ruang dalam menyelesaikan masalah adalah : 1) Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak-pihak yang berkonflik 2) Mengidentifikasi penyebab-penyebab timbulnya konflik tersebut 3) Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan 4) Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan 5) Menerapkan alternatif terpilih 6) Melakukan evaluasi peredaan konflik Pendelegasian tugas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan ruangan Pendelegasian digolongkan menjadi 2 jenis yaitu terencana dan insidentil. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang memang otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang rawat inap, bentuknya dapat pendelegasian tugas kepala ruang kepada ketua tim, kepada penanggung jawab shift.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

16

Pendelegasian insidentil terjadi bila salah satu personil ruang rawat inap berhalangan hadir, maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan baik lisan maupun tertulis. Komunikasi lisan diselenggarakan melalui proses : operan, konferens, konsultasi, dan informal antar staf. Komunikasi tertulis diselenggarakan melalui media yaitu papan tulis, buku laporan ruangan, atau pesan-pesan khusus tertulis. Kolaborasi dan koordinasi dilakukan oleh kepala ruang dengan semangat kemitraan dengan tim keswa, seperti konsultasi dengan tim medis terkait dengan program pengobatan, psikolog, pekerja sosial, tim penunjang pelayanan di ruang rawat inap. Selain itu perlu dilakukan koordinasi dengan unit atau bidang lain seperti : instalasi gizi, instalasi farmasi, instalasi IPRS, bidang pelayanan medik, bidang penunjang medik, bidang kesekretariatan, serta unit rawat jalan dan rawat darurat. d. Pengawasan kegiatan keperawatan Pelayanan rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya pasien dan keluarganya. Untuk itu rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya. Pelayanan yang berkualitas perlu didukung oleh sumber-sumber yang memadai yaitu sumber daya manusia, standar pelayanan (Standar Asuhan Keperawatan), dan fasilitas. Sumber-sumber tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tercapai kualitas yang tinggi dengan biaya yang seminimal mungkin. Untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit tersebut, khususnya pelayanan keperawatan diperlukan supervisi keperawatan. Supervisi keperawatan adalah proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun tujuan dari supervisi keperawatan tersebut adalah pemenuhan dan peningkatan kepuasan pelayanan pada pasien dan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

17

keluarganya. Jadi supervisi difokuskan pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan perawat untuk melakukan tugasnya. Kegiatan supervisi merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh pengelola (manajer) dari yang terendah, menengah dan atas. Manajer yang melakukan fungsi supervisi disebut supervisor. Di rumah sakit manajer keperawatan yang melakukan fungsi supervisi adalah kepala ruang, pengawas keperawatan, kepala seksi, kepala bidang dan wakil direktur keperawatan. Maka semua manajer keperawatan perlu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran dan fungsinya sebagai supervisor. Tanggung jawab supervisor dalam manajemen pelayanan

keperawatan adalah : 1) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan 2) Menilai kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan 3) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan,bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait. 4) Memantapkan kemampuan perawat. 5) Pastikan praktek keperawatan profesional dijalankan. Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar peran dan fungsi supervisi dapat dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan keperawatan, akibatnya perawat pelaksana mengambil keputusan tentang tindakan keperawatan tanpa penilaian dan pengalaman yang matang sehingga kualitas asuhan keperawatan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Akhirnya dapat terjadi kecelakaan, kegagalan terapi, salah pengertian atau malpraktek. Proses supervisi praktek keperawatan meliputi tiga elemen yaitu : 1) Standar praktek keperawatan, sebagai acuan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

18

2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan, sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian atau kesenjangan. 3) Tindak lanjut, baik berupa upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki. Adapun area yang disupervisi adalah : 1) Pengetahuan dan pengertian tentang pasien dan diri sendiri 2) Ketrampilan yang dilakukan sesuai dengan standar 3) Sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan. Cara supervisi yang dilakukan dapat secara langsung dan tidak langsung. Supervisi langsung dapat dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung, dimana supervisor terlibat langsung dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Supervisi tidak langsung dapat dilaksanakan dengan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Disini ada kesenjangan fakta dimana supervisor tidak terlibat langsung dilapangan. e. Pengendalian kegiatan keperawatan Adalah penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan mengukur dan mengkaji struktur, proses dan hasil pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standar dan keadaan institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas. Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan indikator proses yaitu nilai dokumentasi

keperawatan, indikator out put yaitu tingkat kepuasan pasien/klien, tingkat kepuasan perawat, lama hari rawat. Untuk kegiatan mutu yang dilaksanakan kepala ruang meliputi : Audit dokumentasi proses keperawatan tiap dua bulan sekali, survey kepuasan pasien/klien setiap kali pulang, survey kepuasan perawat tiap enam bulan, survey kepuasan tenaga kesehatan lain, dan perhitungan lama hari rawat klien, serta melakukan langkah-langkah perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

