Anda di halaman 1dari 11

Lampiran 2 KUISIONER GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DIRUANG PACU ( POST ANESTESI CARE UNIT ) Berikan tanda pada

a tempat yang tersedia untuk menjawab pertanyaan:

Jenis Kelamin:
Pria Perempuan [ ] [ ]

Umur:
20-30 31-40 41-50 51-65 [ [ [ [ ] ] ] ]

Tingkat Pendidikan:
Diploma Sarjana (S1) [ ] [ ]

Pengalaman Keperawatan:
< 1 tahun 1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun 15-20 tahun > 20 tahun [ [ [ [ [ [ ] ] ] ] ] ]

Masters [ ] Doctoral [ ] Lainnya [ ] __________________________

Pengalaman Keperawatan Post Anestesi


< 1 tahun 1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun 15-20 tahun > 20 tahun [ [ [ [ [ [ ] ] ] ] ] ]

Pelatihan Formal Post Anestesi


Tidak [ ] Ya (jelaskan) [ ] ______________________________

Pelatihan Informal Post Anestesi


Tidak [ ] Ya (jelaskan) [ ] ____________________________

1. Nona S post operasi polip nasal masuk ke ruang PACU , masih dalam pengaruh anestesi, terdapat guedel dimulut, Tensi : 140/ 90 mmHg, N 103x/ menit Sebagai seorang perawat di ruang PACU apa yang menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan A. Perdarahan B. Kesadaran C. Nyeri D. Suhu

2. Pasien post radical mastectomy dengan general anesthesia memakai tehnik anestesi inhalasi, Tensi 130/90 mmHg,tensi awal 135/90 mmHg. N : 88 x/ menit, S : 37.2 C, apabila dirangsang nyeri dengan cubitan pasien tidak bereaksi, nafas dangkal, SPO2 : 90 %, dapat menggerakkan kedua ektremitas. Berapa penilaian aldret skornya dan pada saat kapan pasien boleh pindah ke ruang rawat.
A.

Nilai Aldret skor 8, pindah ruang rawat apabila pasien sadar penuh dan tanda vital stabil

B.

Nilai aldret skor 7, pindah ruang rawat apabila pasien sadar penuh SPO2 <92 %, Haluaran urine 20 ml/jam.

C.

Nilai aldret skor 6, pindah keruangan rawat pada saat pasien sadar penuh Tensi 120/80 mmHg, drain, selang , jalur intravena paten dan berfungsi dengan baik

D.

Nilai aldret skor 5, pindah ke ruang rawat apabila aldret skor 8 pasien sadar penuh,SPO2 < 92 %.

3. Seorang pasien TN. A dengan diagnose Fr femur kanan dilakukan pemasangan Fiksasi internal, anestesi dengan tehnik spinal tetapi pada saat operasi terdapat kesulitan dalam pemasanagan piksasi sehingga memerlukan waktu yang lama, dokter anestesi kemudian memberi tambahan obat IV propopol dan fentanyl. Pada saat masuk ruang PACU T : 110/80 mmHg, N : 80x/menit, SPO2 >92 %. Penilaian yang cocok untuk pasien TN A menggunakan skor : A. Aldret skor B. Aldret Skor & Steward skor

C. Bromage Skor D. Bromage skor & Aldret Skor

4. Pasien Ny. S post secti caesaria , anestesi dengan spinal anestesi memakai bupivacain, pada saat masuk ruang PACU, T : 120/80 mmHg, N 80x/ menit, pasien dalam keadaan mengantuk dan sering menguap. Pada saat penilaian bromage skor pasien tidak mampu fleksi pergelangan kaki. Berapa penilaian bromage skor pasien tersebut pada skor berapa pasien boleh pindah diruang rawat A. Nilai 8 boleh pindah pada saat bromage skor 2 B. Nilai 3 boleh pindah pada saat bromage skor 2 C. Nilai 2 boleh pindah pada saat bromage skor 2 D. Nilai 4 boleh pindah pada saat bromage skor 3

5. An Rudi post tonsilektomy, tiba di ruang PACU dengan T : 80 mmHg, Nadi : 90x/menit pernafasan : 28x/menit, penilaian steward skor : bergerak bertujuan, dapat bereaksi terhadap rangsangan, pasien menangis terkadang batuk Pasien An Rudi boleh dipindahkan ke ruangan setelah dilakukan penilaian steward skor manakah pernyataan berikut yang sesuai dengan penilaian anak A. Nilai steward skor 5 patensi jalan napas dapat dipertahankan B. Nilai steward skor 2 tanda vital stabil, tidak ada perdarahan di mulut C. Nilai steward skor 3 tidak menangis, dapat mengangkat kedua tungkai D. Nilai steward skor 4 pasien menangis minta minum

