Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG Anemia dalam kehamilan tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di negara berkembang, tetapi juga merupakan masalah yang signifikan di negara maju. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Di dunia, 34% ibu hamil dengan anemia dimana 75% berada di negara berkembang. Di Indonesia sendiri, 3,5% ibu hamil menderita anemia. Defisiensi besi merupakan masalah defisiensi nutrisi yang terbanyak dan merupakan penyebab anemia terbesar di dalam kehamilan. !ebesar "#% populasi dunia diketahui menderita defisiensi besi dan 5#% indi$idu yang menderita defisiensi besi itu berlanjut menjadi anemia defisiensi besi. %,",3 Ibu hamil aterm &enderung menderita anemia karena pada masa tersebut janin menimbun &adangan besi untuk dirinya dalam rangka persediaan segera setelah lahir. 'ada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan (at makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. )ungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, maupun prematuritas. 4,5,

I.2

TUJUAN PENYUSUNAN a. Tujuan Umum *ujuan umum penyusunan referat ini adalah untuk memberikan gambaran se&ara menyeluruh mengenai penyakit anemia di dalam kehamilan.

b. Tujuan Khusus *ujuan khusus penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui hal+hal yang berhubungan dengan anemia di dalam kehamilan. I.3 MAN AAT PENYUSUNAN a. Ba!" Ins#"#us" P$n%"%"&an Diharapkan referat ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan ,a,asan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya -bstetri dan .inekologi. b. Ba!" P$n'usun 'enyusunan referat yang dilakukan dapat menambah pengetahuan penyusun mengenai anemia di dalam kehamilan. (. Ba!" P$mba(a 'enyusunan referat ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan serta diharapkan menambah keingintahuan pemba&a terhadap ilmu -bstetri dan .inekologi khususnya mengenai anemia di dalam kehamilan.

"

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DE INISI Anemia adalah kondisi dimana eritrosit menurun atau menurunnya kadar haemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ+organ $ital menjadi berkurang. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di ba,ah %% gram% pada trimester I dan III atau kadar haemoglobin / %#,5 gram% pada trimester II. !elama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi haemoglobin kurang dari %#,5# sampai dengan %%,## g0d1. 2anita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah se,aktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi se,aktu hamil. 7,3 4ertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur %# minggu dan men&apai pun&aknya dalam kehamilan antara 3" dan 3 minggu. !eorang ,anita hamil yang memiliki 5b kurang dari %# g0d1 barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan. 6arena itu, para ,anita hamil dengan 5b antara %# dan %" g0d1 tidak dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi anemia fisiologik atau pseudoanemia. 5,7 II.2 EPIDEMI)L)GI Diketahui bah,a sebanyak 34% ibu hamil di dunia menderita anemia pada kehamilannya, dimana 75% berada di negara berkembang. 're$alensi anemia dalam kehamilan di Indonesia sendiri relatif tinggi, yaitu 33 8 7%.5% dengan rata+rata 3,5%, sedangkan di Amerika !erikat hanya %. %,%# 6ematian ibu akibat anemia di beberapa negara berkembang berkisar antara "7 sampai %74 per %##.### kelahiran hidup. 9enurut 25-, 4#% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. 9asalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya pre$alensi anemia pada ibu hamil dan sebagian besar

penyebabnya adalah kekurangan (at besi untuk pembentukan haemoglobin. 6eadaan kekurangan (at besi pada ibu hamil akan menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak janin. %,7,%# 'ada ibu hamil, jenis anemia yang sering terjadi akibat defisiensi besi :3#%;, defisiensi asam folat, dan anemia sel sabit. Anemia yang terkait dengan kehamilan hampir 75% adalah anemia defisiensi besi. 3 II.3 ETI)L)GI 'enyebab anemia dalam kehamilan pada umunya adalah kurang gi(i, kurang (at besi, malabsorpsi, kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit+penyakit kronik seperti *4< paru, &a&ing usus, malaria dan lain+lain. Anemia nutrisional :anemia karena kekurangan gi(i; adalah jenis anemia yang paling banyak terjadi. Defisiensi besi adalah penyebab terbanyak anemia yang terkait dengan nutrisi. Anemia defisiensi besi bertanggung ja,ab pada kurang lebih 75% anemia selama kehamilan, yang menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan terhadap besi selama kehamilan. 5,7,%# Defisiensi mikronutrien yang multipel juga berkontribusi terhadap anemia dalam kehamilan. Anemia nutrisional juga dapat terjadi karena kekurangan asam folat atau $itamin 4%". Anemia lainnya yang terjadi selama kehamilan adalah anemia karena haemoglobinopati, anemia aplastik, anemia yang diinduksi oleh obat, atau akibat kelainan eritrosit kongenital :thalassemia , defisiensi glukosa+ +fosfat;. 5,7,%% II.* AKT)R RISIK) !emua ,anita hamil berisiko untuk menderita anemia, karena mereka memerlukan lebih banyak asam folat dan (at besi dari biasanya. *api risiko akan lebih tinggi dalam keadaan berikut = 7,%% > > > > 5amil dengan lebih dari satu anak :gemelli; Dua kehamilan yang berdekatan 9untah banyak karena morning sickness 6ehamilan di usia remaja

