Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SKRIPSI

OTOMASI VERTICAL OIL REMOVAL FILTER DI CGS-1

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan Fisika

IBNU KURNIAWAN
05/ 186818/ PA/ 10693

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
INTISARI

OTOMASI VERTICAL OIL REMOVAL FILTER DI CGS-1


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Oleh

IBNU KURNIAWAN
05/ 186818/ PA/10693

Sistem pengendalian proses pada Oil Removal Filter Vertikal di CGS-1


PT. Chevron Pacific Indonesia masih mempergunakan kendali lokal di lapangan
yang rentan terhadap terjadinya gangguan dari luar sistem berupa overheat.
Pencatatan data lapangan juga dilakukan secara manual tergantung kepada
operator.
Penelitian otomasi Vertical Oil Removal Filter di CGS-1 ini membahas
mengenai perancangan sistem pengendalian proses dengan memindahkan sistem
pengendali lokal di lapangan ke dalam ruang kendali tanpa mengubah keadaan
proses. Perancangan ini akan diimplementasikan pada sistem kendali pada
Central Gathering Station-1 PT. Chevron Pacific Indonesia–Duri, Riau.
Perancangan menekankan kepada pengendalian valve sesuai dengan waktu
proses pada disain. Sistem mempergunakan konfigurasi feedforward dengan input
dan output berupa flow rate fluida produksi serta disturbance perubahan aliran
fluida produksi. Variabel-variabel tak terukur yang dihasilkan, berupa tekanan
fluida dan kekentalan (viscocity), dimanfaatkan sebagai indikator pada sistem.

Kata kunci : otomasi, sistem kontrol, Vertical ORF.

ii
 
ABSTRACT

AUTOMATION OF VERTICAL OIL REMOVAL FILTER AT


CGS-1 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

By

IBNU KURNIAWAN
05/ 186818/ PA/10693

System of control process on Vertical Oil Removal Filter at CGS-1 PT.


Chevron Pacific Indonesia still used local control on field that have the risk
toward obstacle from outside system which the name overheat. Field data record
also have done with manual metode depends on operator.
This automation research of Vertical Oil Removal Filter at CGS-1 tell
about scheme of process control system with transfer local control system on field
into the control room without changing process. This scheme have implemented at
control system on Central Gathering Station-1 PT. Chevron Pacific Indonesia–
Duri, Riau. The scheme emphasized to valve control appropriate with time
process from design. The system used a configuration feedforward with input and
output organized as production fluid flow rate along with disturbance of
production fluid flow changing. Unmeasured variables that produced, result as
fluid pressure and viscocity, used as indicator of the system.

Keyword : automation, system control, Vertical ORF.

iii
 
1
 

A. JUDUL

Otomasi Vertical Oil Removal Filter di CGS-1 PT. Chevron Pacific

Indonesia.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

PT. Chevron Pacific Indonesia, yang disingkat dengan PT. CPI, sebagai

perusahaan energi terbesar di dunia, berpusat di San Ramon, California, yang

bergerak di bidang minyak dan gas bumi memiliki peranan penting dalam upaya

pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia berupa minyak bumi. PT. CPI adalah

kontraktor BP Migas yang bergerak di bidang perminyakan dan merupakan

perusahaan minyak asing terbesar di Indonesia.

Di Propinsi Riau, PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki tiga wilayah

operasi yaitu Rumbai, Minas dan Duri. Wilayah operasi Duri (Duri field)

memberikan sumbangan sebesar 42% dari seluruh total produksi minyak PT. CPI.

Duri field terdiri dari wilayah produksi minyak berat (heavy oil) dan minyak

ringan (light oil). Duri field memiliki fasilitas pendukung berupa Pusat

Pengumpul Minyak (Central Gathering Station) dan Stasiun Pembangkit Uap

(Steam Station). Hingga saat ini terdapat lima buah CGS yaitu CGS-1, CGS-3,

CGS-4, CGS-5, dan CGS-10. Masing-masing CGS terdiri dari unit-unit produksi

yang berfungsi untuk mengolah fluida produksi dari field. Di antaranya terdapat

unit pemisah minyak produksi atau Oil Treating Plant dan unit pemisah air atau

Water Treating Plant (CHR Training Center Duri Operation, 1993).


2
 

Central Gatering Station-1 sebagai salah satu bagian dari operasi Duri

field memiliki masalah salah satu fasilitas pada unit Water Treating Plant, yaitu

pada fasilitas penyaring minyak (Oil Removal Filter) yang masih dioperasikan

secara manual dari segi pengoperasian maupun pencatatan data lapangan.