6. Pernyataan berikut adalah jenis komplikasi paska anestesi yang harus diketahui oleh perawat di ruang PACU A. Muntah, regurgitasi, hipotensi, hypertensi, hypoalbumin, polyneuritis,delirium B. Vomitus, hypotensi, hypetensi, shivering, syok, perdarahan, obstruksi jalan nafas C. Kelelahan, pusing , orientasi kacau, euphoria, menguap, hypersekresi D. Syok, anemia, bradicardia, hyperkarbi, gambaran EKG bigemini, dehisensi

7. Pengisapan trachea juga dapat menimbulkan hipoksemia karena aspirasi gas pada paruparu yang menyebabkan penutupan small air way dan alveoli. Hipoksemia selama pengisapan trachea dapat dikurangi dengan cara : A. Pemberian oksigen 100% sebelum pengisapan. B. Menggunakan kateter pengisap yang diameternya lebih besar C. Lama pengisapan tidak lebih dari 1 menit D. Mengurangi volume vakum suction

8. Tn M umur 72 tahun post operasi prostat, menggunakan anestesi umum inhalasi, dengan tehnik intubasi, masuk Ruang PACU dengan tanda vital tensi : 90/70 mmHg, Nadi 80x/menit, SPO2 : 89 %,perdarahan intra operatif lebih dari 15 %, pasien tiba-tiba muntah Prioritas utama yang paling tepat dilakukan oleh perawat PACU adalah A. Lapor dokter penanggung jawab ruang PACU, menambah kecepatan cairan infuse, bebaskan jalan nafas, kolaborasi pemberian transfuse darah. B. Bebaskan jalan nafas dengan memposisikan kepala pasien miring, jaw trust, menambah kecepatan cairan infus, monitor tanda vital, kolaborasi dokter anestesi untuk pemberian transfusi. C. Mengukur tanda vital ; tensi, Nadi, Pernafasan, membebaskan jalan nafas, kolaborasi pemberian cairan koloid D. Bebaskan jalan nafas, Lapor dokter penanggung jawab PACU, pasang selimut hangat, atur suhu ruangan.

9. Tn S umur 58 tahun, post operasi laparatomy, operasi berlangsung selama 2 jam, memakai anestesi inhalasi isofluran, tensi 130/90 mmHg, Nadi 105 x/menit, suhu 36 c, urine 200 cc, pasien gelisah, terpasang infuse RL 28 tetes/menit, terpasang drainage. Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat adalah A. Pasang selimut hangat, atur suhu ruangan, monitor tanda vital termasuk suhu, beri oksigen B. Monitor tanda vital termasuk suhu, periksa cairan yang keluar dari drainage

C. Pantau urine, kecepatan infuse dipercepat, kolaborasi dokter untuk pemberian anagetik D. Pantau tanda perdarahan, percepat cairan infuse, atur posisi pasien, pasang Oksigen 2 liter/menit

10. Monitor cairan per infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti dan pencegah kelebihan cairan. Begitu pula menghitung cairan yang keluar juga harus dimonitor.intervensi keperawatan ini merupakan hal yang harus dipertahatikan oleh perawat di ruang PACU, intervensi ini bertujuan untuk :
A. B. C. D.

Mempertahankan cairan dan elektrolit Mencegah terjadinya kelebihan volume vaskuler Mencegah terjadinya gangguan ginjal dan fungsi hati Cairan yang berlebihan ataupun cairan yang kurang akan berdampak pada pulih sadar yang lama terhadap pasien dengan general anestesi

11. Ny S umur 35 tahun post operasi section caesaria, dengan anestesi spinal, kesadaran compos mentis, aldret skor 9, tanda vital stabil tensi 120/80 mmHg, tidak ada tanda perdarahan, anemis (-), berada di ruang PACU selama 20 menit dan akan dipindahkan keruang rawat, Ny S bertanya pada perawat bu saya sangat kehausan, apa boleh minum sekarang? Sebagai perawat Ruang PACU apa yang anda anjurkan? A. Silahkan bu kalau mau minum, kan ibu sudah sadar baik, tanda vitalnya juga stabil, ibu tidak pusing kan? B. Boleh bu, asal jangan lebih dari satu gelas, kan Ibu sudah sadar C. Belum boleh bu, ibu masih tetap puasa sampai 12 jam berikutnya, nanti pada saat minum pertama kali jangan langsung kebanyakan ya bu. D. Belum boleh bu, nanti boleh minum stelah 4 jam, kalau kakinya sudah tidak kram.

12. Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien adalah kesadaran dan tanda vital stabil, berikut pasien boelh dipindahkan ke ruang rawat adalah kecuali :
A.

Pasien harus pulih dari efek anaesthesi, Tanda-tanda vital harus stabil. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh,

B.

Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah sempurna,

C. D.

Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam), kesadaran penuh, aldret skor 8 Tensi 120/80 mmHg, saturasi < 88 %, tidak muntah, delirium

13. Diagnosa keperawatan yang sering timbul di ruang PACU adalah kecuali
A.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

B. C. D.

Resiko retensi urine berhubungan dengan anaesthesi, bedah pelvis, dan kurang gerak. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembedahan. Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi, narkotika, ketidaseimbangan elektrolit.

14. An L umur 12 tahun post tonsilektomy, T : 100/60, N 90x/ menit, tanda perdarahan tidak ada, pasien belum sadar , SPO2 : 92 %, terpasang infuse Rl 18 tetes/ menit. Posisi yang baik untuk pasien An geri di ruang PACU adalah A. Pronasi dengan alas bantal tipis di bagian dada dan leher B. Supinasi, memakai bantal di kepala C. Tredelenberg, memakai alas dibagian bokong D. Posisi Sims dengan kepala agak ekstensi, memeluk bantal.

15. Posisi tidur pasien yang di anestesi memakai teknik regional blok spinal pada saat berada diruang pacu sampai dipindahkan ke ruang rawat adalah : A. Supine dengan alas bantal di kaki dan kepala ditinggikan dari badan B. Litotomi dengan kepala dialas bantal C. Sims ke kiri D. Posisi Trendelenberg

16. Tn Ambo Tippa 47 tahun

dengan diagnose ileus obstruktif, dilakukan operasi

laparatomy, terjadi perdarahan intra operasi lebih dari 15 %,telah diberikan cairan koloid 500 cc dan transfuse darah 250 cc, tiba di ruang PACU dengan keadaan belum sadar, Tensi 90/60 mmHg, nadi 110x/menit, SPO2 89 %, terpasang infuse 2 jalur, Sebagai perawat di ruang pacu apa yang menjadi prioritas untuk diintervensi A. Kesadaran dan perdarahan area yang dioperasi B. Monitoring input dan out put cairan dan elektrolit C. Kesadaran dan pernafasan D. Produksi urine dan perdarahan

17. Ny Indo logo 20 tahun BB : 70 Kg post operasi sectio caesaria dengan diagnose eklampsia, tiba di ruang PACU pasien belum sadar, anestesi dengan teknik inhalasi isofluran, Tensi 160/100 mmHg, Nadi 90x/menit, SPO2 : 92 %, terpasang guidel dimulut, terdengar suara ngorok, lendir ( + ) Prioritas intervensi keperawatan pada pasien Ny Indo logo adalah A. Monitor tanda vital, pantau kesadaran pasien B. Bersihkan jalan nafas, triple airway maneuver C. Posisikan pasien tredelenberg, pantau perdarahan D. Ukur input dan out put cairan elektrolit, periksa AGD

18. Yang paling tepat untuk Tanda syok hipovolemik pada pasien Post anestesi diruang PACU A. Bradikardia, kulit pucat, Tensi 120/70 mmHg, urine 400 cc B. Tachikardi, turgor kulit jelek, urine kurang dari 30 ml/kg BB perjam C. Hypertensi, delirium, aldret skor 7 D. Perdarahan, tensi 110/70 mmHg, kesadaran compos mentis

19. An Aldi 3 tahun BB : 15 kg, post operasi debridement penutupan luka akibat kecelakaan lalulintas, operasi berlangsung selama 1 jam masuk PACU dengan kondisi belum pulih dari pengaruh anestesi, Suhu 36 C, Nadi : 110x/menit SPO2 92%, tidak ada tanda gangguan respirasi. Prioritas intervensi keperawatan di Ruang PACU adalah A. Beri oksigen nasal 1 liter/ menit, ukur suhu badan B. Pastikan jalan nafas tidak terhambat, beri selimut hangat C. Atur suhu ruangan dan mengukur pernafasan D. Pasang alat monitor tanda vital, beri selimut hangat