> >

*idak makan &ukup makanan yang kaya (at besi 9engalami masa berat sebelum hamil :fisik dan psikis;

II.+ PAT) ISI)L)GI 5aemoglobin :5b; merupakan komponen eritrosit yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika 5b berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. -ksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. ?at besi merupakan bahan baku pembuat eritrosit. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi, misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap berakti$itas normal. 3 !elama hamil $olume darah meningkat sebanyak @ 5#% dari 4 ke 1, $olume plasma yang meningkat menyebabkan penurunan konsentrasi 5b dan nilai hematokrit. Di dalam kehamilan, penurunan kadar haemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan (at makanan bertambah dan terjadinya perubahan+perubahan dalam darah = peningkatan $olume plasma yang relatif lebih besar daripada peningkatan kadar haemoglobin dan eritrosit. Di mana persentase peningkatan tersebut adalah sebagai berikut = plasma 3#%, sel darah %3%, dan haemoglobin %7%, sehingga terjadi pengen&eran darah. 'engen&eran darah dianggap sebagai penyesuaian diri se&ara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ,anita hamil tersebut. 'engen&eran ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hiper$olemia tersebut, keluaran jantung :cardiac output; juga meningkat. 6erja jantung akan lebih ringan apabila $iskositas darah rendah. Aesistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik. 6etidak+ seimbangan antara ke&epatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit dalam sirkulasi biasanya memun&ak pada trimester kedua. 5,%"

II., KLASI IKASI !e&ara umum, anemia dalam kehamilan diklasifikasikan berdasarkan kadar haemoglobin sebagai berikut = %% %. ". 3. Anemia ringan Anemia sedang Anemia berat = 5b 7+%# gram% = 5b 7+3 gram% = 5b / 7 gram%

!edangkan menurut penyebabnya, anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut = %. Anemia Defisiensi 4esi : ",3%; 5,7 Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh berkurangnya &adangan besi tubuh. 6ekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya unsur besi dalam makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang dikeluarkan dari badan, misalnya pada perdarahan. 6eadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. !e&ara morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesis haemoglobin. 6eperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir. Apabila asupan besi tidak ditambah pada kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih+lebih pada kehamilan kembar. Asupan (at besi setiap hari yang dianjurkan tidak sama untuk berbagai negara. Bntuk ,anita tidak hamil, ,anita hamil, dan ,anita menyusui yang dianjurkan di Amerika !erikat masing+masing %" mg, %5 mg, dan %5 mgC di Indonesia masing+masing %" mg, dan %7 mg, dan %7 mg. ". Anemia 9egaloblastik :"7,#%; 5,7 Anemia megablastik dalam kehamilan disebabkan karena defisisiensi asam folat :pteroylglutamic acid;, jarang sekali karena defisiensi $itamin 4%" :cyanocobalamin;. 4erbeda dengan di Dropa dan di Amerika !erikat, frekuensi anemia megaloblastik dalam kehamilan

