Original concept:
Alif_Lam_Mim_1711@yahoo.co.uk
Re-
Re-Edited:
Aysha_Khumaira@yahoo.co.id
[30. Ar Ruum: 21]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.
Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH yang Maha Suci dan Maha Agung. Tidak ada
tuhan selain ALLAH. Tidak ada sekutu bagi ALLAH sang penguasa langit dan bumi. Salam
dan selawat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan
istri-istri serta keturunan beliau.
Amma ba’du. Artikel ini bagi sebagian besar manusia mungkin dianggap taboo atau tidak
berguna sama sekali. Hal itu wajar saja karena pembahasan semacam ini sangat jarang
disampaikan oleh Kyai maupun Ustadz. Namun haruslah kita sadari kembali bahwa syariat
Islam itu sumbernya adalah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah
diberi petunjuk oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala. Jadi, selama kita mengikuti apa yang
disampaikan oleh Rasulullah dan para isteri serta sahabat beliau, berarti kita telah
mengikuti sunnah Rasul. Jika perbuatan mereka benar, tentu kita juga benar.
Dan kita pada kesempatan ini mencoba menerangkan kembali apa-apa yang dibenarkan
oleh ALLAH dan Rasul-NYA dalam hubungan suami isteri, khususnya tata krama
senggama atau berhubungan badan atau berhubungan sex atau pada zaman modern ini
orang menyebutnya “KAMASUTRA”.
Kamasutra yang kita sampaikan ini mungkin akan sangat bertolak belakang dan sangat
bertentangan dengan apa-apa yang banyak ditulis dalam buku-buku seperti Mujarrobat,
Primbon dan lainnya. Buku-buku itu yang kemudian diyakini oleh masyarakat sebagai
kebenaran. Sungguh mereka telah menetapkan perkara agama tanpa ilmu hadis,
melainkan secara akal naluri saja.
ALASAN MENIKAH
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara; [1] karena harta bendanya, [2]
karena keturunannya, [3] karena kecantikannya dan [4] karena agamanya.
Maka pilihlah wanita yang beragama, maka kamu akan beruntung.”
[Bukhari, Muslim, Nasa’I , Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
WANITA ADALAH MAKHLUK LEMBUT
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila
seorang istri bermalam meninggalkan atau menjauhi tempat tidur suaminya,
maka malaikat akan mengutuknya sampai pagi.”
[Muslim]
---------
Itulah beberapa hadis yang menyebut tentang larangan bagi isteri menolak
ajakan suaminya. Dan tentunya kita harus ketahui pula bahwa seorang suami
pun harus pula memahami keinginan isterinya. Karena hasrat birahi yang ada
pada wanita cenderung lebih besar, namun mereka sanggup memendamnya.
Sehingga sungguh bijaksana jika suami juga belajar memahaminya.
2
BERSENGGAMA
DI SIANG HARI
2. BOLEH SENGGAMA DI SIANG HARI
2. BOLEH SENGGAMA DI SIANG HARI
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata:
“Celaka saya, wahai Rasulullah.”
Beliau bertanya: “Apa yang membuat engkau celaka?”
Lelaki itu menjawab: “Saya telah bersetubuh dengan istri saya pada siang hari
Ramadhan.”
Beliau bertanya: “Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan
seorang budak?” Ia menjawab: Tidak punya.
Beliau bertanya: “Apakah engkau mampu berpuasa selama dua bulan berturut-
turut? Ia menjawab: Tidak mampu.
Beliau bertanya kembali: “Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memberi
makan 60 (enam puluh) orang miskin?”
Ia menjawab: “Tidak punya.” Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu
Rasulullah SAW memberikan sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda:
“Sedekahkanlah ini.”
Lelaki tadi bertanya: “Berarti aku harus menyedekahkannya (kurma) kepada
orang yang paling miskin di antara kita, sedangkan di daerah ini tidak ada
keluarga yang paling memerlukannya selain dari kami.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa hingga kelihatan
salah satu bagian giginya. Kemudian beliau bersabda: “Pulanglah dan berikan
makan keluargamu.”
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan Ad-
Darami]
2. BOLEH SENGGAMA DI SIANG HARI
Inilah salah satu hadis yang menyebut tentang adanya umat Rasulullah yang
bersenggama pada siang hari. Dan para ulama berpendapat bahwa hadis ini
berisi tentang dibolehkannya suami-isteri bersenggama pada siang hari.
Seandainya perbuatan itu dilarang, tentu saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam akan memberikan sanksi (hukuman) atau mengeluarkan larangan.
Adapun sebab orang itu kena denda adalah karena ia bersenggama pada siang
hari puasa Ramadhan. Maka ia dan isterinya tidak hanya batal puasa dan wajib
meng-qadha (membayar) puasanya, melainkan mereka harus membayar
denda lainnya sebagaimana yang disebut dalam hadis itu.
