Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC, 2012). Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker

payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas umum penduduk berusia 15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (data Riskesdas tahun 2007). Tingginya tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Tidak sedikit dari mereka yang terkena kanker, datang berobat dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah lanjut sehingga biaya pengobatan lebih mahal. Kanker payudara, merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit mengalami penurunan yakni 8.277 kasus

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diderita kaum wanita. Satu diantara delapan wanita beresiko terkena kanker payudara (Admin, 2008). Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus baru meningkat hampir 12% pertahun. Usia penderitapun semakin muda, bahkan diusia remaja. Di Indonesia, insiden kanker payudara masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer) tahun 2002, insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Diperkirakan angka kejadian minimal 20.000 kasus baru pertahun dan 50% ditemukan pada stadium lanjut. (Gigih Priyandoko, 2009). Sebagai perbandingan, angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat yaitu dari 100.000 wanita didapatkan 92 wanita menderita kanker payudara per tahun dengan angka kematian 27 orang dari 100.000 penderita. Menurut Haryono (2008), kurve angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun. Mengingat separuh kasus baru kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut, maka dianjurkan bagi para wanita Indonesia terutama Wanita Usia Subur (WUS) yang berumur 15-45 tahun untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan pengobatan yang semakin maju dari tahun ke tahun. Sesungguhnya, kanker payudara bukanlah suatu penyakit yang sama sekali tidak bisa disembuhkan. Menurut WHO, bila penyakit kanker payudara ini terdeteksi pada stadium dini, maka sekitar 90-98% kanker ini dapat disembuhkan dengan sempurna. Deteksi dini merupakan upaya yang penting dalam penanganan kanker payudara. Sebagian besar kanker payudara

ditemukan oleh penderita sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya masyarakat dan tenaga medis serta kesadaran dari masyarakat khususnya wanita dalam meminimalkan dan mencegah penyakit kanker payudara dengan mempelajari dan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Di Desa Pasarbatang Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes tingkat pengetahuan masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang pentingnya SADARI, dan juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan wanita yang masih rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran wanita dalam melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. SADARI adalah upaya yang dilakukan oleh seorang wanita untuk mendeteksi dini kanker payudara melalui beberapa tahapan. SADARI merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan yang dapat melindungi diri dari resiko kanker payudara. SADARI sangatlah penting dilakukan secara rutin oleh wanita sejak dini. Dengan SADARI, wanita dapat lebih mengenal payudara sendiri sehingga diharapkan dapat mendeteksi setiap perubahan awal yang mungkin merupakan gejala awal terjadinya kanker payudara. Sehingga, bisa secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan ini maka, sebagaian besar lembaga yang berwenang merekomendasikan bahwa semua pasien wanita, lepas dari tingkat usianya diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

Dengan melihat permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Pasarbatang Brebes Tahun 2013 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu: Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker payudara di kelurahan pasarbatang brebes tahun 2013? 1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang

pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker payudara di kelurahan pasarbatang brebes tahun 2013? 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pengertian SADARI b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang tujuan melakukan SADARI c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang waktu pelaksanaan SADARI

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara melakukan SADARI 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Kanker Payudara dan SADARI, serta ilmu kesehatan yang berkaitan dengan Gangguan Reproduksi. 1.4.2 Manfaat Praktisis 1. Bagi Akbid YPBHK Brebes a. Sebagai pengetahuan dan menambah wawasan mengenai

pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara dalam kegiatan pembelajaran. b. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan dalam menambah pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri. 2. Bagi Profesi Bidan Menambah masukan bagi Bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan wanita khususnya wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara. 3. Bagi Wanita Usia Subur a. Mengetahui seberapa besar pengetahuan wanita usia subur terhadap pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini

kanker payudara di Desa Pasarbatang Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Tahun 2013. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. 1.5 RUANG LINGKUP Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker payudara di kelurahan pasarbatang brebes tahun 2013?, penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. variabel penelitian yang termasuk variabel bebas adalah pengetahuan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker payudara, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker payudara. Data yang digunakan data primer. Datanya diperoleh dari hasil kuesioner langsung kepada responden yaitu wanita usia subur di desa Pasarbatang. Instrumen atau alat yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah kuesioner. jenis penelitiannya adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Menggunakanrancangan analisis data dengan chi square.

Anda mungkin juga menyukai