Penggunaan panel kendali lokal juga menimbulkan masalah tersendiri, terutama

pada siang hari saat sedang beoperasi. Sistem seringkali mengalami overheat

akibat pengaruh suhu lapangan yang tinggi. Dengan keadaan sistem kendali yang

ada saat ini, keselamatan dan Standart Operation Procedure (SOP) seringkali

tidak terpenuhi, human error pun seringkali terjadi di lapangan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengendalian proses yang mampu

mengatasi masalah-masalah tersebut. Selain itu, diharapkan dengan sistem yang

dirancang dapat menekan terjadinya kecelakaan kerja akibat human error maupun

keadaan cuaca di lapangan yang tak dapat diprediksi.

C. BATASAN MASALAH

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Keadaan Vertical Oil Removal Filter pada industri minyak bumi di CGS-1

Duri Field, PT. Chevron Pacific Indonesia.

2. Implementasi konfigurasi sistem kendali feedforward dalam otomasi

Vertical Oil Removal Filter di CGS-1 PT. Chevron Pacific Indonesia.

3. Prosedur standar untuk dapat melaksanakan project dalam lingkup kerja

facility engineering di PT. Chevron Pacific Indonesia.


3
 

4. Perancangan control logic dan cause and effect pada sistem kendali untuk

Vertical Oil Removal Filter di CGS-1 PT. Chevron Pacific Indonesia.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Membuat rancangan sistem pengendalian otomatis pada fasilitas Vertical

Oil Removal Filter di CGS-1 PT. Chevron Pacific Indonesia.

2. Mengubah sistem pengendalian proses Vertical Oil Removal Filter di

CGS-1 PT. Chevron Pacific Indonesia yang sebelumnya menggunakan

panel lokal di lapangan ke dalam ruang kendali dengan Distributed

Control System (DCS).

E. DASAR TEORI

Tujuan dari Oil Removal Filter adalah sebagai penyaringan terakhir air

yang masih membawa minyak dan kotoran dari MFU sebelum air tersebut

dialirkan ke proses softening di Water Softener karena resin/ media yang ada pada

water softener mempunyai daya tarik-menarik yang tiggi terhadap minyak dan

sangat berpotensi akan menurunkan kinerja dari softener tersebut, seperti

peningkatan penggunaan garam, pengurangan kapasitas softener, dan

memperpendek service time dari softener. Bahan padat yang bisa tersaring

berukuran > 2 mikron (CHR Training Center Duri Operation, 1993).


4
 

 
Gambar 1. Unit Oil Removal FIlter

Secara umum, inisiatif menjalankan proses backwash filter vertikal dapat

dilakukan dengan melihat beberapa parameter antara lain:

Tabel 1. Parameter Backwash Filter secara umum

No Keterangan Besaran Max


1. Differential Pressure PSI 6
2. Running Hour 12
3. Total Filtrasi BBLS 40.000
4. Oil Content Water Outlet PPM >1

Vertical Oil Removal Filter mempunyai 114 cf (20%) lebih dari dasar

Walnut shell dan 468 cf (80%) Pecan shell dan di dukung oleh pelat screen

sebagai penahan media. Setiap tahunnya filter ini harus melakukan penambahan

media sekitar 5% hingga 10% untuk mengganti media yang ukurannya semakin
5
 

kecil dan kemudian terikut keeluar air ba


ackwash (C
CHR Trainiing Center Duri

Operationn, 1993).

G
Gambar 2.. Proses Bacckwash pada Vertical Oil
O Removall Filter

Verrtical Oil Removal


R Filter memiliiki tiga moode utama yyaitu: in seervice

(filtration)), backwashh, dan standd by. Backw


wash (pencucian mediia) sendiri terdiri
t

dari beberrapa proses:

1) Fluidizatioon

Pompa bacckwash akaan hidup daan fluida dii dalam vesssel dihisap
p oleh

pompa dann keluar mellalui fluidizzation nozzlee yang akann mengakib


batkan

semprotan yang kuaat sampai ke bagiann bawah filter. Sirk


kulasi

diharapkann akan meleepaskan ko


otoran dan minyak yanng lengket pada

media dan berlangsunng selama 10


0-20 detik.
6
 

2) Discharge

Pompa backwash masih tetap hidup. Air (floated water) akan masuk

dari bawah dan air yang kotor akan keluar melalui fuidization screen

dan mengalir ke watse pit. Pada proses ini diharapkan kotoran akan

terbuang sekitar 90% dan berlangsung antara 11-18 menit dan bisa diset

sesuai dengan kebutuhan.

3) Settling

Pompa Backwash mati dan media akan settle kembali. Waktu settling

ini berlangsung selama 90 detik.