&ukup tinggi di Asia, seperti India, 9alaysia, dan di Indonesia. 5al itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan maupun infeksi kronis. .ambaran morfologis yang ditemukan biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. 3. Anemia 5ipoplastik :3,#%; 5,7 Anemia pada ,anita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel+sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Dtiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, ke&uali yang disebabkan oleh sepsis, sinar Aoentgen, ra&un atau obat+obatan. Dalam hal yang terakhir, anemia yang terjadi dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan. <iri lain ialah bah,a pengobatan dengan segala ma&am obat penambah darah tidak memberi hasil. 4. Anemia 5emolitik :#,7%; 5,7 Anemia hemolitik disebabkan karena penghan&uran eritrosit berlangsung lebih &epat dari pembuatannya. 2anita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamilC apabila ia hamil, maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. !ebaliknya mungkin pula bah,a kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada ,anita yang sebelumnya tidak menderita anemia. !e&ara umum anemia hemolitik dapat di bagi dalam " golongan besar, yakni = a. .olongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia paroxysmal nocurnal haemoglobinuria. b. .olongan yang disebabkan oleh faktor eksrakorpuskuler, seperti pada infeksi :malaria, sepsis, dsb;, kera&unan arsenikum, neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraEuin, primaEuin, nitrofurantoin :)uradantin;, ra&un ularC pada defisiensi . 'D, antagonisme Ahesus atau A4-, leukemia, penyakit 5odgkin, limfosarkoma, penyakit hati, dan lain 8 lain. hemolitik herediter, thalassemia, anemia sel sabit, haemoglobinopatia <, D, ., 5, I, dan

)rekuensi anemia hemolitik dalam kehamilan tidak tinggi. 6asus terbanyak anemia ini ditemukan pada ,anita Fegro yang menderita anemia sel sabit, thalassemia sel sabit, atau penyakit haemoglobin <. Di Indonesia sangat jarang ditemukan anemia jenis ini. 6asus yang pernah ter&atat adalah pada bulan Guli %775, seorang ibu dengan thalasssemia mayor, 5b 7,7 g0d1, dan telah mengalami splenektomi beberapa tahun sebelumnya, melahirkan anak pertama hidup dan &ukup bulan di A! !t. <arolus, Gakarta. !elain itu, 1ie+Injo 1uan Dng dkk pernah melaporkan adanya kasus penyakit thalassemia haemoglobin+D yang dipersulit oleh kehamilan, pada saat partus penderita mempuyai 5b ",3 g0d1 dan menderita dekompensatio cordis karena anemianya. 4ayinya prematur dan meninggal " hari postpartum. II.- TANDA DAN GEJALA 'ada tahap a,al anemia mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Dan banyak diantara gejala yang dirasakan sering terjadi di masa kehamilan. .ejala yang paling umum dari anemia selama kehamilan adalah= 3 > > > > > > > 6ulit, bibir, dan kuku pu&at 9erasa lelah atau lemah 'using !esak napas Detak jantung yang &epat !ulit berkonsentrasi Gika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Ibu hamil dengan keluhan lemah, pu&at, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal, perlu di&urigai anemia defisiensi besi. Dan se&ara klinis dapat dilihat tubuh yang pu&at dan tampak lemah :malnutrisi;. .una memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka dikerjakan pemeriksaan kadar 5aemoglobin dan pemeriksaan darah

tepi. 'emeriksaan haemoglobin dengan metode spektrofotometri saat ini merupakan standar medis. 5 'roses kekurangan (at besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap= a,alnya terjadi penurunan simpanan &adangan (at besi dalam bentuk ferritin di hati, saat konsumsi (at besi dari makanan tidak &ukup, ferritin inilah yang diambil. Daya serap (at besi dari makanan sangat rendah, ?at besi pada pangan he,an lebih tinggi penyerapannya yaitu "# 8 3#% sedangkan dari sumber nabati % 8 %. 4ila terjadi anemia, kerja jantung akan dipa&u lebih &epat untuk memenuhi kebutuhan -" ke semua organ tubuh, akibatnya penderita sering berdebar dan jantung &epat lelah. .ejala lain adalah lemas, &epat lelah, letih, mata berkunang kunang, mengantuk, selaput lendir, kelopak mata, dan kuku pu&at. %,3 II.. DIAGN)SIS 'emeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. 'ersentase eritrosit dalam $olume darah total :hematokrit; dan jumlah haemoglobin dalam suatu sampel darah bisa ditentukan. 'emeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit. 'engukuran 5b yang disarankan oleh 25- ialah dengan metode <yanmethaemoglobin, namun &ara -Hyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisasi dengan &ara &yanmet. 9etode <yanmethaemoglobin ini &ukup teliti dan dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hemathology :I<!5;. 9enurut metode ini, darah di&ampurkan dengan larutan Drabkin untuk meme&ah haemoglobin menjadi &yanmethaemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada 54# mm dalam kalorimeter fotoelektrik atau spektrofotometer. <ara penentuan 5b yang banyak dipakai di Indonesia ialah metode !ahli. <ara ini untuk di lapangan &ukup sederhana tapi ketelitiannya perlu dibandingkan dengan &ara standar yang dianjurkan oleh 25-. 7,%3,%4 Diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak sulit karena ditandai &iri+&iri yang khas bagi defisiensi besi, yakni mikrositosis dan hipokromasia. Anemia yang ringan tidak selalu menunjukan &iri+&iri khas itu, bahkan

