Anda di halaman 1dari 0

www.rajaebookgratis.

com

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1
Pakaian Ketat Bagi Wanita ................................................................................................. 1
CIRI-CIRI WANITA AHLI SURGA ................................................................................. 2
RENUNGAN BUAT SANG ISTERI ................................................................................. 4
HUKUM NIKAH DALAM KEADAAN HAMIL ............................................................. 6
Pria mendapatkan Bidadari di Surga, wanita mendapatkan apa ? .................................... 12
HAK-HAK ISTERI DALAM POLIGAMI ...................................................................... 13
Tebar Benih, Berdoa, Dan Terimalah Taqdir ................................................................... 19
MENGENALI KEDASHYATAN HARI KIAMAT ........................................................ 22
KETIKA MAUT MENJEMPUT ...................................................................................... 26
MEMBONGKAR KEDOK DUKUN BERLABEL KIYAI ATAU USTADZ ................ 28
KRISTENISASI DAN KEJAHATAN-KEJAHATANNYA ........................................... 29
MENGATUR HARI-HARI AGAR MENJADI PENUH BERKAH ............................... 33
SAUDARAKU! KAPAN ANDA HARUS MARAH?! ................................................... 49
KISAH ULAMA` FAJIR (BEJAT) DAN AHLI IBADAH YANG BODOH ................. 50
LSM Hak Anak, Hak Wanita, dan Media Massa. Pahlawan Kesiangan!! ....................... 61

Pakaian Ketat Bagi Wanita
Oleh: Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin
Beliau berkata, terdapat dalam shahih muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah
bersabda (yang artinya): Ada dua golongan dari ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya: pertama,
suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor-ekor sapi yang dipakai untuk memukul manusia; kedua,
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang lenggak lenggok di kepalanya ada sanggul seperti punduk
unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya dan sesungguhnya bau surga itu
akan didapatkan dari jarak ini dan itu.
Maka ucapan Rasulullah, telanjang adalah bahwa mereka memakai pakaian tetapi tidak menutupi yang
semestinya tertutup, baik itu karena pendeknya atau tipisnya atau karena ketatnya, diantaranya adalah yang
terbuka bagian dadanya, karena yang demikian itu menyelisihi perintah Allah, dimana Allah berfirman :
Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ( QS An Nur: 31 )
Berkata Al Qurthubi dalam tafsirnya : Prakteknya adalah hendaknya wanita memakai kain kerudung
uantuk menutup dadanya. Di antaranya lagi adalah yang terbelah bagian bawahnya, jika tidak terdapat
penutup lagi di dalamnya, jika ada penutupnya tidak mengapa hanya saja jangan sampai menyerupai yang
dipakaikan oleh kaum pria.
www.rajaebookgratis.com

Kepada para walinya kaum wanita hendaknya melarang mereka dari memakai pakaian yang haram dan
keluar rumah dengan bertabarrruj (bersolek/berdandan) dan memakai wangi-wangian karena para walinya
adalah orang yang bertanggung jawab atasnya pada hari kiamat, pada hari di mana seseorang tidak dapat
membela orang lain walau sedikit pun, dan begitu pula tidak diterima syafaat dan tebusan dari padanya dan
tidaklah mereka akan ditolong. Semoga Allah memberi taufiq bagi semuanya kepada yang dicintai dan
diridhainya.
Konsep pembela yang universal antara haq dan bathil, hidayah dan kesesatan, petunjuk dan penjerumus,
jalan kebahagiaan dan kehancuran adalah menjadikan apa-apa yang Allah telah utus dengannya para rasul
dan diturunkan dengannya Al Kitab sebagai kebenaran yang wajib untuk diikuti, karena dengannya akan
mendapatkan Furqon dan hidayah Ilmu dan Iman.
Adapun yang lainnya dari perkataan manusia diukur diatasnya, apabila sesuai dengannya adalah benar, jika
menyelisihinya adalah bathil. Apabila belum diketahui apakah sesuai atau tidak dikarenakan perkataan-
perkatan yang global tidak dimengerti maksud pembicaraan atau dimengerti maksudnya tapi tidak tahu
apakah Rasul membenarkannya atau tidak maka diam, tidak berkomentar melainkan dengan Ilmu.
Sedangkan Ilmu adalah apa-apa yang berdiri diatasnya dalil dan yang bermanfaat adalah apa yang dibawa
oleh Rasulullah (Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).

CIRI-CIRI WANITA AHLI SURGA

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah
Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi
beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar
oleh telinga, dan terbetik di hati.
Dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga.
Diantaranya Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-
sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air
yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS. Muhammad : 15)
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah
orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-
orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan
yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi
oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman
yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-
buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al Waqiah :
10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah
Tabaraka wa Taala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan
yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Quran yang mulia, diantaranya :
www.rajaebookgratis.com

Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.
(QS. Al Waqiah : 22-23)
Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan
tidak pula oleh jin. (QS. Ar Rahman : 56)
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Ar Rahman : 58)
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya. (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga
dalam sabda beliau :
seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan
menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-
wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan
isinya. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu
yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : Kami adalah
wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang
menyejukkan. Dan mereka juga mendendangkan : Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan
mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal,
tidak akan pergi. (Shahih Al Jami nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi
penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi
pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh
penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah
wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia
miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji
bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia
mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
www.rajaebookgratis.com

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya,
takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala
takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Quran dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau
bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar maruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik
terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan
pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.12. Menjaga lisannya dari
perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu Fatawa karya Syaikhul
Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-
ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Taala
berfirman :
dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga
yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang
besar. (QS. An Nisa : 13).
Wallahu Alam Bis Shawab.

RENUNGAN BUAT SANG ISTERI
Istri dalam suatu rumah tangga memiliki peranan penting, disamping wajib
menta`ati suami, sang istri adalah tempat menghilang rasa lelah dan payah
suami.
Maka dalam tulisan pendek ini ada beberapa renungan buat sang istri agar
rumah tangga itu tetap berbahagia, dan harmonis, silahkan disimak.
Wahai sang Istri .
Apakah akan membahayakan dirimu, kalau anda menemui suamimu dengan wajah yang
berseri, dihiasi senyum yang manis di saat dia masuk rumah.?
www.rajaebookgratis.com

Apakah memberatkanmu, apabila anda menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju
serta mengecup pipinya.?!!
Apakah anda akan merasa sulit, jika anda menunggu sejenak di saat dia memasuki
rumah, dan tetap berdiri sampai dia duduk.!!!
Mungkin tidak akan menyulitkanmu, jika anda berkata kepada suami : Alhamdulillah atas
keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku.
Berdandanlah untuk suamimu -harapkanlah pahala dari Allah di waktu anda berdandan
itu, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan- pakailah parfum, dan bermake up-
lah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.
Jauhi dan jauhilah bermuka asam dan cemberut.
Janganlah anda mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang akan merusak
dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.
Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari
rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.
Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lambut, sehingga menyebabkan
orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan mengira hal-hal yang jelek
terhadap dirimu.
Selalulah berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap
saat.
Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan
yang menimpanya.
Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.
Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan
takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu
dapat mengusir syeitan.
Hilangkanlah dari rumahmu foto-foto, alat-alat musik dan alat-alat yang bisa merusak
agama.
Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk
melakukan puasa sunat, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan jangan anda
menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.
Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta kedua orang tua dan seluruh
kaum muslimin. Berdoalah kepada Allah, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat
www.rajaebookgratis.com

yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha
Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Allah berfirman:Dan
Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu (Al-Ghafir : 60).



HUKUM NIKAH DALAM KEADAAN HAMIL

1. Bagaimanakah hukumnya pernikahan yang dilaksanakan ketika wanita yang dinikahi dalam keadaan
hamil?
2. Bila sudah terlanjur menikah, apakah yang harus dilakukan? Apakah harus cerai dulu, kemudian
menikah lagi atau langsung menikah lagi tanpa harus bercerai terlebih dahulu?
3. Dalam hal ini apakah masih diperlukan mas kawin (mahar)?
Jawab :
Kami jawab dengan meminta pertolongan dari Allah Al-Alim Al-Hakim sebagai berikut :
1. Perempuan yang dinikahi dalam keadaan hamil ada dua macam :
Satu : Perempuan yang diceraikan oleh suaminya dalam keadaan hamil.
Dua : Perempuan yang hamil karena melakukan zina sebagaimana yang
banyak terjadi di zaman ini Wal iyadzu billah- mudah-mudahan Allah menjaga kita dan seluruh kaum
muslimin dari dosa terkutuk ini.
Adapun perempuan hamil yang diceraikan oleh suaminya, tidak boleh dinikahi sampai lepas iddah nya.
Dan iddah-nya ialah sampai ia melahirkan sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wa Taala : Dan
perempuan-perempuan yang hamil waktu iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya. (QS.
Ath-Tholaq : 4).
Dan hukum menikah dengan perempuan hamil seperti ini adalah haram dan nikahnya batil tidak sah
sebagaimana dalam firman Allah Taala :
Dan janganlah kalian berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah sebelum habis iddahnya. (QS. Al-
Baqarah : 235).
Berkata Ibnu Katsir dalam tafsir-nya tentang makna ayat ini : Yaitu jangan kalian melakukan akad nikah
sampai lepas iddah-nya. Kemudian beliau berkata : Dan para ulama telah sepakat bahwa akad tidaklah
sah pada masa iddah.
Lihat : Al-Mughny 11/227, Takmilah Al-Majmu 17/347-348, Al-Muhalla 10/263 dan Zadul Maad 5/156.
www.rajaebookgratis.com

Adapun perempuan hamil karena zina, kami melihat perlu dirinci lebih meluas karena pentingnya perkara
ini dan banyaknya kasus yang terjadi diseputarnya. Maka dengan mengharap curahan taufiq dan hidayah
dari Allah Al-Alim Al-Khabir, masalah ini kami uraikan sebagai berikut :
Perempuan yang telah melakukan zina menyebabkan dia hamil atau tidak, dalam hal bolehnya melakukan
pernikahan dengannya terdapat persilangan pendapat dikalangan para ulama.
Secara global para ulama berbeda pendapat dalam pensyaratan dua perkara untuk sahnya nikah dengan
perempuan yang berzina.
Syarat yang pertama : Bertaubat dari perbuatan zinanya yang nista.
Dalam pensyaratan taubat ada dua pendapat dikalangan para ulama :
Satu : Disyaratkan bertaubat. Dan ini merupakan madzhab Imam Ahmad dan pendapat Qatadah, Ishaq dan
Abu Ubaid.
Dua : Tidak disyaratkan taubat. Dan ini merupakan pendapat Imam Malik, Syafiiy dan Abu Hanifah.
Tarjih
Yang benar dalam masalah ini adalah pendapat pertama yang mengatakan disyaratkan untuk bertaubat.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa 32/109 :
Menikahi perempuan pezina adalah haram sampai ia bertaubat, apakah yang menikahinya itu adalah yang
menzinahinya atau selainnya. Inilah yang benar tanpa keraguan.
Tarjih diatas berdasarkan firman Allah Azza Wa Jalla :
Laki-laki yang berzina tidak menikahi melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik.
Dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik.
Dan telah diharamkan hal tersebut atas kaum mu`minin. (QS. An-Nur : 3).
Dan dalam hadits Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya Abdullah bin Amr bin Ash, beliau
berkata :
Sesungguhnya Martsad bin Abi Martsad Al-Ghonawy membawa tawanan perang dari Makkah dan di
Makkah ada seorang perempuan pelacur disebut dengan (nama) Anaq dan ia adalah teman (Martsad).
(Martsad) berkata :
Maka saya datang kepada Nabi shollallahu alaihi wa ala alihi wassallam lalu saya berkata : Ya
Rasulullah, Saya nikahi Anaq ?.
Martsad berkata : Maka beliau diam, maka turunlah (ayat) : Dan perempuan yang berzina tidak dinikahi
melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik. Kemudian beliau memanggilku lalu
membacakannya padaku dan beliau berkata : Jangan kamu nikahi dia.
(Hadits hasan, riwayat Abu Daud no. 2051, At-Tirmidzy no. 3177, An-Nasa`i 6/66 dan dalam Al-Kubra
3/269, Al-Hakim 2/180, Al-Baihaqy 7/153, Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no. 1745 dan disebutkan oleh
Syeikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shohih Al-Musnad Min Asbabin Nuzul).
www.rajaebookgratis.com

Ayat dan hadits ini tegas menunjukkan haram nikah dengan perempuan pezina. Namun hukum haram
tersebut bila ia belum bertaubat. Adapun kalau ia telah bertaubat maka terhapuslah hukum haram nikah
dengan perempuan pezina tersebut berdasarkan sabda Rasulullah shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam
:
Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak ada dosa baginya. (Dihasankan oleh Syeikh Al-
Albany dalam Adh-Dhoifah 2/83 dari seluruh jalan-jalannya)
Adapun para ulama yang mengatakan bahwa kalimat nikah dalam ayat An-Nur ini bermakna jima atau
yang mengatakan ayat ini mansukh (terhapus hukumnya) ini adalah pendapat yang jauh dan pendapat ini
(yaitu yang mengatakan bermakna jima atau mansukh) telah dibantah secara tuntas oleh Ibnu Taimiyah
dalam Al-Fatawa 32/112-116. Dan pendapat yang mengatakan haram nikah dengan perempuan pezina
sebelum bertaubat, ini pula yang dikuatkan Asy-Syinqithy dalam Adwa Al-Bayan 6/71-84 dan lihat Zadul
Maad 5/114-115.
Dan lihat permasalahan di atas dalam : Al-Ifshoh 8/81-84, Al-Mughny 9/562-563 (cet. Dar Alamil Kutub),
dan Al-Jami Lil Ikhtiyarat Al-Fiqhiyah 2/582-585.
Catatan :
Sebagian ulama berpendapat bahwa perlu diketahui kesungguhan taubat perempuan yang berzina ini
dengan cara dirayu untuk berzina kalau ia menolak berarti taubatnya telah baik. Pendapat ini disebutkan
oleh Al-Mardawy dalam Al-Inshof 8/133 diriwayatkan dari Umar dan Ibnu Abbas dan pendapat Imam
Ahmad. Dan Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa 32/125 kelihatan condong ke pendapat ini.
Tapi Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny 9/564 berpendapat lain, beliau berkata : Tidak pantas bagi seorang
muslim mengajak perempuan untuk berzina dan memintanya. Karena permintaannya ini pada saat
berkhalwat (berduaan) dan tidak halal berkhalwat dengan Ajnabiyah (perempuan bukan mahram) walaupun
untuk mengajarinya Al-Quran maka bagaimana (bisa) hal tersebut dihalalkan dalam merayunya untuk
berzina ?.
Maka yang benar adalah ia bertaubat atas perbuatan zinanya sebagaimana ia bertaubat kalau melakukan
dosa besar yang lainnya. Yaitu dengan lima syarat :
1. Ikhlash karena Allah.
2. Menyesali perbuatannya.
3. Meninggalkan dosa tersebut.
4. Berazam dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulanginya.
5. Pada waktu yang masih bisa bertaubat seperti sebelum matahariterbit dari Barat dan sebelum ruh sampai
ke tenggorokan.
Dan bukan disini tempat menguraikan dalil-dalil lima syarat ini.
Wallahu Alam.
Syarat Kedua : Telah lepas iddah.
www.rajaebookgratis.com

Para ulama berbeda pendapat apakah lepas iddah, apakah merupakan syarat bolehnya menikahi
perempuan yang berzina atau tidak, ada dua pendapat :
Pertama : Wajib iddah.
Ini adalah pendapat Hasan Al-Bashry, An-Nakhaiy, Rabiah bin Abdurrahman, Imam Malik, Ats-Tsaury,
Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahawaih.
Kedua : Tidak wajib iddah.
Ini adalah pendapat Imam Syafiiy dan Abu Hanifah, tapi ada perbedaannantara mereka berdua pada satu
hal, yaitu menurut Imam Syafiiy boleh untuk melakukan akad nikah dengan perempuan yang berzina dan
boleh nber-jima dengannya setelah akad, apakah orang yang menikahinya itu adalah orang yang
menzinahinya itu sendiri atau selainnya. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat boleh melakukan akad nikah
dengannya dan boleh ber-jima dengannya, apabila yang menikahinya adalah orang yang menzinahinya itu
sendiri. Tapi kalau yang menikahinya selain orang yang menzinahinya maka boleh melakukan akad nikah
tapi tidak boleh ber-jima sampai istibro` (telah nampak kosongnya rahim dari janin) dengan satu kali haid
atau sampai melahirkan kalau perempuan tersebut dalam keadaan hamil.
Tarjih
Dan yang benar dalam masalah ini adalah pendapat pertama yang wajib iddah berdasarkan dalil-dalil
berikut ini :
1. Hadits Abu Said Al-Khudry radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi shollallahu alaihi wa ala alihi wa
sallam bersabda tentang tawanan perang Authos :
Jangan dipergauli perempuan hamil sampai ia melahirkan dan jangan (pula) yang tidak hamil sampai ia
telah haid satu kali. (HR. Ahmad 3/62,87, Abu Daud no. 2157, Ad-Darimy 2/224 Al-Hakim 2/212, Al-
Baihaqy 5/329, 7/449, Ath-Thobarany dalam Al-Ausath no. 1973 dan Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no. 307
dan di dalam sanadnya ada rowi yang bernama Syarik bin Abdullah An-Nakhaiy dan ia lemah karena
hafalannya yang jelek tapi hadits ini mempunyai dukungan dari jalan yang lain dari beberapa orang
shohabat sehingga dishohihkan dari seluruh jalan-jalannya oleh Syeikh Al-Albany dalam Al-Irwa` no.
187).
2. Hadits Ruwaifi bin Tsabit radhiyallahu anhu dari Nabi shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam,
beliau bersabda :
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka jangan ia menyiramkan airnya ke tanaman orang
lain. (HR. Ahmad 4/108, Abu Daud no. 2158, At-Tirmidzi no. 1131, Al-Baihaqy 7/449, Ibnu Qoni dalam
Mujam Ash-Shohabah 1/217, Ibnu Saad dalam Ath-Thobaqot 2/114-115, Ath-Thobarany 5/no.4482
dihasankan oleh Syeikh Al-Albany dalam Al-Irwa` no. 2137).
3. Hadits Abu Ad-Darda` riwayat Muslim dari Nabi shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam :
Beliau mendatangi seorang perempuan yang hampir melahirkan di pintu Pusthath. Beliau bersabda :
Barangkali orang itu ingin menggaulinya ?. (Para sahabat) menjawab : Benar. Maka Rasulullah
shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam bersabda : Sungguh saya telah berkehendak untuk melaknatnya
dengan laknat yang dibawa ke kuburnya.
Bagaimana ia mewarisinya sedangkan itu tidak halal baginya dan bagaimana ia memperbudakkannya
sedang ia tidak halal baginya.
www.rajaebookgratis.com