19

3. Peran manajer keperawatan Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas sebelumnya: (1) komunikasi, (2) potensial perkembangan, (3) kebijaksanaan, (4) gaji dan upah, dan (5) kondisi kerja. (Nursalam, 2011). a. Peran dan fungsi bidang keperawatan Adapun peran dan fungsi bidang pelayanan keperawatan di rumah sakit (Depkes RI;2004) 1) Mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di unit-unit pelayanan keperawatan. 2) Mengkoordinasikan tenaga keperawatan khususnya yang ditugaskan dalam bidang pelayanan keperawatan. 3) Menetapkan dan menerapkan filosofi, tujuan dan standar keperawatan pasien dalam pelayanan keperawatan. 4) Menyususn perencanaan pelayanan keperawatan, sesuai dengan lingkup kewenangannya dan perencanaan implementasi untuk setiap tingkat tenaga keperawatan.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

20

5) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi bidang pelayanan keperawatan dengan fungsi bidang pelayanan yang lain agar dapat memberikan pelayanan terpadu, 6) Estimasi tuntutan kebutuhan bidang pelayanan keperawatan dan mengusulkan kebijakan serta prosedur untuk menjaga kestabilan kemampuan staf yang adekuat. 7) Mengembangkan metoda kerja bagi staf keperawatan sehingga dapat bekerja sama dengan staf lain di rumah sakit. 8) Partisipasi dalam penyusunan kebijakan personalia rumah sakit, menerapkan kebijakan yang telah ditentukan serta mengevaluasi hasilnya. 9) Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan baik perawatan pasien maupun pelayanan keperawatan. 10) Estimasi kebutuhan tenaga keperawatan, menetapkan standar

ketenagaan, baik kuantitas maupun kualitas untuk memelihara pelayan keperawatan yang bermutu. 11) Estimasi kebutuhan fasilitas keperawatan, pengadaan perlengkapan maupun perlatan serta sistem dan prosedur pengawasan dan evaluasinya. 12) Partisipasi dalam perencanaan anggaran pendapatan dan biaya tahunan rumah sakit, terutama yang berhubungan dengan pelayanan

keperawatan. 13) Mengambil inisiatif dan partisipasi dalam penelitian bidang

keperawatan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit. 14) Menyelenggarakan program pembinaan dan latihan yang

berkesinambungan bagi tenaga keperawatan di rumah sakit. 15) Partisipasi dalam program bimbingan siswa/mahasiswa tenaga kesehatan untuk pengalaman praktek

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

21

16) Menciptakan dan melaksanakan sistem dan prosedur evaluasi pelayanan keperawatan pada unit-unit keperawatan b. Peran kepala ruangan Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut Depkes (2004), adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan. b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan. c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien. 2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi: a) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat. b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian). c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat. d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart. e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat. f) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta

mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal. g) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

22

h) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai. i) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan. j) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya. k) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program. l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan. m) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah berlangsung. n) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung o) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya p) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung q) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data

pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar r) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit s) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

23

t) Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan u) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan v) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya w) Memelihara buku register dan bekas catatan medis x) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat 3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi: a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan. b) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah) mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat obatan secara efektif dan efisien. c) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat c. Peran Perawat Pelaksana Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

24

perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara langsung atau tidak langsung. Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai: 1. Comferter Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien. Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien. 2. Protector dan Advocat Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan. Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu

mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak haknya bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak hak klien melalui caracara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak hak klien.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

25

3. Communication Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup

komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lainlain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. 4. Rehabilitator Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal. Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005) 4. Pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah : a. Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

