Anda di halaman 1dari 69

Tugas Akhir

PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN NANGAKEO, NUSA TENGGARA TIMUR


Oleh : Sofianto K 3108 100 144
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
1

I. LATAR BELAKANG
Pelabuhan Penyeberangan Ferry Nangakeo
Penggunaan Pelabuhan Belum Optimal (2008- 201 1 )

Kapal sering tidak bisa berlabuh Gelombang yang besar pada kolam dermaga
Posisi Dermaga yang sejajar dengan Garis Pantai
2

Gelombang/Alun yang besar pada kolam dermaga Kapal memasuki Kolam dermaga Kapal terguncang sehingga membahayakan proses Debarkasi

PERMASALAHAN
Gelombang yang besar di Kolam Dermaga
Bagaimana Mereduksi energi Gelombang agar Kapal dapat berlabuh dengan aman?

Struktur Pemecah Gelombang (Breakwater)

II. LOKASI
Perairan Nangakeo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Laut Flores

Gambar 1.1 Lokasi Studi (Sumber: Peta Indonesia dan Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur)
6

Lokasi Studi

Gambar 1.2 Foto Satelit (Sumber: Google Maps, Lokasi Pelabuhan Penyeberangan Ferry Nangakeo)
7

Lokasi Pelabuhan

Gambar 1.3 Peta Topografi dan Batimetri Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (Sumber : ASDP Dirjen Departemen Perhubungan)
8

III. TUJUAN
1 . Merencanakan Layout dan Dimensi Breakwater 2. Merencanakan Detail Breakwater 3. Menghitung Struktur Breakwater 4. Merencanakan Pengerukan 5. Merencanakan Metode Pelaksanaan 6. Menghitung Rencana Anggaran Biaya
9

Berdasarkan Peta Batimetri, perairan di pelabuhan Nangakeo memiliki kemiringan kontur dasar laut yang sangat curam.

Jarak + 50m dari pantai, tegak lurus ke arah laut, kedalamannya mencapai 25 m.
0 Kedalaman (m) 5 10 15 20 25 Gambar Penampang Melintang Dasar Laut
10

5m 8m

20m 25 m

40 m

50 m

(Permukaan Air laut)

Ke arah Laut Dalam

Jenis Breakwater
Breakwater Dinding Tegak Floating Breakwater

11

IV. METODOLOGI
Pendahuluan Mempelajari latar belakang dan permasalahan yang ada di proyek Mempelajari dasar teori, konsep, dan perumusan yang akan dipakai dalam perencanaan Data Topografi dan Bathymetri Data pasang surut Data arus Data angin Analisa gelombang Data tanah Data Kapal

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan dan analisa data

Perencanaan layout

Perencanaan alur pelayaran Perencanaan layout breakwater Peraturan yang digunakan Kriteria kapal rencana Kualitas bahan dan material
12

Kriteria Desain

Perhitungan Struktur breakwater

Perhitungan Struktur breakwater tipe Monolith (tiang pancang) Perhitungan Kekuatan dan Daya dukung Tanah Gambar rencana

Perencanaan Pengerukan Perencanaan metode konstruksi

Pengerukan pada Alur masuk dan Alur keluar

Merencanakan metode yang efektif dan efeisen pada masa konstruksi Harga material Analisa harga satuan Perhitungan volume pekerjaan Perhitungan rencana anggaran biaya

Perhitungan rencana anggaran biaya

Kesimpulan Hasil Perencanaan

13

14

ANALISA DATA
1 . Peta Bathymetri dan Topografi 2. Data Pasang Surut 3. Data Angin dan Gelombang 4. Data Arus 5. Data Tanah 6. Data Kapal
15

1 . Peta Bathymetri dan Topografi

16

2. Data Pasang Surut

17

3. Data Angin

18

4. Data Arus

19

5. Data Tanah

20

DATA ANGIN dan GELOMBANG

Note : Data Angin dan Tinggi Gelombang yang diperoleh mulai tahun 2006 sampai tahun 2011
21

REKAPITULASI DATA ANGIN

22

Prediksi Tinggi Gelombang Berdasarkan SMB tahun 1984

23

KRITERIA KAPAL RENCANA

Kapal Penyeberangan Ferry


Bobot mati Panjang kapal (LOA) Lebar kapal (Width) Draft Kosong Draft Bermuatan : 1000 GRT : 75 meter : 13 meter : 3,5 meter : 5 meter