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : Dalam (hadits) ini ada dalil yang sangat jelas akan haramnya
menikahi perempuan hamil, apakah hamilnya itu karena suaminya, tuannya (kalau ia seorang budak-pent.),
syubhat (yaitu nikah dengan orang yang haram ia nikahi karena tidak tahu atau karena ada kesamar-
samaran-pent.) atau karena zina.
Nampaklah dari sini kuatnya pendapat yang mengatakan wajib iddah dan pendapat ini yang dikuatkan oleh
Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Asy-Syinqithy, Syaikh Ibnu Baz dan Al-Lajnah Ad-Daimah (Lembaga
Fatwa Saudi Arabia). Wallahu Alam.
Catatan :
Nampak dari dalil-dalil yang disebutkan di atas bahwa perempuan hamilkarena zina tidak boleh dinikahi
sampai melahirkan, maka ini iddah bagi perempuan yang hamil karena zina dan ini juga ditunjukkan oleh
keumuman firman Allah Azza Wa Jalla :
Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.
(QS. Ath-Tholaq : 4).
Adapun perempuan yang berzina dan belum nampak hamilnya, iddahnya diperselisihkan oleh para ulama
yang mewajibkan iddah bagi perempuan yang berzina. Sebagian para ulama mengatakan bahwa
iddahnya adalah istibro` dengan satu kali haid. Dan ulama yang lainnya berpendapat :
tiga kali haid yaitu sama dengan iddah perempuan yang ditalak.
Dan yang dikuatkan oleh Imam Malik dan Ahmad dalam satu riwayat adalah cukup dengan istibro` dengan
satu kali haid. Dan pendapat ini yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah berdasarkan hadits Abu Said Al-
Khudry di atas. Dan iddah dengan tiga kali haid hanya disebutkan dalam Al-Quran bagi perempuan yang
ditalak (diceraikan) oleh suaminya sebagaimana dalam firman Allah Jalla Sya`nuhu :
Dan wanita-wanita yang dithalaq (hendaknya) mereka menahan diri (menunggu) selama tiga kali
quru`(haid). (QS. Al-Baqarah : 228).
Kesimpulan Pembahasan :
1. Tidak boleh nikah dengan perempuan yang berzina kecuali dengan dua syarat yaitu, bila perempuan
tersebut telah bertaubat dari perbuatan nistanya dan telah lepas iddah-nya.
2. Ketentuan perempuan yang berzina dianggap lepas iddah adalah sebagai berikut :
Kalau ia hamil, maka iddahnya adalah sampai melahirkan.
Kalau ia belum hamil, maka iddahnya adalah sampai ia telah haid satu kali semenjak melakukan
perzinahan tersebut. Wallahu Taala Alam.
Lihat pembahasan di atas dalam : Al-Mughny 9/561-565, 11/196-197, Al-Ifshoh 8/81-84, Al-Inshof 8/132-
133, Takmilah Al-Majmu 17/348-349, Raudhah Ath-Tholibin 8/375, Bidayatul Mujtahid 2/40, Al-Fatawa
32/109-134, Zadul Maad 5/104-105, 154-155, Adwa` Al-Bayan 6/71-84 dan Jami Lil Ikhtiyarat Al-
Fiqhiyah Lisyaikhil Islam Ibnu Taimiyah 2/582-585, 847-850.
2. Telah jelas dari jawaban di atas bahwa perempuan yang hamil, baik hamil karena pernikahan sah,
syubhat atau karena zina, iddahnya adalah sampai melahirkan. Dan para ulama sepakat bahwa akad nikah
pada masa iddah adalah akad yang batil lagi tidak sah. Dan kalau keduanya tetap melakukan akad nikah
dan melakukan hubungan suami-istri setelah keduanya tahu haramnya melakukan akad pada masa iddah
www.rajaebookgratis.com

maka keduanya dianggap pezina dan keduanya harus diberi hadd (hukuman) sebagai pezina kalau negara
mereka menerapkan hukum Islam, demikian keterangan Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny 11/242.
Kalau ada yang bertanya : Setelah keduanya berpisah, apakah boleh keduanya kembali setelah lepas masa
iddah?. Jawabannya adalah Ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama.
Jumhur (kebanyakan) ulama berpendapat : Perempuan tersebut tidak diharamkan baginya bahkan boleh
ia meminangnya setelah lepas iddah-nya.
Dan mereka diselisihi oleh Imam Malik, beliau berpendapat bahwa perempuan telah menjadi haram
baginya untuk selama-lamanya. Dan beliau berdalilkan dengan atsar Umar bin Khaththab radhiyallahu
anhu yang menunjukkan hal tersebut. Dan pendapat Imam Malik ini juga merupakan pendapat dulu dari
Imam Syafiiy tapi belakangan beliau berpendapat bolehnya menikah kembali setelah dipisahkan. Dan
pendapat yang terakhir ini zhohir yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsir-nya dan beliau melemahkan
atsar Umar yang menjadi dalil bagi Imam Malik bahkan Ibnu Katsir juga membawakan atsar yang serupa
dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu yang menunjukkan bolehnya. Maka sebagai kesimpulan
pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah boleh keduanya menikah kembali setelah lepas iddah. Wal
Ilmu Indallah. Lihat : Tafsir Ibnu Katsir 1/355 (Darul Fikr).
3. Laki-laki dan perempuan hamil yang melakukan pernikahan dalam keadaan keduanya tahu tentang
haramnya menikahi perempuan hamil kemudian mereka berdua tetap melakukan jima maka keduanya
dianggap berzina dan wajib atas hukum hadd kalau mereka berdua berada di negara yang diterapkan di
dalamnya hukum Islam dan juga tidak ada mahar bagi perempuan tersebut.
Adapun kalau keduanya tidak tahu tantang haramnya menikahi perempuan hamil maka ini dianggap nikah
syubhat dan harus dipisahkan antara keduanya karena tidak sahnya nikah yang seperti ini sebagaimana
yang telah diterangkan.
Adapun mahar, si perempuan hamil ini berhak mendapatkan maharnya kalau memang belum ia ambil atau
belum dilunasi.
Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shollallahu alaihi wa ala alihi wa
sallam bersabda :
Perempuan mana saja yang nikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil, nikahnya batil, nikahnya batil,
dan apabila ia telah masuk padanya (perempuan) maka baginya mahar dari dihalalkannya kemaluannya,
dan apabila mereka berselisih maka penguasa adalah wali bagi yang tidak mempunyai wali. (HR. Syafiiy
sebagaimana dalam Munadnya 1/220,275, dan dalam Al-Umm 5/13,166, 7/171,222, Abdurrazzaq dalam
Mushonnafnya 6/195, Ibnu Wahb sebagaimana dalam Al-Mudawwah Al-Kubra
4/166, Ahmad 6/47,66,165, Ishaq bin Rahawaih dalam Musnadnya 2/no.698, Ibnu Abi Syaibah 3/454,
7/284, Al-Humaidy dalam Musnadnya 1/112, Ath-Thoyalisy dalam Musnadnya no. 1463, Abu Daud no.
2083, At-Tirmidzi no. 1102, Ibnu Majah no. 1879, Ibnu Jarud dalam Al-Muntaqo no. 700, Said bin
Manshur dalam sunannya 1/175, Ad-Darimy 2/185, Ath-Thohawy dalam Syarah Maany Al-Atsar 3/7, Abu
Yala dalam Musnadnya no. 4682,4750,4837, Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Ihsan no. 4074, Al-
Hakim 2/182-183, Ad-Daruquthny 3/221, Al-Baihaqy 7/105,124,138, 10/148, Abu Nuaim dalam Al-
Hilyah 6/88, As-Sahmy dalam Tarikh Al-Jurjan hal. 315, Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no. 1654 dan Ibnu
Abbil Barr dalam At-Tamhid 19/85-87 dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Al-Irwa` no.1840).
Nikah tanpa wali hukumnya adalah batil tidak sah sebagaimana nikah di masa iddah hukumnya batil tidak
sah. Karena itu kandungan hukum dalamhadits mencakup semuanya.
www.rajaebookgratis.com

Demikian rincian Ibnu Qudamah, Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
Adapun orang yang ingin meminang kembali perempuan hamil ini setelah ia melahirkan, maka kembali
diwajibkan mahar atasnya berdasarkan keumuman firman Allah Taala :
Berikanlah kepada para perempuan (yang kalian nikahi) mahar mereka dengan penuh kerelaan (QS. An-
Nisa` : 4).
Dan firman Allah Subhanahu Wa Taala :
Berikanlah kepada mereka mahar mereka sebagai suatu kewajiban.(QS.An-Nisa` : 24)
Dan banyak lagi dalil yang semakna dengannya. Wallahu Alam.
Lihat : Al-Mughny 10/186-188, Shohih Al-Bukhary (Fathul Bary) 9/494, Al-Fatawa 32/198,200 dan Zadul
Maad 5/104-105.

Pria mendapatkan Bidadari di Surga, wanita
mendapatkan apa ?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: Pria mendapatkan istri-istri
bidadari di Surga, lalu wanita mendapatkan apa?
Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: Pria mendapatkan istri-istri bidadari
di Surga, lalu wanita mendapatkan apa?
Jawaban:
Para wanita akan mendapatkan pria ahli Surga, dan pria ahli Surga lebih afdhal dari pada
bidadari. Pria yang paling baik ada di antara pria ahli Surga. Dengan demikian, bagian
wanita di Surga bisa jadi lebih besar dan lebih banyak daripada bagian pria, dalam
masalah pernikahan. Karena wanita di dunia juga (bersuami) mereka mempunyai
beberapa suami di Surga. Bila wanita mempunyai 2 suami, ia diberi pilihan untuk
memilih di antara keduanya, dan ia akan memilih yang paling baik dari keduanya
(Fatawa wa Durusul Haramil Makki, Syaikh Ibn Utsaimin 1/132, yang dinukil dalam Al-
Fatawa Al-Jamiah lil Maratil Muslimah, edisi bahasa Indonesia Fatwa-fatwa tentang
wanita 3 cetakan Darul Haq)
Pertanyaan:
Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya: Ketika saya membaca Al-Quran, saya mendapati
banyak ayat-ayat yang memberi kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang beriman
dari kaum laki-laki, dengan balasan bidadari yang cantik sekali. Adakah wanita
mendapatkan ganti dari suaminya di akhirat, karena penjelasan tentang kenikmatan Surga
senantiasa ditujukan kepada lelaki mukmin. Apakah wanita yang beriman kenimatannya
lebih sedikit daripada lelaki mukmin?
www.rajaebookgratis.com

Jawaban:
Tidak bisa disangsikan bahwa kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki dan
perempuan. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang
yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan (Ali-Imran:195)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik (An-Nahl:97)
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia
orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun (An-Nisa:124)
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mumin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan
yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar(Al-Ahzab:35)
Allah telah menyebutkan bahwa mereka akan masuk Surga dalam firman-Nya: Mereka
dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan
(Yasin:56)
Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan(Az-Zukhruf:70)
Allah menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang.
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan (Al-Waqiah: 35-36)
Maksudnya mengulangi penciptaan wanita-wanita tua dan menjadikan mereka perawan
kembali, yang tua kembali muda. Telah disebutkan dalam suatu hadits bahwa wanita
dunia mempunyai kelebihan atas bidadari karena ibadah dan ketaatan mereka. Para
wanita yang beriman masuk Surga sebagaimana kaum lelaki. Jika wanita pernah menikah
beberapa kali, dan ia masuk Surga bersama mereka, ia diberi hak untuk memilih salah
satu di antara mereka, maka ia memilih yang paling bagus diantara mereka.
(Fatawal Marah 1/13 yang dinukil dalam Al-Fatawa Al-Jamiah lil Maratil Muslimah,
edisi bahasa Indonesia Fatwa-fatwa tentang wanita 3 cetakan Darul Haq)

HAK-HAK ISTERI DALAM POLIGAMI

www.rajaebookgratis.com

Poligami merupakan syariat Islam yang akan berlaku sepanjang zaman hingga
hari akhir. Poligami diperbolehkan dengan syarat sang suami memiliki
kemampuan untuk adil diantara para istri, sebagaimana pada ayat yang artinya:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-
budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya.
Poligami merupakan syariat Islam yang akan berlaku sepanjang zaman hingga hari akhir.
Poligami diperbolehkan dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk adil
diantara para istri, sebagaimana pada ayat yang artinya:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim
(bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Berlaku adil dalam bermuamalah dengan istri-istrinya, yaitu dengan memberikan kepada
masing-masing istri hak-haknya. Adil disini lawan dari curang, yaitu memberikan kepada
seseorang kekurangan hak yang dipunyainya dan mengambil dari yang lain kelebihan hak
yang dimilikinya. Jadi adil dapat diartikan persamaan. Berdasarkan hal ini maka adil
antar para istri adalah menyamakan hak yang ada pada para istri dalam perkara-perkara
yang memungkinkan untuk disamakan di dalamnya.
Adil adalah memberikan sesuatu kepada seseorang sesuai dengan haknya.
Apa saja hak seorang istri di dalam poligami?
Diantara hak setiap istri dalam poligami adalah sebagai berikut:
A. Memiliki rumah sendiri
Setiap istri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33, yang artinya, Menetaplah kalian (wahai istri-
istri Nabi) di rumah-rumah kalian. Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan
rumah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam bentuk jamak, sehingga dapat dipahami
bahwa rumah beliau tidak hanya satu.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aisyah Radhiyallahu Anha menceritakan
bahwa ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sakit menjelang wafatnya, beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya, Dimana aku besok? Di rumah siapa? Beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam menginginkan di tempat Aisyah Radhiyallahu Anha, oleh
karena itu istri-istri beliau mengizinkan beliau untuk dirawat di mana saja beliau
menginginkannya, maka beliau dirawat di rumah Aisyah sampai beliau wafat di sisi
www.rajaebookgratis.com

Aisyah. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam meninggal di hari giliran Aisyah. Allah
mencabut ruh beliau dalam keadaan kepada beliau bersandar di dada Aisyah
Radhiyallahu Anha.
Ibnu Qudamah rahimahullah menjelaskan dalam kitab Al Mughni bahwasanya tidak
pantas seorang suami mengumpulkan dua orang istri dalam satu rumah tanpa ridha dari
keduanya. Hal ini dikarenakan dapat menjadikan penyebab kecemburuan dan
permusuhan di antara keduanya. Masing-masing istri dimungkinkan untuk mendengar
desahan suami yang sedang menggauli istrinya, atau bahkan melihatnya. Namun jika para
istri ridha apabila mereka dikumpulkan dalam satu rumah, maka tidaklah mereka. Bahkan
jika keduanya ridha jika suami mereka tidur diantara kedua istrinya dalam satu selimut
tidak mengapa. Namun seorang suami tidaklah boleh menggauli istri yang satu di
hadapan istri yang lainnya meskipun ada keridhaan diantara keduanya.
Tidak boleh mengumpulkan para istri dalam satu rumah kecuali dengan ridha mereka
juga merupakan pendapat dari Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dan Imam Nawawi
dalam Al Majmu Syarh Muhadzdzab.
B. Menyamakan para istri dalam masalah giliran
Setiap istri harus mendapat jatah giliran yang sama. Imam Muslim meriwayatkan hadits
yang artinya Anas bin Malik menyatakan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
memiliki 9 istri. Kebiasaan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bila menggilir istri-
istrinya, beliau mengunjungi semua istrinya dan baru behenti (berakhir) di rumah istri
yang mendapat giliran saat itu.
Ketika dalam bepergian, jika seorang suami akan mengajak salah seorang istrinya, maka
dilakukan undian untuk menentukan siapa yang akan ikut serta dalam perjalanan. Imam
Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah Radhiyallahu Anha menyatakan bahwa apabila
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam hendak safar, beliau mengundi di antara para istrinya,
siapa yang akan beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam sertakan dalam safarnya. Beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa menggilir setiap istrinya pada hari dan malamnya,
kecuali Saudah bintu Zamah karena jatahnya telah diberikan kepada Aisyah
Radhiyallahu Anha.
Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa seorang suami diperbolehkan untuk masuk ke
rumah semua istrinya pada hari giliran salah seorang dari mereka, namun suami tidak
boleh menggauli istri yang bukan waktu gilirannya.
Seorang istri yang sedang sakit maupun haid tetap mendapat jatah giliran sebagaimana
yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Aisyah Radhiyallahu Anha
menyatakan bahwa jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin bermesraan
dengan istrinya namun saat itu istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang
haid, beliau memerintahkan untuk menutupi bagian sekitar kemaluannya.
www.rajaebookgratis.com

Syaikh Abdurrahman Nashir As Sady rahimahullah, ulama besar dari Saudi Arabia,
pernah ditanya apakah seorang istri yang haid atau nifas berhak mendapat pembagian
giliran atau tidak. Beliau rahimahullah menyatakan bahwa pendapat yang benar adalah
bagi istri yang haid berhak mendapat giliran dan bagi istri yang sedang nifas tidak berhak
mendapat giliran. Karena itulah yang berlaku dalam adat kebiasaan dan kebanyakan
wanita di saat nifas sangat senang bila tidak mendapat giliran dari suaminya.
C. Tidak boleh keluar dari rumah istri yang mendapat giliran menuju rumah yang lain
Seorang suami tidak boleh keluar untuk menuju rumah istri yang lain yang bukan
gilirannya pada malam hari kecuali keadaan darurat. Larangan ini disimpulkan dari hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam di rumah Aisyah Radhiyallahu Anha, tidak lama setelah
beliau berbaring, beliau bangkit dan keluar rumah menuju kuburan Baqi sebagaimana
diperintahkan oleh Jibril alaihi wa sallam. Aisyah Radhiyallahu Anha kemudian
mengikuti beliau karena menduga bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan
pergi ke rumah istri yang lain. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang
dan mendapatkan Aisyah Radhiyallahu Anha dalam keadaan terengah-engah, beliau
Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu Anha, Apakah
Engkau menyangka Allah dan Rasul-Nya akan berbuat tidak adil kepadamu?
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah menyatakan tidak dibolehkannya masuk rumah istri
yang lain di malam hari kecuali darurat, misalnya si istri sedang sakit. Jika suami
menginap di rumah istri yang bukan gilirannya tersebut, maka dia harus mengganti hak
istri yang gilirannya diambil malam itu. Apabila tidak menginap, maka tidak perlu
menggantinya.
Syaikh Abdurrahman Nashir As Sady rahimahullah pernah ditanya tentang hukum
menginap di rumah salah satu dari istrinya yang tidak pada waktu gilirannya.
Beliau rahimahullah menjawab bahwa dalam hal tersebut dikembalikan kepada urf, yaitu
kebiasaan yang dianggap wajar oleh daerah setempat. Jika mendatangi salah satu istri
tidak pada waktu gilirannya, baik waktu siang atau malam tidak dianggap suatu
kezaliman dan ketidakadilan, maka hal tersebut tidak apa-apa. Dalam hal tersebut, urf
sebagai penentu karena masalah tersebut tidak ada dalilnya.
D. Batasan Malam Pertama Setelah Pernikahan
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa termasuk sunnah bila
seseorang menikah dengan gadis, suami menginap selama tujuh hari, jika menikah
dengan janda, ia menginap selama tiga hari. Setelah itu barulah ia menggilir istri-istri
yang lain.
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu Anha
mengkhabarkan bahwa ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahinya, beliau
menginap bersamanya selama tiga hari dan beliau bersabda kepada Ummu Salamah, Hal
www.rajaebookgratis.com