26

yaitu pendekatan manajemen terdiri dari : 1) Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan), 2) Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien. 3) Pengarahan. Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik, 4) pengawasan dan 5) pengendalian. b. Pilar II: sistem penghargaan Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru. c. Pilar III: hubungan professional Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaannya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. 5. Kompetensi dan penilaian kinerja manajemen Menurut Nurachmah (2005), bagi seorang manajer keperawatan, maka harus memiliki beberapa kompetensi agar pelaksanaan pekerjaannya dapat

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

27

berhasil

yaitu

kemampuan

menerapkan

pengetahuan,

ketrampilan

kepemimpinan,

(kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin) dan

kemampuan melaksanakan fungsi manajemen, di mana kelancaran pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat baik juga dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain adanya : visi, misi dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal ruang rawat, struktur organisasi lokal, mekanisme kerja (standarstandar) yang diberlakukan di ruang rawat, sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, metoda penugasan, tersedianya berbagai sumber atau fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang diberikan, kesadaran dan motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada serta komitmen dan dukungan dari pimpinan Rumah Sakit. Kegiatan penilaian kompetensi biasanya dilakukan dengan

menggunakan wawancara yang terstruktur atau dengan pendekatan workshop dan dapat juga dilakukan dengan cara sejumlah ahli manajemen berkumpul untuk menganalisis suatu pekerjaan atau jenis pekerjaan. Ada tiga teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis atau pengukuran kompetensi, yaitu: a. Teknik insiden kritis Teknik ini adalah suatu cara untuk mengumpulkan data tentang perilaku yang efektif dan kurang efektif yang dihubungkan dengan contoh kejadian yang sesungguhnya. b. Analisis Repertory Grid Teknik ini didasarkan pada teori gagasan personal, yang dapat mengidentifikasi dimensi yang membedakan antara standar kinerja yang baik dan buruk, merupakan cara bagaimana kita memandang dunia dan perilaku orang lain.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

28

c. Penilaian kompetensi kerja Mengacu pada penelitian Mc Clelland tentang variabel kompetensi yang dapat memperkirakan tingkat kinerja suatu pekerjaan. Penilaian kompetensi menggunakan 20 indikator kompetensi yang paling sering dipakai untuk memperkirakan keberhasilan yang dikelompokkan dalam enam kluster, yaitu : 1) Kluster prestasi yang terdiri dari : orientasi pencapaian, kepedulian akan kualitas dan keteraturan serta inisiatif. 2) Kluster pelayanan yang terdiri dari : pemahaman interpersonal, orientasi pelayanan konsumen. 3) Kluster pengaruh yang terdiri dari : dampak dan pengaruh, kesadaran organisasional dan membangun hubungan / jejaring. 4) Kluster Manajerial yang terdiri dari : pengarahan, kerjasama kelompok dan rasa kerjasama, mengembangkan orang lain, dan kepemimpinan tim. 5) Kluster pemikiran kognitif / pemecahan masalah yang terdiri dari kepiawaian teknis, pencarian informasi, berpikir analiltis, dan berpikir konseptual. 6) Kluster efektifitas pribadi yang terdiri dari pengendalian diri, daya tahan terhadap stres, rasa percaya diri, komitmen terhadap organisasi dan fleksibilitas. (Dharma,S. 2005).

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

29

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI RESIDENSI

A. Gambaran lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru merupakan rumah sakit tipe D milik pemerintah Kabupaten Luwu terletak di JL. Tomakaka Belopa. B. Visi & Misi 1. Visi Terwujudnya Rumah Sakit Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Melalui Pelayanan Bermutu 2. Misi a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, b. Melaksanakan prinsip pelayanan prima dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, d. Menerapkan konsep manajemen mutu (TQM), e. Menyediakan infrastruktur yang memadai, f. Membentuk budaya organisasi, g. Meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit (Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012). C. Sumber Daya Manusia Dalam mendukung pelayanan kesehatan pada masyarakat di RSUD Batara Guru memiliki sumber daya manusia dapat dilihat pada table 2.1

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

30

Tabel 2.1. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Profesi di RSUD Batara Guru Bulan Pebruari 2012. No. Jenis Profesi Jumlah Tenaga Persentase

