Perubahan Anggaran
DISUSUN OLEH :
A. LATAR BELAKANG REVISI ANGGARAN Beberapa pertimbangan perlunya dilakukan revisi anggaran antara lain : 1. Tenggat waktu antara proses perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran cukup lama yaitu sekitar 1 (satu) tahun sehingga sangat dimungkinkan perencanaan yang disusun belum mencakup seluruh kebutuhan untuk tahun yang direncanakan. 2. Dalam periode pelaksanaan anggaran sangat dimungkinkan terjadi perubahan keadaan atau perubahan prioritas yang tidak diantisipasi pada saat proses perencanaan. 3. Adanya perubahan metodologi pelaksanaan kegiatan, contoh : semula direncanakan secara swakelola menjadi kontraktual, dari single year menjadi multi years. 4. Adanya perubahan atau penetapan kebijakan Pemerintah dalam tahun anggaran berjalan, contoh : penghematan anggaran, penerapan reward and punishment, atau APBN Perubahan.
1. UU No. 19 Tahun 2012 tentang APBN TA 2013 : Pasal 8 : penyesuaian belanja Subsidi Energi; Pasal 11 : perubahan/pergeseran rincian lebih lanjut dari anggaran belanja Pemerintah Pusat. Pasal 26 : penyesuaian pembayaran bunga utang. Pasal 29 : penyelesaian kegiatan pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam TA 2012. 2. Keppres No. 37 Tahun 2012 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP) TA 2013: Pasal 2 : Perubahan/pergeseran rincian lebih lanjut dari anggaran Belanja Pemerntah Pusat, ditetapkan oleh Menteri Keuangan. B. KERANGKA PIKIR
1. Kewenangan penyelesaian revisi anggaran, khususnya dalam hal pagu anggaran tetap, diarahkan lebih besar diberikan kepada masing-masing KPA/PA sebagai penanggung jawab pelaksanaan Program dan penggunaan anggaran. Sementara itu, peran Kementerian Keuangan (DJA dan Kanwil DJPBN) lebih difokuskan pada fasilitasi atas pengesahan revisi anggaran yang telah dituangkan dalam dokumen RKA-K/L Revisi dan DIPA Revisi. Hal ini sejalan dengan prinsip lets the manager manages dan
semangat mempertegas pemisahan peran antara Kementerian Keuangan sebagai CFO dan K/L sebagai COO dalam pengelolaan keuangan negara. 2. Dalam rangka meningkatkan pelayanan penyelesaian revisi anggaran kepada stakeholder, maka penyederhanaan proses bisnis dan persyaratan revisi termasuk format-format yang digunakan terus disempurnakan serta diikuti dengan pemanfaatan dukungan IT yang handal. 3. Selanjutnya dalam rangka menjamin akuntabilitas dan compliance terhadap revisi anggaran yang mengakibatkan pagu anggaran berubah, mulai tahun 2013 diharapkan unit pengawasan internal masing-masing Kementerian/Lembaga dapat berperan sebagai quality assurance dengan memberikan bimbingan dan pandangan atas usul revisi yang akan diajukan oleh Unit Eselon I kepada Direktorat Jenderal Anggaran. Disamping itu, dalam merumuskan ketentuan yang dituangkan dalam PMK juga mempertimbangkan beberapa aspek yaitu :
a.Aspek Governance : Setiap revisi harus jelas tata kelolanya shg tidak multi tafsir; Siapa yg bertanggung jawab, kewenangan, prosedur, dan persyaratan revisi hrs jelas; b.Aspek Compliance : PMK mrp penjabaran dari amanah UU APBN TA 2013 dan Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2013; Harus in-line dg aturan-aturan lain yg sdh ada;
c.Aspek Akuntabilitas dan Beban Kerja : Pertimbangan kewenangan yg lebih besar kpd KPA dan Eselon I sebagai penanggung jawab Program dan penggunaan anggaran; Dengan tetap memperhatikan akuntabilitasnya.
d.Aspek Comprehensiveness dan Simplify the process : Dapat memayungi seluruh jenis revisi; Proses sederhana dan mudah;
C. TUJUAN REVISI ANGGARAN Menyediakan payung hukum sebagai landasan dalam melakukan revisi anggaran belanja pemerintah pusat TA 2013 dalam hal : 1. Antisipasi terhadap perubahan kondisi dalam pelaksanaan anggaran dan perubahan prioritas kebutuhan; 2. Menindaklanjuti kebijakan Pemerintah yang ditetapkan dalam tahun anggaran berjalan; 3. Mempercepat pencapaian kinerja K/L; 4. Meningkatkan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas dan meningkatkan kualitas belanja APBN.