ini aku lakukan bukan sebagai penghinaan kepada keluargamu. Bila memang engkau
mau, aku akan menginap bersamamu selama tujuh hari, namun aku pun akan menggilir
istri-istriku yang lain selama tujuh hari.
E. Wajib menyamakan nafkah
Setiap istri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri-sendiri, hal ini berkonsekuensi
bahwa mereka makan sendiri-sendiri, namun bila istri-istri tersebut ingin berkumpul
untuk makan bersama dengan keridhaan mereka maka tidak apa-apa.
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa bersikap adil dalam nafkah dan pakaian menurut
pendapat yang kuat, merupakan suatu kewajiban bagi seorang suami.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu mengabarkan
bahwa Ummu Sulaim mengutusnya menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dengan membawa kurma sebagai hadiah untuk beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Kemudian kurma tersebut untuk dibagi-bagikan kepada istri-istri beliau segenggam-
segenggam.
Bahkan ada keterangan yang dibawakan oleh Jarir bahwa ada seseorang yang
berpoligami menyamakan nafkah untuk istri-istrinya sampai-sampai makanan atau
gandum yang tidak bisa ditakar / ditimbang karena terlalu sedikit, beliau tetap
membaginya tangan pertangan.
F. Undian ketika safar
Bila seorang suami hendak melakukan safar dan tidak membawa semua istrinya, maka ia
harus mengundi untuk menentukan siapa yang akan menyertainya dalam safar tersebut.
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa kebiasaan Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bila hendak safar, beliau mengundi di antara para istrinya, siapa yang
akan diajak dalam safar tersebut.
Imam Ibnu Qudamah menyatakan bahwa seoarang yang safar dan membawa semua
istrinya atau menginggalkan semua istrinya, maka tidak memerlukan undian.
Jika suami membawa lebih dari satu istrinya, maka ia harus menyamakan giliran
sebagaimana ia menyamakan diantara mereka ketika tidak dalam keadaan safar.
G. Tidak wajib menyamakan cinta dan jima di antara para istri
Seorang suami tidak dibebankan kewajiban untuk menyamakan cinta dan jima di antara
para istrinya. Yang wajib bagi dia memberikan giliran kepada istri-istrinya secara adil.
Ayat Dan kamu sekali-kali tiadak dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu),
walaupun kamu sangat ingin demikian ditafsirkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa
manusia tidak akan sanggup bersikap adil di antara istri-istri dari seluruh segi. Sekalipun
www.rajaebookgratis.com

pembagian malam demi malam dapat terjadi, akan tetapi tetap saja ada perbedaan dalam
rasa cinta, syahwat, dan jima.
Ayat ini turun pada Aisyah Radhiyallahu Anha. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
sangat mencintainya melebihi istri-istri yang lain. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam
berkata, Ya Allah inilah pembagianku yang aku mampu, maka janganlah engkaucela
aku pada apa yang Engkau miliki dan tidak aku miliki, yaitu hati.
Muhammad bin Sirrin pernah menanyakan ayat tersebut kepada Ubaidah, dan dijawab
bahwa maksud surat An Nisaa ayat 29 tersebut dalam masalah cinta dan bersetubuh.
Abu Bakar bin Arabiy menyatakan bahwa adil dalam masalah cinta diluar kesanggupan
seseorang. Cinta merupakan anugerah dari Allah dan berada dalam tangan-Nya, begitu
juga dengan bersetubuh, terkadang bergairah dengan istri yang satu namun terkadang
tidak. Hal ini diperbolehkan asal bukan disengaja, sebab berada diluar kemampuan
seseorang.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa tidak wajib bagi suami untuk
menyamakan cinta diantara istri-istrinya, karena cinta merupakan perkara yang tidak
dapat dikuasai. Aisyah Radhiyallahu Anha merupakan istri yang paling dicintai
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dari sini dapat diambil pemahaman bahwa
suami tidak wajib menyamakan para istri dalam masalah jima karena jima terjadi
karena adanya cinta dan kecondongan. Dan perkara cinta berada di tangan Allah
Subhanahu wa Taala, Zat yang membolak-balikkan hati. Jika seorang suami
meninggalkan jima karena tidak adanya pendorong ke arah sana, maka suami tersebut
dimaafkan. Menurut Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, bila dimungkinkan untuk
menyamakan dalam masalah jima, maka hal tersebut lebih baik, utama, dan lebih
mendekati sikap adil.
Penulis Fiqh Sunnah menyarankan; meskipun demikian, hendaknya seoarang suami
memenuhi kebutuhan jima istrinya sesuai kadar kemampuannya.
Imam al Jashshaash rahimahullah dalam Ahkam Al Quran menyatakan bahwa,
Dijadikan sebagian hak istri adalah menyembunyikan perasaan lebih mencintai salah
satu istri terhadap istri yang lain.
Saran
Seorang suami yang hendak melakukan poligami hendaknya melihat kemampuan pada
dirinya sendiri, jangan sampai pahala yang dinginkan ketika melakukan poligami malah
berbalik dengan dosa dan kerugian. Dalam sebuah hadits disebutkan (yang artinya)
Barangsiapa yang mempunyai dua istri, lalu ia lebih condong kepada salah satunya
dibandingkan dengan yang lain, maka pada hari Kiamat akan datang dalam keadaan salah
satu pundaknya lumpuh miring sebelah. (HR. Lima)
Allahu Alam; Semoga bermanfaat
www.rajaebookgratis.com


Tebar Benih, Berdoa, Dan Terimalah Taqdir
Tidak ada makhluk melata di muka bumi ini kecuali jatah penghidupannya telah dijamin
Allah (Hud: 6). Terlebih lagi manusia dengan kapasitasnya sebagai pemakmur bumi dan
makhluk paling mulia. Yang demikian itu agar kehidupan ini senantiasa berjalan seperti
yang dikehendaki Sang Pencipta. Meski demikian, jatah rezki itu tidak serta-serta
mendatangi makhluk tersebut tanpa ada upaya untuk meraihnya. Maka berupaya untuk
mendapatkan jatah penghidupannya menjadi suatu keniscayaan. Perlu ada upaya dan
sebab meraih bagian itu. Jika ingin mendapatkan ikan, perlu menebar jala atau memasang
kail.
Dalam Islam, kemuliaan seseorang tidak hanya diukur dari sejumlah ibadah yang
dipersembahkan kepada Allah. Seberapa hitam tanda di keningnya karena lama dan
seringnya bersujud. Dan seberapa lama ia berdiam di pojok masjid dengan tasbih yang
dimainkan oleh jemarinya dan mulut yang tak henti-henti mengumumkan kalimat-
kalimat pujian kepada Sang Pencipta. Seseorang berupaya mendapatkan jatah rezki itu
termasuk perbuatan mulia. Semakin berat seseorang berupaya, semakin mulia dia dan
semakin disukai Allah. Yang paling penting dalam hal ini adalah proses
mendapatkannya. Sebaliknya, bermalas-malasan dalam mengoptimalkan potensi demi
mendapatkan karunia Allah tersebut adalah perbuatan hina dan tidak disukai Allah.
Kemuliaan Berusaha
Al-Quran dan hadits Nabi banyak menyampaikan anjuran bahkan pujian bagi orang
yang berusaha mendapatkan rezki.
Allah berfirman, Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (Al-Jumah: 10).
Inilah konsep tawazun yang ditegaskan oleh manhaj Islam. Tawazun di antara tuntutan
hidup di muka bumi ini. Di antara kerja, aktivitas, upaya, dan mencari nafkah pada suatu
saat dan pada saat yang lain mengisolasi ruh dan hati dari semua kesibukan itu dalam
kekhusyukan dzikir kepada Allah demikian Penulis tafsir Fii Zhilalil Quran,
Sayyid Quthb, mengomentari ayat tersebut. (Fii Zhilalil Quran)
Jika seseorang dapat menghidupi dirinya sendiri dan tanpa menggantungkannya kepada
orang lain. Apatah lagi melalui usahanya banyak orang bergantung kepadanya. sabda
Rasulullah saw.,


Khalid bin Madan meriwayatkan dari Miqdam ra. dan dari Rasulullah saw. Beliau
bersabda, Tidak ada seorang yang memakan makanan yang lebih baik daripada
www.rajaebookgratis.com

seseorang yang makan dari hasil kerja tangannya sendiri. Dan nabi Daud as. makan dari
hasil kerja tangannya. (Bukhari).
Bisa jadi seseorang dianggap hina oleh kaca mata dunia karena profesinya, namun
sesungguhnya menurut parameter akhirat ia sangat mulia, bahkan lebih mulia ketimbang
mereka yang memiliki status sosial tinggi karena melimpahnya kekayaan bumi namun
bukan dari perasan peluhnya sendiri. Rasulullah membandingkan kemuliaan orang yang
mencari kayu bakar dengan yang hanya meminta-minta kepada manusia. Tentu saja jika
sebuah usaha dibingkai dengan bingkai ibadah kepada Allah.


Sekiranya salah seorang di antara kalian mengambil talinya lalu berangkat (perawi: saya
kira beliau mengatakan) ke gunung kemudian mengumpulkan kayu bakar lalu
menjualnya dan memakan (dari hasilnya) serta menyedekahkannya, itu lebih baik
daripada ia meminta-minta orang. (Bukhari).
Abu Hamid Al-Ghazi menyebutkan dalam Ihya-nya, bahwa Rasulullah pernah duduk-
duduk bersama para sahabatnya pada suatu hari. Tiba-tiba mereka melihat seorang
pemuda yang berkulit kasar dan kuat. Pagi-pagi ia bekerja. Mereka (para sahabat)
berkomentar, Sayang sekali orang ini, kalau saja masa mudanya dan kekerasan tubuhnya
itu berada di jalan Allah. Rasulullah bersabda, Jangan berkata seperti itu, sebab jika ia
berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak meminta-minta serta mencukupkan dirinya
dari orang lain, maka ia berada di jalan Allah. Atau jika ia bekerja untuk kedua orang tua
yang lemah dan keluarga yang lemah untuk membuat mereka kaya dan cukup, maka ia
berada di jalan Allah. Namun kalau ia bekerja untuk berbangga diri dan berbanyak-
banyak harta, maka ia berada di jalan setan.
Namun, peran manusia dalam masalah rezki hanya sebatas berusaha dan mengoptimalkan
potensi yang Allah berikan kepadanya. Menggerakkan semua kemampuan dan
menjadikan pengalaman sebagai bekal untuk menghadapi liku-liku di dunia usahanya.
Menyusun strategi yang baik dan menutupi berbagai kekurangan yang mungkin menjadi
kendala. Juga mengevaluasi kinerja yang mungkin menjadi penyebab kegagalan.
Hasil dari usahanya tidak dapat dipastikan dengan kalkulasi manusiawinya. Itu
merupakan hak prerogatif Allah yang memberikan jatah kepada masing-masing hamba.
Dan selalu ada hikmah di balik setiap kuantitas jatah itu. Hal ini sangat terkait dengan
kedudukan harta benda sebagai ujian. Diberikan dan ditahannya harta kepada seseorang
pasti demi kebaikan hamba tersebut. Barangkali seseorang, karena ketidaktahuannya,
mengira bahwa dirinya layak mendapatkan jatah lebih dari orang lain. Namun Allah yang
lebih tahu tentang hamba-Nya lebih tahu pula seberapa banyak jatah yang dibutuhkan
masing-masing hamba.
Perlu digaris-bawahi di sini, bahwa persoalan jatah adalah perkara gaib dan manusia
tidak dibebankan untuk mengetahui sebelum jatah itu benar-benar berada dalam
www.rajaebookgratis.com

genggaman tangannya. Maka manusia diberi kebebasan untuk memasang target dunia
yang ingin digapainya dan diberi keleluasaan berupaya mengejar target itu, tentu saja
dengan cara dan etika yang telah ditetapkan panduannya oleh syariah.
Karena kegaiban hasil dari sebuah usaha itulah seorang hamba wajib berharap dan berdoa
kepada Allah. Tidak layak baginya untuk menyandarkan hasil kepada jerih payahnya
semata. Betapa banyak manusia menetapkan strategi untuk mencapai target yang telah
ditetapkannya, namun tangan-tangan taqdir menghalanginya sehingga ia terhalang untuk
mencapai target tersebut.
Sebagai implementasi dari surat Al-Jumuah ayat 10 tadi, seorang sahabat Nabi saw.,
Arak bin Malik ra, setiap kali usai shalat Jumat, ia keluar dan berhenti di pintu masjid
seraya berdoa, Ya Allah, aku telah menyambut seruan-Mu, shalat melaksanakan
kewajiban-Mu, lalu aku menyebar sebagaimana perintah-Mu. Maka berilah rezki dari
karunia-Mu karena Engkaulah sebaik-baik pemberi rezki. (Ibnu Katsir).
Doa setelah atau ketika bekerja adalah representasi seorang hamba terhadap keterbatasan
dirinya sekaligus pengakuannya akan kekuasaan Rabbnya. Sebagai bentuk pengesaan
Rububiyah Allah. Bahwa Allah-lah Zat yang memberi rezki. Di tangan-Nya segala
kebaikan. Allah berhak memberikannya kepada siapa yang dikehendaki dan menahannya
dari siapa yang dikehendaki.
Doa dan Taqdir
Mungkin ada terusik oleh sebuah pertanyaan, apakah doa yang dipanjatkan seseorang
ketika ia bekerja akan mengubah jatah rezkinya yang merupakan taqdir dari Allah?
Di kitabnya, Ad-Daa wa Ad-Dawa, Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah menjawab, Taqdir
itu ditentukan Allah melalui beberapa sebab. Dan di antara sebabnya adalah doa. Allah
tidak mentaqdirkan sesuatu tanpa sebab. Allah juga menentukan sebab itu. Manakala
seorang hamba melakukan sebab itu, maka taqdir itu pun terjadi. Seperti halnya taqdir
kenyang dan hilangnya dahaga dengan makan dan minum. Taqdir lahirnya seorang anak
melalui proses perkawinan. Taqdir makan daging binatang dengan menyembalihnya
terlebih dahulu. Termasuk taqdir masuk surga dengan amal perbuatan dan masuk neraka
dengan amal perbuatan. Maka, doa merupakan sebab paling penting untuk menggapai
taqdir.
Doa adalah ibadah yang disyariatkan Allah kepada hamba agar dalam berinteraksi
dengan Allah, perasaan harap dan keinginan kuat untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya tertancap di dalam dirinya. Dan jika seseorang mempunyai keinginan kuat
untuk mendapatkan dambaannya serta takut kehilangan dambaan tersebut, tentu hal itu
akan semakin menggerakkannya untuk berbuat dan mengoptimalkan usahanya.
Hasil yang dicapai tidak selamanya berbanding luruh dengan usaha. Dan keimanan
seseorang kepada taqdir membuatnya menerima hasil dari semua usahanya, baik sesuai
dengan keinginannya atau tidak.
www.rajaebookgratis.com

Keimanan kepada taqdir yang berlaku bagi dirinya setelah melakukan ikhtiar manusiawi
adalah puncak keimanan. Kebaikan dan keburukan yang menimpa tidak membuatnya
berpaling dari menempuh jalan positif menuju kebaikan. Memilih taqdir baik adalah
bagian dari ikhtiar yang dianjurkan dalam Islam.
Suatu ketika Umar bin Khatthab menginstruksikan pasukannya yang sedang
melaksanakan operasi militer agar berpindah dari tempat yang diindikasikan terkena
epidemi kolera menuju tempat lain. Salah seorang pasukan berkomentar, Apakah Anda
ingin berlari dari taqdir Allah, wahai Umar? Khalifah kedua ini menjawab, Ya, kita
berlari dari taqdir Allah menuju taqdir Allah.
Sangat sejalan dengan apa yang dianjurkan Rasulullah saw.,


Imran bertanya, Ya Rasulullah, untuk orang-orang beramal? Beliau menjawab,
Masing-masing orang akan dipermudah menuju taqdirnya. (Muttafaq Alaihi)
Ali ra. berkata, Sesungguhnya salah seorang di antara kalian tidak bersih keimanan di
dalam hatinya sampai dia yakin seyakin yakinnya dan tidak ragu sedikit pun, bahwa apa
yang menimpa dirinya bukan karena kesalahan yang dilakukannya dan kesalahan yang
dilakukan tidak menyebabkannya tertimpa musibah serta meyakini semua takdir yang
terjadi.
Dus, ketika benih telah disemai, air telah disiramkan, pupuk telah ditebar, berdoalah.
Lalu apapun yang dihasilkan, terimalah dengan penuh ketulusan sebagai karunia Zat yang
mengeluarkan buah dari bunganya. Wallahu Alam

MENGENALI KEDASHYATAN HARI KIAMAT
Tafsir Surat al-Qoriah
Hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat, kegentingannya
membuat takut seluruh makhluk Alloh yang ada di alam ini.
Langit akan terpecah, bumi akan terbelah, laut akan meluap,
matahari akan digulung, dan bintang-bintang akan
dikumpulkan. Apabila demikian keadaan makhluk-makhluk besar
itu, maka bagaimana kiranya keadaan manusia pada hari itu?!
Pada surat yang mulai ini akan dipaparkan bagaimana keadaan
manusia kelak pada hari kiamat. Hingga tiba suatu hari
dimana manusia akan memasuki alam akhirat yang kekal.
Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah
hari kiamat itu? Pada hari itu manusia bagaikan anai-anai
yang bertebaran, dan gunung-gunung bagaikan bulu yang
dihambur-hamburkan. Adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang
www.rajaebookgratis.com

memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu)
api yang sangat panas.
Surat ini tergolong surat Makkiyyah, sebagaimana dalil yang
dikatakan oleh Ibnu Abbas.(1) Surat ini dinamakan dengan
surat (

) dan tidak pernah dijumpai pemberian nama


selain dari nama ini. Dinamakan surat al-Qoriah karena
surat ini dimulai dengan kalimat (

).
__________________________________________________
(1) Lihat ad-Durr al-Matsur 8/605.
TAFSIR SURAT
Alloh membuka surat yang mulia ini dengan firman-Nya:
Hari kiamat ( QS. Al-Qoriah: 1)
Hari kiamat dinamakan al-Qoriah karena sifatnya menggertak
hati dan mengejutkan manusia dengan kedahsyatannya.
Surat ini dimulai dengan pembukaan yang menggambarkan
kedahsyatan hari kiamat dengan tujuan agar orang yang
mendengarkannya ingin mengetahui apa yang akan dikabarkan
setelahnya.
Apakah hari kiamat itu? ( QS. Al-Qoriah: 2)
Ayat ini berupa pertanyaan yang mengandung pengagungan
serta kemuliaan. Sebab kegentingan mengharuskan manusia
untuk saling bertanya-tanya .(2)
__________________________________________________ (2)
Lihat Tahrir wa Tanwir oleh Ibnu Asur 30/448.
Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? ( QS. Al-Qoriah: 3)
Apa yang Anda ketahui tentang hari kiamat? Sungguh
perkaranya sangat mengerikan dan sangat jelas kebenarannya.
Pada hari itu manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran. (
QS. Al-Qoriah: 4)
Inilah gambaran keadaan manusia pada hari tersebut. Pada
hari itu mereka bertebaran ke sana kemari bagaikan anai-
anai, disertai rasa takut yang luar biasa.
Dan gunung-gunung bagaikan bulu yang dihambur-hamburkan. (
QS. Al-Qoriah: 5)
Gunung-gunung yang pada asalnya kokoh, besar lagi kuat,
pada hari itu seperti bulu yang dihambur-hamburkan, yang
terbang ke sana kemari terbawa angin. Dalam ayat yang lain
dijelaskan:
Dan ketika kamu melihat gunung-gunung itu, kamu mengira ia
tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan. (Begitulah) perbuatan Alloh yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. an-Naml [27]: 88 )
www.rajaebookgratis.com

Setelah menyebutkan sebagian kejadian hari kiamat dan
keadaan manusia pada hari itu, Alloh menyebutkan keadaan
manusia yang terbagi menjadi dua golongan sesuai amal
perbuatan mereka:
Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,( QS.
Al-Qoriah: 6) maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan. ( QS. Al-Qoriah: 7)
Inilah golongan yang pertama. Mereka adalah orang-orang
yang banyak amal baiknya sehingga menjadi berat timbangan
amal baiknya. Mereka berhak mendapatkan kehidupan yang
memuaskan, yaitu surga.
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya
( QS. Al-Qoriah: 8).
Inilah golongan yang kedua, yaitu orang-orang yang
kejelekannya lebih banyak daripada kebaikannya sehingga
timbangan amal sholihnya pun ringan. Atau mereka tidak
punya amal kebaikan sama sekali seperti orang kafir.
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. ( QS. Al-
Qoriah: 9)
Para ulama berbeda pendapat tentang arti (