A. Dokter 1. Dokter Umum 11 68,75 % 2. Dokter spesialis 2 12,50 % 3. Dokter gigi 3 18,75 % B. Perawat/bidan 1. SPK 5 3,9 % 2. D III Keperawatan 74 57,8 % 3. S1 Keperawatan/Ners 30 23,4 % 4. kebidanan 19 14,8 % C. Tenaga kesehatan lain 1. Apoteker 7 9,3 % 2. Farmasi 8 10,7 % 3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 23 30,7 % 4. gizi 6 8,0 % 5. Kep gigi 3 4,0 % 6. kesling 1 1,3 % 7. fisiterfi 8 10,7 % 8. radiologi 5 6,7 % 9. Rekam medik 5 6,7 % 10. Analis kesehatan 9 12,0 % Sumber: SDM dan Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012 D. Jenis pelayanan kesehatan 1. Instalasi rawat jalan a. Klinik umum b. Klinik penyakit dalam c. Klinik bedah d. Klinik KIA e. Klinik jiwa f. Klinik mata g. Klinik gigi dan mulut 2. Instalasi rawat inap a. Ruang rawat VIP

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

31

b. Ruang rawat Kelas 1 c. Ruang rawat Kelas 2 d. Ruang rawat Kelas 3 e. Ruang rawat Anak f. Ruang rawat interna g. Ruang rawat bedah h. Ruang rawat nifas i. Ruang rawat HCU (Diklat, RSUD Batara Guru, Pebruari 2012)

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

32

BAB IV PROSES BELAJAR RESIDENSI A. Lingkup kegiatan Ruang lingkup kegiatan residensi : 1. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan secara umum meliputi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan; 2. Pengelolaan asuhan keperawatan langsung melalui manajemen keperawatan meliputi : pengelolaan asuhan keperawatan melalui kegiatan bimbingan dan supervisi. B. Tahapan 1. Residensi I (Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah sistem pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit yang berkaitan dengan struktur organisasi, perilaku organisasi, fungsi manajemen dan sistem pengelolaan rumah sakit) Target : Laporan Hasil Pengkajian Area Kompetensi pada residensi 1 meliputi : a. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan terkait kepemimpinan dan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di rumah sakit tempat residensi b. Mampu menerapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama pihak rumah sakit tempat residensi. c. Mampu menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang telah dirumuskan. d. Mampu Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi Rumah Sakit. 2. Residensi II (Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan) Target : Laporan Hasil Residensi

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

33

Area Kompetensi pada residensi 2 meliputi : a. Mampu melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaiaan masalah yang disepakati bersama staf di unit pelayanan keperawatan Rumah Sakit. b. Mampu Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil dan dampak pada manajemen keperawatan. c. Mampu Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit terkait di Rumah Sakit. Untuk mendukung pencapaian visi dan misi RS lokasi residen diperlukan peningkatan manajemen pelayanan keperawatan. Hasil wawancara singkat dengan kepala bidang keperawatan dan beberapa kepala ruangan

menggambarkan bahwa saat ini pendekatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap adalah model kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim-primer, akan tetapi tetapi baru tahap awal pengembangan dan karene belum dilakukan persiapan dengan baik sehingga penerapannya belum maksimal. Hal ini didukung oleh pernyataan dari ketua Tim dan perawat pelaksana bahwa sampai saat ini belum pernah mengikuti pelatihan khusus tentang MPKP. Dari gambaran ini menunjukkan bahwa untuk mendukung pencapaian visi dan misi RS diperlukan penataan SDM bidang keperawatan sehingga memiliki kemampuan untuk menerapkan model pelayanan keperawatan yang telah ditetapkan. C. Waktu pelaksanaan Residensi akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret s/d 31 Mei 2012, dari hari Selasa, Rabu dan Kamis : Pukul 08.00 s.d 15.00. (jadual kegiatan terlampir) D. Metode pengumplan data Pengkajian data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan Kepala bidang keperawatan dan kepala ruang rawat inap yang dilanjutkan dengan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