banyak yang bersifat normositer dan normokrom. 5al itu disebabkan karena defisiensi besi dapat berdampingan dengan defisiensi asam folat. Iang terakhir menyebabkan anemia mengloblastik yang sifatnya makrositer dan hiperkrom. Anemia ganda demikian la(im disebut anemia dimorfis, yang dapat dibuktikan dengan kur$a 'ri&e+Gones. !ifat lain yang khas bagi defisiensi besi adalah = 5,7 a. b. &. d. 6adar besi serum rendah Daya ikat besi serum tinggi 'rotoporfirin eritrosit tinggi *idak ditemukan hemosiderin :stainable iron; dalam sumsum tulang. 'engobatan per&obaan :therapia ex juvantibus; dengan preparat besi dapat pula dipakai untuk membuktikan defisiensi besi = jika dengan pengobatan jumlah retikulosit, kadar 5b dan besi serum naik sedang daya ikat besi serum dan protoporforin eritrosit turun, maka anemia itu pasti disebabkan kekurangan besi. 'emeriksaan sumsum tulang menunjukan eriropoesis yang normoblastik tanpa tanda+tanda hipoplasia eritropoesis. 5,7 Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megloblast atau promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang. !ifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai, ke&uali bila anemianya sudah berat. !eringkali anemia sifatnya normositer dan normokrom. 5al itu disebabkan karena defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan. 'erubahan+ perubahan dalam leukopoesis, seperti metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang+kadang disertai $akuolisasi, dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada defiesiensi asam folat dan $itamin 4 %", bahkan belum terdapat megaloblastosis, &iri+&iri yang merupakan petunjuk kuat bagi defisiensi asam folat dan $itamin 4 %". Guga pemeriksaan asam formimino+glutamik dalam air ken&ing :Figlu test; dapat membantu dalam diagnosis. 6adar asam folat tidak dapat dipakai sebagai a&uan diagnostik. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan per&obaan penyerapan :absorption test; dan per&obaan pengeluaran :clearance test; asam folat. 'engobatan

%#

per&obaan dengan asam folat dapat pula menyokong diagnosis. 'ada anemia dimorfis, gambaran darah yang mula+mula normositer dan normokrom, setelah pemberian asam folat, jelas berubah menjadi mikrositer dan hipokrom karena defisiensi asam folat sudah dikoreksi, akan tetapi defisiensi besi belum. 5,7 .ambaran apusan darah tepi pada anemia hipoplastik menunjukan eritrosit normositer normokrom, tidak ditemukan adanya defisiensi besi, asam folat, maupun $itamin 4%". !umsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia erithropoesis yang nyata. 'erbandingan mielosit = eritrosit, yang di luar kehamilan 5=% dan dalam kehamilan 3=% atau "=%, berubah menjadi %#=% atau "#=%. 5,7 'ada anemia hemolitik, gejala+gejala yang la(im dijumpai ialah gejala+gejala proses hemolitik, seperti haemoglobinemia, haemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih banyak dalam feses. Di samping itu, terdapat pula tanda regenerasi darah seperti retikulositosis dan normoblastemia, serta hiperplasia eritropoesis dalam sumsum tulang. 'ada hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan anemia hemolitik yang herediter kadang+kadang disertai kelainan roentgenologis pada tengkorak dan tulang+tulang lain. .ambaran sumsum tulang menunjukan sifat normoblastik dengan hiperplasia yang nyata, terutama sistem eritropoetik. 'erbandingan mielosit = eritrosit yang biasanya 3=% atau "=% dalam kehamilan berubah menjadi %=% atau %=". 5,7 II./ PENGARUH ANEMIA DALAM KEHAMILAN Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh tidak hanya bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya, tetapi juga bagi hasil konsepsi. 4erbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, seperti = 5, ,7,%% %. *rimester I a. Abortus b. issed !bortion

