Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUTORIAL SGD 5 LBM 4

SISTEM DIGESTIF
Telah Disetujui oleh :

Semarang, 24 Desember 2013 Tutor

drg. R. Rama Putranto, M.Kes, PhD (Orth.)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2 BAB I ......................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4 A.Latar belakang .................................................................................................................... 4 B.Skenario .............................................................................................................................. 5 C.Identifikasi Masalah ............................................................................................................ 5 BAB II ........................................................................................................................................ 6 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6 A.Landasan Teori ................................................................................................................... 6 1.Sistem Pencernaan .......................................................................................................... 6 a.Definisi Sistem Pencernaan.......................................................................................... 6 b.Fungsi Sistem Pencernaan........................................................................................... 6 c.Proses Pencernaan Makanan ....................................................................................... 7 d.Fungsi Organ Pencernaan............................................................................................ 7 e.Proses Pencernaan pada Karbohidrat,Lemak dan Protein ........................................... 9 f.Enzim Yang Berperan dalam Proses Pencernaan ........................................................12 g.Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan ...........................................................12 h.Perbedaan Intestinum Crassum dengan Intestinum Tenue .........................................13 i.Gangguan Sistem Pencernaan .....................................................................................14 j.Proses Defekasi ...........................................................................................................16 2.Konstipasi .......................................................................................................................17 a.Definisi Konstipasi .......................................................................................................17 b.Pembagian Konstipasi .................................................................................................18 c.Penyebab Konstipasi ...................................................................................................18 d.Tanda dan Gejala Konstipasi .......................................................................................19 e.Mekanisme Konstipasi .................................................................................................20 f.Cara Mencegah Konstipasi...........................................................................................20 g.Penanganan Konstipasi ...............................................................................................20 3.Penyerapan ....................................................................................................................21

a.Definisi Penyerapan ....................................................................................................21 b.Proses Penyerapan Makanan .....................................................................................21 B.Kerangka Konsep...............................................................................................................21 BAB III ......................................................................................................................................22 KESIMPULAN ...........................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................23

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus. Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan. Dalam sistem pencernaan juga terdapat gangguan misalnya konstipasi. Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses kurang, atau fesesnya keras dan kering. Konstipasi juga dapat diartikan sebagai keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yang mengandung pembuluh darah balik (vena), sehingga saluran cerna seseorang yang mengalami pengerasan feses dan kesulitan untuk melakukan buang air besar. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain yakni penggunaan obat-obatan seperti aspirin, antihistamin, diuretik, obat penenang dan lain-lain. Kebanyakan terjadi jika makan makananan yang kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut. Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Kuncinya adalah mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada buah dan sayur.

B.Skenario Sulit BAB Amin (25 tahun) dating ke RSI Sultan Agung karena 3 hari terakhir dia sulit buang air besar (BAB).Setelah diperiksa dokter,Amin diberikan penjelasan bahwa dia mengalami kostipasi.Hal itu karena adanya gangguan di organ pencernaan dan proses penyerapan di saluran pencernaannya.

C.Identifikasi Masalah 1. Apa fungsi dari sistem pencernaan? 2. Sebutkan dan jelaskan proses pencernaan makanan! 3. Bagaimana proses pencernaan dari cavum oris sampai canalis analis? 4. Apa saja fungsi dari organ pencernaan? 5. Bagaimana proses penyerapan makanan? 6. Bagaimana proses pencernaan pada karbohidrat,lemak dan protein? 7. Apa saja enzim yang berperan dalam proses pencernaan? 8. Bagaimana cara menjaga kesehatan saluran pencernaan? 9. Apa saja perbedaan dari intestinum tenue dengan intestinum crassum? 10. Apa saja gangguan pada system pencernaan 11. Sebutkan pembagian dari konstipasi! 12. Apa penyebab konstipasi? 13. Bagaimana tanda dan gejala konstipasi? 14. Bagaimana mekanisme konstipasi? 15. Bagaimana cara mencegah konstipasi? 16. Apa yang harus dilakukan pada saat konstipasi? 17. Bagaimana proses defekasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1.Sistem Pencernaan a.Definisi Sistem Pencernaan Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. b.Fungsi Sistem Pencernaan

Ingesti : Terjadi ketika bahan makanan memasuki saluran pencernaan melalui mulut. Ingesti merupakan mekanisme yang aktif yang melibatkan pilihan sadar dan pengambilan keputusan.