34

penyebaran kuisioner kepada unit staf dan perawat pelaksana di ruang rawat inap yang terdapat di rumah sakit tersebut untuk dijadikan sebagai data primer, selain itu mahasiswa residensi juga melakukan observasi langsung ke seluruh rawat inap untuk melihat tindakan perawat dalam asuhan keperawatan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan manajemen keperawatan. Untuk tambahan data juga dilakukan penyebaran kuesioner ke klien/keluarga yang sedang menjalani rawat inap. Dari hasil pengkajian tersebut dapat disimpulkan masalah-masalah yang ada di rumah sakit, kemudian masalah-masalah yang ada tersebut lalu divalidasikan ulang bersama pembimbing lahan dan Akademik serta seluruh kepala ruang rawat inap. Selain wawancara dan penyebaran kusioner pengkajian data dilakukan juga malalui studi dokumentasi dari rekam medis melalui bagian diklat dan SDM rumah sakit. Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data mengacu pada fungsi manajemen mulai perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, kepemimpinan dan pengendalian melalui siklus pendekatan masalah. Analisa hasil pengkajian yang telah di identifikasi akan dirumuskan melalui pendekatan kriteria matriks. Data yang diperoleh menjadi gambaran kasar yang perlu dieksplorasi dan divalidasi dengan menggunakan kuesioner kepada staf unit/ kepala ruang dan perawat pelaksana di ruang rawat inap umum dan kemudian diolah. E. Langkah-langkah kegiatan 1. Tahap persiapan a. Penelusuran literatur terkait untuk mendukung pelaksanaan residensi b. Survey awal lokasi residensi c. Penyusunan proposal residensi d. Penyusunan instrumen 2. Tahap orientasi umum di rumah sakit a. Mahasiswa mengajukan permohonan/proposal residensi, surat pengantar ke direktur rumah sakit;

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

35

b. Melakukan pertemuan dengan unsur direksi rumah sakit, manajer divisi keperawatan dalam rangka orientasi, penjelasan tujuan residensi dan bentuk-bentuk kegiatan serta partsipasi yang diharapkan; c. Orientasi ruangan bersama dengan pembimbing dan divisi keperawatan d. Mempelajari data input, proses dan output dari aspek manajemen yang akan dikaji. 3. Tahap identifikasi masalah Dengan menggunakan data input-proser dan output dari aspek-askep manajemen pelayanan keperawatan yang akan dikaji pada tahap orientasi umum, bersama pembimbing residensi mengidentifikasi masalah dengan pendekatan problem solving cycle,problem tree atau fish bone. Dari permasalahan yang ditemukan, dengan mempertimbangkan waktu, sumber daya dan kewenangan dilakukan prioritas masalah yang akan diatasi. Selanjutnya diidentifikasi masalah utama yang memungkinkan dapat dipecahkan yang memiliki daya ungkit yang kuat dengan mempertimbangkan: Magnitude (M) kecenderungan dan seringnya kejadian masalah Severity (S); besarnya kerugian yang ditimbulkan, Manageable (Mn); bisa di pecahkan, Nursing consern (Nc); melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat dan Affordability (Af) ; ketersediaan sumber daya. F. Tahap penyelesaian masalah 1. Penetapan prioritas masalah dari data input-proses-output yang telah disepakati pihak rumah sakit dilanjutkan dengan penetapan tujuan dan seleksi alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dimana dan berapa lama tujuan dapat tercapai. 2. Penyusunan plan of action (POA) dengan mempertimbangan aspek biaya, waktu, sarana, teknologi dan kebijakan rumah sakit. 3. Presentasi dan sosialisasi rencana kegiatan 4. Implementasi rencana kegiatan. G. Tahap pembuatan laporan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

36

1. Konsultasi pembimbing 2. Presentasi hasil akhir laporan residensi 3. Penyerahan laporan ke rumah sakit tempat residensi. H. Tata Tertib Residensi 1. Mahasiswa residensi a. Mahasiswa residensi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas wajib bertanggung jawab menjaga kerahasiaan informasi data dari instansi tempat residensi dan menggunakan hanya untuk kepentingan residensi b. Mahasiswa residensi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas dalam melakukan residensi harus bersikap akademis dan professional c. Mahasiswa residensi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas wajib melakukan residensi dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan waktu residensi di rumah sakit secara purna waktu d. Data yang akan dipublikasikan harus diserahkan sebelumnya ke Direktur Rumah sakit dan pembimbing lapangan tempat residensi untuk mendapat persetujuan publikasi ilmiah. e. Ruang lingkup residensi sesuai dengan jadual yang disusun dan telah mendapat persetujuan dari Direktur RS dan pembimbing residensi f. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di RS tempat residensi g. Melakukan presentasi hasil residensi di tempat residensi dan menyerahkan laporannya ke direktur RS tempat residensi dan tembusan ke ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas. 2. Pembimbing Akademik Residensi Pembimbing akademik residensi bertugas membimbing mahasiswa dalam: a. Aspek kajian manajemen beserta teori/kepustakaannya b. Kunjungan presentasi awal di tempat residensi c. Klarifikasi masalah bersama mahasiswa dan pihan rumah sakit d. Penyusunan rencana operasional dan pemecahannya e. Uji coba dan implementasi kegiatan