%%

&. 6elainan kongenital ". *rimester II+III a. 'ersalinan prematur b. 'erdarahan antepartum &. .angguan pertumbuhan janin dalam rahim d. Asfiksia intrauterin sampai kematian e. 4erat badan lahir rendah f. Dekompensasi kordis 8 kematian ibu 3. !aat inpartu a. .angguan his primer dan sekunder b. Ganin lahir dengan anemia &. 'ersalinan dengan tindakan tinggi 4. 'ostpartum a. Atonia uteri menyebabkan perdarahan b. Aetensio plasenta &. 'erlukaan sukar sembuh d. .angguan in$olusi uteri e. 6ematian ibu tinggi 5. 'engaruh *erhadap 5asil 6onsepsi a. 6ematian mudigah0janin b. 6ematian perinatal :stillbirth; &. 'rematuritas d. Dapat terjadi &a&at ba,aan e. <adangan besi kurang :anemia infantum; Gadi, anemia dalam kehamilan dapat merupakan penyebab potensial angka morbiditas serta mortalitas ibu dan anak. II.10 PENATALAKSANAAN Gika seorang ibu hamil mengalami anemia dalam kehamilannya, ia mungkin perlu untuk mulai mengkonsumsi suplemen (at besi dan0atau suplemen asam folat di samping $itamin prenatal lainnya. Dokter atau bidan mungkin juga akan menyarankan untuk menambahkan lebih banyak

%"

makanan yang tinggi asam folat dan (at besi dalam makanannya. !elain itu, sang ibu akan diminta untuk kembali melakukan pemeriksaan darah setelah jangka ,aktu tertentu sehingga dokter atau bidan dapat memeriksa apakah ada perbaikan kadar haemoglobin dan hematokrit. %,%%,%3 Apabila pada pemeriksaan kehamilan hanya 5b yang diperiksa dan 5b itu kurang dari %# g0d1, maka ibu tersebut dapat dianggap sebagai menderita anemia defisiensi besi, baik yang murni maupun yang dimorfis. 'enanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang diminum :oral; atau dapat se&ara suntikan :parenteral;. *erapi oral adalah dengan pemberian preparat besi :ferro sulfat, ferro glukonat, atau Fa+ferro bisitrat;, sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferrum deHtran sebanyak %### mg :"# ml; intra$ena atau "J%# ml se&ara intramuskular. 7,%# 'engobatan dapat dimulai dengan preparat besi per oral. 4iasanya pemberian preparat garam besi sebanyak ## 8 %### mg sehari dapat menaikkan kadar 5b sebanyak % gram% per bulan. 5b dapat dinaikan sampai %# g0d1 atau lebih asal masih ada &ukup ,aktu sampai janin lahir. *erapi perenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan preparat besi per os di mana terdapat intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, ada gangguan penyerapan, penyakit saluran pen&ernaan, atau apabila kehamilannya sudah tua, dan kepatuhan pasien yang buruk. 'emberian parenteral ini sendiri dapat meningkatkan kadar haemoglobin relatif lebih &epat yaitu " gram%. 2alaupun pemberian se&ara parenteral ini kadang+kadang menimbulkan efek samping, namun dengan indikasi yang tepat, &ara ini dapat dipertanggungja,abkan. 6emungkinan komplikasi lebih ke&il dibandingkan dengan transfusi darah. *ransfusi darah sebagai pengobatan anemia defisiensi besi dalam kehamilan sangat jarang diberikan 8 ,alaupun 5b+nya kurang dari g0d1 8 apabila tidak terjadi perdarahan. 'ersiapan darah baru diindikasikan untuk dilakukan selama proses persalinan, sehingga apabila terjadi perdarahan yang lebih dari biasa, ,alaupun tidak lebih dari %### ml, transfusi dapat segera diberikan. %#,%%,%3