3
“Bismillah. Ya ALLAH, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari
apa yang ENGKAU karuniakan kepada kami.”
KEBEBASAN
4. BOLEH SENGGAMA DARI ARAH BELAKANG
4. BOLEH SENGGAMA DARI ARAH BELAKANG
---------
---------
---------
Tentu saja secara logika dan akal kita mengetahui bahwa anus adalah lubang
yang kotor karena merupakan saluran percernaan dimana tahi keluar darinya.
Demikian pula agama Islam yang penuh dengan kesucian dan menyukai
kebersihan, tentu saja agama kita melarang dengan keras menyetubuhi isteri
pada anusnya (dubur).
4. BEBAS BER-FANTASY
[Muslim]
---------
Hadis di atas menjadi salah satu dalil yang memberikan kebebasan penuh
kepada suami-isteri untuk berfantasy terhadap apapun keinginan mereka
berdua ketika bersenggama. Selama perbuatan mereka berdua tidak ada yang
mengetahui atau mengintip, maka suami-istri diberi kebebasan apa saja
sebagaimana Al-Baqarah: 223 itu. Termasuk disini jika mereka ingin telanjang
bulat atau saling melihat kemaluan mereka.
4. MATI DALAM SENGGAMA ADALAH SYAHID
Bahkan karena keutamaan bersenggama ini, hingga perbuatan itu termasuk
dalam golongan syuhada apabila ia mendapati dirinya mati dalam keadaan junub
setelah mengumpuli istrinya. Begitu pula sebaliknya.
Dari Jabir bin Atik dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda:
“Syuhada itu ada tujuh selain orang yang gugur berperang fi sabilillah ( di jalan
Allah) yaitu: [1] Orang yang mati ditusuk adalah syahid, [2] mati tenggelam
adalah syahid, [3] mati berkumpul dengan istri adalah syahid, [4] mati
sakit perut adalah syahid, [5] mati terbakar adalah syahid, [6] mati tertimpa
reruntuhan adalah syahid dan [7] wanita yang mati melahirkan anak adalah
syahid”.
[Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, dan Hakim dalam kitab Mustadraknya dengan
komentar hadits ini sanadnya shahih. Pendapat ini di setujui oleh Adh-Dhahabi]
5
‘AZAL
5. MENGELUARKAN MANI DI LUAR VAGINA
Bersambung…………
5. MENGELUARKAN MANI DI LUAR VAGINA
Sambungan…………
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’I, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan
Ad-Darami]
---------
Ini adalah hadis yang di mansukh (dihapus / di-delete), karena nikah mut’ah
hanya diizinkan selama 3 hari karena waktu itu belum datang wahyu. Namun
setelah 3 hari itu nikah mut’ah ini diharamkan selama-lamanya oleh ALLAH.
5. MENGELUARKAN MANI DI LUAR VAGINA
Dari Jabir, ia berkata: “Kami tetap melakukan ‘azal disaat Al-Qur’an masih
turun”. Ishaq menambahkan; Sufyan berkata: “Kalau ada sesuatu yang
terlarang pasti Al-Qur’an telah melarang hal tersebut”.
[Muslim]
---------
Dari Jabir, ia berkata: “Kami pernah melakukan ‘azal pada masa Rasulullah dan
berita perbuatan kami itu sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tetapi beliau tidak melarang kami melakukannya.”
[Muslim]
5. MENGELUARKAN MANI DI LUAR VAGINA
Dari Abu Said Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditanya orang tentang ‘azal, jawab beliau: “Tidak semua air mani (sperma)
langsung menjadi anak. Tetapi apabila ALLAH menghendaki menjadikan sesuatu,
tidak satupun yang dapat menghalanginya.”
[Muslim]
---------
Dari Saad bin Abi Waqqash, katanya: Seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: “Saya melakukan ‘azal terhadap
isteriku (yang sedang pada masa menyusui bayi). Bagaimana itu hukumnya, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab: “Apa yang menyebabkan kamu melakukannya?”
Jawab laki-laki itu: “Saya kasihan terhadap anak-anaknya (takut kalau ia
menjadi cacat)”. Rasulullah bersabda: “Seandainya hal itu menyebabkan anak-
anak cacat, sudah pasti akan cacatlah orang-orang Persia dan Romawi.”
[Muslim]
---------
Dan masih banyak hadis lainnya tentang ‘azal baik dari Bukhari maupun Muslim,
belum lagi dari kitab Sunan dan Musnad. Sehingga para ulama pun sependapat
bahwa mengeluarkan mani di luar vagina adalah boleh.
HUKUM ONANI DAN MASTURBASI
Semua hadis tentang ‘azal ini kemudian dijadikan hujjah (sumber hukum) oleh
sebagian ulama dalam menentukan hukum tentang onani dan masturbasi.
