Anda di halaman 1dari 11

Dinamika Kebidanan vol. 1. No.2.

Agustus 2011
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN TEKNIK PERAWATAN DENGAN
KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPS KOTA
SEMARANG
Ade Haris Puspitaningtyas
Agnes Isti Harjanti *)
*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Korespondensi : aistiharjanti@yahoo.com
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu 307/100.000 kelahiran
hidup. Penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) hamil yang paling tinggi adalah infeksi masa nifas,
infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Ibu post partum yang mengalami luka
perineum sangat rentan terhadap terjadinya infeksi, karena luka perineum yang tidak dijaga dengan
baik akan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan luka perineum.Pengetahuan adalah
merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu (Notoatmodjo). Kesembuhan luka perineum adalah luka bekas episiotomi atau luka
sayatan yang sembuh selama 7 10 hari tanpa adanya tanda radang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan teknik
perawatan dengan kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPS Ny. Tri Suksesi H, Am.Keb
Genuksari Semarang. Penelitian ini termasuk penelitian kompetensi kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu hamil yang hari perkiraan lahir (HPL)nya bulan Juni Agustus 2009 yang
ada di wilayah kerja BPS Ny. Tri Suksesi H, Am.Keb Genuksari Semarang sebanyak 45 orang
sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 31 responden. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, dengan cara menggunakan
kuesioner. Data diolah dengan langkah editing, skoring, coding, dan analisa data. Pada analisis
secara univariat variabel penelitian didistribusikan dengan masing-masing proporsi, sedangkan
pada analisis secara bivariat digunakan uji uji square (_
2
) dengan menggunakan o : 0,05 dan 95%
contidence interval. Dengan menggunakan program SPSS versi 15.00. Hasil penelitian diperoleh
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum tergolong mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 13 responden (41,9%). Kesembuhan luka perineum pada ibu nifas,
luka perineum yang sembuh sempurna sebanyak 19 responden (61,3%). Ada hubungan tingkat
pengetahuan teknik keperawatan dengan kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPS Ny. Tri
Suksesi H. Am.Keb Genuksari Semarang, dengan p value sebesar 0,002 pada 95% Confidence
interval. Saran yang dapat diberikan adalah kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi-
informasi kepada para ibu nifas tentang cara perawatan luka perineum, sehingga para ibu akan
mengetahui cara perawatan luka perineum yang benar.
Kata Kunci : Pengetahuan teknik perawatan, kesembuhan luka perineum
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu
307/100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 40% kematian masa nifas. Penyebab
utama kematian ibu disebabkan karena perdarahan (24%), infeksi (15%),
2
aborsi tidak aman (13%), tekanan darah tinggi (12%), dan persalinan lama
(8 %). (SDKI - 2007)
AKI provinsi Jateng tahun 2005 berdasarkan hasil survey kesehatan
daerah sebesar 252 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan dengan
AKI tahun 2004 sebesar 155,22 per 100.000 kelahiran hidup, maka terjadi
kenaikan AKI pada tahun 2005. Kejadian kematian ibu maternal paling
banyak adalah waktu bersalin sebesar 49,9% kemudian disusul waktu nifas
sebesar 30,2% dan pada waktu hamil 20,8%. (Profil Dinkes Jateng, 2006).
Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Ibu post
partum yang mengalami luka perineum sangat rentan terhadap terjadinya
infeksi, karena luka perineum yang tidak dijaga dengan baik akan sangat
berpengaruh terhadap kesembuhan luka perineum. Perawatan dan
pengetahuan teknik perawatan luka yang baik akan membantu proses
penyembuhan luka.
Infeksi nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu
terutama di negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah itu terjadi akibat
dari pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna. Faktor penyebab
lain terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang,
perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi / mal nutrisi, anemia, hygiene
yang kurang baik, serta kelelahan. Upaya pemantauan yang melekat dan
asuhan pada ibu dan bayi yang baik pada masa nifas diharapkan dapat
mencegah kejadian tersebut. (BKKBN, 2006). Sepsis puerperalis merupakan
infeksi yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian ibu nifas.