%3

'emberian preparat besi untuk pengobatan anemia megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya diberikan bersama+sama dengan asam folat. *ablet asam folat diberikan dalam dosis %5 8 3# mg sehari. Gika perlu, asam folat diberikan dengan suntikan dalam dosis yang sama. Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi $itamin 4%" :anemia pernissiosa !ddison"#iermer;, maka penderita harus diobati dengan $itamin 4%" dengan dosis %## 8 %### mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral. 6arena anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat dan kadang+kadang sulit diatasi, maka transfusi darah kadang+kadang diperlukan apabila kehamilan sudah mendekati aterm, atau apabila pengobatan dengan berbagai obat penambah darah bisa tidak berhasil. %#,%% Dalam hal penanganan anemia hipoplastik dalam kehamilan, karena obat+obat penambah darah tidak memberi hasil, maka satu+satunya &ara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah dengan pemberian transfusi darah, yang sering perlu diulang sampai beberapa kali. 7,%# 'engobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung pada jenis dan beratnya. -bat+obat penambah darah kadang tidak memberi hasil. *ransfusi darah, yang kadang+kadang diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat untuk meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahaya hipoksia janin. !plenektomi dianjurkan pada anemia hemolitik ba,aan dalam trimester II atau III. 'ada anemia hemolitik yang diperoleh harus di&ari penyebabnya. !ebab+sebab itu harus disingkirkan, misalnya pemberian obat+obat yang dapat menyebabkan kelumpuhan sumsum tulang, harus segera dihentikan. 5,7 II.11 PEN1EGAHAN 'en&egahan anemia dalam kehamilan dapat dilakukan antara lain dengan &ara meningkatkan konsumsi (at besi dari makanan. 6onsumsi beraneka ragam makanan yang memiliki (at gi(i saling melengkapi termasuk $itamin yang dapat meningkatkan penyerapan (at besi, seperti $itamin <. 'eningkatan konsumsi $itamin < sebanyak "5 8 "5# mg dapat meningkatkan penyerapan (at besi sebesar " sampai 5 kali. !elain itu,

%4

mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan (at besi seperti fitat, fosfat, dan tannin. 9akanan yang tinggi (at besi, seperti = 5,%3 > Daging merah, unggas, dan ikan > !ayuran berdaun hijau gelap :seperti bayam, brokoli, dan kale; > !ereal yang diperkaya (at besi dan biji+bijian > 6a&ang+ka&angan, lentil, dan tahu > *elur !elain itu, pilihlah makanan yang tinggi asam folat untuk membantu men&egah defisiensi folat. 9akanan kaya asam folat termasuk = 5,%3 > !ayuran berdaun hijau > 4uah dan jus jeruk > Aoti diperkaya dan sereal > 6a&ang kering *idak banyak yang dapat dilakukan untuk men&egah terjadinya anemia hipoplastik karena kehamilan. Akan tetapi, dalam pemberian obat+ obatan pada ,anita hamil selalu harus dipikirkan pengaruh efek samping dari obat+obat tersebut, khususnya obat+obat yang mempunyai pengaruh hematotoksik, seperti streptomisin, oksitetrasiklin, klortetrsiklin, sulfonamid, klorproma(in, atau atebrin. 5,7 II.12 PR)GN)SIS 'rognosis anemia defiesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak. 'ersalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain. Akan tetapi, anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi, sehingga prognosisnya menjadi kurang baik. 5,7 Anemia mengaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis &ukup baik. 'engobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita men&apai masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan, maka anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. 5al

%5

ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan akan asam folat jauh berkurang. !ebaliknya, anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus+ menerus, bahkan hingga di luar kehamilan. Anemia mengaloblastik dalam kehamilan yang berat yang tidak diobati mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematian ibu maupun janin mendekati 5#%. 5,7 4iasanya anemia hipoplastik dalam kehamilan, apabila sang ibu dapat selamat hingga mele,ati masa nifas, akan sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, dalam kehamilan berikutnya biasanya anemia ini dapat timbul kembali. Anemia aplastik :panmyelophthisis; dan anemia hipoplastik berat yang tidak diobati mempunyai prognosis buruk, baik bagi ibu maupun bagi janin. 5,7