Proses mekanik : Bahan makanan dihancurkan dan digunting sehingga menjadi lebih mudah untuk ditelan, juga untuk meningkatkan area permukaan agar mudah dicerna oleh enzim. Dikoyak, dan ditumbuk oleh gigi, diikuti pelumatan dan dipadatkan oleh lidah merupakan contoh pendahuluan proses mekanik. Pengadukan, merupakan proses pencampuran dengan gerakan mengaduk di lambung dan usus merupakan proses mekanik setelah ditelan.

Degesti : Merupakan pemecahan makanan melalui enzimatik ke dalam fragmen organik kecil agar dapat diserap oleh epitel saluran pencernaan

Sekresi : Merupakan pelepasan air, enzim, asam, buffer, dan garam-garam oleh sel-sel epitel saluran pencernaan dan organ kelenjar.

Absorbsi : Merupakan pergerakan substrat organik, elektrolit (ion anorganik), vitamin dan air melintasi epithelium saluran pencernaan masuk ke dalam cairan intersisial saluran pencernaan.

Ekskresi : Mengeluarkan hasil buangan dari cairan tubuh. Saluran pencernaan dan organ kelenjar membebaskan hasil buangan yang memasuki saluran pencernaan. Kebanyakan hasil buangan, setelah bercampur dengan sisa-sisa yang tidak tercerna

dalam proses pencernaan., meninggalkan tubuh. Pengeluaran material dari saluran pencernaan dikenal dengan proses defikasi atau egesti, menghilangkan material sebagi feses. c.Proses Pencernaan Makanan Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, bile, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
d.Fungsi Organ Pencernaan 1. Rongga Mulut. Makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah yang menyekresikan air liur. Masing-masing memiliki peran dalam proses pencernaan makanan. 2. Kerongkongan (esophagus) Kerongkongan berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm yang menghubungkan mulut dengan lambung. Kerongkongan ikut berperan dalam mendorong makanan menuju lambung. Kerongkongan dilengkapi sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot halus untuk tugas tersebut. Otot-otot tersebut tersusun memanjang dan melingkar sehingga mampu melakukan serangkaian kontraksi yang membuat makanan terdorong menuju lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik 3. Lambung Lambung pada manusia menyerupai kantung otot yang mampu menampung bahan makanan sebanyak 2 liter hingga 4 liter. Makanan masuk ke lambung melalui sfinkter kardiak yang merupakan otot melingkar antara esofagus dan lambung. Otot

tersebut tertutup ketika tidak ada makanan yang masuk ke lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. kardiak, bagian lambung yang terletak di bagian atas, dekat hati 2. fundus, bagian lambung yang membulat, terletak di tengah; 3. pilorus, bagian ujung lambung yang terletak di dekat usus halus. Lambung dapat mencerna makanan secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian tengah), dan miring (bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik yang menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzimenzim yang dihasilkan oleh dinding lambung. Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan beberapa sel pada dinding lambung menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl, enzim-enzim pencernaan, dan lendir (mukus). 4. Usus Halus (Intestinum) Dalam usus halus terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara enzimatik dan penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus halus terbagi tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Duodenum disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang dewasa. Sementara itu jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh. Enzim-enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus tersebu 5. Usus Besar Usus besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon dan rektum. Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E. coli) mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus. E.coli menyekresikan beberapa zat seperti

thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh dinding kolon. e.Proses Pencernaan pada Karbohidrat,Lemak dan Protein Proses Pencernaan Karbohidrat Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan proses pencernaan karbohidrat. Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati amilase,ataua ptyalin, dan enzim enzim pengubah disakharidadisakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula(malthosa-sukrosa-laktosa). Deangnadanya amylase (=ptialin) yangbercampur dengan makanan didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida. Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dandinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus berlangsung pemecahan: 1. sukrosa-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase 2. maltose-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase 3. laktosa galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan

sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%. Proses pencernaan lemak Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut

menunjukkan bentuk lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan masuk dalam uss halus. Didalam usus halus itu lemak yagteremulsi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut: 1. dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50% 2. dipecah menjadi monogliserid 40%-50% 3. dipecah menjadi gliserida, trigliserida,10%-20% Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi,sanagt tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh yangbenar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalanpenngumpalan lemak tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak. Proses pencernaan protein Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam

10

lambung. Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus. Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yyang terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu carboxy peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar

dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada gangguan kesehatan tubuh. Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia, akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro yang lebih siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi menyerapan Fe (zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral Fe. Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan melalui system pori-pori, (proses pasif difusi) yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosa dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang

11

konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adnya energy atau energy transport yang dependen, yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati dinding usus. f.Enzim Yang Berperan dalam Proses Pencernaan Dimulut terdapat enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu 37oC.

Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:

Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton. HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.

Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:

1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa). 2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
g.Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan Saluran pencernaan merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang bertugas memproses makanan agar menjadi zat yang siap disuplai ke seluruh jaringan

12

tubuh yang membutuhkan asupan gizi. Saluran pencernaan mesti dirawat sebaik-baiknya, karena jika terjadi kerusakan akan sangat berat dan sulit untuk memperbaikinya. Dibawah ini ada beberapa tindakan menjaga dan merawat saluran pencernaan dan cara mencegah penyakit saluran pencernaan: 1. Mencuci tangan secara cermat dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan. 2. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang higienis. 3. Makan secara teratur dan memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang. 4. Makan dalam suasana yang santai tidak tergesa-gesa. Tidaklah dianjurkan makan dalam keadaan tegang atau gugup. 5. Jangan asal menelan, ambil cukup waktu mengunyah sehingga tercampur dengan saliva baru kemudian menelan. 6. Istirahat beberapa menit setelah makan untuk memberi kesempatan pencernaan melaksanakan tugasnya. 7. Makanan cukup sederhana namun mengandung segala keperluan tubuh, termasuk sayuran dan buah segar. 8. Hindari kegiatan mental atau berpikir yang berat setelah makan. Soalnya darah sebagian besar dialirkan ke perut untuk mencerna makanan sehingga waktu berpikir menjadi tidak efisien. 9. Agar lancar buang air besar dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat setiap harinya dan hindari makanan yang menyebabkan sembelit seperti keju, roti putih, dan makanan yang rendah residunya. 10. Jangan menahan-nahan bila mau BAB. BAB yang ditahan akan mengganggu kesehatan pencernaan karena ibarat racun yang terlalu lama disimpan dalam tubuh. Dengan kebiasaan makan yang benar kita akan meminimalisir semua kemungkinan terjangkitnya penyakit perut atau pencernaan. Dan semua organ tubuh bekerja dengan optimal.

h.Perbedaan Intestinum Crassum dengan Intestinum Tenue Perbedaan eksterna a). Usus halus (kecuali duodenum) bersifat mobil, sedang kan colon asenden dan colon desenden terfiksasi tidak mudah bergerak. b). Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibandingkan dengan usus besar yang terisi.

13

c). Usus halus (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke bawah menyilang garis tengah, menuju fosa iliaka kanan. d). Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus. Pada usus besar (kecuali appendix) otot longitudinal tergabung dalam tiga pita yaitu taenia coli. e). Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada dindingnya. Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan appandices epiploideae. f). Dinding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular. (Patofisiologi edisi 6, 2006 )

Perbedaan interna a). Mucosa usus halus mempunyai lipatan yang permanen yang dinamakan plica silcularis, sedangkan pada usus besar tidak ada. b). Mukosa usus halus mempunyai fili, sedangkan mukosa usus besar tidak mempunyai. c). Kelompokan jaringan limfoid (agmen feyer) ditemukan pada mukosa usus halus , jaringan limfoid ini tidak ditemukan pada usus besar (Patofisiologi edisi 6,2006 ). i.Gangguan Sistem Pencernaan Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun

bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan. Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
1.Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2.Hepatitis

14

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3.Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4.Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
5.Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.

6.Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
7.Keracunan

15

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
8.Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factorfaktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
9.Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
j.Proses Defekasi Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguangangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar. Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau

16

dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare. Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphincter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja. dalam recum terdapat dua otot yang berperan dalam proses defekasi yaitu otot sphincter ani internus dan otot shpincter ani eksternus. otot sphincter ani internus bekerja secara tidak sadar sehingga sewaktu faecal material (feses) menekan otot tersebut akan berelaksasi tetapi tidak akan terjadi proses defekasi apabila otot sphincter ani eksternus berkontraksi.Namun apabila otak menghendaki adanya proses defekasi maka otak mengirimkan sinyal kepada otot sphincter ani eksternus yang bekerja secara sadar untuk berelaksasi sehingga terjadi proses defekasi. Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi. Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar. Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan diare, kematian, dan faktor faal dan saraf). 2.Konstipasi a.Definisi Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk

17

yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buahbuahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
b.Pembagian Konstipasi 1. Konstipasi Primer a. Konstipasi normal transit atau konstipasi fungsional Jenis konstipasi tersering. Tinja melewati usus dengan kecepetan yang normal. Kesulitannya adalah saat mengeluarkan dan tinja yang keras. Pasien meraksana kembung dan nyeri atau rasa tidak nyaman di perut juga bisa terjadi stress pasikososisal. b. Konstipasi transit lambat Biasanya terjadi pada perempuan muda yang memiliki kebiasaan BAB yang jarang. Biasanya pada keterlambatan yang ringan dapat teratasi dnegan diet tinggi serat , namun tidak bagi yang sudah parah bahkan laksatif pun tidak akan membantu c. Disfungsi anorektal Termasuk didalamnya adalah disnergia otot dasar pelvic, disfungsi otot dasar perlvik 2. Konstipasi Sekunder Konstipasi jenis ini diakibatkan kondisi atau penyakit sistemik lain seperti penyakit endokrin dan metabolic, kelainan neirologi, kondisi psikologis, kehamilan dan abnormalitas struktur lainnya.- Dapat pula dikaitkan dengan penggunaan obat seperti antacid, antikolinergik, antidepresan, antihistamin, ca-channel blocker, diuretic, zat besi, narkotik, opiod, psikotropikadll c.Penyebab Konstipasi

Konsumsi air dan serat yang kurang Perubahan pola diet misalnya pada saat travelling Kurang olahraga, atau kurang melakukan gerak badan

18

Usaha menahan BAB karena rasa nyeri misalnya karena ambeien. Salah guna obat-obatan seperti pencahar atau antasida Penyakit lain seperti hiportiroid, hingga kanker usus besar. Cedera saraf spinalis yang mempengaruhi sistem saraf otonom Kondisi dinding usus yang tidak memiliki saraf Faktor psikologis efek inhibisi pada intervasi otonom. Tumor, penyakit divertikel, hemoroid, abnormalitas kongenital. Kadar progesteron yang menyebabkan penurunan motilitas pada saluran cerna Diabetes melitus, hipotiroidisme

d.Tanda dan Gejala Konstipasi 1. Perut terasa begah, penuhu, dan bahkan terasa kaku. 2. Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan terasa mengantuk. 3. Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stress sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam. 4. Kegiatan sehari-hari terganggu karena kurangnya percaya diri, tidak bersemangat, dan tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun. 5. Warna feses menjadi lebih gelap daripada biasanya, lebih keras, lebih panas, bahkan lebih seditit daripada biasanya. 6. Feses akan lebih sulit untuk dikeluarkan pada saat buang air besar, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan atau menekan-menekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang feses bahkan samapi mengalami ambeien. 7. Didalam perut terdengar bunyi-bunyian. 8. Dibagian anus akan terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu serta sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman. 9. Lebih sering buang angin dan baunya terasa lebih busuk daripada biasanya. 10. Menurunnya waktu buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (buag air besar mennjadi 3 hari sekali atau lebih).

19

e.Mekanisme Konstipasi Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu banyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan, sehingga menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.

Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.

f.Cara Mencegah Konstipasi

1. Makan makanan tinggi serat (yang sudah pasti kita ketahui). Sumber serat antara lain adalah buah-buahan, roti gandum utuh, atau sereal. Serat dalam makanan akan membentuk massa kotoran (feces) sehingga mengembang dan mudah dikeluarkan. 2. Minum minimal 8 gelas air sehari, kecuali anda memiliki kondisi medis yang mengharuskan anda membatasi asupan cairan. Minuman seperti kopi dan teh memiliki efek dehidarsi sehingga harus dihindari hingga pola defekasi anda sudah normal. 3. Olahraga teratur 4. Jangan terlalu sering menahan BAB g.Penanganan Konstipasi 1. Minum ekstra 2-4 gelas air, gunakan air hangat terutama di pagi hari. 2. Tambahkan buah-buahan dalam diet anda 3. Minum susu dapat dicoba untuk meningkatkan pergerakan usus anda 4. Jangan sembarang menggunakan pencahar tanpa konsultasi dengan dokter karena dapat memperberat konstipasi yang anda alami.