3
Masalah sepsis puerperalis dapat ditimbulkan karena dalam menolong
persalinan memberi asuhan perawatan tidak menerapkan prinsip aseptik. Tanda
tanda dari sepsis puerperalis adalah keadaan penderita sakit keras, suhu
tinggi disertai infeksi lokal yang berpusat disekitar sumber primer dan apabila
keadaan ini berlanjut dapat mengakibatkan kematian. (Motherhood, 2002)
Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas berasal dari perlukaan pada
jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman.
Hal ini bisa diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang rendah setelah
melahirkan, perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang terjaga
pada saat perawatan sendiri di rumah. (Saefudin, 2002)
Menurut data dari BPS Ny. Tri suksesi H, Am.Keb jumlah ibu nifas pada
bulan Juni sampai Agustus tahun 2009, sebanyak 45 orang ibu nifas. Hasil dari
data BPS yang diambil Bulan Januari sampai Maret tahun 2009 di dapatkan
dari 48 ibu bersalin, 85% (41 orang) ibu bersalin mengalami robekan perineum
dengan cara episiotomi dan semua dijahit,dan 15% (7 orang) dari ibu bersalin
mengalami rupture perineum, baik primipara maupun multipara. Hasil
observasi ibu nifas diperoleh di BPS Ny. Tri suksesi H, Am.Keb dari 14 orang
ibu nifas ternyata ada 8 orang yang mengalami luka jahitan perineum yang
tidak jadi, karena perawatan luka perineum yang kurang seperti : tidak menjaga
kebersihan luka perineum setelah BAB, membiarkan luka perineum lembab,
tidak mengganti celana dalam dengan yang bersih dan kering, dan kebiasaan
pantang makanan yang mengandung protein seperti : telur, ikan, daging dsb.
yang alasannya takut darah nifas yang keluar berbau amis, luka tidak cepat
4
sembuh. Sebagian besar ibu nifas yang mengalami luka perineum yang tidak
jadi adalah primipara.
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin meneliti
Hubungan pengetahuan teknik perawatan dengan kesembuhan luka perineum
pada ibu nifas di BPS Ny. Tri suksesi H, Am.Keb Kota Semarang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2009. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam
melakukan pengukuran variabel independen (Pengetahuan ibu nifas tentang teknik
perawatan perineum) dan variabel dependen (Kesembuhan luka perineum) dalam
periode yang sama. Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis
penelitian survey analitik.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang mengalami laserasi
perineum dan episiotomi yang ada di wilayah kerja BPS Ny.Tri suksesi H,
Am.Keb Genuksari Semarang dengan jumlah sebanyak 45 orang. Sampel 31
orang dengan tehnik sampling purposive sampling.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Ibu nifas
Tabel 1. Tingkat Pengetahuan teknik perawatan pada ibu nifas
Tingkat Pengetahuan ibu f %
Kurang
Cukup
7
11
22,6
35,5
5
Baik 13 41,9
Jumlah 31 100,00
Tabel 1 tentang pengetahuan ibu nifas tentang teknik perawatan
luka perineum, proporsi pengetahuan baik sebanyak 13 responden
(41,9%) lebih besar dari tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11
responden (35,5%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7
responden (22,6%). Jadi rata-rata tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan luka perneum termasuk dalam kategori baik.
b. Kesembuhan Luka Perineum pada ibu nifas
Tabel 2. Kesembuhan luka Perineum pada ibu nifas
Kesembuhan luka Perineum f %
Tidak sembuh
Sembuh
12
19
38,7
61,3
Jumlah 31 100,00
Tabel 2. diperoleh informasi bahwa proporsi kesembuhan luka
perineum, proporsi luka perineum yang sembuh sebanyak 19
responden (61,7%) lebih besar dibandingkan luka perineum yang tidak
sembuh sebanyak 12 responden (38,7%). Jadi tingkat kesembuhan luka
perineum pada ibu nifas rata-rata termasuk dalam kategori sembuh.