4) Normalization

Tahap ini untuk membilas atau membuang kotoran yang masih tersisa

di dalam filter terutama yang terdapat pada bagian bawah. Waktu

pembilasan ini berlangsung selama 5 menit dan bisa diset sesuai dengan

kebutuhan.

5) Filtration

Tahap filtration merupakan tahap penyaringan terhadap oil content di

produced water. Usai Backwash sistem akan kembali ke proses ini.

Stephanopoulos (1984), menyatakan bahwa untuk menghubungkan

variabel pengukuran terhadap variabel yang akan dimanipulasi, digunakan suatu

struktur informasi yang disebut konfigurasi pengendalian. Ada tiga tipe

konfigurasi pengendalian, antara lain:


7
 

a. Feedback control configuration

Konfigurasi ini mengukur secara langsung variabel yang dikendalikan

untuk mengatur harga variabel yang dimanipulasi. Tujuan pengendalian ini

yaitu mempertahankan variabel kendali pada level yang diinginkan.

Gambar 3. Blok diagram I/O untuk konfigurasi sistem feedback

b. Feedforward control configuration

Konfigurasi sistem pengendali feedforward memanfaatkan pengukuran

langsung pada disturbance untuk mengatur harga variabel yang akan

dimanipulasi. Tujuan pengendalian adalah mempertahankan variabel

output yang dikendalikan pada nilai yang diharapkan.

Gambar 4. Blok diagram I/O untuk konfigurasi sistem feedforward


8
 

c. Inferential Control Configuration

Konfigurasi sistem pengendali inferential memanfaatkan data hasil

pengukuran output sekunder (secondary measurement) untuk mengatur

harga variabel yang akan dimanipulasi. Hal ini dilakukan karena variabel

output yang akan dikendalikan tidak dapat diukur secara langsung. Tujuan

pengendalian ini adalah mempertahankan variabel unmeasured output

tersebut pada harga yang ditetapkan pada set point.

Manipulated Measured
PROCESS
Variables Output

Unmeasured Output
(Controlled Variables)

ESTIMATOR
Set (Computes an estimate
CONTROLLER
Points value of unmeasured
Controlled Variables)

Estimated of the Unmeasured


Controlled Variables
 

Gambar 5. Blok diagram I/O untuk konfigurasi sistem inferential

F. PERANCANGAN SISTEM OTOMASI

Otomasi memiliki tujuan memberikan kemudahan, meningkatkan

efektivitas kerja sistem dan meningkatkan jaminan keselamatan kepada para

operator. Cara kerja pada sistem pengendalian otomatis sama dengan kerja sistem

pengendalian manual. Sistem yang dirancang melakukan empat fungsi

pengendalian yaitu mengatur, membandingkan, menghitung dan mengkoreksi.


9
 

Perbedaan yang ada yaitu pada pengoperasian sistem, dimana sistem pengendalian

otomatis tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapi sepenuhnya dikerjakan oleh

sebuah controller yang merupakan bagian dari DCS.

Control logic diperlukan untuk menerapkan logika yang diperlukan untuk

menjalankan sistem agar dapat dioperasikan untuk memperoleh keluaran sesuai

dengan proses yang diinginkan. Perancangan control logic diikuti dengan cause

and effect atau sebab dan akibat yang merupakan urutan logika yang menjelaskan

jalannya sistem dengan keadaan yang seharusnya. Cause and effect dibuat dengan

mengacu pada control logic dan proses dalam sistem.

Gambar 6. Control logic otomasi Vertical Oil Removal Filter


10
 

Sistem otomasi ini dirancang mempergunakan sistem pengendalian dengan

konfigurasi feedforward. Dengan konfigurasi ini kemungkinan terjadinya error

lebih kecil dibandingkan dengan konfigurasi feedback yang terus melaksanakan

perbandingan set point dengan manipulated variable. Dalam industri proses hal

tersebut tidak ekonomis dan rumit dalam pengerjaan maupun instrumen-instrumen

yang harus dipasang pada fasilitas, karena proses yang dikerjakan adalah sama

dan telah dilengkapi dengan safety instrument yang independent dan memiliki

reaksi yang cepat terhadap kemungkinan gangguan pada kinerja unit.

Gambar 7. Blok diagram sistem pengendalian Vertical Oil Removal Filter

Setiap kali ada perubahan pada input flow rate, maka akan menggerakkan

controller untuk mengatur bukaan valve pada output flow rate, sehingga aliran

input flow rate (Fin) akan sebanding dengan output flow rate (Fout), menciptakan

energy balance dimana:


11
 

Fin = Fout

Dalam otomasi Vertical Oil Removal Filter ini, sistem mengacu pada event

sequence yang diperlukan oleh masing-masing proses, terutama dalam proses

backwash. Hal ini dilaksanakan sebagai fungsi dari suatu sistem dimana sistem

bekerja sesuai dengan proses yang seharusnya dikerjakan.