Dan pendapat dalam Mazhab Syafi’i terbagi dua:
Perkara ‘azal juga merupakan salah satu dalil yang dipakai oleh para ulama
untuk mendukung program Pemerintah Indonesia yaitu KB (Keluarga
Berencana) meskipun secara teknis berbeda. ‘Azal dimaksudkan untuk
menghindari kehamilan, begitupula dengan kontrasepsi KB.
Penggunaan pil dan alat kontrasepsi bertujuan untuk membunuh sperma,
namun para ulama sepakat bahwa asalkan benih itu belum berumur 120 hari,
maka tidak berdosa karena masih berupa darah.
Sedangkan jika lebih dari 120 hari, maka dianggap membunuh janin bayi dan
berdosa besar.
6
HARUS BERWUDHU
JIKA INGIN MAIN LAGI
6. BERWUDHU JIKA INGIN MENGULANGI SENGGAMA
[Muslim]
---------
Hadis ini tidak menulis dengan jelas siapa yang disuruh berwudhu. Tetapi para
ulama berpendapat bahwa yang mengulang wudhu adalah mereka berdua,
yaitu suami dan isteri yang ingin mengulangi senggama mereka. Hal ini
disesuaikan dengan hadis-hadis lain yang menyebut bahwa perkara senggama
adalah perbuatan berdua, maka kewajiban yang timbul akibat perbuatan itu
juga harus menjadi tanggungan suami-isteri itu.
Dari Ibnu Umar, katanya: (ayahnya) Umar bin Khattab bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ya, Rasulullah, bolehkah kami tidur
dalam keadaan junub? Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: “Boleh saja,
tetapi harus berwudhu terlebih dahulu.”
[Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik & Ad
Darami]
7. BERWUDHU JIKA INGIN TIDUR
Dari Aisyah, katanya: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang
dalam keadaan junub, padahal beliau ingin makan atau tidur, maka beliau
wudhu terlebih dahulu seperti wudhu shalat.
[Muslim]
-----------------------------
Dari Abdullah bin Abu Qais katanya: Aku bertanya kepada Aisyah tentang
shalat Witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia (Aisyah) menjawab
dengan menyebutkan hadis mengenai Witir. Kemudian aku bertanya pula:
Apakah yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan
jinabah (junub), apakah beliau mandi sebelum tidur? Ataukah beliau tidur
terlebih dahulu kemudian mandi? Jawab Aisyah: Kedua-duanya pernah
dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kadang-kadang beliau mandi
terlebih dahulu, sesudah itu beliau tidur. Kadang-kadang beliau berwudhu
terlebih dahulu baru kemudian beliau tidur. Kataku (Abdullah): Segala puji bagi
ALLAH yang telah menjadikan segala urusan menjadi lapang.
[Muslim]
8
MANDI BERSAMA
8. SUAMI-ISTERI BOLEH MANDI BERSAMA
Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: Aisyah menyampaikan bahwa Abdullah bin
Amru memerintahkan para wanita untuk mengurai rambutnya apabila mereka
mandi. Aisyah berkata: Betapa anehnya Ibnu Amru ini, dia menyuruh kaum
wanita untuk menguraikan rambutnya saat mandi, mengapa tidak menyuruh
agar mencukur rambutnya saja? Sesungguhnya aku pernah mandi bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu wadah dan aku tidak menyiram
kepalaku lebih dari tiga siraman.
[Bukhari, Muslim, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal dan Ad Darami]
8. SUAMI-ISTERI BOLEH MANDI BERSAMA
Dari Aisyah, ia berkata: Saya mandi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
(juga ikut mandi) dari air satu bejana yang disebut bejana Al Faraq (volume 15
liter).
[Bukhari]
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Maimunah (istri Nabi SAW) mengabarkan kepada
saya bahwa ia mandi (berduaan) bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dari satu bak.
[Bukhari, Muslim. Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah & Ahmad]
---------
Tentang perkara ini kita sampaikan dalam file lain yang khusus membahas
mengenai “mandi bersama” sehingga tidak usah kita jelaskan panjang lebar.
9
[Muslim]
------------
Ini adalah hadis yang melarang kita dengan keras atau bahkan mengharamkan
kepada pihak suami maupun isteri untuk menceritakan apapun yang mereka
berdua kerjakan ketika bersenggama kepada orang lain. Hadis di atas berbunyi
tentang rahasia pribadi isteri, maksudnya adalah termasuk rahasia bagian-
bagian tubuh isterinya atau apapun yang berhubungan dengan rahasia yang
semestinya hanya suami-isteri saja yang tahu.
Dan orang yang tidak boleh diberitahu ini adalah semuanya, apakah itu orang
tua atau mertua sekalipun, maka rahasia berdua itu tidak boleh disebarkan.
Wallahu A’lam
hanya ALLAH yang Maha Mengetahui