BAB III KESIMPULAN

Anemia dalam kehamilan merupakan masalah yang tidak hanya terjadi di negara berkambang, namun juga menjadi masalah di negara maju terkait dengan insiden dan komplikasi yang bisa timbul terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. 4atasan anemia dalam kehamilan adalah apabila kadar haemoglobin yang terukur / %# gram%, dimana antara %# 8 %% gram% merupakan anemia fisiologis atau pseudoanemia. 'enyebab anemia dalam kehamilan bisa karena kekurangan (at tertentu :(at besi, asam folat, atau $itamin 4%";, herediter, maupun penyakit kronik, dengan defisiensi (at besi menjadi penyebab terbanyak kasus+kasus anemia dalam kehamilan di Indonesia. !e&ara umum, anemia dalam kehamilan dibedakan menjadi anemia ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan jenis anemia yang terjadi dibedakan menjadi anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik. *anda dan gejala a,al dari anemia mungkin tidak terlalu jelas dan bisa merupakan gejala+gejala biasa yang sering ditemukan dalam kehamilan. Diagnosis anemia baru ditegakkan dengan adanya pemeriksaan laboratorium darah, pengukuran kadar 5b metode spektrofotometri atau !ahli, dan pemeriksaan apusan darah tepi, serta pemeriksaan gambaran sumsum tulang untuk lebih lanjutnya. 'enatalaksanaan anemia dalam kehamilan tergantung penyebab dan keadaan kehamilan ibunya sendiri. Dalam hal ini, pen&egahan untuk terjadinya anemia lebih diprioritaskan untuk dilakukan dengan pemberian suplemen dan anjuran makanan yang kaya akan (at gi(i yang dibutuhkan di dalam kehamilan. 'rognosis anemia tergantung sejauh mana keadaan sudah berlangsung dan pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana kesejahteraan ibu dan janinnya saat itu.

%7

DA TAR PUSTAKA

%.

!aifudin. #uku !cuan $asional %elayanan &esehatan !ar,ono 'ra,irohardjo. "## .

aternal dan

$eonatal, Ddisi I <etakan 6eempat. Gakarta = Iayasan 4ina 'ustaka ". 3. 4. 5. . 5er&berg ., .alan ', 're(iosi ', et al. Conse'uences of iron deficiency in pregnant (omen. <lin Drug In$est "###= %7K!uppl. %L=%+7. !in+!in. asa &ehamilan dan %ersalinan. Gakarta = '* DleH 9edia 6omputindo. "##3. <unningham, )..., .ant, F.)., 1e$eno, 6.G., .ilstrap, 1.<., 5auth, G.<., 2enstrom, 6.D. )illiams *bstetric Ddisi "%. Gakarta = D.<. "##5. 2iknjosastro. Ilmu &andungan Ddisi kedua <etakan IM. Gakarta = D.<. "##5. 6arasahin D., !eyit *emed <eyhan, Bmit .oktolga, Bgur 6eskin, Iskender 4aser. aternal !nemia and %erinatal *utcome. 'erinatal Gournal. Mol = %5, Issue De&ember 3th "## , A$ailable from = http=00,,,.perinataljournal. &om0journalNfiles0pd+77%.pdf 7. 3. 7. %#. Departemen 6esehatan Aepublik Indonesia. %rofil &esehatan Indonesia tahun +,,-. Gakarta = Depkes AI. "##7. Marney 5. #uku !jar !suhan &ebidanan. Gakarta = D.<. "## . 9o&htar A, 1utan D. Sinopsis *bstetri. Gakarta = 'enerbit 4uku 6edokteran D.<. %773. Allen 5. !nemia and Irron deficiency . /fect on pregnancy out come. Ameri&an Gournal of &lini&al Futritions $ol. 7%, Fo.5.%"3#!.%"34!. "###. A$ailable from = http=00,,,.aj&n.org0&ontent07%050%"3#!.full %%. %". 9anuaba, I.4... &apita Selekta %enatalaksanaan 0utin *bstetri 1inekologi dan &eluarga #erencana. Gakarta = D.<. "##%. !mith A Gohn,e$id <helno,, <hief, De$id <helno,. emedi&ine.meds&ape.&om0arti&le0"753#4+o$er$ie, anagemet 2he 2hird Stage of 3abor. 9eds&ape referen&e. "#%#. A$ailable from = http=00

%3

%3. %4.

9asri(al. !nemia 4efisiensi besi. Gurnal 6esehatan 9asyarakat II :I;. "##7. 6usumah. &adar Haemoglobin Ibu Hamil 2ri(ulan II"III dan Faktor"faktor 5ang empengaruhinya di 0S6% H7 !damalik edan. !umatra = Bni$ersitas !umatra Btara. "##7.

%7

Anda mungkin juga menyukai