D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Terkait Mekanisme Pengusulan Revisi Anggaran: a. Satker harus mengunduh ADK RKA-K/L DIPA dari web RKA-K/L DIPA Kementerian Keuangan sebagai bahan pembuatan perubahan (semulamenjadi). b. Sebelum melakukan Revisi Anggaran Satker harus mengecek data realisasi anggaran terakhir. c. Dalam hal usulan Revisi Anggaran merupakan kewenangan DJA, maka usulan Revisi Anggaran yang disampaikan oleh Eselon I ke DJA harus berasal dari usulan KPA dan menggunakan data ADK RKA-K/L Satker. 2. Terkait perubahan Lokasi Kantor bayar (KPPN) dan perubahan pejabat
perbendaharaan: a. Satker menyampaikan usulan kepada Kanwil DJPB setempat. b. Tata cara revisinya akan diatur lebih lanjut dalam peraturan Dirjen Perbendaharaan. 3. Terkait dengan perubahan halaman III DIPA: a. Satker menyampaikan usulan kepada Kanwil DJPB setempat. b. Tata cara revisinya akan diatur lebih lanjut dalam peraturan Dirjen Perbendaharaan. 4. Terkait hard copy tindak lanjut DIPA Revisi:
a. Pengesahan revisi tidak akan diikuti dengan pencetakan DIPA Revisi (hard copy) namun akan diterbitkan surat pengesahan revisi yang dilanpiri notifikasi dari sistem. b. Dalam hal Satker membutuhkan DIPA baru hasil revisi, Satker dapat mengunduh ADK dan PDF file dari web RKA-K/L DIPA Kementerian Keuangan untuk dicetak di Satker masing-masing 5. Terkait fasilitas akses web RKA-K/L DIPA online: a. Dalam hal Satker lupa password/belum memiliki akses untuk mengakses RKA-K/L DIPA online, maka Satker diminta untuk mendaftar kembali melalui email ke alamat: rkakldipa@anggaran.depkeu.go.id atau aplikasiDJA@yahoo.com
E. RUANG LINGKUP REVISI ANGGARAN 1. Revisi Anggaran dalam hal pagu anggaran berubah: Penyebab terjadinya perubahan; Akibat revisi anggaran;
2. Revisi Anggaran dalam hal pagu anggaran tetap: Penyebab terjadinya revisi; Jenis revisi anggaran untuk pagu anggaran tetap pada level Program; Jenis revisi anggaran untuk pagu anggaran tetap pada level APBN;
I. Revisi Anggaran dalam hal pagu Berubah o Penyebab terjadinya perubahan: 1) kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN; 2) lanjutan pelaksanaan Kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN; 3) Percepatan Penarikan PHLN dan/atau PHDN; 4) penerimaan Hibah Luar Negeri (HLN)/Hibah Dalam Negeri (HDN) setelah UU mengenai APBN TA 2013 ditetapkan; 5) penerimaan hibah langsung dalam bentuk uang;
6) penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk Satker BLU; 7) pengurangan alokasi pinjaman proyek luar negeri; 8) perubahan pagu anggaran pembayaran Subsidi Energi; dan/atau 9) perubahan pagu anggaran pembayaran bunga utang. o Akibat Revisi Anggaran: 1) penambahan alokasi anggaran pada Keluaran/Kegiatan/ Program/
Satker/Kementerian/Lembaga/APBN dan penambahan volume Keluaran; 2) penambahan alokasi anggaran pada Keluaran/Kegiatan/ Program/
Satker/Kementerian/Lembaga/APBN dan volume Keluaran tetap; atau 3) pengurangan alokasi anggaran pada Keluaran/Kegiatan/ Program/
II. Revisi Anggaran Dalam Hal Pagu Tetap o Penyebab Terjadinya Revisi : 1) Hasil Optimalisasi; 2) sisa anggaran swakelola; 3) kekurangan Biaya Operasional; 4) perubahan prioritas penggunaan anggaran; 5) perubahan kebijakan pemerintah; dan/atau 6) Keadaan Kahar. o Jenis Revisi Anggaran Untuk Pagu Anggaran Tetap Pada Level Program
1) Pergeseran dalam satu Keluaran, satu Kegiatan dan satu Satker; 2) Pergeseran antar Keluaran, satu Kegiatan dan satu Satker; 3) Pergeseran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker; 4) Pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker; 5) Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Satker; 6) Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker; 7) Pencairan blokir/tanda bintang (*); 8) Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian inkracht; 9) Penggunaan dana Output Cadangan;
o Rincian revisi anggaran, khusus untuk angka 1) s.d. 6) : 1) Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran; 2) Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap; 3) Pergeseran antarjenis belanja; 4) Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional; 5) Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs; 6) Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang lalu; 7) Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP; 8) Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, atau dalam satu provinsi untuk Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi; 9) Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor baru; 10) Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun 2012; dan/atau 11) Pergeseran anggaran dalam rangka tanggap darurat bencana. o Jenis Revisi Anggaran Untuk Pagu Anggaran Tetap Pada Level APBN: 1) Pergeseran anggaran dari BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) ke Bagian Anggaran K/L; 2) Pergeseran antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran 999 (BA BUN); 3) Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian inkracht;
1) ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama; 2) ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN); 3) perubahan nomenklatur Bagian Anggaran dan/atau Satker sepanjang kode tetap; 4) ralat kode nomor register PHLN/PHDN;
5) ralat kode kewenangan; 6) ralat kode lokasi; 7) ralat cara penarikan PHLN/PHDN; 8) ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan DPR-RI.
1) Tidak mengurangi alokasi anggaran : Biaya operasional, tunjangan profesi, pengadaaan bahan makanan; Pembayaran tunggakan; Rupiah Murni Pendamping (RMP); Yang sudah direalisasikan.
2) Tidak mengurangi volume Keluaran : Kegiatan prioritas Nasional dalam RKP Tahun 2013; Kebijakan Prioritas Pemerintah yg ditetapkan setelah RKP Tahun 2013 dan selama tahun anggaran berjalan; 3) Kriteria penggunaan sisa anggaran yang berasal dari Hasil Optimalisasi dan Kegiatan Swakelola : Hal yg bersifat prioritas; Hal yg bersifat mendesak; Hal yg bersifat darurat; Hal yg tidak dapat ditunda.