Desain Monolith Breakwater


1.75 3.45 1.75

5.20

Poer/ Pile cap

Steel Pipe Pile 1016 mm

Spesifikasi Tiang Pancang Baja


Outside Diameter mm 1016 Wall thickness mm 19 Cross-sectional area cm2 595,1 Unit Weight kg/m 467 Momen of inertia I (cm4) 740000 Modulus of Section Z (cm3) 14600
Radius of gyration of area Outside surface area

1.75

1.75

i (cm) 35,2

m2/m 3,19

Perhitungan Gaya- gaya yang bekerja pada struktur breakwater

Note : Pada Tabel di bawah merupakan hasil perhitungan gaya dan momen menggunakan metode Goda. Breakwater tipe monolith ini dihitung berdasarkan lokasi -25 mLWS. Tinggi gelombang refraksi dari laut dalam didapat dari penabelan refraksi pada Bab 3.

Grafik Respon Spektrum SAP dan Kombinasi Pembebanan


*) Desain Renforced Concrete Kombinasi I = 1,2D +1,6L(W) Kombinasi II = 1,2D +1L(W) + 1G *) Stability Of Pile Foundation Kombinasi I = 1D +1L(W) Kombinasi II = 1D +1L(W) + 1G

Titik Jepit Tanah Terhadap Tiang Pancang

Note : Letak titik jepit tanah terhadap tiang pondasi (Zf), dengan perumusan sebagai berikut: Zf = 1,8 T untuk normally consolidated clay dan granular soil, atau yang mempunyai kenaikan linier harga modulus.
5

Grafik Sainflou Dan Tabel Perhitungan Tinggi Struktur


Note : Grafik Sainflou digunakan untuk menentukan tinggi gelombang setelah mengalami Refleksi

Hasil Gaya Dalam Tiang Pancang dari sofware SAP 2000 (Desain Reinforced Concrete)

Hasil Gaya Dalam Tiang Pancang dari sofware SAP 2000 (Stability of Pile Foundation)

Perhitungan Penulangan Poer

Note : Dipasang tulangan D29 - 100 mm (6601,85 mm2). Tulangan dipasang dengan dimensi dan jarak yang sama pada kedua arah X dan Y.
9

Grafik Daya Dukung Tanah dan Kedalaman pemancangan Tiang Tegak


Dalam perencanaan struktur breakwater monolith ini digunakan kedalaman tiang yang tergantung dari daya dukung tanah dasar. Untuk tiang pancang tegak dengan gaya tekan = SF x 114 ton =3 x 114 = 342 ton gaya tarik = SF x 127 ton =3 x 127 = 378 ton maka dibutuhkan kedalaman tiang sekitar 13 meter dari seabed.
Note :

10

Grafik Daya Dukung Tanah dan Kedalaman pemancangan Tiang Miring


Dalam perencanaan struktur breakwater monolith ini digunakan kedalaman tiang yang tergantung dari daya dukung tanah dasar. Untuk tiang pancang miring dengan gaya tekan = SF x 378 ton =3 x 378 = 1134 ton gaya tarik = SF x 208 ton =3 x 208= 624 ton maka dibutuhkan kedalaman tiang sekitar 17,5 meter dari seabed.
Note :

11

Rencana Struktur Breakwater

Tampak sisi atas

12

Rencana Struktur Breakwater


Sisi Depan Breakwater Sisi Belakang Breakwater

Note : Layout breakwater terdiri dari 1 Segmen dengan panjang 125 meter, melintang dari arah barat ke timur

dengan jarak Breakwater dari pelabuhan =80 meter dimana lebih besar dari 1*LOA = 75 m, jadi tidak menghalangi kapal ferry untuk bermanuver di kolam dermaga. Lebar alur masuk dan keluar dari kolam dermaga yang direncanakan adalah 75 m dengan kedalaman minimal -5mLWS. 13

Rencana Layout Pengerukan

Note : Pada bab IV dapat dilihat layout kondisi eksisting breakwater dengan kebutuhan kedalaman -5 mLWS pada
alur di mulut breakwater dimana pada alur masuk dan keluar kapal perlu dilakukan adanya pengerukan mengingat kebutuhan kedalaman kapal ferry 1000 GRT yaitu -5.00mLWS sedangkan pada mulut breakwater yang ada mencapai kedalaman -3.00mLWS. Jadi kapal dapat dengan aman bermanuver melewati mulut breakwater