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

37

f. Menghadiri presentasi hasil residensi di rumah sakit g. Melakukan penilaian residensi. 3. Pembimbing Lahan a. Memberikan dukungan kerjasama dengan rumah sakit berupa; menghadiri pertemuan direksi, diskusi dan rapat-rapat tingkat direksi dan divisi keperawatan, bimbingan teknis serta membantu mahasiswa dalam mengakses data yang terkait dengan aspek kajian dari mahasiswa residensi b. Membantu pelaksanaan rencana kegiatan serta turut memberikan penilaian terhadap proses pelaksanaan residensi. I. Konstribusi 1. Konstribusi rumah sakit berupa : a. Dukungan kerjasama dan bimbingan teknis antar staf rumah sakit dengan mahasiswa b. Dukungan sumber daya lain yang tersedia dan terkait dengan pelaksanaan residensi mahasiswa c. Akses data yang terkait dengan kebutuhan aspek kajian manajemen d. Falilitasi rencana kegiatan mahasiswa residensi 2. Konstribusi mahasiswa berupa : a. Identifikasi masalah dari dari aspek kajian manajemen keperawatan b. Seleksi dan prioritas masalah bersama pihak rumah sakit c. Penetapan tujuan dan alternatif pemecahan masalah d. Perumusan dan uji coba implementasi rencana kegiatan e. Mempertahakankan kesinambungan kegiatan sehingga mencegah

permasalahan yang sama. 3. Konstribusi program studi Buku/jurnal kepustakaan serta dukungan sumber daya akademik lainnya.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

38

BAB V PENUTUP

Demikian proposal kegiatan belajar residensi ini kami susun sebagai pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien. Besar harapan kami kiranya dengan tersusunnya proposal ini akan memberikan arah pada setiap tahapan proses kegiatan residensi dan tentunya partisipasi dan kerjasama dari berbagai pihak khususnya direktur RSUD Batara Guru dan divisi keperawatan akan lebih mengoptimalkan pencapaian tujuan kegiatan. Sebagai bagian dari proses belajar maka keberhasilan kegiatan belajar residensi ini juga tidak terlepas dari bimbingan dari supervisor. Akhirnya dengan mengharap petunjuk dan rahmat Allah SWT, semoga diberikan jalan keluar dan kemudahan dalam melakukan kegiatan yang telah direncanakan dalam proposal ini.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

39

Makassar, Maret 2012

Mahasiswa Residensi

Hairuddin Safaat

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. Manejemen Pelayanan Keperawatan. Pusat Pengembangan Keperawatan Carolus (PPKC). Modul Pelatihan Manajemen Bidang Keperawtan. Online 1 Mei 2008. Available from: http://www.innappni. or.id/index.php?name=News&file=article&sid=134 Azwar, A., (1996)., Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Dharma,S. Manajemen Kinerja, (2005), Falasafah Teori dan Penerapannya. Pustaka Pelajar. Jogjakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2001)., Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan. Cetakan : I, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta. Diklat RSUD Batara Guru. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru; 2011. (tidak dipublikasikan) Gillies, Dee Ann. (1996). Manajemen Keperawatan, Sebagai Suatu Pendekatan Sistem, penerjemah Dika Sukmana,Rika Widya Sukmana, Bandung: Yayasan IAPKP.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

40

Hasibuan,SP., (2005).,Malayu,H. Manajemen Sumber Daya Manusia., Edisi revisi Cetakan ke tujuh, Jakarta, PT. Bumi Aksara, Jurnal Keperawatan Indonesia. Persepsi kepala ruangan dan perawat pelaksana tentang permasalahan manajemen dalam menerapkan pendokumentasian proses keperawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. Volume 6 No 2 September 2002. Jakarta : FIK UI La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998),. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta Marquis, B.L, dan C.J.Houston.,Alih Bahasa Widyawati,Wilda Eka Handayani, Fruriolina Ariani., (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Teori & Aplikasi Edisi 4, EGC, Jakarta Nurahmah, E. (2005).Leadership Dalam Keperawatan.,Artikel FK UI, tidak diterbitkan Nursalam M. Nurs (Honours)., (2011) Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional., Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental Of Nursing, Concepts, Proccess And Practise. St.Louis : Mosby Year Book Inc. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; (2012) Buku Pedoman Kerja Mahasiswa; Residen Manajemen Keperawatan, Semester Ganjil 2012/2013. (tidak dipublikasikan) Robbins, Stephen, P. (2001) Perilaku Organisasi. Jilid 2 ( Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prenhallindo, Sitorus. R. (2006) Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di Rumah Sakit . Penataan Struktur dan Proses Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. Panduan Implementasi. EGC. Jakarta Sub Direktorat Keperawatan. (2004) Jenjang Karir Perawat. Departemen Kesehatan RI.Jakarta Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba. Suharyati. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