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hasil tabulasi Silang dan pengujian hubungan pengetahuan
teknik perawatan dengan kesembuhan luka perineum pada ibu
nifas di BPS Ny. Tri Suksesi H. Am.Keb Genuksari Semarang
setelah penggabungan
6
Kesembuhan Luka Perineum
Total
Sembuh Tidak Sembuh
f % f % f %
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Nifas
Kurang
1 14,3 6 85,7 7 100
Cukup
+ Baik
18 75,0 6 25,0 24 100
Total 18 60,0 12 40,0 31 100
_
2
= 8,420 p = 0,004
2 cell (50,0%) expected count
than 5
Hasil analisis setelah dilakukan penggabungan sel antara kategori
cukup dan baik menjadi kategori Cukup + Baik, masih terdapat 2 sel
(50,0%) yang nilai expected countnya kurang dari 5, maka dilakukan
korekasi dengan menggunakan uji fisher tabel. Hasil uji fisher tabel
didapatkan p value sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05),
artinya ada hubungan tingkat pengetahuan teknik perawatan dengan
kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPS Ny. Tri Suksesi H.
Am.Keb Genuksari Semarang.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi pengetahuan tentang
perawatan luka perineum yang baik sebanyak 13 responden (41,9%) lebih
besar dari tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (35,5%) dan
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (22,6%). Hal ini
memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden telah memiliki
pengetahuan tentang perawatan luka perineum yang baik. Pengetahuan ibu
nifas tentang perawatan luka perinuem yang baik tersebut dapat diperoleh
7
baik secara tradisional maupun secara modern. Pengetahuan yang diperoleh
secara tradisional antara lain dapat diperoleh lewat cara coba-coba, cara
kekuasaan atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi ataupun dapat pula
melalui jalan pikiran. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat cara
modern atau cara ilmiah dapat diperoleh dengan jalur pendidikan ataupun
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan cara
modern atau cara ilmiah diperoleh dengan cara yang lebih sistematis logis dan
ilmiah dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek penelitiannya. Pengetahuan
yang baik dalam hal perawatan luka perineum tersebut akan sangat membantu
dalam proses penyembuhan luka perineum. Tentang kesembuhan luka
perineum diperoleh hasil bahwa proporsi kesembuhan luka perineum, proporsi
luka perineum yang sembuh sebanyak 19 responden (61,3%) lebih besar
dibandingkan luka perineum yang tidak sembuh sebanyak 12 responden
(38,7%). Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar luka perineum
pada ibu nifas termasuk sembuh. Luka perineum adalah luka yang diakibatkan
oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau
bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur
sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. Untuk memperoleh
tingkat kesembuhan luka perineum yang lebih cepat maka perlu dilakukan
perawatan sebaik-baiknya terhadap luka perineum tersebut. Adapun menurut
Danuatmadja (2003) cara-cara yang bisa dilakukan untuk merawat luka
8
perinemun diantaranya : (1) selalu mengganti pembalut setiap 4-6 jam, (2)
melepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindari pertebaran
bakteri dari anus ke vagina, (3) alirkan atau bilas dengan menggunakan air
hangat, lalu keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara
ditepuk-tepuk, selalu dari arah muka ke belakang, (4) jangan dipegang sampai
area tersebut pulih, (5) rasa gatal para sekitar jahitan nomal dan merupakan
tanda penyembuhan, (6) berbaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk
lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut (7) lakukan latihan kegel
sesering mungkin guna merangsang peredaran darah sekitar perineum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan
teknik perawatan dengan kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPS
Ny. Tri Suksesi H. Am.Keb Genuksari Semarang. Responden dengan tingkat
pengetahuan kurang proporsi kesembuhan luka perineum yang tidak sembuh
sebanyak 6 responden (85,7%). Tingkat pengetahuan cukup, proporsi
kesembuhan luka perineum yang sembuh sebanyak 6 responden (54,5%).
Tingkat pengetahuan ibu nifas yang baik, proporsi kesembuhan luka perneum
yang sembuh sebanyak 12 responden (92,3%).