14

Rencana Pengerukan
Lokasi Alur Masuk Bouy 1 Potongan A (m2) I-I 0,00 II-II 8,43 III-III 11,08 IV-IV 11,93 V-V 10,78 VI-VI 7,32

Jarak (m) Volume (m3) 20 0 20 168,6 20 221,6 20 238,6 20 215,6 20 146,4

Lokasi Alur Masuk Bouy 2 Potongan A (m2) I-I 10,28 II-II 5,73 III-III 2,06 IV-IV 5,77 V-V 5,34 VI-VI 2,62

Jarak (m) Volume (m3) 20 205,6 20 114,6 20 41,2 20 115,4 20 106,8 20 52,4

Note : Dengan demikian volume pengerukan awal yang diperlukan adalah sebesar 1352,2 m3. Karena volume total galian < 5000 m3, maka dipilih alat keruk mekanik yaitu clamshell dredger.

15

Rencana Metode Pelaksanaan

16

Rencana Metode Pemancangan

17

1. Piling Work 2. Install Bracket & H-Beam 3. Install Base Form (Staging Work) 4. Install Beam Reinforcement bar & Embedded 5. Setting side form Poer 6. Concreting work of Poer 7. Removal of side form and staging 8. Completed Concreted Poer of Breakwater

Ponton 1000 ton

Concrete Bucket Reinforcement Bar Side Form

Rencana Pengerukan

19

Rencana Anggaran Biaya


PEKERJAAN REKAPITULASI PEKERJAAN PEKERJAAN BREAKWATER TOTAL PENGERUKAN PERSIAPAN TIANG ANGGARAN PANCANG

20

KESIMPULAN
Struktur Breakwater Monolith Dari hasil perencanaan pada Bab VI, didapatkan hasil sebagai berikut : Breakwater Monolith dengan menggunakan kelompok Tiang Pancang berdiamater 1016 mm dengan tebal 19 mm pada kedalaman -25 mLWS. Poer menerus : 500 cm x 350cm x 150 cm Diameter tulangan Poer : D29-100 Elevasi puncak : +7.41 mLWS Pengerukan Dari hasil perencanaan pada Bab VII, didapatkan hasil sebagai berikut : Pengerukan dilakukan dengan menggunakan kapal keruk clamshell dengan kapasitas 5 m3 Volume pengerukan 1352,2 m3 pada dua lokasi pengerukan yaitu alur masuk dan keluar kolam dermaga.

21

KESIMPULAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan struktur secara keseluruhan dilakukan dari laut menggunakan tongkang dan crane sebagai alat pemindah material. Pada pekerjaan Struktur Monolith menggunakan Diesel hammer sebagai alat bantu pemancangan tiang pancangnya. Pembuatan poer tiang pancang dilakukan menggunakan cast in situ dengan beton ready mix. Pada pekerjaan pengerukan menggunakan alat keruk clamshell dibantu dengan kapal tongkang (barge) untuk membuang hasil pengerukan. Anggaran Biaya Total anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan breakwater berdasarkan perhitungan Bab IX adalah sebesar Rp. 93.482.512.000,00. (Sembilan puluh tiga milyar empat ratus delapan puluh dua juta lima ratus dua belas ribu rupiah). Saran Konstruksi breakwater sebaiknya dilakukan jangan dilakukan pada durasi antara bulan juni-juli, karena pada bulan tersebut kecepatan angin yang sangat tinggi dapat menyebabkan gelombang yang besar sehingga dapat mengganggu pelaksanaan konstruksi breakwater.
22

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

23

PANJANG FETCH EFEKTIF


Selatan Barat Daya Tenggara

Tinggi Gelombang dan Durasi Berdasarkan Panjang Fetch Efektif

Note : Tinggi Gelombang dan Durasi dihitung dari tahun 2006 sampai tahun 2011
2

Rekapitulasi Tinggi Gelombang dan Durasi Berdasarkan Panjang Fetch Efektif


Tinggi Gelombang maksimum pertahun yang didapat dari perhitungan metode SMB

Note : Durasi yang dihasilkan tidak representatif dengan kejadian di lapangan, karena tidak mungkin ada gelombang dengan tinggi 4-5 meter dengan durasi waktu kejadian 25-26 jam atau 1 hari lebih.
3

REKAPITULASI DATA TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN DATA DI LAPANGAN

Sumber : BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur


4

Grafik Peramalan Gelombang

Note : Durasi gelombang (jam) dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang yaitu dengan menggunakan variabel : Ua (m/s) = Faktor Tegangan Angin dan Ht (m) =Tinggi Gelombang Signifikan