41

Lampiran 3 JADUAL PELAKSANAAN RESIDENSI DI RSUD BATARA GURU KABUPATEN LUWU PERIODE : 29 Maret s/d 31 Mei 2012 No Kegiatan Tanggal Keterangan 1. Tahap Persiapan : a. Survei awal lokasi residensi 12 Maret 2012 RSU Batara Guru b. Penyusunan proposal 13 s/d 23 Maret 2012 Rampung 26 Maret c. Penyusunan instrumen 17 s/d 26 Maret 2012 2012 2. Tahap Residensi I Residensi I : 29 a. Penerimaan/ sosialisasi 29 Maret 2012 Maret s/d 19 April program residensi b. Pengkajian : 3 s/d 7 April 2012 2012 - Sosialisasi instrumen - Pengumpulan data - Verifikasi data c. Perumusan masalah : 9 s/d 11 April 2012 - Tabulasi dan analisa data - Identifikasi masalah - Menetapkan prioritas masalah d. Pengembangan perencanaan 11 s/d 12 April 2012 - Penyusunan rencana startegik - Matrix POA e. Konsultasi 13 s/d 16 April 2012 f. Presentasi rencana program 19 April 2012 3. Tahap Residensi II a. Tahap Persiapan 20 s/d 23 April 2012 Residensi II - Preplanning dan tanggal 20 April mempersiapkan kebutuhan s/d 31 Mei 2012 pelaksanaan program - Konsultasi 24 s/d 25 April 2012 - Sosisalisasi dan kontrak 26 April 2012 implementasi program b. Pelaksanaan kegiatan - Implementasi 1 s/d 17 Mei 2012 c. Evaluasi hasil 22 s/d 24 Mei 2012 d. Penyusunan laporan akhir/ 25 s/d 30 Mei 2012 konsultasi e. Presentasi Hasil Pelaksanaan 31 Mei 2012 Program

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

42

No 4.

Kegiatan Tanggal Penyerahan laporan 4 s/ 16 Juni 2012 residensi a. Perbaikan/ konsultasi 19 Juni 2012 b. Penyerahan laporan

Keterangan
Penyerahan laporan ke pihak RS dan Program Studi

Makassar, Menyetujui Pembimbing Residensi Mahasiswa

Maret 2012

Dr. Elly Sjattar, S.Kp. M. Kes Supervisor

Hairuddin Safaat

Hapsah, S.Kep, Ns., M.Kep

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

43

Lampiran 5

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NO A. URAIAN TUGAS Supervisor Utama 1. Mengevaluasi Konsep, Teori serta Prinsip Manajemen yang digunakan dalam pengelolaan masalah pelayanan kesehatan 2. Mengevaluasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang diangkat oleh mahasiswa terkait kepemimpinan dan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di rumah sakit tempat residensi 3. Mengevaluasi prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama pihak rumah sakit tempat residensi 4. Mengevaluasi alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi Rumah Sakit 5. Mengevaluasi laporan Proposan Awal 6. Mengevaluasi laporan Hasil Pengkajian 7. Mengevaluasi Laporan Akhir Residensi Supervisor 1.Mengevaluasi Konsep, Teori serta Prinsip Manajemen yang digunakan dalam pengelolaan masalah pelayanan kesehatan 2.Mengevaluasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang diangkat oleh mahasiswa terkait kepemimpinan dan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di rumah sakit tempat residensi 3.Mengevaluasi prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama pihak rumah sakit tempat residensi 4.Mengevaluasi alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi Rumah Sakit 5.Mengevaluasi pelaksanaan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaiaan masalah yang disepakati bersama staf di unit pelayanan keperawatan Rumah Sakit 6.Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil dan dampak pada manajemen keperawatan 7.Mengevaluasi perencanaan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit terkait di Rumah Sakit 8.Mengevaluasi laporan Proposan Awal 9.Mengevaluasi laporan Hasil Pengkajian 10. Mengevaluasi Laporan Akhir Residensi KET

B.

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

44

C.

Co Supervisor 1.Mengevaluasi pelaksanaan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaiaan masalah yang disepakati bersama staf di unit pelayanan keperawatan Rumah Sakit 2.Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil dan dampak pada manajemen keperawatan 3.Mengevaluasi perencanaan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit terkait di Rumah Sakit 4.Mengevaluasi laporan Proposan Awal 5.Mengevaluasi laporan Hasil Pengkajian 6.Mengevaluasi Laporan Akhir Residensi

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

45

Lampiran 6 FORMAT EVALUASI RESIDENSI

FORM 3. a EVALUASI PRESENTASI DAN DISKUSI

PRAKTIK RESIDENSI I DAN RESIDENSI II PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

TANGGAL TEMPAT PENILAI NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

: : : ASPEK YANG DI NILAI SKOR 1 2 3 4 5 6 7

Penyaji Mempersiapkan Presentasi Dengan Baik Penyaji Menerangkan Dengan Jelas Penyaji Mendorong Peserta Untuk Diskusi Kemampuan Menjawab Dan Menganalisa Pertanyaan Audiensi Penyaji Menggunakan Waktu Dengan Baik Kelompok Saling Berkontribusi Pada Saat Penyajian Kemampuan Menyimpulkan Kesepakatan Bersama

Nama Mahasiswa. 1. .. 2. .. Penilai,

Keterangan : Nilai = ( Jumlah Nilai/49) X 100 %

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

46

Form 3. b Laporan Rencana Penyelesaian Masalah FORMAT EVALUASI PENYUSUNAN MAKALAH PRAKTIK RESIDENSI I DAN RESIDENSI II PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TANGGAL TOPIK TEMPAT NO 1. URAIAN Latar Belakang ditulis secara sistematis dan menjelaskan Fenomena Yang menjadi Topik Pembahasan Analisis dituliskan secara tajam dengan membandingkan teori/konsep dan fakta serta menampilkan perasalahan yang menjadi pokok bahasan secara jelas Alternative penyelesaian masalah relevan dengan permasalahan dan bersifat operasional Menggunakan bahasa Indonesia yang baik Cara penulisan makalah mengikuti ketentuan penulisan ilmiah (cara menulis kutipan dan referensi ) atau pedoman skripsi Total Nilai : : : NILAI MAKSIMAL 20 NILAI YANG DIPEROLEH KETERANGAN

2.

30

3.

30

4. 5.

10

10

Nama Mahasiswa : 1. . 2. . (

Penilaian,

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

47

Form 3.c Kinerja Selama Residensi FORMAT EVALUASI KINERJA (SIKAP DAN PERILAKU) PRAKTIK RESIDENSI I DAN RESIDENSI II PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TANGGAL : TEMPAT : PENILAI : SKOR NO ASPEK YANG DI NILAI 1 2 3 4 5 6 7 1. Penugasan Prinsip Dasar Keilmuan (40 %) a. Mempunyai Rujukan b. Menganalisis Sesuatu c. Menyampaikan Pentingnya Dibahas d. Merencanakan Usulan Penyelesaiaan Pembahasan e. Menulis Indikator Keberhasilan Penyelesaian Butir Diatas 2. Komunikasi Tulisan (30 %) a. Jelas Alur Pikir b. Menggunakan Bahasa Yang Baik c. Menyampaikan Secara Objektif d. Mempunyai Rujukan Dalam Penulisan e. Rujukan Ditulis Mengacu Pada APA 3. Sikap (30 %) a. Peka Terhadap Masalah Sosial/Budaya b. Mengedepankan Norma/ Etik Dalam Penyelesaian Masalah c. Menyampaikan Tanggung Jawab Professi 4. Total Nilai Nama Mahasiswa. 1. .. 2. .. Penilai,

Keterangan : Nilai = ( Jumlah Nilai/49) X 100 %

Proposal Residensi | Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FK Unhas 2012

48

Anda mungkin juga menyukai