) di sini. Ada
yang mengatakan: 1. Selaput otak, maksudnya akan dilempar
ke neraka dari kepalanya, karena otak tempatnya di kepala.
2. Sudah menjadi kebiasaan orang Arab untuk menisbatkan
kebahagiaan dan kesengsaraan dengan ungkapan (

) yaitu
ibu. 3. Tempat tinggalnya di neraka atau tempat kembalinya
adalah neraka, sebagaimana seorang ibu yang merupakan
tempat kembali bagi anak-anaknya . (3)
__________________________________________________ (3)
Lihat Zadul Masir surat al-Qoriah.
Adapun Hawiyah adalah neraka yang sangat dalam. Ada yang
mengatakan bahwa ia termasuk salah satu nama dari nama-nama
neraka. Wallohu alam.
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?( QS. Al-Qoriah:
10)
Apa yang kamu ketahui tentang neraka Hawiyah itu?
Pertanyaan ini mengandung pengagungan, seakan-akan keluar
dari benak pikiran manusia.
(Yaitu) api yang sangat panas. ( QS. Al-Qoriah: 11)
Disebut api yang sangat panas karena bahan bakarnya banyak,
di antaranya manusia. Panasnya tujuh puluh kali lipat dari
api dunia. Semoga Alloh menjauhkan kita semua dari api
neraka tersebut.
FAEDAH SURAT
Surat ini memiliki beberapa faedah yang sangat agung, di
antaranya:
www.rajaebookgratis.com

1. Al-Qoriah termasuk salah satu nama hari kiamat. Hari
kiamat mempunyai banyak nama, di antaranya adalah as-
Saaah, al-Waqiah, ath-Thomah. Dan setiap nama mengandung
arti khusus. Dinamakan dengan al-Waqiah karena untuk
menetapkan kejadiannya, dan benar-benar akan terjadi;
dinamakan ath-Thomah karena malapetaka yang dahsyat lagi
pahit akan tiba; dinamakan al-Aazifah karena waktunya sudah
dekat, begitu seterusnya.
2. Kemuliaan hari ini. Ada dua sebab mengapa Alloh
memuliakan hari ini: a. Sesuatu yang bersifat sangat
mengerikan mempunyai banyak nama, sebagaimana dikatakan
oleh Amirul Muminin Ali bin Abi Tholib : Banyaknya nama
menunjukkan atas agungnya yang diberi nama . (4) b. Yang
kedua. Alloh mengulangi kalimat (

) sebanyak tiga kali


karena agungnya hari kiamat. Yaitu dengan habisnya alam
dunia menuju alam akhirat.
__________________________________________________ (4)
Lihat Takmila ad-Waul Bayan 9/227
3. Penjelasan tentang kejadian hari kiamat. Dalam surat ini
terdapat sebagian kabar tentang kejadian hari kiamat untuk
menakut-nakuti manusia dengan perkara yang benar-benar akan
terjadi dan tidak mungkin mustahil. Agar mereka banyak
beramal sholih dan menyelamatkan diri dari adzab yang pedih
pada hari yang sulit, hari di mana manusia akan menyesal
lagi rugi, kecuali orang yang dirohmati Alloh.
4. Timbangan amal pada hari kiamat. Termasuk dakwah Ahlus
Sunnah wal Jamaah adalah mengimani adanya timbangan amal
pada hari kiamat kelak. Alloh berfirman:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat.
Maka tiadalah seseorang itu dirugikan barang sedikit pun.
Jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan. (QS. al-Anbiya [21]: 47)
Sungguh, para kelompok pengagung akal telah mengingkari hal
ini, di antaranya Mutazilah. Mereka mengatakan timbangan
adalah kiasan dari keadilan. Akidah ini sangat bertentangan
dengan dalil-dalil yang jelas dari al-Quran maupun dari
as-Sunnah.
5. Kebahagiaan bagi orang yang berat timbangan amal
baiknya. Alloh berfirman:
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka
itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. (QS. al-
Muminun [23]: 102)
Balasan bagi orang yang baik adalah kebaikan pula, mereka
akan masuk surga dan kekal di dalamnya, tidak ada rasa
lelah di dalamnyasemoga Alloh menjadikan kita termasuk
www.rajaebookgratis.com

darinya. Alloh berfirman:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Robbmu dengan hati
yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah
hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. al-Fajr
[89]: 27-30)
6. Kerugian bagi orang yang ringan timbangan amal baiknya.
Kerugian besar pada hari kiamat adalah bagi orang yang amal
jeleknya lebih besar daripada amal baiknya. Inilah kerugian
yang nyata. Alloh berfirman:
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka
itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka
kekal di dalam neraka Jahannam. (QS. al-Muminun [23]: 103)
7. Penjelasan tentang sifat-sifat neraka. Api neraka adalah
api yang menyala-nyala lagi panas, bahan bakarnya manusia
dan batu. Alloh berfirman tentang sifat neraka:
Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air panas yang
mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam, tidak sejuk
dan tidak menyenangkan. (QS. al-Waqiah [56]: 42-44)
Rosululloh bersabda:


Dari Abu Huroiroh berkata, Rosululloh bersabda: Api kalian
(di dunia) adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api
neraka. Abu Huroiroh berkata: Sungguh telah cukup. Nabi
bersabda: Dilebihkan darinya enam puluh sembilan bagian,
yang semuanya seperti panasnya. (HR. Bukhori 3265)
Kita memohon kepada Alloh agar dijauhkan dari apinya.
Sumber : http://almawaddah.wordpress.com

KETIKA MAUT MENJEMPUT

Wahab bin Munabbih rah.a. Berkata,Seorang raja ingin bepergian untuk melihat seluruh
wilayah kerajaannya dan meminta agar dibawakan pakaian yang bagus.Lalu
dibawakanlah pakaian yang bagus.Namun,karena pakaian itu tidak disukainya,maka ia
menyuruh agar ditukar dan dibawakan pakaian yang lebih bagus.Namun setelah
ditukar,ternyata ia masih tidak menyukainya.Maka pakaian itu disuruh ditukar
lagi,sehingga terpilihlah satu pakaian yang menurutnya paling bagus.Selain itu,ia juga
meminta agar dibawakan kendaraan yang terbaik.Maka dibawakanlah kuda yang terkuat
dan terindah,tetapi raja itu tidak suka.Setelah berkali-kali kuda itu diganti,maka
terpilihlah seekor kda yang paling indah dan paling kuat untuk ditunggangi.
www.rajaebookgratis.com

Syaitan yang terlaknat melihat peluang besar untk meniupkan kesombongan kepada raja
itu,dan raja menunggang kuda dengan penuh kesombgan.Para pelayan,para tentara,dan
para petugas mengiringinya dalam barisan yang panjang.Karena kesombongannya,ia
tidak mempedulikan siapa pun dalam barisan itu.Di perjalanan,tampaklah sesorang
berpakaian buruk lagi hina.Ia memberi salam kepada raja,tetapi raja tidak memperdulikan
dan membalas salamnya.Lalu ketika orang itu memegang tali kudanya,raja itu
menghardiknya,Lepaskan tali kudaku,kurang ajar kamu,berani sekali kamu memegang
tali kudaku.
Ia menjawab,ada sesuatu yang penting yang perlu aku sampaikan kepadamu.Raja
berkata,tunggulah,jika aku telah turun dari kudaku, katakan apa keperluamu.
Orang itu berkata,tidak, aku harus mengatakannya sekarang,Lalu dengan kuat ia
menarik kuda itu dan merampasnya dari tangan raja,dan raja pun tidak berdaya,lalu ia
berkata,baiklah,katakanlah sekarang.Orang itu berkata,pesan ini sangat rahasia dan
harus disampaikan langsung ke telingamu,maka raja mendekatkan telinganya,lalu orang
itu berbisik,Akulah malaikat maut,sekarang aku akan mencabut nyawamu.
Mendengar perkataan itu muka raja menjadi pucat,lidahnya hampir keluar dari
mulutnya,dan raja meminta,Berikan aku sedikit waktu untuk pulang ke istana agar dapat
mengurus hartaku dan berjumpa dengan keluargaku.Malaikat maut menjawb,Tidak ada
waktu samasekali,mulai sekarang kamu tidak akan melihat harta dan keluargamu.Sambil
berkata demikian makaikat maut mencabut ruh raja itu,sehingga raja jatuh dari kudanya
seperti sebatang kayu yang tumbang.
Kemudian malaikat maut pun pergi kepada seorang muslim yang shalih,ketka ia pergi ke
suatu tempat, malaikat maut memberi salam untuknya,dan ia
menjawab,Waalaikmsalam.
Malaikat maut berkata,Aku akan menyampaikan sesuatu di telingamu,Orang shalih itu
berkata, Silahkan.
Lalu malaikat berbisik,Aku adalah malaikat maut.
Mendengar itu,orang shalih tersebut bergembira lalu berkata,Sungguh baik
kedatanganmu,dari sekian banyak hamba Allah, engkaulah yang aku tunggu.Aku rindu
untuk berjumpa denganmu.
Malaikat berkata,segeralah menyelesaikan urusanmu.
Orang shalih itu berkata,Tidak ada lagi urusan yang paling aku sukai selain berjumpa
dengan Alloh subhanahu Wataala.
Malaikat pun berkata,Aku ingin mencabut nyawamu dalam keadaan yang kamu sukai
untuk dirimu sendiri.
www.rajaebookgratis.com

Orang shalih itu menjawab,terserah engkau.Namun demikian,aku ingin mengambil
wudhu untuk sholat,lalu aku ingin mati dalam keadaan sujud kepada Alloh subhanahu
wataala.Maka mulailah ia mengambil wudhu dan mengerjakan sholat,dan nyawanya
dicabut ketika dalam keadaan sujud.(Ihya)
Ditandai sebagai:agama, Artikel, Berita, Cerita, islam, istana, kiamat, Kisah, Kisah
hidayah, lintasberita, malaikat, mati, maut, muslim, muslimah, pakaian, perhiasan, raja,
tentara

MEMBONGKAR KEDOK DUKUN BERLABEL KIYAI ATAU
USTADZ
Metode ini nampaknya tidak penting. Namun sengaja kami kemukakan, karena
sebagian kaum muslimin banyak yang tidak bisa membedakan antara
penyembuhan secara Qurani dengan penyembuhan secara sihir.
Ada cukup banyak cara dan sangat bervariatif, yang semuanya mengandung kesyirikan
atau kekufuran nyata. Dan Insya Allah, kami akan menyebutkan sebagian di antaranya,
yakni delapan cara yang disertai dengan jenis kesyirikan atau kekufuran yang terkandung
pada setiap cara tersebut secara ringkas. Hal ini sengaja kami kemukakan, karena
sebagian kaum muslimin banyak yang tidak bisa membedakan antara penyembuhan
secara Qurani dengan penyembuhan secara sihir. Yang pertama adalah cara imani (
keimanan ) dan yang kedua cara syaithani ( atas petunjuk syaitan ). Dan masalahnya akan
semakin kabur bagi orang-orang tidak berilmu, di mana tukang sihir itu membacakan
mantra dengan pelan sementara dia akan membaca ayat Al Quran dengan kencang dan
terdengar oleh pasien sehingga pasien itu mengira bahwa orang itu mengobatinya dengan
menggunakan ayat-ayat Al Quran, padahal kenyataannya tidak demikian. Sehingga si
pasien itu akan menerima perintah tukang sihir sepenuhnya.
Dan tujuan dari penyampaian dan penjelasan cara ini adalah untuk memperingatkan
kaum muslimin agar mereka berhati-hati terhadap berbagai jalan kejahatan dan kesesatan,
dan agar tampak jelas jalan orang-orang yang berbuat kejahatan.
1. Cara iqsam (bersumpah atas nama jin dan syaitan)
2. Cara adz-dzabh, yaitu dengan cara menyembelih binatang untuk dipersembahkan
kepada jin dan syaitan.
3. Cara sufliyah, yaitu menempelkan ayat-ayat Al Quran atau hadits di bagian
bawah kaki.
4. Cara najasah, yaitu menulis ayat-ayat Al Quran dengan benda yang najis.
5. Cara tankis, yaitu dengan cara berkomunikasi dengan bintang bintang.
6. Cara al-kaff, yaitu melihat melalui telapak tangan.
7. Cara al-atsar, yaitu dengan menggunakan benda bekas dipakai.
Beberapa Tanda yang Dapat Dijadikan Barometer untuk Mengenali Tukang Sihir
www.rajaebookgratis.com

Jika anda mendapatkan satu tanda dari tanda-tanda berikut ini pada orang-orang yang
melakukan pengobatan, maka tidak diragukan lagi dia adalah seorang tukang sihir.
Berikut ini tanda-tanda tersebut :
1. Menanyakan nama si pasien dan nama ibunya.
2. Meminta salah satu dari beberapa benda bekas dipakai si pasien ( baik itu baju,
topi, sapu tangan, atau kaos ).
3. Terkadang meminta hewan dengan kriteria tertentu untuk disembelih dengan
tidak menyebut nama Allah padanya, dan terkadang darah binatang sembelihan
itu dioleskan pada beberapa tempat penyakit yang dirasakan oleh pasien atau
melempar binatang itu ke tempat puing-puing bangunan.
4. Penulisan mantra-mantra tertentu.
5. Membaca jimat-jimat dan mantra-mantra yang tidak dapat dipahami.
6. Memberi suatu pembatas yang terdiri dari empat persegi kepada pasien, yang di
dalamnya terdapat huruf-huruf atau angka-angka.
7. Dia menyuruh pasien untuk mengurung diri dari orang-orang untuk waktu tertentu
di suatu ruangan yang tidak dimasuki sinar matahari, yang kaum awam
menyebutnya dengan hijbah.
8. Terkadang si penyihir itu menyuruh pasien untuk tidak menyentuh air untuk
waktu tertentu, yang paling sering selama empat puluh hari. Dan tanda itu
menunjukkan bahwa jin yang melayaninya adalah beragama Nasrani.
9. Memberi beberapa hal kepada pasien untuk ditimbun di dalam tanah.
10. Memberi pasien beberapa kertas untuk dibakar dan mengeluarkan asap.
11. Berkomat-kamit dengan kata-kata yang tidak dapat dipahami.
12. Terkadang si penyihir memberitahu pasien nama dan kampung halaman pasien
tersebut serta permasalahan yang akan dikemukakannya.
13. Si penyihir juga menuliskan untuk pasien beberapa huruf terputus-putus di sebuah
kertas ( jimat ) atau di lempengan tembikar putih, lalu menyuruh pasien
melarutkan dan meminumnya.
Jika anda megetahui bahwa seseorang adalah tukang sihir, maka hindarilah dan janganlah
Anda mendatanginya, dan jika tidak, maka Anda termasuk dalam sabda Nabi:
Barangsiapa mendatangi seorang dukun, lalu dia membenarkan apa yang dikatakannya,
berarti dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. ( diriwayatkan
oleh Al Bazzar, dengan beberapa penguatnya, hadits ini hasan dan diriwayatkan juga oleh
Ahmad dan Al Hakim, dishahihkan oleh Al Albani : lihat Shahihul Jaami ( no. 5939 ). )

KRISTENISASI DAN KEJAHATAN-KEJAHATANNYA


Ketika Orde Baru jaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya kristenisasi besar-
besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku Fakta dan Data
tentang kristenisasi di Indonesia oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak
www.rajaebookgratis.com

terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras siang-malam
untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan kristenisasi secara terbuka
bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk
membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan
kristenisasi bergerilya dengan kedok dakwah ukhuwwah dan shirathal mustaqim secara
gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang
dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H.
Amos.
Mereka telah mengeluarkan beberapa buku diantaranya:
1. Upacara Jama`ah Haji
2. Ayat-ayat yang menyelamatkan
3. Isa `alaihis salam dalam pandangan Islam
4. Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
5. Membina kerukunan umat beragama
6. Rahasia jalan ke surga
7. Siapakah yang bernama Allah itu?
Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas diantaranya:
Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup
Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Qur`an kitab suci orang Arab dan Nabi
Muhammad saw adalah nabi untuk orang Arab yang mengajarkan penyembahan berhala
dan tidak akan selamat di akhirat
Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad)
Waktu sholat sangat kacau dan Al-Qur`an tidak relevan
Nabi Muhammad saw memperkosa gadis dibawah umur
Al-Qur`an untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa
Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wa ta`ala
Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen
Nabi Muhammad saw wafat mewariskan kitab Injil
Khadijah, istri Nabi Muhammad saw beragama kristen
Sanggahan terhadap tuduhan-tuduhan keji tersebut:
Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak
bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan
ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang
Kristen. Namun itu perintah langsung dari Allah swt yang artinya:Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati
Masjidil Haram sesudah tahun ini.(Q.S. At-Taubah: 28). Tuduhan itu juga bertentangan
dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di
dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji
dan tidak tertutup.
www.rajaebookgratis.com

Nabi Muhammad saw dituduh hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat
di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat,
karena Allah swt telah menegaskan dalam Al-Qur`an yang artinya: Dan Kami tiada
mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-
Anbiya:107). Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Q.S.Saba`:28). Al-Qur`an adalah suatu peringatan untuk semesta alam.
(Q.S. At-Takwir 27 dan Al-Qalam 52). Dan Kami turunkan Al-Qur`an kepadamu
(Muhammad) supaya engkau jelaskan umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada
mereka, supaya mereka berpikir. (Q.S. An-Nahl 44). Muhammad bukanlah bapak salah
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi,
dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab 40)
Tuduhan tentang Nabi Muhammad saw tidak selamat di akhirat, maka harus dibacakan
sholawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang
meninggal dunia pasti selamat akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap
disholati dan didoakan. Orang yang mensholati, mendoakan dan menguburkan mayit bayi
ini akan mendapat pahala.
Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi
saw, yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama
maupun akal yang mau menerimanya.
Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar
Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar
Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan
mengutip hadits Bukhori tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen
bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor
832, terjemahnya:
Dari Ibnu `Abbas ra katanya: Ketika Rasulullah saw mula-mula tiba di Makkah, beliau
enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan
supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk
patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi).
Melihat itu Rasulullah saw bersabda:
Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu
bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak.
Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau saw
sholat di dalamnya. (Shahih Bukhari No. 832)
Tuduhan tentang waktu sholat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada.
Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S.
Al-Isra 78 dan Q.S. Hud 114, dibentrokkan dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu
dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal
kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa
sholat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan
`Isya.
www.rajaebookgratis.com

Nabi Muhammad saw dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang
sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan
tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan
umur. Padahal umur 9 tahun seperti `Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi
saw setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis
Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu
hanyalah kebencian yang membabi buta.
Tuduhan-tuduhan lain yang mereka lontarkan terhadap Islam sifatnya sama; hanyalah
kebencian dan kebohongan belaka. Orang-orang yang mau berpikir pasti paham bahwa
tuduhan-tuduhan mereka itu menunjukkan betapa rendahnya moral mereka.
Tiga Serangkai Musuh Islam
Kristenisasi, Orientalisme dan Penjajahan menjadi tiga serangkai, yang tidak dapat
dipisahkan. Masing-masing mempunyai tugas untuk menghancurkan umat Islam.
Kristenisasi bertugas untuk merusak aqidah; orientalisme memporak-porandakan
pemikiran Islam; dan penjajahan melumpuhkan fisik.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang kafir tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah 32)
Tujuan utama missionaris Zending adalah menyeret orang-orang Islam ke Kristen. Jika
hal itu sulit dilakukan, maka akan ditempuh dengan upaya bagaimana cara mengaburkan
pengertian Islam bagi kaum muslimin. Misionaris bertindak sebagai antek-antek dan
mata-mata penjajah Barat demi merusak kesatuan Islam. Tujuan itu diperjelas oleh
Pendeta Simon, bahwa misionaris adalah faktor penting sebagai penghancur kekuatan
persatuan umat Islam.
Negara yang pertama kali mengembangkan kristenisasi adalah Belanda, yang pernah
menjajah Indonesia dan memecah Jawa menjadi kawasan-kawasan yang dibangun untuk
gereja dan sekolahan. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh negara Eropa lainnya.
Memperkosa dan Memurtadkan
Kejahatan kristenisasi itu, kini dilengkapi dengan kenyataan kristenisasi yang sangat
menghina umat Islam, yaitu memperkosa muslimah murid Madrasah Aliyah di Padang
yang selanjutnya dimurtadkan. Khairiyah Enisnawati alias Wawah (17 thn) pelajar
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Gunung Pangilun, Padang, Sumatera Barat adalah
salah satu dari 500 orang Minang yang dimurtadkan. Gadis berjilbab itu diculik,
diperkosa dan dipaksa keluar dari agamanya lewat misi rahasia yang dijalankan
sekelompok orang Kristen, di rumah Salmon seorang Jemaat Gereja Protestan di Jl.
Bagindo Aziz Chan, Padang tempat memaksa Wawah untuk membuka jilbab dan masuk
Kristen.
Gereja itu dipimpin Pendeta Willy, sedang Salmon adalah jemaat yang juga karyawan
PDAM Padang. (lihat Dialog Jumat, 6 Agustus 1999). Dengan aneka kelicikan,
www.rajaebookgratis.com

kebrutalan dan bahkan pemerkosaan seperti tersebut di atas, jumlah orang Kristen di
Indonesia makin menanjak secara drastic. Dari hanya 2,8% pada tahun 1931 menjadi
7,4% pada 1971 dan hampir 10% pada 1990. Kebrutalan dan kebiadaban mereka itu
menimbulakan aneka konflik pula secara bertubi-tubi. Diantaranya kerusuhan antara
Muslimin dan Nasrani di Dili Timor Timur (1994), Maumere NTT (1995), Surabaya dan
Situbondo Jatim (1996), Tasikmalaya (1997), Ketapang dan Kupang, serta Ambon dan
Sambas (1999). (Ibid. hal 4)
Pertemuan 300 pimpinan gereja dari 50 negara di Singapura, Januari 1989, kemudian
pada 6 Januari 1991 dilancarkan apa yang disebut Dekade Evangelisasi, yakni
Manifestasi Kristus kepada gentiles (non Kristen). Berdasarkan interpelasi angka Gereja
dari 5.100.000.000 penduduk dunia dewasa ini, orang Kristen berjumlah 1.665.000.000.
Berarti ada sekitar 3.435.000.000 penduduk dunia yang harus dikristenkan, menurut
mereka. (Media Dakwah, Agustus 1999, hal. 16)
Dari memperkosa muslimah lalu memurtadkan, sampai mengamen di bus-bus kota
dengan lagu Gerejani telah mereka gencarkan. Maka benar dan terbuktilah firman Allah
swt: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. (Q.S. Al-Baqarah 120).
Apa upaya kita dalam menghadapi kejahatan kristenisasi?
Rujukan:
1. Muallaf Meluruskan Pendeta, H. Insan L.s. Mokoginta, Yayasan Muhtadin, Jakarta,
1998
2. Muallaf Membimbing Pendeta ke Surga, H. Insan L.S. Mokoginta, Yayasan Muhtadin,
Jakarta, 1998
3. Pendeta menghujat, Muallaf meralat, H. Insan L.s. Mokoginta, FAKTA, Jakarta, 1999
4. Islam dan Kristen di Indonesia, M. Natsir, Media Dakwah

MENGATUR HARI-HARI AGAR MENJADI PENUH
BERKAH

Masa adalah keadaan lahir dan batin yang tengah dijalani seorang hamba.
Sungguh merugi manusia kecuali orang yang tengah menetapi iman dan
melaksanakan amal saleh. Karena itu Islam membimbing bagaimana seharusnya
insan mengatur hari-harinya agar selalu berada dalam masa yang penuh
keberuntungan.
Berikut tulisan mengenai cara-cara mengatur hari-hari kita, dimulai dengan
Menyambut Pagi.

Bangunlah sebelum fajar dan berdzikir, segera setelah itu, lalu berwudhu, kemudian
shalat. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam bersabda:
www.rajaebookgratis.com

Syaithan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan.
Pada tiap-tiap ikatan itu, Syaithan menghembuskan: Tidurlah terus, malam masih larut.
Maka, jika ia terbangun, hendaklah ia berdzikrullh, sehingga terputuslah satu ikatan
Syaithan itu. Jika ia (melanjutkannya dengan) berwudhu, maka terputus lagi satu ikatan
Syaithan itu. Jika ia (meneruskannya dengan mengerjakan) shalat, maka terputus lagi satu
ikatan Syaithan itu (sehingga ikatan Syaithan itu terputus seluruhnya). Dengan demikian,
niscaya memancarlah ketangkasan dan kebersihan dari jiwanya, namun jika ia tidak
melakukan hal-hal tersebut, maka memancarlah dari jiwanya kekotoran dan berbagai
kemalasan. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[1], Muslim[2], Ahmad[3], Ibnu Mjja[4],
Ab Dwd[5] dan Mlik[6]). Ini lafaz dari Al-Bukhriy dalam Shahhu l-Bukhriy:
Kitbu t-Tahajjud.
# Sebelum berwudhu, seyogyanya mencuci dulu kedua tangan di luar bejana dan
beristintsr (menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya) serta menggosok
gigi. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam bersabda:

Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidur, maka cucilah tangannya sebelum ia
mencelupkannya ke dalam air untuk wudhunya, karena sesungguhnya ia tidak tahu di
mana tangannya itu terletak ketika tidur. (Dikeluarkan oleh Muslim[7], Ahmad[8], Ibnu
Mjja[9], Ad-Darmiy[10], Ab Dwd[11], At-Turmudziy[12], An-Nas-iy[13] dan
Mlik[14]). Ini lafaz dari Mlik. Dalam hadts yang diterima Ibnu Mjja melalui jalur
Abdu r-Rahmn bin Ibrhm Ad-Dimasyqiy, pencucian tangan itu dilakukan sebanyak
dua atau tiga kali. Kebanyakan riwayat menyatakan tiga kali, kecuali hadts yang
diriwayatkan oleh Mlik serta sebagian dari yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Mjja,
yang tidak menyebutkan banyaknya pencucian.

Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidur, maka ber-istintsr-lah tiga kali,
karena sesungguhnya Syaithan bermalam dalam rongga hidungnya. (Dikeluarkan oleh
Al-Bukhriy[15], Muslim[16] dan An-Nas-iy[17]). Ini lafaz dari Muslim.

www.rajaebookgratis.com

Seandainya tidak memberatkan ummatku, aku benar-benar telah memerintahkan
menggosok gigi setiap kali wudhu. (Dikeluarkan oleh Ahmad[18], An-Nas-iy[19] dan
Mlik[20]). Ini lafaz dari An-Nas-iy. Ibnu Khuzaima menilainya shahh, sedangkan Al-
Bukhriy menilainya muallaq.
# Jika berhajat ke kamar kecil atau WC, mencuci kedua tangan, beristintsr serta
menggosok gigi, dilakukan usai buang hajat.
Dalam membuang hajat, tetapilah dengan seksama aturan dan adab-adabnya; sebab,
tidak bersih dalam kencing saja sudah cukup menjadi jalan datangnya siksa kubur.
Rasulullah shalallahualaihi wa sallam pernah bersabda ketika melewati dua kuburan
yang masih baru:

Sesungguhnya dua penghuni kubur ini benar-benar tengah ditimpa siksa; dan tidaklah
keduanya disiksa karena dosa besar. Salah seorang dari mereka, disiksa karena tidak
bersuci dari kencingnya; sedangkan yang satunya karena ia senang melakukan
nammah. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[21], Muslim[22], Ahmad[23], Ibnu
Mjja[24], Ad-Darmiy[25], Ab Dwd[26], At-Turmudziy[27] dan An-Nas-iy[28]).
Ini lafaz dari Ibnu Mjja.
# Jika dalam keadaan junub, setelah mencuci kedua tangan, beristintsr serta menggosok
gigi, lakukanlah mandi secara sempurna, sesuai aturan dan adab-adabnya, dan tidak
mengapa mencukupkan wudhu dengannya. Ummu l-Muminn sya t meriwayatkan:

Adalah Rasulullah shalallahualaihi wa sallam tidak lagi mengambil wudhu sesudah


mandi. (Dikeluarkan oleh Ahmad[29], Ibnu Mjja[30], At-Turmudziy[31] dan An-
Nas-iy[32]). At-Turmudziy menyatakan hadts yang diriwayatkannya: hasan shahh.
Ibnu Mjja meriwayatkannya dengan lafaz: bada l-ghusli mina l-janba (sesudah
mandi junub).
# Usai berwudhu (atau mandi) dengan sempurna, mengikuti aturan dan adab-adabnya,
tunaikanlah dua rakaat shalat sunat wudhu, dan apabila fajar shadiq belum lagi terbit,
bagi yang berniat shaum bisa mengerjakan sahur. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam
bersabda:

www.rajaebookgratis.com

Fajar itu ada dua: Fajar yang mengharamkan makan-minum, tetapi menghalalkan shalat;
dan fajar yang mengharamkan di dalamnya mengerjakan shalat, tetapi menghalalkan
makan-minum. (Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaima dan Al-Hkim[33]). Al-Hkim men-
shahh-kan hadts ini.
Fajar yang pertama itulah yang disebut Fajar Shadiq; dan yang kedua, disebut Fajar
Kidzib.

Tidak seorang Muslim pun berwudhu dengan membaguskan wudhunya, kemudian


berdiri menunaikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan sepenuh hati dan wajahnya
dalam shalat itu, melainkan wajib baginya Surga. (Dikeluarkan oleh Muslim[34],
Ahmad[35], Ab Dwd[36] dan An-Nas-iy[37]).
# Apabila fajar shadiq telah terbit, tegakkanlah dua rakaat shalat sunat fajar. Mengenai
shalat ini, ada riwayat dari Ummu l-Muminn sya radhiallahuanhu:

Tidak pernah Rasulullah shalallahualaihi wa sallam amat sangat mementingkan suatu


nawafil seperti halnya terhadap dua rakaat sebelum fajar. (Dikeluarkan oleh Al-
Bukhriy[38], Muslim[39], Ahmad[40], Ab Dwd[41] dan An-Nas-iy[42]). Ini lafaz
dari An-Nas-iy.
Apabila luput dari melaksanakannya sebelum shalat shubh, laksanakanlah segera setelah
shalat shubh, jika waktu shalat shubh belum berakhir. Qais bin Amr t meriwayatkan:

Suatu hari, ia keluar ke Masjid untuk berjamaah shalat shubh. Setibanya di sana, ia
mendapatkan Nabi shallallahu alaihi wasallam telah shalat shubh, padahal ia belum
menunaikan dua rakaat shalat fajar. Maka, ia pun shalat shubh bersama Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Setelah selesai, segera ia melaksanakan dua rakaat shalat fajar. Nabi
www.rajaebookgratis.com

shallallahu alaihi wasallam lalu mendatanginya, dan bertanya: shalat apa ini? Ia pun
memberitahu (bahwa itu shalat fajar). Nabi shallallahu alaihi wasallam pun diam dan
berlalu, tidak mengatakan sepatah kata pun. (Dikeluarkan oleh Ahmad[43]). Al-Irqiy
menyatakan hadts ini isnadnya jayyid.
Jika waktu shubh sudah berakhir, matahari telah terbit, qadh shalat sunat fajar
dilaksanakan sesudah matahari agak tinggi. Imrn bin Hushain t meriwayatkan:

Dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah shalallahualaihi wa sallam, rombongan


tertidur hingga luput melaksanakan shalat fajar. Mereka terbangun saat matahari telah
terbit. Lalu mereka melanjutkan perjalanan hingga matahari agak tinggi. Setelah itu,
Rasulullah shalallahualaihi wa sallam pun menyuruh Muadzdzin untuk
mengumandangkan adzan, dan beliau pun menunaikan dua rakaat shalat sunat fajar.
Lalu dikumandangkanlah iqamah, maka kemudian beliau menunaikan shalat fajar.
(Dikeluarkan oleh Ahmad[44], Ab Dwd[45] dan An-Nas-iy[46]). Ini lafaz dari Ab
Dwd.
Shalat fajar (dan, secara umum, shalat-shalat sunat lainnya) seyogyanya dilaksanakan di
rumah. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam bersabda:

Shalat tathawwu seseorang di rumahnya laksana cahaya; maka barangsiapa yang mau,
cahayailah rumahnya. (Dikeluarkan oleh Ahmad[47]).
# Usai shalat sunat fajar, jika shalat shubh belum lagi di-iqamah-kan, atau jika
diperkirakan cukup waktu untuk berjalan ke Masjid, berbaringlah sejenak pada lambung
kanan, atau, bercakap-cakap sejenak dengan anggota keluarga yang telah bangun. Ummu
l-Muminn syah t meriwayatkan:

Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam apabila telah menunaikan dua rakaat fajar,
dan saya masih tidur, beliau pun berbaring; apabila saya sudah bangun, beliau bercakap-
cakap dengan saya. (Dikeluarkan oleh Muslim[48] dan Ab Dwd[49]). Ini lafaz dari
Ab Dwd.
www.rajaebookgratis.com

Lalu pergi menuju Masjid untuk menunaikan shalat shubh berjamaah. Berjalanlah
dengan tenang, tidak terburu-buru, serta tidak mempersilangkan jari jemari atau
bersidekap, dan berdoalah sepanjang jalan. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam
bersabda:

Apabila kalian mendengar seruan shalat akan ditegakkan, maka pergilah shalat. Jagalah
cara berjalan kalian, setenang dan setegap mungkin. Jangan terburu-buru. Maka yang
kalian dapatkan dari shalat secara berjamaah, lakukanlah, dan yang ketinggalan,
sempurnakanlah. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[50], Muslim[51], Ahmad[52], Ibnu
Mjja[53], Ab Dwd[54], At-Turmudziy[55] dan Mlik[56]). Ini lafaz dari Al-
Bukhriy.

) (

Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, sempurnakanlah wudhunya. Kemudian,


apabila ia keluar menuju Masjid dengan sengaja, maka janganlah ia bersidekap, atau,
mempersilangkan jari jemari, karena saat berjalan itu ia berada dalam shalat.
(Dikeluarkan oleh Ab Dwd[57] dan At-Turmudziy[58]).
CATATAN: Berjamaah di Masjid bagi wanita dibolehkan dengan syarat, walaupun bagi
mereka lebih baik shalat di rumah. Sabda Rasulullah shalallahualaihi wa sallam:

Janganlah kalian melarang para wanita ke Masjid, namun di rumah-rumah mereka


adalah lebih baik bagi mereka. (Dikeluarkan oleh Ahmad[59] dan Ab Dwd[60]). Ini
lafaz dari Ab Dwd.

Janganlah kalian melarang para wanita ke Masjid-masjid Allh, namun hendaklah


mereka keluar tanpa wewangian. (Dikeluarkan oleh Ahmad[61], Ad-Darmiy[62] dan
Ab Dwd[63]).
# Sesampainya di Masjid, masuklah ke dalamnya dengan kaki kanan terlebih dahulu
seraya membaca doa. Mengenai mendahulukan kaki kanan dalam suatu urusan, ada
riwayat dari Ummu l-Muminn sya radhiall:
www.rajaebookgratis.com

Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam amat mementingkan bagian kanan dalam
setiap urusannya. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[64], Muslim[65], Ahmad[66] dan Ab
Dwd[67]). Ini lafaz dari Al-Bukhriy dan Ab Dwd.
Setibanya di dalam, berusahalah menempati shaff paling depan sebelah kanan, dan
jangan melangkahi pundak-pundak orang lain, kecuali jika orang-orang menyia-
nyiakannya (membiarkannya tidak terisi) Pengecualian ini adalah pendapat sebagian
Ahlu l-Ilmi lihat Al-Ghazliy: Ihy Ulma d-Dn, Kitb Asrri sh-Shalt wa
Mahmtih, al-Bbu l-Khmis f Fadhli l-Jumati wa dbih wa Sunnanih wa
Syurtih, Baynu dbi l-Jumati al Tartbi l-dat, f Hay-ati d-Dukhli). Rasulullah
shalallahualaihi wa sallam bersabda:


Sesungguhnya Allh dan para Malaikat-Nya bershalawat bagi shaff pertama.
(Dikeluarkan oleh Ahmad[68], Ibnu Mjja[69] dan Ad-Darmiy[70]). Dalam buku
Mishbhu z-Zujjah f Zaw-idin Ibni Mjja disebutkan bahwa hadts mengenai ini dari
Abdu r-Rahmn bin Auf t yang diriwayatkan oleh Ibnu Mjja, shahh dan rijal-rijalnya
tsiqt. Hadts lain dari Al-Bar` bin zib t yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nas-
iy menggunakan lafaz: al sh-shaffi l-muqaddami (atas shaf yang lebih awal).

Sesungguhnya Allh dan para Malaikat-Nya bershalawat bagi shaff sebelah kanan.
(Dikeluarkan oleh Ibnu Mjja[71] dan Ab Dwd[72]).

Barangsiapa yang melangkahi pundak-pundak orang pada hari jumat, ia telah


mengambil jalan lintas menuju Jahannam. (Dikeluarkan oleh Ibnu Mjja[73] dan At-
Turmudziy[74]).
Kemudian, tunaikanlah dua rakaat shalat sunat tahiyyatul masjid, sebelum duduk,
kecuali jika shalat sudah di-iqamah-kan. Jika tidak (hendak) melakukannya, cukup
membaca al-bqiyytu sh-shliht satu, tiga atau empat kali (lihat Al-Ghazliy: Bidyatu
l-Hidyah, dbu Dukhli l-Masjid dan An-Nawawiy: Al-Adzkr An-Nawawiyyah, Bb
M Yaqlu f l-Masjid.). Rasulullah shalallahualaihi wa sallam bersabda:

www.rajaebookgratis.com

Apabila salah seorang dari kalian memasuki Masjid maka hendaklah ia tunaikan dua
rakaat shalat, sebelum ia duduk. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[75], Muslim[76],
Ahmad[77], An-Nas-iy[78] dan Mlik[79]). Ibnu Mjja meriwayatkannya dengan
lafaz: fa l yushalli rakataini (maka hendaklah shalat dua rakaat).

Apabila telah di-iqamah-kan shalat, maka tidak ada shalat kecuali yang diwajibkan.
(Dikeluarkan oleh Muslim[80], Ahmad[81], Ibnu Mjja[82], Ad-Darmiy[83], Ab
Dwd[84] dan An-Nas-iy[85]).
# Sesudah menunaikan shalat tahiyyatul masjid, dan shalat fardhu belum diserukan,
berdzikirlah dan bertasbih, atau membaca Al-Qur-n. Firman Allh taala:

Bertasbih kepada Allh para Rijl di masjid-masjid yang telah diperintahkan-Nya untuk
dimuliakan dan disebut-sebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang. (An-
Nr 36-37).
Apabila adzan dan iqamah diperdengarkan, hentikanlah semua aktifitas itu, dan jawablah
seruan adzan atau iqamah, lalu di penghujungnya memanjatkan doa. Rasulullah
shalallahualaihi wa sallam bersabda:

Apabila kalian mendengar seruan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan
oleh Muadzdzin. (Dikeluarkan oleh Al-Bukh-riy[86], Muslim[87], Ahmad[88], Ab
Dwd[89], At-Turmudziy[90], An-Nas-iy[91] dan Mlik[92]).
Dan menurut keterangan dari Ab Ummah t:

Adalah Bill menyerukan iqamah. Maka, tatkala sampai pada seruan qad qmati sh-
shalh, Nabi shallallahu alaihi wasallam pun menjawab: aqmah llhu wa admah;
dan Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab seluruh seruan iqamah. (Dikeluarkan
oleh Ab Dwd[93]). Menurut Al-Mundziriy, dalam sanad hadts ini ada orang yang
majhul dan Syahr bin Hausyab sendiri diperselisihkan statusnya.
www.rajaebookgratis.com

Antara adzan dan iqamah adalah waktu mustajab bagi doa, karena itu panjatkanlah doa
yang berisi permohonan untuk keafiatan di dunia dan akhirat, dan jika tidak ada
keperluan yang mendesak, tetaplah di tempat, jangan keluar dari Masjid. Rasulullah
shalallahualaihi wa sallam bersabda:

Doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak. Mereka (para
shahabat yang mendengar sabda beliau e itu pun) bertanya: Apa yang kami mohonkan,
Ya Rasulullah shalallahualaihi wa sallam? Jawab Rasulullah shalallahualaihi wa sallam:
Mohonlah kepada Allh keafiaatan di dunia dan akhirat. (Bagian pertamanya
dikeluarkan oleh Ahmad[94], Ab Dwd[95], At-Turmudziy[96] dan An-Nas-iy[97];
sedangkan tambahan pertanyaan: fa m dz naqlu dan jawabannya dikeluarkan oleh At-
Turmudziy[98]). Menurut At-Turmudziy, hadts ini hasan, dan tambahan tersebut dari
yang disampaikan oleh Yahy bin Al-Yamni.

Barangsiapa yang telah berada di Masjid mendengar adzan, lalu ia keluar bukan karena
suatu keperluan mendesak, dan tidak bermaksud kembali lagi, maka ia seorang Munfiq.
(Dikeluarkan oleh Ab Dwd[99]). Dalam buku Mishbhu z-Zujja f Zaw-idin Ibni
Mjja disebutkan bahwa Ibnu Ab Farwa dan Abdu l-Jabbr bin Umar yang terdapat
dalam sanad hadts ini, dhaf. Namun demikian, Ath-Thabrniy dalam Al-Wasith
meriwayatkan hadts yang semakna dengan ini melalui perawi-perawi yang shahh lihat
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy: Koleksi Hadits-Hadits Hukum 2 (Semarang:
PT Pustaka Rizki Putera, 2001) Masalah 196: Keluar Mesjid Sesudah Azan
Dikumandangkan, h.203.
# Sesudah menunaikan shalat shubh berjamaah, hingga matahari terbit isi dengan
berdoa, berdzikir, bertasbih, membaca Al-Qur-n, atau bertafakkur. Rasulullah
shalallahualaihi wa sallam bersabda:

Sungguh dudukku bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allh sejak dari shalat
shubh hingga terbit matahari, lebih aku sukai daripada membebaskan empat puluh budak
keturunan Isml. (Dikeluarkan oleh Ahmad[100] dan Ab Dwd[101]). Ini lafaz dari
Ab Dwd. Al-Irqiy menyatakan hadts Ab Dwd ini isnadnya jayyid. Ahmad
meriwayatkannya dengan lafaz: adzkaro llha wa ukabbiruhu wa uhammiduhu wa
www.rajaebookgratis.com

usabbihuhu wa uhalliluhu (berdzikir kepada Allh dan bertakbir, bertahmid, bertasbih
serta bertahlil kepada-Nya), tanpa menyebut lafaz: min shalti l-ghadt.
Kemudian, hingga matahari naik setengah tombak, sehingga jelas benderang cahayanya
(kira-kira 3 jam setelah terbitnya), isilah waktu dengan 4 hal: (1) Meneruskan berdoa,
berdzikir, bertasbih, membaca Al-Qur-n, atau bertafakkur, (2) menuntut Ilmu, (3)
melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan sesama dan membahagiakan orang-
orang beriman serta turut aktif dalam berbagai usaha meninggikan Kalimatillh di tengah
masyarakat, dan (4) mencukupi kebutuhan diri dan keluarga. Rasulullah shalallahualaihi
wa sallam bersabda:

Tiada seorang pun dari kalian kecuali kelak Allh akan berbicara kepadanya tanpa
penerjemah dan tanpa hijab yang menutupinya. Lalu ia berpaling ke sisi kanannya, maka
tidak ada yang ia lihat selain amal perbuatannya yang telah lalu. Begitu pula ketika ia
berpaling ke sisi kirinya, tidak ada yang ia lihat selain amal perbuatannya yang telah lalu.
Dan ketika ia berpaling ke muka, maka tidak ada yang ia lihat selain Neraka yang tepat
berada di hadapan wajahnya. Karena itu, hindarilah Neraka itu oleh kalian walaupun
dengan sebiji kurma dan kalimat thayyibah. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhriy[102],
Muslim[103], Ahmad[104], Ibnu Mjjah[105] dan At-Turmudziy[106]). Ini gabungan
lafaz dari Muslim dan Al-Bukhriy. Ahmad, Ibnu Mjja dan At-Turmudziy
meriwayatkannya dengan lafaz: mani s-tatha min kum an yaqiya wajhahu hurri n-nra
walaw bi syiqqin tamratin wa bi kalimatin thayyibatin fa l yafal (barangsiapa sanggup di
antara kalian untuk melindungi wajahnya dari panas api Neraka, walau hanya dengan
sebiji korma dan dengan kalimah thayyibah, maka lakukanlah). At-Turmudziy menilai
hadts mengenai ini yang diriwayatkannya, hasan shahh.

[1] Shahhu l-Bukhriy: Kitbu t-Tahajjud, Bb Aqidi sy-Syaithn al Qfiyati r-Ra`si
idz lam Yushalli bi l-Laili; Al-Bukhriy menerimanya melalui jalur Abdullh bin Ysuf
dari Mlik dari Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab Hurairah t. Dalam Kitb Bada-i l-
Khalqi, Bb Shifati Ibls wa Jundihi; Al-Bukhriy menerimanya melalui jalur Isml
bin Ab Uwais dari saudaranya dari Sulaimn bin Bill dari Yahy bin Sad dari Sad
bin Al-Musayyab dari Ab Hurairah t.
[2] Shahh Muslim: Kitbu sh-Shalti l-Musfirn wa Qashrih, Bbu l-Hitstsi al Shalti
l-Waqti wa in Qillat; Muslim menerimanya melalui jalur Amr An-Nqid dan Zuhair bin
Harb dari Sufyn bin Uyainah dari Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab Hurairah t.
www.rajaebookgratis.com

[3] Musnad Ahmad: Musnad Ab Hurairah t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Sufyn bin Uyainah dari
Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab Hurairah t.
[4] Sunan Ibnu Mjjah: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f Qiymu l-Lail; Ibnu Mjjah
menerimanya melalui jalur Ab Bakr bin Ab Syaibah dari Ab Muwiyyah dari Al-
Amasy dari Ab Shlih dari Ab Hurairah t.
[5] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bb Qiymi l-Lail; Ab Dwd menerimanya
melalui jalur Abdullh bin Ysuf dari Mlik dari Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab
Hurairah t.
[6] Al-Muwatha`: Kitbu sh-Shalt, Jmiu t-Targhb f sh-Shalt; Mlik menerimanya
melalui jalur Mlik dari Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab Hurairah t.
[7] Shahh Muslim: Kitbu th-Thahrah, Bb Karhatin Ghamasa l-Mu-tawadhdhi-i wa
Ghairihi Yadahi l-Masykki f Najsatih f l-In-i Qabla Ghasalah Tsaltsn; Muslim
menerimanya melalui jalur Nashr bin Aliy Al-Jahdhamiy dan Hmid bin Umar Al-
Bakrwiy dari Bisyr bin Al-Mufadhdhal dari Khlid dari Abdullh bin Syaqq (juga
melalui jalur Salamah bin Syabb dari Al-Hasan bin Ayan dari Maqil dari Ab z-Zubair
dari Jbir) dari Ab Hurairah t.
[8] Musnad Ahmad: Musnad Ab Hurairah t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Sufyn dari Az-Zuhriy
(juga melalui jalur Muhammad bin Jafar dari Muhammad bin Amr) dari Ab Salamah
(juga melalui jalur Abdu r-Razzq dari Mamar dari Hammm bin Munabbih, dan dari
Az-Zuhriy dari Ibnu l-Musayyab; dan jalur Hawdzah dari Awf dari Muhammad; serta
jalur Ms bin Dwud dari Ibnu Luhaiah dari Ab z-Zubair dari Jbir; dan jalur
Muhammad bin Jafar dari Syubah dari Khlid dari Abdullh bin Syaqq; dan jalur
Mlik dari Ab z-Zind dari Is-hq dan Al-Araj; juga jalur Wak dari Al-Amasy dari
Ab Shlih dan Ab Razn; dan jalur Yazd dari Ibnu Is-hq dari Ms bin Yassr; serta
jalur Yazd dari Hisym dari Muhammad) dari Ab Hurairah t.
[9] Sunan Ibnu Mjjah: Kitbu th-Thahrah wa Sunnanih, Bbu r-Rajuli Yastaiqazhi
min Manmi hi Hal Yadkhulu Yadahu f l-In-i Qabla an Yaghsilah; Ibnu Mjjah
menerimanya melalui jalur Abdu r-Rahmn bin Ibrhm Ad-Dimasyqiy dari Al-Wald
bin Muslim dari Al-Awziy dari Az-Zuhriy dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab
Salamah bin Abdi r-Rahmn dari Ab Hurairah t; juga melalui jalur Harmalah bin
Yahy dari Abdullh bin Wahb dari Ibnu Luhaiah dan Jbir bin Isml dari Uqail dari
Ibnu Syihb dari Slim dari Bapaknya.
[10] Sunan Ad-Darmiy: Kitbu sh-Shalt wa th-Thahrah, Bb Idz Istaiqazha
Ahadukum min Manmihi; Ad-Darmiy menerimanya melalui jalur Ab Nuaim dari
Ibnu Uyainah dari Az-Zuhriy dari Ab Salamah dari Ab Hurairah t.
www.rajaebookgratis.com

[11] Sunan Ab Dwd: Kitbu th-Thahrah, Bb f r-Rajuli Yadkhulu Yadahu f l-In-i
Qabla an Yaghsilah; Ab Dwd menerimanya melalui jalur Ahmad bin Amr bin As-
Sarh dan Muhammad bin Salamah Al-Murdiy dari Ibnu Wahb dari Muwiyyah bin
Shlih dari Ab Maryam dari Ab Hurairah t.
[12] Jmiu t-Turmudziy: Abwbu th-Thahrah, Bb M J-a Idz Istaiqazha Ahadukum
min Manmihi fa L Yaghmis Yadahu f l-In-i Hatt Yaghsilah; At-Turmudziy
menerimanya melalui jalur Ab l-Wald Ahmad bin Bakkr Ad-Dimasyqiy dari Al-Wald
bin Muslim dari Al-Awziy dari Az-Zuhriy dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab
Salamah dari Ab Hurairah t.
[13] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr: Kitbu th-Thahrah, Bb Wudh-i n-N-imi Idz
Qma il sh-shalt dan Sunan An-Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu th-Thahrah, Bb
Tawl Qawluhu Azza wa Jalla Idz Qumtum il sh-shalt; An-Nas-iy menerimanya
melalui jalur Qutaibah bin Sad dari Sufyn (juga, dalam Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr:
Kitbu th-Thahrah, Bbu l-Amri bi l-Wudh-i li n-N-imi l-Mudhtaji dan Sunan An-
Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu th-Thahrah, Bbu l-Wudh-i mina n-Nawmi, melalui
jalur Isml bin Masd dari Yazd dari Mamar) dari Az-Zuhriy dari Ab Salamah dari
Ab Hurairah t.
[14] Al-Muwatha`: Kitbu sh-Shalt, Wudh-i n-N-imi Idz Qma il sh-Shalt; Mlik
menerimanya melalui jalur Yahy dari Mlik dari Ab z-Zind dari Al-Araj dari Ab
Hurairah t.
[15] Shahhu l-Bukhriy: Kitb Bada-i l-Khalqi, Bb Shifati Ibls wa Jundihi; Al-
Bukhriy menerimanya melalui jalur Ibrhm bin Hamzah dari Ibnu Ab Hzim dari
Yazd bin Abdillh dari Muhammad bin Ibrhm dari s bin Thalhah dari Ab
Hurairah t.
[16] Shahh Muslim: Kitbu th-Thahrah, Bbu l-Ibtr f l-Istintsr wa l-Istijmr; Muslim
menerimanya melalui jalur Bisyr bin Al-Hakam Al-Abdiy dari Abdu l-Azz Ad-
Darwardiy dari Ibnu l-Hdi dari Muhammad bin Ibrhm dari s bin Thalhah dari Ab
Hurairah t.
[17] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr: Kitbu th-Thahrah, Bb bi Kum Yastantsir; An-
Nas-iy menerimanya melalui jalur Muhammad bin Zunbr Al-Makkiy dari Ibnu Ab
Hzim dari Yazd bin Abdillh dari Muhammad bin Ibrhm dari s bin Thalhah dari
Ab Hurairah t.
[18] Musnad Ahmad: Musnad Ab Hurairah t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Ab Ubaidah Al-Haddd
dari Muhammad bin Amr dari Ab Salamah (juga melalui jalur Mlik dari Ibnu Syihb
dari Humaid bin Abdi r-Rahmn) dari Ab Hurairah t.
[19] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr: Kitbu sh-Shiymi l-Awwal, As-Siwk li sh-Sh-imi
bi l-Ghad ti wa DzakaRa Ikhtilf; An-Nas-iy menerimanya melalui jalur Suwaid bin
www.rajaebookgratis.com

Nashr dari Abdullh dari Ubaidillh bin Amr (juga melalui jalur Ibrhm bin Yaqb
dari Ab Numn dari Hammd bin Zaid dari Abdu r-Rahmn As-Sirj) dari Sad bin
Ab Sad Al-Maqbariy (juga melalui jalur Muhammad bin Yahy dari Bisyr bin Amr
dari Mlik dari Ibnu Syihb dari Humaid bin Abdi r-Rahmn) dari Ab Hurairah t.
[20] Al-Muwatha`: Kitbu sh-Shalt, M J-a f s-Siwk; Mlik menerimanya melalui
jalur Mlik dari Ibnu Syihb dari Humaid bin Abdi r-Rahmn dari Ab Hurairah t.
[21] Shahhu l-Bukhriy: Kitbu l-Wudh; Al-Bukhriy menerimanya melalui jalur
Muhammad bin Al-Mutsann dari Muhammad bin Khzim (juga, dalam Kitbu l-Jan-iz,
Bbu l-Jardati al l-Qabri, melalui jalur Yahy dari Ab Muwiyyah; dan dalam Bb
Adzbi l-Qabri mina l-Ghbati wa l-Bawli, melalui jalur Qutaibah dari Jarr) dari Al-
Amasy dari Mujhid dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[22] Shahh Muslim: Kitbu th-Thahrah, Bbu d-Dall al Najsati l-Bawli wa Wujbi
l-Istibr-i minhu; Muslim menerimanya melalui jalur Ab Sad Al-Asyajj, Ab Kuraib
Muhammad bin Al-Al dan Is-haq bin Ibrhm dari Wak (juga melalui jalur Ahmad
bin Ysuf Al-Azadiy dari Muall bin Asad dari Abdu l-Whid) dari Al-Amasy dari
Mujhid dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[23] Musnad Ahmad: Musnad Abdullh bin Abbs y; Abdullh bin Ahmad
menerimanya dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Ab
Muwiyyah dan Wak dari Al-Amasy dari Thwus dari Ibnu Abbs y; juga, dalam
Hadts Ab Ummah t, melalui jalur Mujhid Ab l-Mughrah dari Man bin Rifah
dari Aliy bin Yazd dari Al-Qsim Ab Abdu r-Rahmn dari Ab Ummah t.
[24] Sunan Ibnu Mjjah: Kitbu th-Thahrah wa Sunnanih, Bbu t-Tasyddi f l-Bawli;
Ibnu Mjjah menerimanya melalui jalur Ab Bakr bin Ab Syaibah dari Ab Muwiyyah
dan Wak dari Al-Amasy dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[25] Sunan Ad-Darmiy: Kitbu sh-Shalt wa th-Thahrah, Bbu l-IttIq-i mina l-Bawli;
Ad-Darmiy menerimanya melalui jalur Al-Muall bin Asad dari Abdu l-Whid bin
Ziyd dari Al-Amasy dari Mujhid dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[26] Sunan Ab Dwd: Kitbu th-Thahrah, Bbu l-Istibr-i mina l-Bawli; Ab Dwd
menerimanya melalui jalur Zuhair bin Harb dan Hannd bin As-Sariy dari Wak dari Al-
Amasy dari Mujhid dari Thwus (juga melalui jalur Utsmn bin Ab Syaibah dari Jarr
dari Manshr dari Mujhid) dari Ibnu Abbs y.
[27] Jmiu t-Turmudziy: Abwbu th-Thahrah, Bb M J-a t-Tasyddi f l-Bawli; At-
Turmudziy menerimanya melalui jalur Hannd, Qutaibah dan Ab Kuraib dari Wak
dari Al-Amasy dari Mujhid dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[28] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr dan Sunan An-Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu th-
Thahrah, Bbu t-Tanzihi ani l-Bawli; An-Nas-iy menerimanya melalui jalur Hannd
bin As-Sariy dari Wak (juga, dalam Kitbu th-Thahrah, Bb Wadhi l-Jardah al l-
www.rajaebookgratis.com

Qabri, melalui jalur Hannd bin As-Sariy dari Ab Muwiyyah) dari Al-Amasy dari
Mujhid dari Thwus dari Ibnu Abbs y.
[29] Musnad Ahmad: Hadts As-Sayyidatu syah t; Abdullh bin Ahmad
menerimanya dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Aswad
bin mir, Wak dan Hisym dari Syark (juga melalui jalur Yahy bin dam dari
Hasan) dari Ab Is-hq dari Al-Aswad dari syah t.
[30] Sunan Ibnu Mjjah: Abwbu t-Tayammum, Bb f l-Wudh-i Bada l-Ghusl; Ibnu
Mjjah menerimanya melalui jalur Ab Bakr bin Ab Syaibah, Abdullh bin mir bin
Zurrah dan Isml bin Ms As-Saddiy dari Syark dari Ab Is-hq dari Al-Aswad dari
syah t.
[31] Jmiu t-Turmudziy: Abwbu th-Thahrah, Bb M J-a f l-Wudh-i Bada l-Ghusl;
At-Turmudziy menerimanya melalui jalur Isml bin Ms dari Syark dari Ab Is-hq
dari Al-Aswad dari syah t.
[32] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr dan Sunan An-Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu th-
Thahrah, Bb Tarki l-Wudh-i Bada l-Ghusl; An-Nas-iy menerimanya melalui jalur
Ahmad bin Utsmn bin Hakm dari Bapaknya dari Al-Hasan (juga melalui jalur Amr
bin Aliy dari Abdu r-Rahmn dari Syark) dari Ab Is-hq dari Al-Aswad dari syah
t.
[33] Hadts riwayat Ibnu Khuzaimah dan Al-Hkim ini terdapat dalam Kitb Subulu s-
Salm Syarh Bulghi l-Marm min Jami Adillati l-Ahkm karya Ash-Shanniy, tanpa
menyebutkan sanadnya, dari Ibnu Abbs y.
[34] Shahh Muslim: Kitbu th-Thahrah, Bbu dz-Dzikri l-Mustahabbi Iqabi l-Wudh-
i; Muslim menerimanya melalui jalur Muhammad bin Htim bin Maymn dari Abdu r-
Rahmn bin Mahdiy dari Muwiyyah bin Shlih dari Rubaiah bin Yazd dari Ab Idrs
Al-Khawlniy, dan dari Ab Utsmn dari Jubair bin Nufair, dari Uqbah bin mir t.
[35] Musnad Ahmad: Hadts Uqbah bin mir t; Abdullh bin Ahmad menerimanya
dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Abdu r-Rahmn dari
Muwiyyah dari Rubaiah dari Ab Idrs Al-Khawlniy, dan dari Ab Utsmn dari
Jubair bin Nufair dari Uqbah bin mir t.
[36] Sunan Ab Dwd: Kitbu th-Thahrah, Bb M Yaqlu r-Rajuli Idz Tawadha-a;
Ab Dwd menerimanya melalui jalur Ahmad bin Sad Al-Mahdniy dari Ibnu Wahb
dari Mu wiyyah bin Shlih dari Ab Utsmn (juga, dalam Bb Karhiyati l-Waswasah
wa Hadtsi n-Nafsi f sh-Shalt, melalui jalur Utsmn bin Ab Syaibah dari Zaid bin Al-
Hubb dari Muwiyyah bin Shlih dari Rubaiah bin Yazd dari Ab Idrs Al-
Khawlniy) dari Jubair bin Nufair dari Uqbah bin mir t.
[37] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr dan Sunan An-Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu th-
Thahrah, Bb Tsawbu Man Ahsana l-Wudh-a Tsumma Shall Rakataini; An-Nas-iy
www.rajaebookgratis.com

menerimanya melalui jalur Ms bin Abdi r-Rahmn dari Zaid bin Hubb dari
Muwiyyah bin Shlih dari Rubaiah bin Yazd Ad-Dimasyqiy dari Ab Idrs Al-
Khawlniy, dan dari Ab Utsmn dari Jubair bin Nufair, dari Uqbah bin mir t.
[38] Shahhu l-Bukhriy: Kitbu t-Tahajjud, Bb Tahudi Rakaatayi l-Fajr wa Man
Sammhum Tathawwun; Al-Bukhriy menerimanya melalui jalur Bayn bin Amr
dari Yahy bin Sad dari Ibnu Juraij dari Ath` dari Ubaidillh bin Umair dari syah
t.
[39] Shahh Muslim: Kitbu sh-Shalti l-Musfirna wa Qashrah, Bb Istihbbi
Rakaatayi Sunnati l-Fajr wa l-Hitstsi Alaihim; Muslim menerimanya melalui jalur
Zuhair bin Harb dari Yahy bin Sad dari Ibnu Juraij dari Ath` dari Ubaidillh bin
Umair dari syah t.
[40] Musnad Ahmad: Hadts As-Sayyidatu syah t; Abdullh bin Ahmad
menerimanya dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Yahy
bin Sad, Abdu r-Razzq dan Ibnu Bakr dari (juga langsung melalui) Ibnu Juraij dari
Ath` dari Ubaidillh bin Umair dari syah t.
[41] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bb Rakaatayi l-Fajr; Ab Dwd
menerimanya melalui jalur Musaddad dan Yahy bin Sad dari Ibnu Juraij dari Ath`
dari Ubaidillh bin Umair dari syah t.
[42] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr: Kitbu s-Shalt, Bbu l-Muhadati al r-Rakaataini
Qabla Shalti l-Fajr; An-Nas-iy menerimanya melalui jalur Yaqb bin Ibrhm dari
Yahy bin Sad dari Ibnu Juraij dari Ath` dari Ubaidillh bin Umair dari syah t.
[43] Musnad Ahmad: Hadts Qais bin Amr t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Abdu r-Razq dari Ibnu
Juraij dari Abdullh bin Sad dari Kakeknya.
[44] Musnad Ahmad: Hadts Imrn bin Hushain t; Abdullh bin Ahmad menerimanya
dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Yazd dari Hisym
dan Rawah dari Al-Hasan dari Imrn bin Hushain t.
[45] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bb f Man Nmi an Shaltin aw Nash;
Ab Dwd menerimanya melalui jalur Wahb bin Baqiyyah dari Khlid dari Ynus bin
Ubaid dari Al-Hasan dari Imrn bin Hushain t.
[46] Sunan An-Nas-iyyu l-Kubr dan Sunan An-Nas-iyyu sh-Shughr: Kitbu l-
Mawqt, Bb Kaifa Yaqdhiya l-F-itu mina sh-Shalti; An-Nas-iy menerimanya
melalui jalur Hannd bin As-Sirriy dari Ab l-Ahwash dari Ath` bin As-S-ib dari
Buraida bin Ab Maryam dari Bapaknya.
[47] Musnad Ahmad: Musnad Umar bin Al-Khaththb t; Abdullh bin Ahmad
menerimanya dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur
www.rajaebookgratis.com

Muhammad bin Jafar dari Syubah dari Hsyim bin Amr Al-Bajaliy dari Umar bin
Al-Khaththb t.
[48] Shahh Muslim: Kitbu sh-Shalti l-Musfirna wa Qashrah, Bb Shalti l-Lail wa
Iddadu Rakati n-Nabiyy; Muslim menerimanya melalui jalur Ab Bakr bin Ab
Syaibah, Nashr bin Aliy dan Ibnu Ab Umar dari Sufyn bin Uyainah dari Ab An-
Nadhr dari Ab Salamah dari syah t.
[49] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bbu Idhtiji Badih; Ab Dwd
menerimanya melalui jalur Musaddad dari Sufyn dari Zayd bin Sad dari Ibnu Ab
Attb dari Ab Salamah dari syah t.
[50] Shahhu l-Bukhriy: Kitbu l-Adzn, Bb Qawli r-Rajuli fa Atatn sh-Shalt dan
Kitbu l-Jamah, Bbu l-Masy-yi il l-Jamah; Al-Bukhriy menerimanya melalui jalur
dam dari Ibnu Ab Dzib dari Az-Zuhriy dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab Salamah
dari Ab Hurairah t. Dalam Kitbu l-Jamah, Bbu l-Masy-yi il l-Jamah; Al-
Bukhriy juga menerimanya tanpa melalui dam, tetapi langsung dari Ibnu Ab Dzib.
[51] Shahh Muslim: Kitbu l-Masjid wa Mawdhii sh-Shalt, Bb Istihbbi Ityni sh-
Shalt bi WIqrin wa Saknatin wa n-Nahyi an Itynah Saiyyn; Muslim menerimanya
melalui jalur Ab Bakr bin Ab Syaibah, Amr An-Nqid dan Zuhair bin Harb dari
Sufyn bin Uyainah (juga melalui jalur Muhammad bin Jafar bin Ziyd dari Ibrhm bin
Sad) dari Az-Zuhriy dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab Salamah (juga melalui jalur
Yahy bin Ayyb, Qutaibah bin Sad dan Ibnu Hujr dari Isml bin Jafar dari Al-Al`
dari Bapaknya; dan jalur Muhammad bin Rfi dari Abdu r-Razzq dari Mamar dari
Hammm bin Munabbih) dari Ab Hurairah t.
[52] Musnad Ahmad: Musnad Ab Hurairah t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Abdu r-Razzq dari
Mamar dari Hammm bin Munabbih (juga dari Az-Zuhriy dari Sad bin Al-Musayyab;
juga melalui jalur Hajjj dari Laits dari Uqail dari Ibnu Syihb dari Ab Salamah; dan
jalur Abdu r-Rahmn, Is-hq dan Utsmn bin Umar dari Mlik dari Al-Al` bin Abdi
r-Rahmn bin Yaqb dari Bapaknya dan Is-hq bin Abdillh; juga jalur Wak dan
Abdu r-Rahmn dari Sufyn Al-Maaniy dari Sad bin Ibrhm dari Amr bin Salamah)
dari Ab Hurairah t; juga melalui jalur Muhammad bin Jafar dari Awf dari Al-Hasan.
[53] Sunan Ibnu Mjjah: Kitbu l-Masjid wa l-Jamah, Bbu l-Masy-yi il sh-Shalt;
Ibnu Mjjah menerimanya melalui jalur Muhammad bin Utsmn dari Ibrhm bin Sad
dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab Salamah dari Ab Hurairah t.
[54] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bbu l-Saiyyi il sh-Shalt; Ab Dwd
menerimanya melalui jalur Ahmad bin Shlih dari Anbasah dari Ynus dari Ibnu Syihb
dari Sad bin Al-Musayyab dan Ab Salamah dari Ab Hurairah t.
[55] Jmiu t-Turmudziy: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f l-Masy-yi il l-Masjid; At-
Turmudziy menerimanya melalui jalur Muhammad bin Abdi l-Malik bin Ab sy-
www.rajaebookgratis.com

Syawrib dari Yazd bin ZuRayi dari Mamar dari Az-Zuhriy dari Ab Salamah dari
Ab Hurairah t.
[56] Al-Muwatha`: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f n-Nid-i sh-Shalt; Mlik
menerimanya melalui jalur Mlik dari Al-Al bin Abdi r-Rahmn bin Yaqb dari
Bapaknya dan Is-hq bin Abdillh dari Ab Hurairah t.
[57] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f l-Hadyi f l-Masy-yi il sh-
Shalt; Ab Dwd menerimanya melalui jalur Muhammad bin Sulaimn Al-Anbriy
dari Abdu l-Malik bin Amr dari Dwud bin Qais dari Sad bin Ish-hq dari Ab
Tsummah Al-Hannth dari Kab bin Ujrah t.
[58] Jmiu t-Turmudziy: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f Karhayati t-Tasybki Bayna
l-Ashbii f sh-Shalt; At-Turmudziy menerimanya melalui jalur Qutaibah dari Al-Laits
bin Sad dari Ibnu Ajln dari Sad Al-Maqburiy dari Seorang Rijal dari Kab bin Ujrah
t.
[59] Musnad Ahmad: Musnad Abdullh bin Umar y; Abdullh bin Ahmad
menerimanya dari ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur
Muhammad bin Yazd dari AlAwwm bin Hawsyab dari Habb bin Ab Tsbit dari
Abdullh bin Umar y.
[60] Sunan Ab Dwd: Kitbu sh-Shalt, Bb M J-a f lKhurjin n-Nis-a il l-
Masjid; Ab Dwd menerimanya melalui jalur Utsmn bin Ab Syaibah dari Yazd bin
Hrn dari AlAwwm bin Hawsyab dari Habb bin Ab Tsbit dari Abdullh bin Umar
y.
[61] Musnad Ahmad: Musnad Ab Hurairah t; Abdullh bin Ahmad menerimanya dari
ayahnya, Ahmad bin Hanbal, yang menerimanya melalui jalur Yahy dan Muhammad
bin Ubaid dari M

SAUDARAKU! KAPAN ANDA HARUS MARAH?!
Marah.
Wahai saudaraku fillah, beritahu aku, kapankah kau akan marah?
Jika milik kita yang suci dihina, dan tempat kita dihancurkan, dank au tidak menjadi
marah. Jika sifat ksatria kita dibunuh, dan kehormatan kita diinjak-injak, dan dunia kita
berakhir, dank kau tidak menjadi marah?
Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?
www.rajaebookgratis.com

Jika sumberdaya kita dirampas, dan institusi kita diruntuhkan, dan masjid-masjid kita
dihancurkan, dan masjid Al-Aqso dan al-Quds kita tetap dirampas, dank au tidak menjadi
marah?
Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?
Musuhku, atau musuhmu, menghina kehormatan, darahku dijadikan mainan oleh dia,
dank au jadi penonton permainan. Jika untuk Allah, untuk suatu yang suci, untuk Islam
kau tidak marah,
Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?
Aku melihat kengeriaan, aku melihat darah mengucur. Wanita-wanita tua mengiringi
anak-anak menjemput maut mereka. Aku telah melihat segala macam bentuk penindasan.
Dan kau tidak menjadi marah?!.
Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?
Dan kau duduk seperti boneka bisu, perutmu memenuhi kantor. Kau habiskan malam
banggakan angka-angka, dengan uang, curahkan dirimu kepada berkas-berkasnya. Aku
melihat kematian diatas kepala-kepala kami. Dan kau tidak menjadi marah?!.
Jadi terus terang saja padaku, jangan malu-malu: kamu ada di Ummat yang mana?
Jika kau juga derita, apa yang kami derita, tidak menjadikan kamu ingin membalas, maka
tidak usah repot.
Karena kamu bukanlah kami, maupun bagian dari kami, bahkan kamu bukan bagian dari
dunia manusia.
Apakah mungkin kamu tidak membaca apa yang dikalamkan Allah?
Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara (QS. Al Hujurat [49] : 10)

KISAH ULAMA` FAJIR (BEJAT) DAN AHLI IBADAH YANG
BODOH

Siapa saja yang sudah mengenal al-haq tapi tidak
mengamalkannya bahkan menyelisihinya, maka dia serupa
dengan Yahudi. Dan siapa saja yang menginginkan kebaikan,
beribadah tetapi tanpa didasari ilmu, maka dia serupa
www.rajaebookgratis.com

dengan Nashara.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:


Siapa yang rusak di antara ulama kita maka dia serupa
dengan orang Yahudi, dan siapa yang rusak di antara ahli
ibadah kita, maka dia serupa dengan orang Nashara.
Hal itu dikarenakan orang-orang Yahudi melakukan
penyelisihan (penyimpangan) sesudah datang ilmu dan
keterangan pada mereka; sudah mengetahui al-haq tapi tidak
mengamalkannya. Sedangkan orang-orang Nashara tersesat
karena kebodohannya; mereka beramal tanpa ilmu.
Di antara bentuk kerusakan ulama adalah berakhlak dengan
akhlak orang-orang Yahudi, seperti:
- men-tahrif (mengubah-ubah) ayat/ hadits dari makna yang
sebenarnya,
- menyembunyikan apa-apa yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu wa Taala, apabila di dalamnya terdapat sesuatu
yang menghalangi ambisi/tujuan mereka,
- dengki kepada orang yang diberi karunia oleh Allah
Subhanahu wa Taala dan ingin membunuhnya,
- membunuh orang-orang yang selalu menganjurkan bersikap
adil di antara manusia dan yang mengajak kembali kepada
Kitab Allah Subhanahu wa Taala dan Sunnah Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam mereka,
- melakukan tipu muslihat (hilah) untuk meraih sesuatu yang
diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Taala dengan berbagai
cara,
- mencampuradukkan al-haq dengan kebatilan dan lain-lain.
Sedangkan kerusakan ahli ibadah seperti orang-orang
Nashara ialah dengan:
- beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala dengan hawa
nafsunya, bukan dengan sesuatu yang dibawa oleh Rasul-Nya
alaihissalam,
- melampaui batas (ghuluw) terhadap para tuan guru
(masyayikh) sehingga menempatkan mereka pada posisi
rububiyah (memiliki sifat-sifat dan kemampuan layaknya
Allah Subhanahu wa Taala seperti mengetahui perkara ghaib,
memberi keselamatan, karunia, dan sebagainya, pen.).
Walhasil, orang yang berilmu, apabila dia melakukan
penyelewengan atau penyimpangan berdasarkan pengetahuan dan
pemahamannya, berarti dia telah mengenal al-haq tapi
menentangnya. Bisa jadi karena mengikuti hawa nafsu, atau
mencari dunia, atau karena mengkhawatirkan dirinya sendiri.
Sedangkan ahli-ahli ibadah yang tersesat, mereka itu tidak
www.rajaebookgratis.com

mengenal al-haq, mengada-adakan bidah lalu menambah dan
mengurangi sebagian dari ajaran Allah Subhanahu wa Taala.
Tentang Balam bin Baura
Memang, kisah ini bersumber dari cerita-cerita Israiliyat.
Di mana kita tidak bisa begitu saja secara mutlak menerima
dan mendustakannya. Tetapi tipe atau karakter yang
disebutkan dalam kisah ini banyak kita lihat dalam
kenyataan di sekitar kita. Apalagi setelah kita mengenal
bentuk-bentuk kesesatan orang-orang Yahudi dalam uraian
sebelumnya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami
berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi
Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu
lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka
jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
memperturutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya
diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berpikir. (Al-Araf: 175-176)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan
kepada Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam agar
menceritakan sebuah kisah kepada Ahli Kitab tentang
seseorang yang keluar dengan kekafirannya seperti lepasnya
ular dari kulitnya. Dia dikenal dalam kitab-kitab tafsir
dengan nama Balam bin Baura, salah seorang ulama dari
kalangan Bani Israil di zaman Nabi Musa alaihissalam. Dia
termasuk salah seorang yang diberi ilmu tentang Ismul
Azham (Nama Allah Yang Paling Agung). Di dalam majelisnya
terdapat 12.000 tinta untuk menuliskan uraian-uraian yang
disampaikannya.
Malik bin Dinar rahimahullahu mengatakan bahwa dia termasuk
orang yang terkabul doanya. Mereka (orang-orang Bani
www.rajaebookgratis.com

Israil) mengajukannya setiap kali ditimpa kesulitan. Suatu
ketika, dia diutus oleh Nabi Musa alaihissalam mengajak
salah seorang penguasa Madyan kembali kepada Allah
Subhanahu wa Taala. Raja itu memberinya harta, lalu diapun
meninggalkan ajaran Musa alaihissalam dan mengikuti agama
raja itu.
Sebagian mufassir mencantumkan kisah-kisah ini dalam kitab-
kitab tafsir mereka. Ada yang hanya sekadar memberi
gambaran atau contoh atas apa yang dimaksud dalam ayat,
sebagaimana yang diterangkan Qatadah rahimahullahu yang
dinukil oleh Ath-Thabari rahimahullahu. Ada pula yang
menjadikannya sekaligus sebagai sebab turunnya ayat
tersebut.
Ketika menerangkan ayat ini (Al-Araf: 175-176), Ibnu
Katsir rahimahullahu menyebutkan dari Ibnu Masud
radhiyallahu anhu, bahwa dia adalah seorang laki-laki Bani
Israil, bernama Balam bin Abar. Demikian riwayat Syubah
dan ulama lain yang tidak hanya satu orang, dari Manshur
dengan sanad ini. Adapun menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, dan
Mujahid, dia adalah Balam bin Baura. Beliau menukilkan
pula adanya riwayat lain dari Abdullah bin Amr
radhiyallahu anhu, melalui jalur yang sahih sampai kepada
beliau, bahwa yang dimaksud adalah Umayyah bin Abi Ash-
Shilt. Seolah-olah, beliau hendak menunjukkan bahwa Umayyah
menyerupai Balam. Karena dia mempunyai ilmu tentang
syariat umat terdahulu dan mendapati zaman Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, namun semua itu tidak
berguna baginya.
Selanjutnya, Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan bahwa
yang masyhur tentang sebab turunnya ayat ini ialah bahwa
ayat ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang hidup
di kota penguasa yang bengis. Dia bernama Balam.
Melalui jalur Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas
radhiyallahu anhuma, beliau mengisahkan:
Ketika Nabi Musa alaihissalam datang ke wilayah kekuasaan
seorang penguasa yang bengis bersama para pengikutnya, para
kerabat dan anak paman Balam datang menemui Balam lalu
berkata: Musa itu orang yang keras dan mempunyai pasukan
yang besar. Kalau dia menang tentulah dia akan membinasakan
kami. Maka doakanlah kepada Allah agar Dia menjauhkan Musa
beserta pasukannya.
Kata Balam: Sesungguhnya, kalau aku berdoa kepada Allah
agar menghalau Musa dan orang-orang yang bersamanya,
tentulah hilang dunia dan akhiratku.
Tapi mereka terus menerus membujuknya hingga diapun
menuruti permintaan mereka. Dikisahkan, setiap kali dia
mendoakan kejelekan terhadap Nabi Musa dan pasukannya, maka
www.rajaebookgratis.com

doa itu justru menimpa Balam dan orang-orang yang
membujuknya. Begitu seterusnya, wallahu alam.
Menyadari hal itu, merekapun menegurnya, mengapa dia justru
mendoakan kejelekan terhadap mereka?
Begitulah, setiap aku mendoakan kejelekan buat mereka
tidak dikabulkan doaku. Tapi aku akan tunjukkan kepada kamu
satu hal yang semoga saja dapat menjadi sebab kebinasaan
mereka. Sesungguhnya Allah membenci perzinaan, dan kalau
mereka jatuh dalam perbuatan zina, niscaya mereka pasti
binasa, dan aku berharap Allah menghancurkan mereka. Maka
keluarkanlah para wanita menemui mereka. Karena mereka itu
para musafir, mudah-mudahan mereka terjerumus dalam
perzinaan lalu binasa.
Setelah sebagian besar mereka terjerumus dalam perbuatan
zina, Allah Subhanahu wa Taala kirimkan wabah thaun
sehingga menewaskan tujuhpuluh ribu orang dari mereka.
Wallahu alam.
Ketakwaan Seorang Alim dan Zuhudnya terhadap Dunia, Pangkal
Diterimanya Fatwa
Setiap orang -di antara ahli ilmu- yang mementingkan dunia
dan mencintainya, niscaya dia akan mengatakan sesuatu
terhadap Allah Subhanahu wa Taala tanpa dasar al-haq dalam
fatwa, keputusannya tentang berita dan pengharusannya.
Sebab hukum-hukum Allah Subhanahu wa Taala kebanyakan
datang dalam bentuk yang menyelisihi ambisi/tujuan manusia.
Terlebih lagi para pemegang kepemimpinan dan orang-orang
yang selalu mengikuti syubhat. Karena bagi golongan ini,
tidaklah sempurna terwujudnya ambisi mereka kecuali dengan
menyelisihi al-haq dan menolaknya lebih banyak.
Sehingga, apabila seorang yang berilmu atau pengambil
keputusan (hakim), sama-sama mencintai kedudukan, mengikuti
syahwat, tentulah tidak sempurna dia meraih ambisinya
kecuali dengan menjauhkan segala sesuatu yang menentangnya;
berupa kebenaran. Terlebih jika dia mempunyai syubhat, maka
bersesuaianlah syubhat dan syahwat tersebut. Bermainlah
hawa nafsu, tersamarlah kebenaran, menjadi suramlah wajah
kebenaran.
Meskipun kebenaran itu sangat jelas, tidak samar, dan tidak
pula mengandung syubhat, dia tetap melangkah, menentangnya,
bahkan mengatakan: Saya punya jalan keluar (yaitu)
taubat.
Tentang orang-orang dari golongan inilah firman Allah
Subhanahu wa Taala:

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang


menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya.
www.rajaebookgratis.com

(Maryam: 59)
Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman tentang mereka:

Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang


mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang
rendah ini, dan berkata: Kami akan diberi ampun. Dan
kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak
itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga).
Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu
bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali
yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang
tersebut di dalamnya? Dan kampung akhirat itu lebih baik
bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak
mengerti? (Al-Araf: 169)
Allah Subhanahu wa Taala terangkan bahwa mereka mengambil
harta benda yang rendah ini dalam keadaan mereka mengetahui
keharamannya, bahkan berani mengatakan bahwa Kami akan
diberi ampun. Dan jika datang kepada mereka harta benda
lainnya, niscaya mereka tetap dalam keadaan demikian.
Itulah yang menjadi pendorong bagi mereka untuk mengatakan
sesuatu terhadap Allah Subhanahu wa Taala tanpa dasar al-
haq.
Sehingga mereka akan mengatakan: Inilah hukum-Nya, syariat
dan dien-Nya, dalam keadaan mereka mengetahui bahwa dien-
Nya, syariat dan hukum-Nya menyelisihi apa yang mereka
ucapkan.
Atau memang mereka tidak tahu bahwa itu adalah dien-Nya,
syariat dan hukum-Nya. Sehingga kadang-kadang mereka
mengatakan sesuatu terhadap Allah Subhanahu wa Taala apa
yang tidak mereka ketahui. Dan suatu ketika mereka
mengucapkan sesuatu terhadap-Nya berupa apa-apa yang sudah
mereka ketahui kebatilannya.
Adapun mereka yang bertakwa, maka mereka mengerti bahwa
kampung akhirat itu lebih baik daripada dunia ini, sehingga
kedudukan sebagai pemimpin dan syahwat itu tidak akan
mendorong mereka mementingkan urusan dunia daripada
akhirat.
Sementara jalan untuk itu adalah dengan berpegang teguh
kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah, meminta tolong (kepada
Allah Subhanahu wa Taala) melalui kesabaran dan shalat
serta merenungi keadaan dunia, kehancuran dan
kerendahannya, serta akhirat yang pasti tiba dan abadi.
www.rajaebookgratis.com

Sedangkan mereka ini, mau tidak mau akan mengada-adakan
kebidahan di dalam urusan dien ini disertai dengan
kejahatan dalam beramal. Sehingga bertumpuklah dua perkara
ini pada mereka. Karena sesungguhnya mengikuti hawa nafsu
akan membuat buta mata hati, sehingga dia tidak mampu
membedakan mana yang sunnah mana yang bidah. Atau
terjungkir balik, melihat bidah itu sebagai sunnah, dan
As-Sunnah sebagai kebidahan.
Inilah kerusakan para ulama jika mereka lebih mengutamakan
urusan dunia, mengikuti kedudukan dan syahwat. Ayat-ayat
ini pantas buat mereka, sampai juga firman Allah Subhanahu
wa Taala di atas:

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami


berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi
Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu
lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka
jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
seperti anjing. Jika kamu menghalaunya diulurkannya
lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan
lidahnya (juga).
Maka inilah perumpamaan orang alim yang buruk, yang berbuat
(sesuatu yang) menyelisihi ilmunya.
Perhatikanlah kandungan ayat ini, betapa tercelanya dia:
1. Dia tersesat sesudah dia memiliki ilmu, memilih
kekafiran daripada keimanan dengan sengaja, bukan karena
jahil (tidak tahu).
2. Dia memisahkan diri dari keimanan dengan perpisahan yang
tidak mungkin kembali kepadanya selama-lamanya. Karena dia
lepas dari ayat-ayat itu secara total, seperti lepasnya
ular dari kulitnya. Andaikata masih tersisa padanya secuil
keimanan itu, niscaya dia tidaklah lepas/tanggal darinya.
3. Bahwasanya setan mendapatkan dan menyusulnya, di mana
setan itu berhasil menguasai dan memangsanya. Sebab itulah
Allah Subhanahu wa Taala mengatakan:

(lalu dia
diikuti oleh setan), dan tidak mengatakan

www.rajaebookgratis.com

(mengikutinya), karena pada kata

terkandung pengertian
adrakahu (mendapatkannya) dan lahiqahu (menyusulnya) yang
lebih sempurna daripada lafadz tabiah baik dari segi
lafadz dan makna.
4. Dia menyimpang padahal dahulunya dalam keadaan lurus.
Al-Ghay adalah kesesatan dalam ilmu dan tujuan (niat). Ini
lebih khusus berkaitan dengan kerusakan niat dan amal.
Sebagaimana kesesatan itu lebih khusus berkaitan dengan
kerusakan ilmu dan itiqad. Sehingga jika dipisahkan salah
satunya, masuklah yang lain ke dalamnya, dan kalau
bergandengan, maka terpisahlah pengertian keduanya.
5. Bahwasanya Allah Subhanahu wa Taala menerangkan tentang
rendahnya kemauannya, di mana dia lebih memilih sesuatu
yang rendah daripada yang lebih tinggi.
6. Allah Subhanahu wa Taala tidak hendak mengangkat
derajatnya dengan ilmu itu, sehingga hal itu menjadi sebab
kebinasaannya. Karena diapun tidak naik derajatnya dengan
ilmu tersebut, akhirnya ilmu itu menjadi bencana baginya.
Maka seandainya dia bukan orang yang berilmu, tentu itu
lebih baik bagi dia dan lebih ringan azabnya.
7. Dia memilih yang rendah, bukan karena lintasan pikiran
dan bisikan jiwanya, tetapi karena kecenderungannya kepada
dunia secara total. Asal kata ikhlaad (dalam ayat) maknanya
adalah terus dan selalu. Seolah-olah dikatakan dia lebih
cenderung kepada dunia. Diungkapkan kecenderungan itu
dengan kata ardh (bumi) karena dunia itu adalah bumi, semua
yang ada padanya dan apa-apa yang dikeluarkan, berupa
perhiasan maupun harta benda.
8. Dia tidak menyukai hidayah-Nya, lebih suka mengikuti
hawa nafsunya, lalu menjadikan hawa nafsunya sebagai imam
yang diteladani dan diikuti.
9. Dia diserupakan dengan seekor anjing; hewan yang paling
rendah kemauannya, paling jatuh nilainya, paling bakhil dan
paling parah kalab (kerakusan) nya, sehingga dinamakan
kalb.
10. Diserupakan juluran lidahnya terhadap dunia,
ketidaksabaran dan keluhannya (bila) kehilangan dunia,
semangatnya memperoleh dunia sebagaimana juluran lidah
anjing dalam dua keadaannya; dibiarkan atau dihalau dengan
usiran dan seterusnya.
Hal ini, kalau dibiarkan, dia menjulurkan lidahnya terhadap
dunia dan kalau diberi peringatan atau teguran, dia juga
seperti itu, tetap menjulurkan lidah. Jadi, menjulurkan
lidah ini, tidak dia tinggalkan dalam segala keadaan,
seperti halnya seekor anjing.
Kata Ibnu Qutaibah rahimahullahu: Segala sesuatu yang
www.rajaebookgratis.com

menjulurkan lidahnya, adalah ketika dia haus atau
keletihan, kecuali seekor anjing. Karena dia menjulurkan
lidahnya dalam keadaan tenang dan istirahat, kehausan
ataupun tidak. Sehingga Allah Subhanahu wa Taala buat
perumpamaan ini bagi orang-orang kafir, (seolah-olah) Allah
Subhanahu wa Taala berkata: Kalau engkau menasihatinya,
dia tetap sesat. Dan kalau engkau biarkan dia, maka dia
juga sesat. Seperti seekor anjing, kalau engkau
mengusirnya, dia menjulurkan lidah, dan kalau engkau
membiarkan dia seperti itu, maka dia tetap menjulurkan
lidahnya.
Perumpamaan ini, tidak mutlak pada semua anjing, tapi hanya
anjing yang selalu menjulurkan lidah. Hal itu merupakan
keadaan paling rendah dan paling buruk.
Dalam kitabnya yang lain (Tafsir Ibnul Qayyim), Ibnul
Qayyim rahimahullahu menerangkan tafsir ayat ini:
Allah Subhanahu wa Taala menyerupakan orang-orang yang
telah diberi Al-Kitab, diajari-Nya ilmu, yang Dia halangi
orang selain dia memahaminya, lalu orang yang telah
memiliki ilmu ini tidak mengamalkannya dan mengikuti hawa
nafsunya serta mengutamakan kemarahan Allah Subhanahu wa
Taala daripada keridhaan-Nya, mementingkan dunia daripada
akhirat, mengedepankan makhluk daripada Khaliqnya,
(seperti) seekor anjing.
Padahal jelas-jelas anjing itu seburuk-buruk binatang
bahkan paling rendah derajat dan nilainya. (Hewan) yang
tekad dan kemauannya tidaklah melampaui perutnya, paling
parah kejahatan dan ketamakannya.
Di antara bentuk ketamakannya, dia tidak berjalan melainkan
moncongnya senantiasa mendekati tanah, mencium dan
menghirupnya. Dia selalu mencium duburnya sendiri, bukan
bagian tubuhnya lain. Jika kamu melemparkan batu ke arahnya
niscaya dia kembali mendatangi batu itu untuk menggigitnya
karena rakusnya yang keterlaluan. Binatang paling hina,
paling rela menerima dunia.
Bangkai kotor yang busuk lebih disukainya daripada daging
segar. Najis dan kotoran lebih dia senangi daripada
manisan. Kalau dia menemukan bangkai yang cukup untuk
seratus ekor anjing, maka dia tidak akan biarkan seekor
anjing lain mendekatinya melainkan dia usir karena
ketamakan dan kekikirannya.
Kalau dia melihat orang yang berpakaian dekil, buruk,
niscaya dia menggonggongnya dan mengusirnya, seolah-olah
orang itu menyainginya dan merebut kekuasaannya. Tapi kalau
dia melihat orang yang berbaju indah, rapi dan
berkedudukan, maka dia rendahkan moncongnya ke tanah,
merunduk, dan tidak berani mengangkat kepalanya kepada
www.rajaebookgratis.com

orang tersebut.
Waspadailah Fitnah Orang Alim yang Fajir dan Abid yang
Jahil
Demikianlah keadaan orang alim yang lebih mementingkan
urusan dunia daripada akhirat. Adapun abid (ahli ibadah)
yang jahil (bodoh terhadap urusan diennya), maka
kerusakannya ialah berupa sikap menjauhnya dia dari ilmu
dan hukum-hukumnya, dikuasai oleh khayalan dan perasaannya,
serta apa-apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya.
Oleh sebab itulah Sufyan bin Uyainah rahimahullahu
mengatakan: Jauhilah fitnah orang alim yang fajir (jahat)
dan fitnah abid yang jahil, karena fitnah keduanya adalah
fitnah bagi segenap orang yang terfitnah. Yang satu dengan
kejahilannya, dia menghalangi manusia dari ilmu dan
konsekuensinya. Dan yang satu dengan kesesatannya (ghay),
dia mengajak manusia kepada perbuatan-perbuatan keji.
Allah Subhanahu wa Taala telah memberikan perumpamaan
contoh jenis kedua, dengan firman-Nya:

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan)


setan ketika dia berkata kepada manusia: Kafirlah kamu,
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:
Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam.
Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya
(masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya.
Demikianlah balasan orang-orang yang zalim. (Al-Hasyr: 16-
17)
Ibnu Katsir rahimahullahu menceritakan:
Konon, di zaman Bani Israil dahulu ada seorang rahib yang
tekun beribadah selama 60 tahun. Setan ingin menggodanya
tapi selalu gagal. Akhirnya setan mendatangi seorang wanita
lantas membuatnya gila. Wanita itu sendiri mempunyai
beberapa saudara laki-laki. Setan kemudian membisikkan
kepada saudara-saudaranya agar membawanya kepada rahib
tersebut untuk diobati. Wanitapun diobati rahib itu dan
tetap tinggal di sana.
Suatu hari, ternyata wanita itu menarik hati si rahib.
Diapun menggaulinya hingga wanita itu hamil. Melihat
kenyataan ini si rahib takut namanya tercemar lalu membunuh
wanita tersebut. Kemudian datanglah saudara-saudara wanita
itu. Ternyata saudara mereka pun dibunuh oleh rahib itu.
Akhirnya, setan datang menemui si rahib dan mengatakan:
Aku temanmu, kamu selalu membuatku payah, dan akulah yang
www.rajaebookgratis.com

mengatur kejadian ini. Kalau kamu menaatiku pasti aku
selamatkan kamu. Sujudlah kamu kepadaku.
Rahib itupun sujud kepadanya dan setelah dia sujud, setan
berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam.
Demikianlah sepenggal kisahnya.
Jadi, pangkal kekafiran kaum Yahudi adalah tidak
mengamalkan ilmu yang sudah dimiliki. Mereka sudah
mengetahui al-haq tapi tidak membuktikannya dalam bentuk
kerja nyata (amal). Adapun kekafiran kaum Nashara dari sisi
pengamalan mereka yang tidak didasari ilmu. Mereka
bersungguh-sungguh dalam berbagai jenis ibadah tanpa dasar
syariat dari Allah Subhanahu wa Taala dan mengatakan
sesuatu terhadap Allah Subhanahu wa Taala tanpa ilmu.
Semoga Allah Subhanahu wa Taala merahmati Ibnul Mubarak
rahimahullahu yang mengatakan:

Aku melihat dosa itu mematikan hati


terus menerus berbuat dosa mewariskan kehinaan
Meninggalkan dosa (sebab) hidupnya hati
menentangnya lebih baik bagi dirimu
Tiadalah yang merusak dien ini melainkan para raja
ulama jahat dan para pendetanya
Maka bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku menjadi ulama
akhirat yang cerdas. Dan jauhilah kedunguan orang-orang
yang dangkal pikirannya, pendeknya akal ahli dunia yang
bebal.
Alangkah indahnya ungkapan Al-Imam Asy-Syafii
rahimahullahu berikut ini:

Sungguh Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas


Yang tinggalkan dunia karena takut fitnahnya
Mereka cermati dunia, dan setelah tahu
Kiranya dunia bukan tempat kehidupan (sejati)
Mereka jadikan dia bak gelombang
dan siapkan amalan shalih sebagai perahu menyeberanginya.
Wallahu alam.
www.rajaebookgratis.com


LSM Hak Anak, Hak Wanita, dan Media Massa.
Pahlawan Kesiangan!!
Seorang pemimpin negeri sewot dan kebakaran jenggot lantaran seorang terkenal
dimasyarakat menikah lagi secara sah dan terhormat. Keluarlah aturan dan ancaman buat
para punggawa yang akan mengikutinya.
Para kuli tinta dan media elekteronik dengan semangat juang 45 mengheboh-hebohkan
berbagai akibat buruk yang akan terjadi akibat poligami. Hingga semua media penuh
sesak hanya dengan hayalan akan yang kosong.
Pahlawan pahlawan kesiangan dari LSM, Pembela hak-hak wanita, pembela anak-anak,
malang melintang di layer kaca, gayanya melebihi selebritis. Tak tahu diri!!
Dimanakah mereka selama ini bersembunyi menutup mata, telinga, hati dan nurani atas
berbagai perzinahan, perselingkuhan, pelacuran yang terjadi pada kalangan papan atas
hingga ke pelajar-pelajar SMP?!
Bukankah hamper setiap hari terdengar di layer kaca berbagai kasus perzinahan dan
perkosaan? Dimana para pahlawan pembela hak-hak wanita pada para pelajar yang
berzina, hamil dan aborsi?
Dimanakah para intelek hasil didikan sekuler barat yang hobinya mengotak atik dan
menyelewengkan arti dan tafsiran Kitab Suci Al-Quran. Dimanakah mereka yang gigih
menentang poligami. Dimanakah para pejuang Gender?
Beberapa penelitian menemukan jumlah fantastis, 21-30% remaja Indonesia di
kota-kota besar telah melakukan perzinahan.
Berdasarkan hasil penelitian Annisa Foundation pada tahun 2006 yang melibatkan siswa
SMP dan SMA disebuah kota terungkap 42, 3 Persen pelajar telah melakukan perbuatan
keji berzina saat masih duduk dibangku sekolah.
Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi
pada remaja atau 30 persen dari total 2 juta kasus pertahunannya.
700 ribu kasus aborsi pada remaja per tahun artinya 70 lebih terjadi kasus aborsi remaja
perjamnya. Atau juga berarti setiap menit terjadi satu tindakan aborsi. Atas dosa apakah
bayi bayi itu dibunuh? Allahummaghfirlana.
Tak ada jenggot yang terbakar. Tak ada pejuang emansipasi dan pembela hak perempuan
yang nongol hidungnya. Tak ada suara para pembela anak-anak. Dimana pula gerangan
www.rajaebookgratis.com

ustadz-ustadz yang selalu tampil tampan di televise. Laa haula wa laa quwwata illa
billah.
Mari berupaya berbuat semampu kita. Sampaikan pesanku walaupun satu ayat.

Anda mungkin juga menyukai