20. Berikut ini faktor yang mempengaruhi terjadinya PONV (Post Operative Nausea Vomitus) di ruang PACU adalah, kecuali: A. Pemakaian obat inhalasi sevoflurane B. Operasi strabismus C. Anxietas pra operasi D. Nyeri pasca operasi

21. La Dores 30 tahun dengan diagnosis post fraktur femur dan osteomielitis dan tengah menjalani pembedahan dengan anestesi umum dengan N2O:O2 60%:40% dan isofluran. Pra bedah keadaan umum baik, Hb 12 g% TD 130/90, nadi 90x permenit isi cukup. Pada pemeriksaan klinis jantung dan paru normal. Sebelum dipindahkan ke ruangan dokter menganjurkan pemberian antibiotic, Setelah diberikan kedacillin (derivate penicillin) TD menjadi tidak terukur, nadi cepat dan kecil serta sulit diraba. Apa yang terjadi pada pasien ini A. Syok kardiogenik B. Syok anafilaktik C. Syok haemorhagie D. Hypotensi akut

22. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai Oksimetri A. Merupakan monitoring invasive B. Dapat digunakan untuk mengukur Delivery Oksigen C. Mengukur kadar deoksihemoglobin dalam darah D. Pada keracunan karboksihemoglobin saturasi akan terbaca tinggi E. Pada keadaan methemoglobinemia saturasi akan terbaca tinggi

23. Kriteria pemindahan pasien dapat menggunakan Aldrette score, Bromage Score, Steward Score, pada pasien Ny sotta 26 tahun post sectio caesaria anestesi menggunakan teknik inhalasi isofluran, T: 120/70 mmHg N: 80x/menit SPO2: 95%. Masih dalam pengaruh anestesi. Penilaian yang anda gunakan untuk pasien ini adalah A. Bromage score B. Aldrette score C. Score Steward D. Glasgow Coma scale

24. Yang termasuk cairan koloid adalah A. Ringer Lactat B. Dekstrose 5 % C. Dekstrose 10% D. HES 6 %

25. Wanita 40 tahun dengan kanker payudara telah dilakukan mastektomi, BB 50 kg, TD 80/60 mmHg, nadi 110x/menit, RR 20x/menit. Perdarahan intra operatif >20%, Pemeriksaan lab didapatkan Hb 7 g%. Anestesi dengan N2O:O2 66,6%:33,3% dan isofluran dan tambahan fentanil. Cairan yang paling tepat untuk diberikan adalah
A. HES 6 % B. Ringer lactate C. Dekstrose 40% D. NaCl

26. Nn.X 25 Tahun,BB: 49 kg post operasi Fibroadenoma mammae sinistra dan dekstra,saat ini pasien sadar baik, orientasi baik, tidak ada mual dan muntah, tanda perdarahan tidak ada, tanda vital stabil, SPO2 96%, pada saaat anestesi dilakukan teknik Total intra venus Anestesi kombinasi ketamin dan propofol. Intervensi keperawatan yang dilakukan sebelum pasien pindah ke ruangan adalah A. Koreksi ulang cairan elektrolit B. Edukasi tentang efek sisa obat ketamin C. Pantau tanda perdarahan D. Menganjurkan pasien tetap puasa selama 4 jam setelah operasi

27. Gejala klinis hipersensitif pasca pemberian obat di ruang PACU adalah :
A.

Kulit kemerahan dan timbul urtikaria, Vasodilatasi, nadi kecil sering tak teraba.

B. C. D.

Bronchopneumoni, adanya petekhi Hypertensi, wajah sembab Delirium, sianosis

28. Intervensi keperawatan yang paling tepat untuk perawatan pasien hipersensitif adalah A. Hentikan pemberian obat, beri oksigen 2 liter/menit B. Tetesan cairan infuse diatur 18 tts/ menit C. Pemberian selimut hangat D. Member minum yang manis

29. Yang harus didokumentasikan perawat di Ruang PACU adalah A. Komplikasi pasca anestesi B. Asuhan keperawatan di PACU termasuk tindakan kolaboratif C. Intervensi keperawatan D. Pemberian obat dan pemakaian alat kesehatan

30. Pengukuran Paling Sering digunakan untuk mengukur kemampuan blok motorik adalah Bromage Score, Skala ini mengukur kemampuan pasien untuk menggerakkan ekstermitas bawah, pasien Boleh Pindah ke Ruang Rawat apabila telah mencapai skor berapa: A. < 2 Tidak ada Muntah B. < 2 dengan SPO2 : 80% C. >2 tidak ada tanda-tanda Muntah D. > 2 SPO2 diatas 92%

Anda mungkin juga menyukai