20

3.Penyerapan a.Definisi Penyerapan Penyerapan makanan adalah proses pemindahan hasil dari produk pencernaan melewati sel epitel intenstinal hingga mencapai sirkulasi limfatik atau darah b.Proses Penyerapan Makanan Proses penyerapan makanan terjadi di intestinum tenue yaitu di jejunum.Prosesnya ada difusi,osmosis dan transpor aktif.Difusi sendiri terbagi menjadi tiga proses yaitu Difusi terfasilitsi (penyerapan monosakarida dan asam amino) Difusi biasa (penyerapan asam lemak dan vitamin) Difusi-osmosis (penyerapan air) Difusi-transpor aktif(penyerapan elektrolit dan mineral) Pada proses penyerapan menggunakan transpor aktif membutuhkan ATP B.Kerangka Konsep

SISTEM DIGESTIF

Fungsi Organ Proses pencernaan

Mekanisme Kimiawi Mekanik -

Gangguan Konstipasi (penyebab,gejala, mekanisme, penanganan

BAB III

21

BAB III

KESIMPULAN

Sistem pencernaan atau disebut juga gastrointestinal terdiri dari saluran muskular dimulai dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, usus besar hingga rektum dan berbagai organ asesoris termasuk gigi, lidah dengan berbagai kelenjar seperti kelenjar saliva, hati, pankreas dan berbagai kelenjar yang disekresikan ke dalam saluran pencernaan Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan muskular dan berbagai jenis kelenjar. Secara umum, fungsi dari saluran pencernaan adalah : ingesti, proses mekanik, degesti, sekresi, absorbsi dan ekskresi. Struktur histologi saluran pencernaan terdiri dari

lapisan mukosa, sub mukosa, muskularis eksterna dan serosa. Saluran pencernaan dimulai dari mulut: yang terdiri dari lidah, kelenjar saliva dan gigi yang berfungsi sebagai sensoris, proses mekanik, lubrikasi dan mencerna karbohidrat dan lipid pada makanan sebelum ditelan. Esophagus, merupakan saluran muskular tempat pelintasan makanan menuju lambung.. Lambung, terdiri dari 3 daerah yaitu : kardia, fundus dan korpus yang menyempit ke pilorus. Lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari pepsinogen, HCL dan faktor intrinsik. Usus halus, terdiri dari duodenum, yeyenum dan ilium. Kebanyakan proses penyerapan terjadi di usus halus. Di lapisan mukosa terdapat banyak vili yang berfungsi untuk memperluas permukaan penyerapan. Usus besar, terdiri dari sekum dan kolon. Fungsi utama usus besar adalah penyerapan air dan memadatkan material menjadi feses, absorbsi vitamin yang dihasilkan oleh bakteri dan menyimpan material sebelum dikeluarkan. Rektum merupakan bagian akhir saluran pencernaan untuk penyimpanan sementara feses yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus.

22

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,G dan Marsetyo.1995.Ilmu Gizi.PT.Rhineka Cipta. Jakarta Lehninger.1994. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta Wirahadikusuma, Muhammad. 1985. Biokimia :Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. ITB Bandung. Fried, Goerge H. 2005. Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Nana, dkk. 2009. Buku Sakti. Yogyakarta: Kendi Mas Media. Piliang, Wiranda G. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Bogor: IPB Press. Winatasasmita, Djamhur. 1992. MATERI Pokok Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka. Yatim, wildan. 1996. Histologi biologi modern. Bandung: Tarsito.

Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology. Wolfe Publication, Ltd. USA. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa : Wasmen Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta. Despopoulos, A. dan S. Silbernagl. 1991. Color Atlas of Physiology. Georg Thieme Verlag. Stuttgart, Germany. Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P. Lukmanto. Penerbit Buku Kedokteran jakarta Hainsworth, F.R. 1981. Animal Physiology Adaptation in Function. Adison-Wesley Publishing Company. Inc. Philippines. Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Penerjemah Aminuddin Parakkasi. UI Press. Jakarta. Martini, F.H. and Judi, L. N. 2009. Fundamental of Anatomy and Physiology. Pearson International. USA. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa Brahm U.Pendit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Wilson, J.A. 1979. Principles of Animal Physiologi. 2nd ed. Macmillan Publishing Co., Inc. New York

23

Anda mungkin juga menyukai