Anda di halaman 1dari 7

BAB III PENGUKURAN SATURASI FLUIDA 3.1 TUJUAN PERCOBAAN 1.

Untuk menentukan jumlah masing masing fluida pada suatu reservoir dengan metode destilasi. 2. Untuk menghitung besarnya saturasi dari masing masing fluida. 3. Untuk mengetahui pengtingnya melakukan pengukuran saturasi fluida dalam batuan.

3.2 TEORI DASAR Di dalam suatu reservoir, jarang sekali minyak terdapat 100% menjenuhi lapisan reservoir. Biasanya air terdapat sebagai interstitial water yang berkisar dari beberapa persen sampai kadang-kadang lebih dari 50% tetapi biasanya antara 10% sampai 30%. Dengan demikian batas fluida antara air dan minyak tidak selalu jelas. Besarnya penjenuhan air di dalam reservoir minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu diproduksikan. Penjenuhan air dinyatakan sebagai Sw (water saturation). Jika Sw lebih besar dari 50%, minyak masih dapat keluar; akan tetapi pada umumnya harus lebih kecil dari 50%. Penjenuhan air tidak mungkin kurang dari 10% dan dinamakan penjenuhan air yang tak terkurangi (irreducible water saturation). Hal ini biasanya terdapat pada reservoir dimana airnya membasahi butir. Juga harus diperhatikan bahwa kedudukan minyak terhadap air tergantung sekali daripada apakah reservoir tersebut basah minyak (oil wet) atau basah air (water wet). Pada umumnya batuan reservoir bersifat basah air. Air antar butir selalu terdapat dalam lapisan minyak, malah pernah ditemukan pada ketinggian lebih dari 650 meter di atas batas minyak-air. Pori pori batuan Reservoir selalu berisi fluida dan fluida tersebut bisa berupa minyak dan Gas (dead oil). Gas Minyak Air atau Gas Air Minyak. Atau air selalu berada didalam reservoir sebab air lebih dulu ada sebelum minyak

atau gas datang/bermigrasi. Pada umumnya lebih sarang (porous) batuan reservoir, lebih kecil penjenuhan air. Kadar air yang tinggi dalam reservoir minyak mengurangi daya pengambilannya (recoverability). Air ini biasanya merupakan selaput tipis yang mengelilingi butir-butir batuan reservoir dan dengan demikian merupakan pelumas untuk bergeraknya minyakbumi, terutama dalam reservoir dimana butir-butirnya bersifat basah air. Penentuan Sw ditentukan di laboratorium dengan

mengextraksinya dari inti pemboran, akan tetapi secara rutin dilakukan dari analisa log listrik, terutama dari kurva SP.

Pernyataan diatas dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: a. Untuk pori pori berisi miyak, air dan gas Vp = Vo + Vw + Vg b. Untuk pori pori berisi minyak dan air Vp = Vo + Vw c. Untuk pori pori berisi gas dan air Vp = Vg + Vw Saturasi itu sendiri didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu (air, minyak, dan gas) terhadap jumlah volume poripori atau dalam persamaan dirumuskan sebagai berikut :

Saturasi air didefinisikan sebagai berikut :


Sw V pori yg diisi air Vpori total

Saturasi minyak didefinisikan sebagai :


So Vpori yg diisi min yak Vpori total

Saturasi gas didefinisikan sebagai :


Sg Vpori yg diisi gas Vpori total

Sedangkan Sw + So + Sg = 1 Untuk keadaan dimana minyak, gas dan air berada di reservoir, maka berlaku: So = Vo/Vp x 100% Sw = Vw/Vp x 100% Sg = Vg/Vp x 100% Dimana; So, Sw dan Sg masing masing adalah saturasi minyak, saturasi air dan saturasi gas. Faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi fluida adalah : Ukuran dan distribusi pori pori batuan (porositas besar, saturasi kecil). Ketinggian diatas free water level. Adanya perbedaan tekanan kapiler ( tekanan kapiler besar, saturasi water kecil ) Pada batuan yang mudah dibasahi oleh air atau water wet, harga saturasi air cenderung tinggi pada porositas yang lebih kecil. Produksi berlangsung karena adanya perubahan distribusi fluida. Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di dalam reservoir akan digantikan oleh air atau gas bebas. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah ruang pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon.

Dalam proses produksi selalu ada sejumlah minyak dan gas yang tidak dapat diambil dengan teknik produksi yang paling maju yang dikenal dengan istilah residual oil saturation (Sor) atau critical oil saturation (Soc), sedangkan untuk gas dikenal dengan Sgr atau Sgc. Air yang selalu terdapat di dalam ruang pori-pori batuan pada reservoir minyak dan gas di atas zona transisi disebut dengan air connate. Dalam proses produksi air tersisa disebut Swr atau Swc atau Swir.

3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat yang digunakan 1. Retort 2. Solvent extractor termasuk reflux condensor (pendingin) water trap dan pemanas listrik 3. Timbangan analisis dengan batu timbangan 4. Gelas ukur 5. Exicator 6. Oven

Gambar 3.1 Skema Stark Dean Distilation Apparatur

Gambar 3.2 Oven

Gambar 3.3 Solvent Exctractor

Gambar 3.4 Exicator

Gambar 3.5 Gelas ukur

Gambar 3.6 Retort

Gambar 3.7 Timbangan analisa

3.3.2 Bahan yang digunakan : 1. Fresh core 2. Air 3. Minyak 4. Toluena

3.4

Waktu Praktikum Waktu praktikum Analisa Inti Batuan acara 2 dilaksanakan pada : Senin 28 Oktober 2013 pukul 07.30 selesai

3.5

Prosedur Percobaan Metode Destilasi 1. Ambil fersh core yang telah dijenuhi dengan air dan minyak. 2. Timbang core tersebut, missal beratnya = a gram. 3. Masukkan core tersebut ke dalam labu Dean & Stark yang telah diisi dengan toluena. 4. Panaskan selama 2 jam hingga air tidak nampak lagi. 5. Dinginkan dan baca air yang tertampung di water trap, misalnya = b cc = b gram. 6. Sampel dikeringkan dalam oven 15 menit (pada suhu 110oC). Dinginkan dalam exicator 15 menit, kemudian timbang core kering tersebut, misalnya = c gram. 7. Hitung berat minyak : = a (b + c) gram = d gram. 9. Hitung volume minyak :
Vo d e cc B.J min yak

10. Hitung saturasi minyak dan air :


So e Vp Sw b Vp

Anda mungkin juga menyukai