Tinggi Gelombang maksimum berdasarkan durasi waktu yang dikoreksi


Tahun Hmax 3,43 3,60 3,63 2,64 3,14 2,81 Hmax 2,45 1,34 2,78 1,6 1,85 2,14 Hmax 2,35 2,25 2,36 1,89 1,59 1,94 Kec.Angin m/s knot 16,42 8,45 16,52 8,50 19,31 9,93 12,05 6,20 15,79 8,12 12,89 6,63 Kec.Angin m/s knot 16,28 8,38 11,31 5,82 16,84 8,66 11,66 6,00 12,79 6,58 11,71 6,02 Kec.Angin m/s knot 17,53 9,02 14,51 7,46 17,00 8,75 12,68 6,52 11,39 5,86 12,93 6,65 Rt 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 Rt 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 Rt 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 Rl 1,14 1,14 1,12 1,30 1,16 1,26 Rl 1,14 1,14 1,12 1,30 1,16 1,26 Rl 1,14 1,14 1,12 1,30 1,16 1,26 Uw 10,57 10,63 12,24 8,88 10,33 9,19 Uw 10,48 7,28 10,67 8,59 8,37 8,35 Uw 11,28 9,34 10,77 9,34 7,45 9,22 Ua 12,91 13,00 15,46 10,41 12,55 10,87 Ua 12,77 8,16 13,06 10,00 9,69 9,66 Ua 13,99 11,09 13,22 11,09 8,40 10,91 t (jam) T (detik) 15 17 13 16 14 16 t (jam) 10 10 12 9 12 14 t (jam) 9 12 9 10 12 10 11 11 13 9 10 9 T (s) 11 7 11 8 8 8 T (s) 12 9 11 9 7 9

TENGGARA

2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

SELATAN

2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun

BARAT DAYA

2006 2007 2008 2009 2010 2011

TINGGI GELOMBANG DI LAUT DALAM

7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 1 10 Umur Rencana (Tahun) 100 Arah Barat Daya Arah Selatan Arah Tenggara

Tinggi Gelombang (m)

SKEMATISASI KONTUR

REFRAKSI GELOMBANG

PERHITUNGAN TINGGI GELOMBANG SETELAH MENGALAMI REFRAKSI

10

ANALISA DATA TANAH

Note : Data tanah yang digunakan yaitu tanah asli. Pengambilan data tanah asli meliputi pengambilan undisturbed sample, dan standar penetrasi test (SPT). Data SPT dan undisturbed sample pada lokasi didapat melalui dua titik bor, yaitu BH1dan BH2 sampai kedalaman -18 m dari seabed (dasar laut)
11

ANALISA DATA TANAH


BORELOG BH-1 BORELOG BH-2

Note : Hasil analisa laboratorium (lihat lampiran hasil analisa laboratorium) : BH I - Berat Isi Asli pada kedalaman - 12.42 sampai -18.03 m LWS sebesar 1.846 sampai 1.920 kg/cm3. BH.II : - Berat Isi Asli pada kedalaman 12.45-18.20 m LWS sebesar 1.846 kg/cm3. Kedua bor didominasi butiran Pasir halus berukuran 0.075 - 0.420 mm, dengan porositas sekitar 40%.

12

DATA KAPAL

Note : Data

Register Kapal ILE BOLENG (Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia)

13

DIMENSI KAPAL FERRY

14

PEMILIHAN STRUKTUR BREAKWATER

Floating Breakwater

Floating Box Concrete Breakwater

dibandingkan fixed breakwater, batas atas untuk desain periode gelombang adalah pada kisaran 4-6 detik (sama dengan minimum frekuensi, 1.0 rad/s-1.6 rad/s) (Tsinker 1995). Sedangkan berdasarkan hasil analisa gelombang, didapatkan tinggi gelombang maksimum yang terjadi adalah +3 meter dengan periode gelombang 10-11 detik. Jadi penggunaan breakwater tipe floating untuk pelabuhan penyeberangan Nangakeo tidak cocok berdasarkan tinggi gelombang dan periode gelombang yang terjadi.

Note : Floating breakwater tidak terlalu efektif dalam mengurangi tinggi gelombang untuk gelombang besar

15

PEMILIHAN STRUKTUR BREAKWATER

Breakwater Caison Beton

Note : Sebelum memasang dinding Caison diperlukan pondasi dangkal untuk menjaga stabilitas dinding. Untuk

membuat pondasi dangkal berupa tumpukan sirtu pada kedalaman -20 meter sangatlah sulit. Karena sirtu yang akan dijadikan pondasi dinding akan lebih banyak terbawa oleh arus dan gelombang laut sebelum mencapai posisi di dasar laut yang direncanakan.