Tabel 2. Cause and effect otomasi Vertical Oil Removal Filter

MANUAL BACKWASH
BACKWASH OUTLET
BACKWASH INLET

SERVICE OUTLET

VENT TO DRAIN
DRAINDOWN
INLET FLOW

COOLING
FCV1214

SOV202

SOV206
SOV201 

SOV203 

SOV204 

SOV205 

OPER. FILTER EQUPMENT


TIME NOTES
STEP FUNCTION MODE OPERATED

0 In Service O X X X O O X
1 Fluidization 20 Seconds X A X X X X A Fluidization Pump

Fluidization Pump 
2 Discharge 15 Minutes X A A X X X A
Fluidization Pump 
20 Seconds A X X X X X A
3 Settling
40 Seconds A X X X X X X
4 Normalization 5 Minutes A X X A X X X
5 Return to Service O X X X O O X

Keterangan: X = Tidak aktif


O = Aktif
A = Aktif pada waktu tertentu

Masing-masing proses dalam pengendalian Vertical Oil Removal Filter

memiliki fungsi yang saling melengkapi dan saling berkait. Pada saat filter dalam

proses in service, konfigurasi mengeksekusi logic proses secara terus-menerus

hingga sistem diperintahkan untuk melaksanakan standby maupun


12
 

backwash.Sistem proses pada Vertical Oil Removal Filter dapat ditunjukkan

dalam blok diagram berikut ini:

Gambar 8. Blok diagram proses Vertical Oil Removal Filter

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh DCS yaitu pada program

antarmuka dengan operator. Dari ruang kendali operator dapat melakukan

pengamatan terhadap variabel-variabel ukur maupun indikator yang berguna

dalam menentukan keputusan dalam pengendalian.

Dengan mengacu pada control logic pada gambar 6, blok diagram pada

gambar 7, blok diagram proses pada gambar 8, tabel indikator operasi proses

backwash pada tabel 1, dan tabel cause and effect pada tabel 2, dirancang suatu

interface sistem pengendalian (Grapical User Interface) yang ditampilkan pada

layar monitor HMI di ruang kendali. Adapun printout GUI tersebut

ditunjukkan pada gambar 9.


13
 

Gambar 9. Printout Graphical User Interface Vertical Oil Removal Filter

di CGS-1 PT. Chevron Pacific Indonesia

G. UJI COBA SISTEM

Uji coba dilaksanakan selama jangka waktu tiga bulan setelah selesai

pemasangan sistem baru. Setelah itu dapat dilakukan evaluasi terhadap

kekurangan yang ada untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti dengan tahap

berikutnya.

Sistem sedang dalam proses eksekusi pembangunan fisik, diperkirakan

akan selesai dalam waktu 3 bulan terhitung dari bulan 11 Mei 2009. Untuk konsep

alur proses telah disetujui dan dilakukan uji coba logika oleh facility engineer dan

vendor (dalam hal ini YOKOGAWA sebagai penyedia DCS CS3000 R3) sebagai
14
 

langkah kesesuaian sistem pengendalian proses yang dirancang dengan yang

seharusnya terjadi dalam proses.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem yang dirancang tidak mengubah keadaan proses yang ada dan

menggunakan konfigurasi feedforward dengan input dan output berupa

flow rate fluida produksi serta disturbance berupa perubahan aliran fluida

produksi. Variabel tak terukur yang dihasilkan berupa tekanan fluida dan

kekentalan (viscocity), dimanfaatkan sebagai indikator pada sistem.

2. Sistem pengendalian dengan mengintegrasikan ke dalam Distributed

Control System Centum CS3000 R3 dengan antarmuka (interface) berupa

Human Machine Interface di dalam ruang kendali.

3. Konsep flowchart telah disetujui dan berhasil dilakukan uji coba logika

sistem oleh facility engineer dan vendor (dalam hal ini YOKOGAWA

sebagai penyedia DCS CS3000 R3).

I. DAFTAR PUSTAKA

CHR Training Center Duri Operation. 1993. Skill Based Progression System

PT. Chevron Pacific Indonesia. Riau: PT. Chevron Pacific Indonesia.

George, Stephanopoulos. 1984.Chemical Process Control: An Introduction to

Theory and Practice. Prentice: Hall International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai