Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu yang lain. Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas (tidak memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan risiko kematian, kesahatan dan distabilitas. Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apakah pengertian Waham? Apa saja jenis-jenis waham? Apa penyebap waham? Bagaimana tanda dan gejala waham? Bagaiamana proses terjadinya waham? Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi)?

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mengenai Konsep dan Asuhan keperawatan pada pasien dengan Waham pada blok Jiwa ini. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan pengertian waham b. Menyebutkan jenis-jenis waham c. Menyebutkan penyebap waham d. Menyebutkan tanda gejala waham e. Mengetahui proses terjadinya waham

f. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Waham (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Waham Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/ terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 : hal. 165). Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan Sunden, 1998). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis . Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis (Cook and Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang ulang. B. Jenis-jenis Waham Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini : 1. Waham Kebesaran Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya Saya ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho. atau.saya pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sebelum Barak Obama 2. Waham curiga Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai 3

kenyataan. Contohnya Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri dengan keberhasilan saya. 3. Waham agama Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari. 4. Waham somatik Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya Saya terkena penyakit Kanker. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien tetap mengatakan ia terserang kanker. 5. Waham nihilistik Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh. C. Penyebap Waham Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah : 1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat 2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian 3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain 4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya 5. Kegagalan yang sering dialami 6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur 7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang misalnya menyalahkan orang lain

tidak

sehat,

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal 4

impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997) D. Tanda dan gejala Waham 1. Kognitif a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata b. Individu sangat percaya pada keyakinannya c. Sulit berfikir realita d. Tidak mampu mengambil keputusan 2. Afektif a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan b. Afek tumpul 3. Prilaku dan Hubungan Sosial a. Hipersensitif b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal c. Depresi d. Ragu-ragu e. Mengancam secara verbal f. Aktifitas tidak tepat g. Streotif h. Impulsive i. Curiga 4. Fisik a. Higiene kurang b. Muka pucat c. Sering menguap d. BB menurun

E. Proses terjadinya Waham 1. Fase lack of human need Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang orang dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social dan ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat

berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).

2. Fase lack of self esteem Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah 3. Fase control internal eksternal Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan, lingkungan hanya menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

Fase environment support 6

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang ulang. Dari siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

4. Fase comforting Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi social).

5. Fase improving Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan

menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

6. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon masalah sebagai berikut : Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai Diri sendiri, orang lan, lingkungan

Gangguan proses Pikir

: WAHAM

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN WAHAM A. Pengkajian Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk

mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :

1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap 2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya 3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata 4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya 5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain 6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orag lain atau ketakutan dari luar 7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu : 1. Gangguan proses pikir : Waham

Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain : 1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan 2. Kerusakan komunikasi verbal 3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah 9

C. Rencana tindakan PERENCANAAN TUJUAN TUM : Klien dapat mengontrol wahamnya TUK : 1. Klien dapat memb ina hubun 1 gan saling perca ya denga n peraw at KRITERIA EVALUASI 1.1 Setelah ... X interaksi klien : a. Mau menerima kehadiran perawat disampingn ya b. Mengatakan mau menerima bantuan perawat c. Tidak menunjukka n tandatanda curiga d. Mengijinka n duduk disamping INTERVENSI 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien a. Beri salam b. Perkenalkan diri, Tanyakan nama, serta nama panggilan yang disukai c. Jelaskan tujuan interaksi d. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap menolong dan mendampinginya e. Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga f. Tunjukkan sikap terbuka dan jujur g. Perhatikan kebutuhan dasar dan bantu pasien memenuhinya TUK : Klien dapat mengidentifik asi perasaan yang muncul secara berulang 1.2 Setelah ... X interaksi Klien : a. Klien menceritaka n ide-ide dan 10 1.2 Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya a. Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini

N O

DIAGNO SA Gangguan proses pikir : waham

dalam pikiran klien

perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya

termasuk hubungan dengan orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah, dsb b. Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa mendukung atau menentang pernyataan wahamnya c. Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien

TUK : Klien dapat mengidentifik asi stresor atau pencetus wahamnya

1.3 Setelah ... X interaksi klien a. Dapat menyebutka n kejadian sesuai dengan urutan waktu serta harapan atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi seperti harga diri, rasa aman, dsb b. Dapat

1.3 Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya a. Diskusikan dengan klien tentang kejadiankejadian traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai b. Diskusikan kebutuhan atau harapan yang belum terpenuhi c. Diskusikan cara-cara mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

11

menyebutka n hubungan antara kejadian traumatik kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya TUK Klien dapat mengidentifik asi wahamnya 1.4 Setelah ... X interaksi klien menyebutka n perbedaan pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya

dan kejadian traumatik d. Diskusikan dengan klien antara kejadiankejadian tersebut dengan wahamnya

1.4 Bantu klien mengidentifikasi keyakinan yang salam tentan situasi yang nyata (bila klien sudah siap) a. Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi b. Katakan kepada klien akan keraguan perawat tehadap pernyataan klien c. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya d. Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham e. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi

12

yang dipersepsikan salah oleh klien TUK Klien dapat mengidentifik asi konsekuensi dari wahamnya 1.5 Setelah ... X interaksi klien menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari-hari yang diakibatkan ide-ide atau pikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti : a. Hubungan dengan keluarga b. Hubungan dengan orang lain c. Aktivitas sehari-hari d. Pekerjaan e. Sekolah f. Prestasi, dsb 1.5 Diskusikan tentang pengalamanpengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya seperti :Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga, Hambatan dalam interaksi dengan orang lain dalam melakukan aktivitas seharihari 1.6 Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain 1.7 Diskusikan dengan klien tentang orang atau tempat ia dapat meminta bantuan apabila wahamnya timbul atau sulit di kendalikan

13

TUK Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentika n pikiran yang terpusat pada wahamnya

1.6 Setelah ...X interaksi klien melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat menglihkan fokus klien dari wahamnya

1.8 Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya 1.9 Anjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan 1.10 Ikut sertakan

klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang 1.11 Libatkan klien

pada topik-topik yang nyata 1.12 Anjurkan klien

untuk bertanggung jawab secara personal dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan dan pemulihannya 1.13 Beri

penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif

14

TUK Klien mendapat dukungan keluarga

1.7 Setelah ... X interaksi keluarga dapat menjelaskan tentang cara mempraktek kan cara merawat klien waham

1.14

Diskusikan

pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi waham 1.15 Diskusikan

potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham 1.16 Jelaskan pada

keluarga tentang a. Pengertian waham b. Tanda gejala waham c. Penyebap dan akibat waham d. Cara merawat klien waham 1.17 Latih keluarga

cara merawat waham 1.18 Tanyakan

perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih 1.19 Beri pujian

pada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah TUK 1.8 Setelah ... X 1.20 Diskusikan

15

Klien dapat memanfaatka n obat dengan baik

interaksi dengan klien, dapat mendemons trasikan penggunaan obat dengan baik 1.9 Setelah ... X interaksi klien menyebutka n akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat 1.21 Pantau klien

saat penggunaan obat, beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 1.22 Diskusikan

akibat klien berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 1.23 Anjurakan

klien untuk konsultasi kepada perawat atau dokter jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

16

STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM SP 1 PASIEN 1. 2. 3. 4. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi Bicarakan konteks realita Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2 PASIEN 1. 2. 3. 4. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1) Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN 1. 2. 3. 4. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2) Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA SP 1 KELUARGA 1. 2. 3. 4. 5. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien Jelaskan proses terjadinya waham Jelaskan tentang cara merawat pasien waham Latih (simulasi) cara merawat RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien

SP 2 KELUARGA 1. Evaluasi kemampuan Sp 1 2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien) 3. Susun RTL keluarga SP 3 KELUARGA 1. Evaluasi kemampuan keluarga 2. Evaluasi kemampuan pasien 3. RTL keluarga : follow up dan rujukan

17

D. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan dan strategi pelaksanaan yang telah disusun. E. Evaluasi Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi sebagai berikut : PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM NAMA PASIEN : RUANGAN : NAMA PERAWAT : NO KEMAMPUAN TANGGAL A Pasien Berkomunikasi sesuai dengan 1 kemampuan Menyebutkan cara memenuhi 2 kebutuhan yang tidak terpenuhi Mempraktikkan cara memenuhi 3 kebutuhan yang tidak terpenuhi Menyebutkan kemampuan 4 positif yang dimilik Mempraktikkan kemampuan 5 positif yang dimiliki Menyebutkan jenis jadwal dan 6 waktu minum obat Melakukan jadwal aktivitas dan 7 minum obat sehari-hari B Keluarga Menyebutkan pengertian waham 1 dan proses terjadinya waham Menyebutkan cara merawat 2 pasien waham Mempraktikkan cara merawat 3 pasien waham Membuat jadwal aktivitas dan 4 minum obat untuk klien

18

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997). Tindakan keperawatan jiwa yang diberikan antara lain BHSP, tidak mendukung atapun menyangkal Waham pasien, mempertahankan pasien untuk tetap pada realita, mengajarkan cara minum obat dan mempertahankan pengobatan, serta dapat juga diberikan tindakan keperawatan untuk keluarga. A. Saran Sebagai tenaga kesehatan jiwa, kita hendaknya memperhatikan setiap aspek yang mungkin dapat mempengaruhi Waham seseorang, seperti lingkungan, keluarga dan faktor-faktor lain yang mungkin mendukung waham yang dialami. Sehingga dengan mengidentifikasi setiap aspek yang mungkin berpengaruh, diharapakan tindakan keperawatan yang diberikan sesuai dan dapat menghasilakan hasil yang optimal.

19

DAFTAR PUSTAKA Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC Ns. Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi dan Mahasiswa Keperawatan. http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/ (diakses pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 27 wita) http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pasiendengan-waham.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 40 wita) http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 45 wita) (diakses pada

20

Anda mungkin juga menyukai