Dari hasil analisis tersebut dapat digambarkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang kurang
memiliki kecenderungan tidak sembuh dengan sempurna luka
perineumnya sedang semakin baik tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan luka perineum akan semakin cepat proses penyembuhan luka
perineumnya. Hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan ibu yang baik
9
tentunya sudah mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan luka
perineum agar cepat sembuh. Sedangkan pada ibu dengan tingkat
pengetahuan yang kurang, tentunya belum mengetahui dengan benar cara-
cara melakukan perawatan luka perineum yang benar. Kurangnya
pengetahuan akan cara perawatan luka perineum akan mengakibatkan
terjadi infeksi, komplikasi dan komplikasi ibu past partum. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suwiyoga (2004) bahwa perawatan perineum yang
dilakukan dengan baik dapat menghindari hal-hal seperti : (1) infeksi,
karena kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya
infeksi pada perineum, (2) komplikasi, yaitu munculnya infeksi pada
perineum dapat menyebar pada saluran kandung kencing ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi
saluran kencing maupun infeksi pada jalan lahir, (3) komplikasi ibu post
partum, penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan
kematian pada ibu postpartum, karena kondisi ibu postpartum yang masih
lemah.
10
KESIMPULAN
Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
perineum tergolong mempunyai pengetahuan baik sebanyak 13 responden
(41,9%)
Kesembuhan luka perineum pada ibu nifas, di dapatkan luka perineum
yang sembuh sebanyak 19 responden (61,3%)
Ada hubungan tingkat pengetahuan teknik perawatan dengan kesembuhan
luka perineum pada ibu nifas di BPS Ny. Tri Suksesi H. Am.Keb Genuksari
Semarang, dengan p value sebesar 0,002 pada 95% Confidence interval.
KEPUSTAKAAN
BKKBN. 2006. Hati hati dengan infeksi nifas. Avaiable:
(http://www.pikas.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid diunduh 15 maret 2008)
Danuatmaja, B. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan. Puspa Swara. Jakarta.
Depkes RI, 1998. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. EGC. Jakarta.
_________, 1999 .Perdarahan Postpartum, EGC. Jakarta.
_________, 2007. Asuhan persalinan normal. EGC. Jakarta.
Feerer. 2001. Artikel perawatan luka perineum pada ibu postpartum.
(http://owner.theavella.net.com/ 2008/02/page/1/ diunduh 10 maret 2009).
Guide, parent. 2003. Perawatan luka Episiotomi pada ibu nifas.
(http://www.midwefery.com/ diunduh 21 April 2009).
Hulliana, M.2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan.ARCAN. Jakarta.
Juwono. 2008. Perawatan perineum.
(http://wwwUncategorized moorhouse.com/2008/page/324/diunduh 5 maret 2009)
Kartika. 2008. Sehat setelah melahirkan. Kawan kita. Klaten.
11
Mochtar, R. 2002. Sinopsis obstetri. EGC. Jakarta.
Motherhood, Safe. 2002. Modul sepsis puerperalis. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.Jakarta.
__________, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta. Jakarta.
Pemprov. 2006. Profil kesehatan provinsi Jawa tengah. DINKES. Semarang.
Saefudin, Abdul bari, 2002. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal.YBPS. Jakarta.
Setiadi. 2005. Perawatan luka perineum pada ibu postpartum.
(http://owner.theavella.net.com/ 2008/02/page/1/ diunduh 10 maret 2009).
Smeltzer. 2002. Fase fase penyembuhan luka.(http://healthynews.com/ diunduh
21 februari 2009)
Subekti, 1997. Perawatan Dalam Kelahiran Normal. WHO. EGC. Jakarta.
Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Yogyakarta.
Suwiyoga. 2004.Gejala gejala dan Infeksi masa nifas.
(http://creasoft.wordpress.net.com/2008/04/page/diunduh 17 september 2008)
Tim KTI Akbid Abdi Husada Semarang. 2008. Panduan penulisan Karya Tulis
Ilmiah Akbid Abdi Husada.Semarang: Akbid Abdi Husada.
Wiknjosastro, H. 2005 .Ilmu Bedah Kebidanan. YBP-SP. Jakarta.
___________. 2002. Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP-SP. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai