Isi Proposal
Isi Proposal
BAB I
PENDAHULUAN
laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal
kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir resiko
berbagai cara akan memberikan dampak yang berpengaruh terhadap tindak lanjut
laporan keuangan untuk menilai investasi paling banyak berada di dunia pasar
modal.
keadaan ini sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan pasar
modal dalam penyediaan dana jangka panjang, yaitu sebagai perantara bagi pihak
ekonomi, karena adanya alokasi dana dari sektor yang kurang produktif kepada
sektor yang lebih produktif. Pasar modal dapat memperkokoh struktur permodalan
1
2
tersebut diatas, pasar modal harus menciptakan suatu mekanisme yang dapat
informasi yang lengkap dan benar, sehingga dapat memahami secara menyeluruh
keadaan emiten bursa efek dari berbagai aspek, terutama aspek keuangan, serta
untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen atas laba (earning
atas laba atau manipulasi laba yang telah menjadi isu yang sangat hangat saat ini
manajemen memanipulasi data dengan cara meratakan laba. Perataan laba adalah
dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik melalui metode
akuntansi atau transaksi (Koch, 1981). Praktik perataan laba terkait erat dengan
theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik
pemegang saham akan semakin merasa nyaman dan percaya diri (Hepworth,
1953), perataan laba memiliki dampak yang sangat baik pada nilai saham dan
informasi yang lebih dari laba yang diinginkan sehingga muncul anggapan
perusahaan yang bersangkutan memiliki resiko yang lebih rendah (Dwiatmi dan
melakukan perataan laba, tetap saja tindakan tersebut dapat merubah kandungan
informasi atas laba yang dihasilkan perusahaan. Hal ini perlu diwaspadai
diambil.
perataan laba di Indonesia. Penelitian ini ingin menguji apakah praktik perataan
Penelitian ini juga ingin menganalisa faktor-faktor apa saja yang sebenarnya di
modifikasi oleh perusahaan ketika melakukan praktik perataan laba, dan juga
menguji ada tidaknya perbedaan return dan resiko antar kelompok perata dan
Dari berbagai penelitian yang ada, banyak hal yang menjadi faktor motivasi
perataan laba. Ada yang menyebutkan tingkat laba, hutang, memberikan deviden
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi masalah
perataan laba.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang dapat timbul dari penelitian ini dan
hutang, dividen, dan ukuran perusahan dengan praktik perataan laba serta
perbedaaan return dan resiko saham antara antara perusahaan pelaku dengan yang
D. Rumusan Masalah
2. Apakah perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi, lebih
5. Apakah perusahaan yang memiliki laba lebih rendah, hutang yang lebih
tinggi, deviden yang lebih tinggi, dan perusahaan besar lebih termotivasi
6. Apakah ada perbedaan return dan resiko saham antara kelompok perata
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji apakah Perusahaan yang memiliki laba yang rendah lebih
laba.
5. Untuk menguji apakah perusahaan dengan tingkat laba yang lebih rendah,
hutang yang lebih tinggi, dividen yang tinggi, dan ukuran perusahaan yang
laba.
6. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan return dan resiko saham antara
F. Manfaat Penelitian
perusahaan yang list pada posisi LQ45 yang terdaftar di BEJ. Sehingga
7
tepat.
3. Peneliti
Keuangan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba
yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial
dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan
perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai
akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan
laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik
Perataan laba riil adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen
menghasilkan aliran laba yang rata. Perataan laba artifisial adalah perataan laba
menghasilkan aliran laba yang rata (Suwito, 2005 dikutip dari Ekcel, 1981 dalam
Atmini, 2000).
8
9
sebagai berikut:
dalam earnings sepanjang diijinkan oleh prinsip akuntansi dan manajemen yang
sehat.
upaya manajemen untuk menstabilkan laba. Karena dalam teori Efficiency Market
hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadi, seperti
didasarkan pada asumsi bahwa arus earnings yang stabil merupakan pendukung
yang relevan bagi tingkat dividen yang lebih tinggi daripada sebuah arus earnings
perusahaan karena turunnya risiko total perusahaan. Dalam alasan pertamanya dia
menyatakan :
besar dalam kinerja operasi perusahaan karena silih bergantinya kejadian baik dan
perataan income.
harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsaan. Tetapi dalam
beberapa hal, hasil dari penelitian tersebut berbeda meskipun mengukur hal yang
sama. Berangkat dari fenomena di atas, maka penelitian ini akan membuktikan
sepenuhnya menunjukkan hasil yang konsisten antara penelitian yang satu dengan
laporan keuangan lainnya. Nasser dan Herlina dalam JUniarti (2007) menyatakan
bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir
power” perusahaan di masa yang akan datang. Ball and Brown (1968) dalam
akuntansi akan berguna jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba yang
apabila laba bersih yang mereka laporkan meningkat secara konstan tiap
laba tertentu untuk memenuhi target yang dikehendaki. Pemilik juga berusaha
mencapai target yang telah ditetapkan, dalam usaha membuat entitas tampak
bagus dan mapan secara finansial. Praktek ini dikenal dengan manajemen laba
(earnings management).
Salah satu pola manajemen laba adalah income smoothing (Scott dalam
by levelling off the earnings peaks and raising the valleys.” (Poll dalam Juniarti
2007). Ada berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen dalam
2) Untuk memberikan kesan baik dari pemilik dan kreditor terhadap kinerja
harga sekuritas yang tinggi menarik perhatian pasar (Bleidernan 1973 dalam
Juniarti 2007)
Junarti 2007).
tujuan:
manipulasi laba.
Adapun tujuan perataan laba menurut Foster dan Suwito (2005) adalah
sebagai berikut :
dimasa mendatang.
13
Net Income (Gordon, Horwitz and Meyers, 1966), Ordinary Income (Ronen and
Sadan, 1975), Operating income (Ashari et al., 1994), earning per share (White,
1970), dan lain-lain. Objek-objek yang digunakan untuk mengukur suatu tindakan
perataan laba dalam penelitian ini berdasarkan literatur yang pernah ada adalah
Zuhroh dan Jin dan Machfoedz dalam Suwito (2005) berpendapat bahwa
perusahaan di Indonesia.
Dividen merupakan suatu bagian atas laba bersih usaha yang dibayarkan
kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain : total aktiva, log size,
nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
(Machfoedz, 1994).
portofolio tersebut.
sekuritas tunggal. Resiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari resiko rata-
pasar atas pengumuman laba perusahaan perata laba dan dengan perusahaan
pengumuman perataan laba untuk kelompok perata laba tidak signifikan dan
6. Penelitian Terdahulu
Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa perataan laba didorong oleh harga
saham, perbedaan antara laba aktual dengan laba normal, dan pengaruh perubahan
16
kebijakan akuntansi terhadap laba. Selain itu Zuhroh (1986) me-nemukan bukti
bahwa faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba di Indonesia adalah
leverage operasi. Utami dan Suharmadi (1998) menemukan angka laba uangan
pasar, yang terlihat dari hubungan antara unexpected earning dengan abnormal
Penelitian lain oleh Ilmainir (1993), Zuhroh (1997) serta Jin dan
praktik perataan laba telah terdapat pada perusaha-an yang terdapat di Bursa Efek
bonus di sektorindustri.
terhadap perataan penghasilan, kedua tidak ada perbedaan return antara kelompok
perata laba dan bukan perata, ketiga tidak ada perbedaan risiko antara kelompok
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No. Nama Judul Hipotesis Alat Uji Hasil
1. Suwito dan Analisis Pengaruh H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Uji Multivariat : Jenis usaha,
Herawaty Karakteristik dari jenis usaha terhadap tindakan Hosmer-Lameshow ukuran
(2005) Perusahaan perataan laba yang dilakukan oleh Goodness of fit test perusahaan,
Terhadap perusahaan. Statistic tingkat rasio
Tindakan H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan profitabilitas,
Perataan Laba dari ukuran perusahaan terhadap leverage dan
Yang Dilakukan tindakan perataan laba yang profit margin
Oleh Perusahaan dilakukan oleh perusahaan. perusahaan tidak
Yang Terdaftar Di H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan memiliki
Bursa Efek dari rasio profitabilitas perusahaan pengaruh dalam
Jakarta. terhadap tindakan perataan laba yang melakukan
dilakukan oleh perusahaan. perataan laba.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan
dari rasio leverage operasi
perusahaan terhadap tindakan
perataan laba yang dilakukan oleh
perusahaan.
H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan
dari net profit margin perusahaan
terhadap tindakan perataan laba yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Juniarti dan Analisa Faktor- H1 : Tidak terdapat perbedaan yang Uji Norm: Kolmogorov Tidak ada
Corolina (2007) faktor yang signifikan antara besaran Uji Hipotesis : Mann perbedaan yang
Berpengaruh perusahaan, profitabilitas, sektor Whtiney, t test. sgnifikan atas
18
B. Kerangka Berfikir
Informasi laporan keuangan telah menjadi hal yang sangat penting bagi
laporan keuangan sampai kepada nilai laba seharusnya dilaporkan pada nilai yang
manajemen untuk melakukan perataan laba. Dalam penelitian ini akan diungkap
bagaimana hubungan antara tingkat laba, hutang, besaran dividen, dan ukuran
Pada faktor laba, perusahaan yang memiliki laba yang kecil biasanya lebih
terdorong untuk melakukan perataan laba. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil
perusahaan yang memiliki laba lebih besar yang pastinya perhatian semua orang
lebih tertuju kepadanya. Pada faktor hutang, perusahaan yang memiliki hutang
lebih besar biasanya lebih terdorong untuk melakukan perataan laba. Hal ini
tetap dalam keadaan baik. Dividen merupakan faktor yang sangat vital atas
tindakan perataan laba. Perusahaan dengan pembagian dividen yang sangat tinggi
kemungkinan lebih terdorong untuk melakukan perataan laba. Hal ini dikarenakan
perusahaan ingin tetap terlihat sangat baik dimata investor, apalagi pada investor
posisinya sebagai perusahaan besar tidak tergantikan dan akan selalu terlihat baik
bagi investor.
Dan dari banyak penelitian yang ada tentang perataan laba hasilnya selalu
berbeda-beda. Di satu sisi, penelitian yang ada di Indonesia tentang perataan laba
masih hanya melihat pengaruh perataan laba dari sisi profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan leverage. Saat ini dalam penelitian ini akan diungkap juga
perataan laba.
Secara khusus penelitian ini juga akan menguji apakah ada tidaknya
perbedaan return dan resiko antara kelompok perata dan bukan perata laba.
laba akan tetapi tidak berpengaruh pada tingkat return dan resiko saham itu berarti
Model Hipotesis :
LABA
HUTANG
PERATAAN LABA
DIVIDEN
UKURAN PERUSAHAAN
Gambar 2.1
Model Hipotesis
21
C. Hipotesis
dilaporkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang terdaftar sebagai Liquid 45 (LQ 45) pada periode februari-juli 2008 yang
dengan mengolah data yang ada di dalam Indonesia Capital Market Directory
(ICMD). Periode pangambilan data selama 3 tahun yaitu 2005, 2006 dan 2007.
Proses Peneltian akan berlangsung selama 2 bulan, yaitu sejak bulan Januari
terdaftar sebagai saham yang Liquid 45 (LQ 45) yang terdaftar di Bursa Efek
tahun 2005-2007. Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Buchari Alma, 2004: 56). Sampel dalam
yang tidak memiliki informasi yang dibutuhkan akan dihapuskan dari daftar
sampel. Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut:
22
23
1. Variabel Penelitian
X2 = Debt Ratio(DR)
di dalam penelitian.
24
Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total aktiva, apabila
jumlah hutang lebih besar dari aktiva maka debt ratio akan bernilai lebih besar
dari 100%.
Rasio pembayaran dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang
kekayaan perusahaan yang dilihat dari sisi jumlah saham yang telah diterbitkan
perusahaan yang terdapat di bursa saham. Stock Market Value dihitung dengan
nilai rata-rata harga pasar dari saham beredar perusahaan selama periode tertentu.
25
Stock Market Value dilihat dari posisi Market Capitalization dari ICMD
Jika, CV∆I > CV∆S , maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perata laba.
Dimana :
atau
Dimana :
f. Return Saham
ada perbedaan return saham antara perusahaan perata laba dengan yang bukan
perata laba. Return saham adalah jumlah uang yang menyatakan nilai suatu
saham. Return saham dan terdiri dari capital gain (losses) dan deviden yield.
Return Saham =
( Pt − div ) − Pt −1 x100%
Pt -1
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel Defenisi Parameter Skala
Independen:
1. Return on Equity (ROE)- Informasi yang ditujukan
(X1) untuk mengetahui tingkat
pengembalian modal yang
ditanamkan pemegang Rasio
saham.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada yaitu, data yang
telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data-data tersebut
1. Perumusan Model
profitabilitas, hutang, dividen dan ukuran perusahaan secara simultan dan parsial
mempengaruhi motivasi tindakan perataan laba. Dan, juga menguji apakah ada
perbedaan return saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba.
28
Dimana:
DR = Debt Ratio
β0 = Parameter konstans
disampaikan diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square
(OLS), terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik
Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik
a. Uji Multikolinearitas
sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda.
fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien regresi ini dapat
keberadaan multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamain
yang digunakan adalah melihat nilai collinearity Statistics, yaitu nilai variance
inflation faktor (VIF) lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.
30
b. Uji Heteroskedastisitas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
Jika varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak
(Ghozali,2005).
Cara pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari varibel
yang digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan
heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi.
tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti
penggunaan lag pada model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk
pengujian ada tidaknya autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson.
31
Gambar 3.1
Gambar daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson (Gujarati, 2003)
0 dL dU 4 - dU 4 - dL 4
4. Pengujian Hipotesa
Untuk menguji H1-H4 dalam penelitian ini dilakukan uji t test for paired
sample. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variabel bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. H0 : bi = 0,
Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan dari variabel
2. H1 : bi = 0,
Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan dari variabel
bi − b
t hitung =
Sbi
32
dimana :
coeficient pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika
melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat Hipotesa ini
dirumuskan dengan:
1. Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara laba (ROE),
2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara laba (ROE), hutang
perataan laba.
R 2 /( k − 1)
F hitung =
(1 − R 2 ) /( n − k )
Dimana:
n = Jumlah observasi.
dengan derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai berikut:
kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat
hipotesis ini dilakukan dengan memisahkan terlebih dahulu data menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok perusahaan perata laba (µ1) dan kelompok perusahaan
indeks ekcel pada setiap perusahaam yang telah menjadi sampel penelitian.
Selanjutnya akan diuji ada tidaknya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut
terhadap return dan resiko saham. Hipotesa yang akan diuji dapat digambarkan
sebagai berikut :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji t untuk dua sampel independen
untuk menerima Ho dilakukan jika nilai “sig” > 0.05, dan sebaliknya Ho akan