16

PEMILIHAN STRUKTUR BREAKWATER

Breakwater Tiang Pancang

Note : Wilayah Perairan Nangakeo merupakan perairan dengan kontur dasar laut yang sangat curam dan memiliki

gelombang yang cukup besar. Breakwater Monolith Tiang pancang dapat digunakan pada perairan dalam dan dapat menahan gelombang yang cukup besar. Lebar bangunan juga tidak terlalu besar, sehingga dari segi biaya dan metode pelaksanaan tipe breakwater ini cocok untuk diaplikasikan

17

PEMILIHAN STRUKTUR BREAKWATER

Pancang dengan persentase point sebesar 80%

Note : Berdasarkan Tabel perbandingan diatas, maka dipilih Breakwater Tiang


18

PERENCANAAN LAYOUT BREAKWATER

Perhitungan Dimensi Layout Pelabuhan

Note : Kedalaman : 1.2*draft kapal =1.2*3,5= 4,2 5 meter Kolam Putar (Db) = = 1*LOA = 1*75 = 75 meter Panjang Alur Masuk (P) = 1,5*LOA= 1*75 = 112,5 113 meter (kecepatan 5 Knot)

19

Rencana Layout Breakwater


Area Turning Basin (75 m)

Note : Layout breakwater terdiri dari 1 Segmen dengan panjang 125 meter, melintang dari arah barat ke timur

dengan jarak Breakwater dari pelabuhan =80 meter dimana lebih besar dari 1*LOA = 75 m, jadi tidak menghalangi kapal ferry untuk bermanuver di kolam dermaga. Lebar alur masuk dan keluar dari kolam dermaga yang direncanakan adalah 75 m dengan kedalaman minimal -5mLWS.

20

Difraksi Gelombang

Note : Peninjauan difraksi dilakukan pada titik A, dimana arah gelombang datang yang berpengaruh dari 3 arah

yaitu Barat Daya, Selatan, dan Tenggara. Gelombang yang datang terdefraksi oleh single breakwater dan melalui kedua ujung breakwater.

21

Difraksi Gelombang
Titik A A
Titik A A

0
( ) 75 105
o

HS0 (m) 2,97 2,97


HS0 (m) 3,13 3,13 HS0 (m) 0,78 0,78

TENGGARA

Lo=1.56 T (d) (m) 10,66 177,36 10,66 177,36


T (d) 10,66 10,66 T (d) 9,73 9,73 Lo=1.56 T (m) 177,36 177,36

r (m) 95,0 116,0


r (m) 95,0 116,0

r/L0 0,5 0,7


r/L0 0,54 0,65

() 57,0 43,0
() 57,0 43,0 () 57,0 43,0 43 0,06 0,45 43 0,09 0,09

K' 43 0,12 0,08


K' 57 0,12 0,12 K' 57 0,07 0,90

HA 57 0,18 0,09 (m) 0,54 0,24


HA (m) 0,38 0,28 HA (m) 0,05 0,35

Ket Ok Ok
Ket Ok Ok

SELATAN

0
( ) 90 90
o

BARAT DAYA

Titik A A

0
( ) 45 135
o

Lo=1.56 T (m) 147,77 147,77

r (m) 95,0 116,0

r/L0 0,64 0,79

Ket Ok Ok

Note : Tinggi Gelombang Setelah mengalami defraksi masih aman dalam kolam dermaga (H < 0,5 m)
22

KRITERIA DESAIN
MUTU BETON Kuat tekan karakteristik fc=35 MPa Modulus Elastisitas diambil berdasarkan PBI 1971 2 2 5 Ec = 6400 350kgf cm = 1.197 10 kgf cm Tebal selimut beton (decking) untuk daerah yang berbatasan langsung dengan air laut: - Tebal decking 8.0c m Kuat leleh (fyU32) = 400 MPa Tegangan tarik baja untuk pembebanan tetap, a-U32 = 1850 kg/cm2 Tegangan tarik atau tekan baja rencana, au-U32 = 2780 kg/cm2 Modulus elastisitas diambil sebesar 2 105 Mpa Diameter tulangan yang digunakan adalah D10 D25

MUTU BAJA TULANGAN

Anda mungkin juga menyukai