Anda di halaman 1dari 22

DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA Dermatosis eritroskuamosa merupakan penyakit kulit yang ditandai terutama oleh adanya eritema dan skuama.

Eritema merupakan kelainan pada kulit berupa kemerahan yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kapiler yang bersifat reversibel. Skuama merupakan lapisan dari stratum korneum yang terlepas dari kulit. Dermatosis eritroskuamosa terdiri dari beberapa penyakit kulit yang digolongkan di dalamnya, antara lain: psoriasis, parapsoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, eritroderma, dermatofitosis, dan SLE. 1. PSORIASIS Definisi Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, ditandai dengan adanya bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai dengan fenomena tetesan lilin, !uspit", dan #obner. #emunculan penyakit ini terkadang untuk $angka %aktu lama dan berulang &kronik residif', penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam $i%a, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat ter$adi pada bagian tubuh mana sa$a sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta menggangu kekuatan mental seseorang bila tidak dira%at dengan baik. (erbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar )*+ hari, &bahkan bisa ter$adi lebih cepat' pergantian sel kulit yang banyak dan menebal. Epidemiologi Psoriasis dapat di$umpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan &insiden rate' yang berbeda. Pada orang kulit putih lebih tinggi dibanding kulit ber%arna. Sedangkan dari segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap di$umpai pada de%asa. Etiologi Penyebab Psoriasis hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga beberapa faktor sebagai pencetus timbulnya Psoriasis, antara lain: ,aktor herediter &genetik'. Disebutkan bah%a seseorang beresiko menderita Psoriasis sekitar -+--./ $ika salah satu orang tuanya menderita Psoriasis, dan sekitar 0)/ $ika kedua orang tuanya tidak menderita Psoriasis. ,aktor imunologik ,aktor psikis Sebagian penderita diduga mengalami Psoriasis karena dipicu oleh faktor psikis. Sedangkan stress, gelisah, cemas dan gangguan emosi lainnya berperan menimbulkan

kekambuhan. Padahal penderita Psoriasis pada umumnya stress lantaran melihat bercak di kulitnya yang tak kun$ung hilang. ,aktor infeksi fokal. (eberapa infeksi menahun &kronis' diduga berperan pada timbulnya Psoriasis. Penyakit metabolik &misalnya diabetus melitus laten'. Gambaran klinis Pada tahap permulaan, mirip dengan penyakit-penyakit kulit dermatosis eritroskuamosa &penyakit kulit yang memberikan gambaran bercak merah bersisik'. 1amun gambaran klinis akan makin $elas seiring dengan %aktu lantaran penyakit ini bersifat menahun &kronis'. 2e$ala-ge$ala Psoriasis adalah sebagai berikut, a%alnya, psoriasis ditandai dengan bercak merah, kadang gatal, berbatas $elas yang tiba-tiba muncul di kulit, terutama di siku, lutut, daerah tulang ekor &lumbosakral', kepala dan daerah genital. Di permukaan bercak terdapat sisik &skuama' ber%arna putih mirip mika atau putih keperakan, kering, berlapis, kasar dan transparan. Selan$utnya, bercak merah membesar, dan beberapa bercak bergabung membentuk bercak yang lebih lebar. (ercak pada umumnya berbentuk bulat atau oval, berukuran satu hingga beberapa sentimeter dan menetap dalam %aktu yang lama. Selain di kulit, psoriasis dapat mengenai kuku dan sendi &$arang'. (erdasarkan bentuk klinis, psoriasis dibedakan men$adi beberapa macam, yakni: 0. Psoriasis vulgaris (entuk ini ialah yang la"im ditemukan, karena itu disebut vulgaris. Dinamakan $uga tipe plak karena lesinya pada umumnya berbentuk plak. 3empat predileksinya seperti yang telah diterangkan di atas. ). Psoriasis pustulosa !da ) pendapat mengenai psoriasis $enis ini, pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. 3erdapat ) bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata. (entuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar &(arber'. Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut &von 4umbusch'. a. Psoriasis pustulosa palmo-plantar &(arber' Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. #elainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai rasa gatal. b. Psoriasis pustulosa generalisata akut &von 4umbusch' Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena penghentian kortikosteroid sistemik. 5bat lain contohnya, penisilin dan derivatnya &ampisilin dan amoksisilin' serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin, kalium $odida, morfin, sulfapiridin, sulfonamida, kodein, fenilbutason dan salisilat. ,aktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stres emosional,

serta infeksi bakterial dan virus. Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita psoriasis. 2e$ala a%alnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai ge$ala umum berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa. Setelah beberapa $am timbul banyak plak edematosa dan eritematosa pada kulit yang normal. Dalam beberapa $am timbul banyak pustul milier pada plakplak tersebut. Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk 6lake of pus7 berukuran beberapa cm. #elainan-kelainan semacam itu akan berlangsung terus menerus dan dapat men$adi eritroderma. Pemeriksaan laboratorium menun$ukan leukositosis &dapat mencapai )8.8889:l', kultur pus dari pustul steril. -. Psoriasis eksudatif (entuk tersebut sangat $arang. (iasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainan eksudatifnya seperti dermatitis akut. +. Psoriasis gutata Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 0 cm. 3imbul mendadak dan diseminata, umumnya setelah infeksi streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis influen"a atau morbili, terutama pada anak dan de%asa muda. Selain itu $uga dapat timbul setelah infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral. ;. Psoriasis inversa Disebut $uga psoriasis fleksural karena mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan namanya. <. Psoriasis eritroderma Dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. (iasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. !da kalanya lesi psoriasis masih tampak samarsamar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi. =. Psoriasis seboroik 2ambaran klinisnya merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering men$adi agak berminyak dan agak lunak. Penatalaksanaan >engingat bah%a hingga kini belum dapat diberikan pengobatan kausal &menghilangkan penyebabnya', maka pengobatan yang dilakukan adalah upaya untuk meminimalisir keluhan, yakni: 0. >enekan atau menghilangkan faktor pencetus &stress, infeksi fokal, menghindari gesekan mekanik, dll'. ). >engobati bercak-bercak psoriasis. Pengobatan topikal &obat luar: salep, krim, pasta, larutan' merupakan pilihan utama untuk pengobatan psoriasis. 5bat-obat yang la"im digunakan, antara lain: #ortikosteroid &misalnya: triamsinolon asetonid, fluosinolon asetonid, betamethason 3

valerat, betamethason ben"oat', 3er &misalnya, L?D )-;/', antralin 8,0-8,@/, #alsipotriol, dll. Selain itu, pada beberapa penderita tertentu dilakukan pengobatan penyinaran dengan ultraviolet. Pengobatan sistemik &obat minum, suntikan'. ?ara ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan karena adanya kemungkinan efek samping yang ditimbulkannya pada pemakaian $angka pan$ang. 5bat-obat yang biasa digunakan diantaranya: kortikosteroid, sitostatika, DDS, siklosporin, etretinat. Pengobatan kombinasi, cara ini meliputi: kombinasi psoralen dengan penyinaran ultraviolet &PAB!', kombinasi obat topikal dan sistemik. Prognosis >eskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun penyakit ini bersifat kronik residif. (elum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total karena penyebab pasti psoriasis belum diketahui. 1amun, psoriasis dapat dikendalikan agar tidak mudah kambuh dengan cara menghindari faktor-faktor pencetusnya. 2. PARAPSORIASIS Definisi Parapsoriasis adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama, pada umumnya tanpa keluhan dan berkembang secara perlahan-lahan dan kronik. Pada umumnya parapsoriasis dibagi men$adi - bagian yaitu : Parapsoriasis gutata Parapsoriasis variegata Parapsoriasis en plaCues

Epidemiologi 3idak ada data statistik tentang insiden dan frekuensi parapsoriasis. Pasien dengan parapsoriasis plak besar bisa tidak diketahui bila ter$adinya secara asimptomatik. Dnsiden parapsoriasis bisa lebih besar dari insiden >, yang dilaporkan, yang mana kasusnya paling banyak - kasus per $uta populasi per tahun. #ematian telah dilaporkan pada parapsoriasis. >orbiditas dibatasi dengan ge$ala yang masih minimal, untuk parasporiasis plak besar, mortalitas bisa dihubungkan dengan progresifitas ?3?L. 3ahap patch >, bisa di dapat pada tahap a%al ?3?L, dan harapan hidup selama ; tahun lebih .8/. Earapan hidup $angka pan$ang tidak berbeda dari populasi yang terkontrol. 2ambaran penyakit ini $arang ter$adi pada orang kulit hitam. Distribusi geografi berbeda. Eal ini umum ter$adi pada bagian selatan daripada bagian utara Dnggris dan $arang ditemukan di !merika. Psoriasis plak kecil banyak terdapat pada laki-laki. Fasio laki-laki dengan perempuan -:0. Antuk kedua parapsoriasis, kebanyakan ter$adi pada umur pertengahan, insiden puncaknya pada dekade kelima kehidupan. Gambaran klinis

Parapsoriasis 2utata Lesi dari parapsoriasis gutata adalah makulopapul yang mirip dengan psoriasis gutata, dengan skuama ber%arna keabu-abuan. 3idak seperti psoriasis, parapsoriasis gutata tidak berespon terhadap terapi antipsoriatik. Lesi muncul terutama pada badan, ter$adi pada umur berapa sa$a dan kedua $enis kelamin, dan bersifat kronik &bertahan sampai bulan hingga tahun'.

Parapsoriasis Bariegata #elainan terdapat pada badan, bahu, dan tungkai. (entuknya seperti kulit "ebra terdiri dari skuama dan eritema yang bergaris-garis.

Parapsoriasis en PlaCue Lesi dari parapsoriasis en plaCue biasanya lebih besar dari parapsoriasis gutata atau parapsoriasis likenoid. Lesinya rata dibandingkan psoriasis dan mungkin berhubungan dengan poikiloderma pada tempat lain. Plak mencakup %arna merah kekuningan sampai kecoklatan dengan skuama yang berbatas tegas, dan ter$adi biasanya terutama pada badan, gluteus, dan paha.

Pemeriksaan Penunjang Eistopatologis parapsoriasis plak kecil menun$ukkan infiltrat limfosit perivaskular superfisial ringan dengan infiltrat inflamasi nonspesifik sel-3 ?D+G dan ?D@G. (agaimanapun, sebagian besar sel merupakan ?D+G. Pada epidermis bisa menun$ukkan spongiosis ringan, hiperkeratosis fokal, krusta, parakeratosis dan eksositosis. Selalunya polanya tidak terdiagnosis dan tidak spesifik. Limfositnya kecil dan tidak menun$ukkan gambaran atipikal. Parapsoriasis plak besar, infiltrat inflamasi dermal superfisial sebagian besar adalah limfosit. (eberapa limfosit $unction epidermal-dermal dan limfosit tunggal dapat diobservasi pada epidermis. Limfosit biasanya kecil dan tidak menun$ukkan nuclei yang atipikal. Pembuluh darah melebar, dan terdapat melanophages. Epidermis menun$ukkan pendataran rete ridges ketika ter$adi atropi epidermal yang menon$ol pada u$i klinis. 3erdapat achantosis dari epidermis dan hiperkeratosis irregular dari lapisan cornified. Pada parapsoriasis plak kecil tidak terdapat spongiosis. Penatalaksanaan Penyinaran dengan lampu ultraviolet merupakan terapi yang paling sering mendatangkan banyak manfaat dan dapat membersihkan sementara ataupun menetap, atau bahkan hanya meninggalkan scar yang minimal. Penyakit ini $uga dapat membaik dengan pemberian kortikosteroid topikal seperti yang digunakan pada pengobatan psoriasis. >eskipun demikian hasilnya bersifat sementara dan sering kambuh. 5bat yang digunakan diantaranya : kalsiferol, preparat ter, obat antimalaria, derivat sulfon, obat sitostatik, dan vitamin E. !dapun pengobatan parapsoriasis gutata akut dengan eritromisin &+8 mg9kg berat badan' dengan hasil baik $uga dengan tetrasiklin. #eduanya mempunyai efek menghambat

kemotaksis neutrofil. Diagnosis banding Sebagai diagnosis banding adalah ptiriasis rosea dan psoriasis. Psoriasis berbeda dengan parapsoriasis, karena pada psoriasis skuamanya tebal,kasar, berlapis-lapis, dan terdapat fenomena tetesan lilin dan !uspit". Selain itu gambaran histopatologiknya berbeda. Fuam pada pitiriasis rosea $uga terdiri atas eritema dan skuama, tetapi per$alanannya tidak menahun seperti pada parapsoriasis. Perbedaan lain adalah pada pitiriasis rosea susunan ruam se$a$ar dengan lipatan kulit dan kosta. Pitiriasis rosea ditandai dengan suatu lesi yang berukuran )-08 cm. (iasanya pitiriasis rosea bera%al sebagai suatu bercak tunggal dengan ukuran yang lebih besar, yang disebut herald patch atau mother patch. (eberapa hari kemudian akan muncul bercak lainnya yang lebih kecil. (ercak sekunder ini paling banyak ditemukan di batang tubuh, terutama di sepan$ang tulang belakang dan penyebabnya tidak diketahui. Prognosis Parapsoriasis secara khusus memiliki per$alanan penyakit yang kronik dan lama, kecuali parapsoriasis en plaCue yang berpotensi untuk men$adi mikosis fungoides, yang berpotensi lebih fatal. 3. DERMATITIS SEBOROIK Dermatitis seboroik merupakan penyakit inflamasi kronik yang mengenai daerah kepala dan badan di mana terdapat glandula sebasea. Prevalensi dermatitis seboroik sebanyak 0/ - ;/ populasi. Lebih sering ter$adi pada laki-laki daripada %anita. Penyakit ini dapat mengenai bayi sampai dengan orang de%asa. Amumnya pada bayi ter$adi pada usia bulan sedangkan pada de%asa pada usia -8-<8 tahun. Dermatitis seboroik dan Pityriasis capitis &cradle cap' sering ter$adi pada masa kanakkanak. (erdasarkan hasil suatu survey terhadap 000< anak-anak yang mencakup semua umur didapatkan prevalensi dermatitis seboroik adalah 08/ pada anak laki-laki dan .,;/ pada anak perempuan. Prevalensi tertinggi pada anak usia tiga bulan, semakin bertambah umur anaknya prevalensinya semakin berkurang. Sebagian besar anak-anak ini menderita dermatitis seboroik ringan. Secara internasional frekuensinya sebanyak --;/. #etombe yang merupakan bentuk ringan dari dermatitis ini lebih umum dan mengenai 0; - )8/ populasi. Definisi Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, alis mata dan muka, kronik dan superfisial, didasari oleh faktor konstitusi. Etiologi Etiologi dermatitis seboroik masih belum $elas, meskipun demikian berbagai macam 6

faktor seperti faktor hormonal, infeksi $amur, kekurangan nutrisi, faktor neurogenik diduga berhubungan dengan kondisi ini. >enurut D$uanda &0...' faktor predisposisinya adalah kelainan konstitusi berupa status seboroik. #eterlibatan faktor hormonal dapat men$elaskan kenapa kondisi ini dapat mengenai bayi, menghilang secara spontan dan kemudian muncul kembali setelah pubertas. Pada bayi di$umpai kadar hormon transplansenta meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini menurun. ,aktor lain yang berperan adalah ter$adinya dermatitis seboroik berkaitan dengan proliferasi spesies >alasse"ia yang ditemukan di kulit sebagai flora normal. Fagi genus ini dominan dan ditemukan pada daerah seboroik tubuh yang mengandung banyak lipid sebasea &misalnya kepala, tubuh, punggung'. Selden &)88;' menyatakan bah%a >alasse"ia tidak menyebabkan dermatitis seboroik tetapi merupakan suatu kofaktor yang berkaitan dengan depresi sel 3, meningkatkan kadar sebum dan aktivasi komplemen. Dermatitis seboroik $uga dicurigai berhubungan dengan kekurangan nutrisi tetapi belum ada yang menyatakan alasan kenapa hal ini bisa ter$adi. ,aktor genetik dan lingkungan dapat merupakan predisposisi pada populasi tertentu, seperti penyakit komorbid, untuk berkembangnya dermatitis seboroik. >eskipun dermatitis seboroik hanya terdapat pada -/ populasi, tetapi insidensi pada penderita !DDS dapat mencapai @;/. >ekanisme pasti infeksi virus !DDS memacu onset dermatitis seboroik &ataupun penyakit inflamasi kronik pada kulit lainnya' belum diketahui. Manifestasi Klinik Dermatitis seboroik umumnya berpengaruh pada daerah kulit yang mengandung kelen$ar sebasea dalam frekuensi tinggi dan aktif. Distribusinya simetris dan biasanya melibatkan daerah berambut pada kepala meliputi kulit kepala, alis mata, kumis dan $enggot. !dapun lokasi lainnya bisa terdapat pada dahi, lipatan nasolabial, kanalis auditoris eHternal dan daerah belakang telinga. Sedangkan pada tubuh dermatitis seboroik dapat mengenai daerah presternal dan lipatan-lipatan kulit seperti aksila, pusar, inguinal, infra mamae, dan anogenital. Pada daerah berambut, di$umpai skuama yang berminyak dengan %arna kekuning kuningan sehingga rambut saling melengket kadang-kadang di$umpai krusta yang disebut Pitriasis 5leosa &Pityriasis steatoides'. #adang-kadang skuamanya kering dan berlapis-lapis dan sering lepas sendiri disebut Pitiriasis sika &ketombe'. Pasien mengeluhkan gatal di kulit kepala disertai dengan ketombe. Pasien berpikir bah%a ge$ala-ge$ala itu timbul dari kulit kepala yang kering kemudian pasien menurunkan frekuensi pemakaian shampo, sehingga menyebabkan akumulasi lebih lan$ut. Dnflamasi akhirnya ter$adi dan kemudian ge$ala makin memburuk. Seboroik bias menyebabkan rambut rontok, sehingga ter$adi alopesia dan rasa gatal. Perluasan bisa sampai ke belakang telinga. (ila meluas, lesinya dapat sampai ke dahi, disebut #orona seboroik. Dermatitis seboroik yang ter$adi pada kepala bayi disebut ?radle cap. Selain kulit kepala terasa gatal, pasien dapat mengeluhkan $uga sensasi terbakar pada %a$ah yang terkena. Dermatitis seboroik bisa men$adi nyata pada orang dengan kumis atau 7

$enggot, dan menghilang ketika kumis dan $enggotnya dihilangkan. Iika dibiarkan tidak diterapi akan men$adi tebal, kuning dan berminyak, kadang-kadang dapat ter$adi infeksi bakterial. Diagnosis 0. !namnesis (entuk yang banyak dikenal dan dikeluhkan pasien adalah ketombe9dandruft. Jalaupun demikian, masih terdapat kontroversi para ahli. Sebagian mengganggap dandruft adalah bentuk dermatitis seboroik ringan tetapi sebagian berpendapat lain. ). Pemeriksaan fisik Secara klinis kelainan ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas relatif tegas. Skuama dapat kering, halus ber%arna putih sampai berminyak kekuningan, umumnya tidak disertai rasa gatal. #ulit kepala tampak skuama patch ringan sampai dengan menyebar, tebal, krusta keras. (entuk plak $arang. Dari kulit kepala dermatitis seboroik dapat menyebar ke kulit dahi, belakang leher dan belakang telinga. Distribusi mengikuti daerah berambut pada kulit dan kepala seperti kulit kepala, dahi, alis lipatan nasolabial, $enggot dan belakang telinga. Perluasan ke daerah submental dapat ter$adi. -. Eistologis Pemeriksaan histologis pada dermatitis seboroik tidak spesifik. Dapat ditemukan hiperkeratosis, akantosis, spongiosis fokal dan paraketatosis. (iopsi kulit dapat efektif membedakan dermatitis seboroik dengan penyakit se$enis. Pada dermatitis seboroik terdapat neutrofil dalam skuama krusta pada sisi ostia follicular. !DDS berkaitan dengan dermatitis seboroik tampak sebagai parakeratosis, nekrotik keratinosites dalam epidermis dan sel plasma dalam dermis. Fagi kadang tampak dalam keratinosites dengan pengecatan khusus. Diagnosis Banding 0. Dermatitis atopik Dermatitis atopik pada de%asa tampak pada fossa antecutabital dan poplitea. (ayi dapat menderita dermatitis atopi predileksi terutama pada bagian tubuh tertentu &misalnya kulit kepala, %a$ah, daerah sekitar popok, permukaan otot ekstensor' menyerupai dermatitis seboroik. !kan tetapi dermatitis seboroik pada bayi memiliki ciri-ciri aHillary patches, kurang oo"ing dan %eeping dan kurang gatal. >embedakannnya berdasarkan ge$ala klinis karena kenaikan kadar immunoglobulin E pada dermatitis atopik tidak spesifik. ). #andidiasis Pada pemeriksaan histologis kandidiasis menghasilkan pseudohifa. -. Langerhans cell histiocytosis (ayi $arang menderita Langerhans cell histiocytosis. Langerhans cell histiocytosis cirinya seborrhoic dermatitis-like eruptions pada kulit kepala disertai demam. +. Psoriasis 8

Pada psoriasis di$umpai skuama yang lebih tebal, kasar, berlapis-lapis, putih seperti mutiara dan tak berminyak. Selain itu ada ge$ala yang khusus untuk psoriasis. 3anda lain dari psoriasi seperti pitting nail atau onycholysis distal dapat untuk membantu membedakan. ;. Pitiriasis rosea Pitiriaris rosea dapat ter$adi eritem pada %a$ah menyerupai dermatitis seboroik. >eskipun rosea cenderung melibatkan daerah sentral %a$ah tetapi dapat $uga hanya pada dahi. Pada pitiriasis rosea, skuamanya halus dan tak berminyak. Sumbu pan$ang lesi se$a$ar dengan garis kulit. <. 3inea Pada tinea kapitis, di$umpai alopesia, kadang-kadang di$umpai kerion. Pada tinia kapitis dan tine kruris eritem lebih menon$uo di pinggir dan pinggirnya lebih aktif dibandingkan tengahnya &Erahap, )888'. 3inea capitis, facei dan korporis dapat ditemukan hipa pada pemeriksaan sitologik dengan potassium hydroksida. Penatalaksanaan 3erapi yang efektif untuk dermatitis seboroik yaitu obat anti inflamasi, keratolitik, anti $amur dan pengobatan alternatif. 5bat anti inflamasi 3erapi konvensional untuk dermatitis seboroik de%asa pada kulit kepala dengan steroid topikal atau inhibitor calcineuron. 3erapi tersebut pemberiannya dapat berupa shampo seperti fluocinolon &Synalar', solusio steroid topikal, losio yang dioleskan pada kulit kepala atau krim pada kulit. #ortikosteroid merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang pembuatan bahan sintetik analognya telah berkembang dengan pesat. Efek utama penggunaan kortikosteroid secara topikal pada epidermis dan dermis ialah efek vasokonstriksi, efek anti inflamasi, dan efek antimitosis. !danya efek vasokonstriksi akan mengakibatkan berkurangnya eritema. !danya efek anti inflamasi yang terutama terhadap leukosit akan efektif terhadap berbagai dermatoses yang didasari oleh proses inflamasi seperti dermatitis. Sedangkan adanya efek antimitosis ter$adi karena kortikosteroid bersifat menghambat sintesis D1! berbagai $enis sel. 3erapi dermatitis seboroik pada de%asa umumnya menggunakan steroid topikal satu atau dua kali sehari, sering diberikan sebagai tambahan ke shampo. Steroid topikal potensi rendah efektif untuk terapi dermatitis seboroik pada bayi terletak di daerah lipatan atau de%asa pada persisten recalcitrant seborrheic dermatitis. 3opikal a"ole dapat dikombinasikan dengan regimen desonide &dosis tunggal perhari selama dua minggu'. !kan tetapi penggunaan kortikosteroid topikal ini memiliki efek samping pada kulit dimana dapat ter$adi atrofi, teleangiectasi dan dermatitis perioral. 3opikal inhibitor calcineurin &misalnya oinment tacrolimus &ProtopiH', krim pimecrolimus &Elidel'' memiliki efek fungisidal dan anti inflamasi tanpa resiko atropi kutaneus. Dnhibittor calcineurin $uga baik untuk terapi dimana %a$ah dan telinga terlibat,

tetapi efeknya baru bisa dilihat setelah pemberian tiap hari selama seminggu. #eratolitik 3erapi lain untuk dermatitis seboroik dengan menggunakan keratolitik. #eratolitik yang secara luas dipakai untuk dermatitis seboroik adalah tar, asam salisiklik dan shampo "inc pyrithion. 4inc pyrithion memliki efek keratolitik non spesifik dan anti fungi, dapat diberikan dua atau tiga kali per minggu. Pasien sebaiknya membiarkan rambutnya dengan shampo tersebut selama lima menit agar shampo mencapai kulit kepala. Pasien dapat menggunakannya $uga untuk tempat lain yang terkena seperti %a$ah. !nti fungi Sebagian besar anti $amur menyerang >alasse"ia yang berkaitan dengan dermatitis seboroik. Dosis satu kali sehari gel ketokona"ol &1i"oral' dalam dua minggu, satu kali sehari regimen desonide &Deso%an' dapat berguna untuk dermatitis seboroik pada %a$ah. Shampo yang mengandung selenium sulfide &Selsun' atau a"ole dapat dipakai. Shampo tersebut dapat diberikan dua sampai tiga kali seminggu. #etokona"ole &krim atau gel foaming' dan terbinfin &Lamisil' oral dapat berguna. !nti $amur topikal lainnya seperti ciclopiroH &LoproH' dan flukona"ole &Diflucan' mempunyai efek anti inflamasi $uga. !nti $amur &selenium sulfide, pytrithion "inc, a"ola, sodium sulfasetamid dan topical terbinafin' dapat menurunkan kolonisasi oleh ragi lipopilik. Penatalaksanaan dermatitis seboroik berat Pada pasien dengan dermatitis seboroik berat yang tidak responsif dengan terapi topikal yang biasa dapat di terapi dengan isotretionoin. Dsotretinoin dapat menginduksi pengecilan glandula sebasea sampai dengan .8/ dengan mengurangi produksi sebum. Dsotretinoin $uga dapat dipakai sebagai anti inflamasi. 3erapi dengan isotretinoin 8,0 * 8,mg9 kg ((9 hari dapat memperbaiki dermatitis seboroiknya. #emudian dosis pemeliharaan ;08 mg9 hari efektif untuk beberapa tahun. !kan tetapi isotretinoin memiliki efek samping serius, yaitu teratogenik, hiperlipidemia, neutropenia, anemia dan hepatitis. Efek samping mukokutaneus mencakup khelitis, Herosis, kon$ungtivitis, uretritis dan kehilangan rambut. Penggunaan $angka pan$ang berhubungan dengan perkembangan diffuse idiopathic skeletal hyperostosis &DDSE'. Edukasi Penderita harus diberitahu bah%a penyakit berlangsung kronik dan sering kambuh. Earus dihindari factor pencetus seperti stress emosional, makanan berlemak dan sebagainya. Prognosis Pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan. PITIRIASIS ROSEA

Definisi

10

Pitiriasis rosea penyakit kulit dengan tanda bercak bersisik halus, berbentuk oval dan ber%arna kemerahan. Pitiriasis rosea bersifat self limited atau sembuh sendiri dalam --@ minggu. Etiologi Penyebab pitiriasis rosea masih belum pasti, tetapi banyak gambaran klinis dan epidemiologi yang menun$ukkan bah%a agen penginfeksi bisa terlibat. Gejala klinis 3ahap a%al Pitiriasis rosea ditandai dengan lesi &ruam' tunggal &soliter' berbentuk oval, ber%arna pink dan di bagian tepi bersisik halus. Diameter sekitar 0-- cm. #adang bentuknya tidak beraturan dengan variasi ukuran )-08 cm. 3anda a%al ini disebut herald patch yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu. Fasa gatal ringan dialami oleh sekitar =; / penderita dan ); / mengeluh gatal berat. 3ahap berikutnya timbul sekitar 0-) minggu &rata-rata +-08 hari' setelah lesi a%al, ditandai dengan kumpulan lesi &ruam' yang berbentuk seperti pohon cemara terbalik &?hristmas tree pattern'. 3empat tersering &predileksi' adalah badan, lengan atas dan paha atas. Pada tahap ini Pitiriasis rosea berlangsung selama beberapa minggu. Selan$utnya akan sembuh sendiri dalam --@ minggu. Selain bentuk ruam kemerahan bersisik halus, variasi bentuk yang tidak khas &atipik' dapat di$umpai pada sebagian penderita Pitiriasis rosea, terutama pada anak-anak, berupa urtikaria, vesikel dan papul. Diagnosis banding 0. 3inea korporis 2ambaran klinis mirip yaitu berupa eritema dan skuama di pinggir serta bentuknya anular. Perbedaannya yaitu pada pitiriasis rosea rasa gatal tidak begitu berat $ika dibandingkan dengan tinea korporis, dan skuama pada tinea korporis lebih kasar. Antuk memastikan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan #5E. ). Dermatitis numularis Lesi berbentuk bulat bukan oval, berupa vesikel atau papulovesikel yang penyembuhannya dimulai dari tengah. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. Penatalaksanaan Pengobatan yang diberikan bersifat simptomatis, untuk gatal dapat diberikan sedativa, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 09) * 0 /. Prognosis Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan dalam %aktu --@ minggu. ERITRODERMA

11

Eritroderma dianggap sinonim dengan Dermatitis Eksfoliativa, meskipun sebenarnya mempunyai pengertian yang agak berbeda. #edua istilah tersebut &keduanya boleh digunakan' dipakai untuk menggambarkan keadaan dimana sebagian besar kulit ber%arna merah, meradang dan berskuama. Definisi Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis &.8-088/' biasanya disertai skuama. Etiologi (erdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam ) kelompok : 0. Eritroderma eksfoliativa primer Penyebabnya tidak diketahui. 3ermasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum. ). Eritroderma eksfoliativa sekunder a. b. c. !kibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya, sulfonamide, analgetik 9 antipiretik dan tetrasiklin. >eluasnya dermatosis ke seluruh tubuh, dapat ter$adi pada liken planus, psoriasis, pitiriasis rubra pilaris, pemfigus foliaseus, dermatitis seboroik dan dermatitis atopik. Penyakit sistemik termasuk keganasan misalnya Sindrom Se"ary

Patofisiologi Pada dermatitis eksfoliatif ter$adi pelepasan stratum korneum &lapisan kulit yang paling luar' yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler, hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif. #arena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas, se$umlah besar panas akan hilang $adi dermatitis eksfoliativa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh. Pada eritroderma ter$adi eritema dan skuama & pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit sel-sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel-sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik 9 plak $aringan epidermis. >ekanisme ter$adinya alergi obat seperti ter$adi secara non imunologik dan imunologik &alergik', tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanisme imunologik, alergi obat ter$adi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. 5bat dengan berat molekul yang rendah a%alnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap &hapten'. 5bat 9 metaboliknya yang berupa hapten ini harus berko$ugasi dahulu dengan protein misalnya $aringan, serum 9 protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap. Manifestasi klinis

12

Eritroderma akibat alergi obat, biasanya secara sistemik. (iasanya timbul secara akut dalam %aktu 08 hari. Lesi a%al berupa eritema menyeluruh, sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi &Penyakit Leiner'. Eritroderma karena psoriasis Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail. Penyakit Leiner &eritroderma deskuamativum' Asia pasien antara +-)8 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. #elainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar. Eritroderma akibat penyakit sistemik, termasuk keganasan. Dapat ditemukan adanya penyakit pada alat dalam, infeksi dalam dan infeksi fokal.

Pengobatan a. Eentikan semua obat yang mempunyai potensi menyebabkan ter$adinya penyakit ini. b. Fa%at pasien di ruangan yang hangat. c. Perhatikan kemungkinan ter$adinya masalah medis sekunder &misalnya dehidrasi, gagal $antung, dan infeksi'. d. (iopsi kulit untuk menegakkan diagnosis pasti. e. (erikan steroid sistemik $angka pendek &bila pada permulaan sudah dapat didiagnosis adanya psoriasis, maka mulailah mengganti dengan obat-obat anti-psoriasis. f. >ulailah pengobatan yang diperlukan untuk penyakit yang melatarbelakanginya. Amumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada golongan D, yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednison - H 08 mg- + H 08 mg. Penyembuhan ter$adi cepat, umumnya dalam beberapa hari * beberapa minggu. Pada golongan DD akibat perluasan penyakit kulit $uga diberikan kortikosteroid. Dosis mula prednison + H 08 mg- + H 0; mg sehari. Iika setelah beberapa hari tidak tampak perbaikan dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Iika eritroderma ter$adi akibat pengobatan dengan ter pada psoriasis, maka obat tersebut harus dihentikan. Eritroderma karena psoriasis dapat pula diobati dengan etretinat. Lama penyembuhan golongan DD ini bervariasi beberapa minggu hingga beberapa bulan, $adi tidak secepat seperti golongan D. Pengobatan penyakit Leiner dengan kortokosteroid memberi hasil yang baik. Dosis prednison - H 0-) mg sehari. Pada sindrome Se"ary pengobatannya terdiri atas kortikosteroid dan sitostatik, biasanya digunakan klorambusil dengan dosis )-< mg sehari. Pada eritroderma yang lama diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan protein. #elainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema, misalnya dengan salep lanolin 08/.

13

Prognosis Eritroderma yang termasuk golongan D, yakni karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya baik. Penyembuhan golongan ini ialah yang tercepat dibandingkan golongan yang lain. Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid hanya mengurangi ge$alanya, penderita akan mengalami ketergantungan kortikosteroid. <. SLE &Systemisc Lupus erythematosus' Definisi SLE &Systemisc Lupus erythematosus' adalah penyakit autoimun dimana organ dan sel mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissue binding autoantibody dan kompleks imun, yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem organ namun sebabnya belum diketahui secara pasti, dengan per$alanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik, terdapat remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibody dalam tubuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai $aringan dan organ yang berbeda. (eratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari $umlah dan $enis antibodi yang muncul dan organ yang terkena. Etiologi Penyakit SLE ter$adi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibody yang berlebihan. 2angguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal &sebagaimana terbukti oleh a%itan penyakit yang biasanya ter$adi selama usia matahari, luka bakar termal'. Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE. Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan $aringan tubuh sendiri. Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibodi secara terus menerus. !ntibody ini $uga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakkan multiorgan. ,aktor Fesiko ter$adinya SLE 0. ,aktor 2enetik Ienis kelamin, frekuensi pada %anita de%asa @ kali lebih sering daripada pria de%asa Amur, biasanya lebih sering ter$adi pada usia )8-+8 tahun Etnik, ,aktor keturunan, dengan ,rekuensi )8 kali lebih sering dalam keluarga yang terdapat anggota dengan penyakit tersebut ). ,aktor Fesiko Eormon reproduktif' dan lingkungan &cahaya

14

Eormon estrogen menambah resiko SLE, sedangkan androgen mengurangi resiko ini. -. Sinar AB Sinar Altra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi men$adi kurang efektif, sehingga SLE kambuh atau bertambah berat. Dni disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga ter$adi inflamasi di tempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran pebuluh darah +. Dmunitas Pada pasien SLE, terdapat hiperaktivitas sel ( atau intoleransi terhadap sel 3 ;. 5bat 5bat tertentu dalam presentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam $angka %aktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat &Drug Dnduced Lupus Erythematosus atau DDLE'. Ienis obat yang dapat menyebabkan Lupus 5bat adalah : 5bat yang pasti menyebabkan Lupus obat : #loroproma"in, metildopa, hidralasin, prokainamid, dan isonia"id 5bat yang mungkin menyebabkan Lupus obat : dilantin, penisilamin, dan kuinidin Eubungannya belum $elas : garam emas, beberapa $enis antibiotic dan griseofurvin <. Dnfeksi Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang-kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi =. Stres Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki kecendrungan akan penyakit ini. Diagnosa #riteria untuk klasifikasi SLE dari !merican Fheumatism !ssociation &!F!, 0..)'. Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE apabila memenuhi minimal + dari 00 butir kriteria diba%ah ini : 0. !rtritis, arthritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer disertai rasa nyeri, bengkak, atau efusi dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami kerusakan ). 3es !1! diatas titer normal K Iumlah !1! yang abnormal ditemukan dengan immunofluoroscence atau pemeriksaan serupa $ika diketahui tidak ada pemberian obat yang dapat memicu !1! sebelumnya -. (ercak >alar 9 >alar Fash &(utterfly rash' K !danya eritema berbatas tegas, datar, atau berelevasi pada %ilayah pipi sekitar hidung &%ilayah malar' +. ,otosensitif bercak reaksi sinar matahari K peka terhadap sinar AB 9 matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit

15

;. (ercak diskoid K Fuam pada kulit <. Salah satu #elainan darah - anemia hemolitik, - Leukosit L +8889mmM, - LimfositL0;889mmM, - 3rombosit L088.8889mmM =. Salah satu #elainan 2in$al - Proteinuria N 8,; g 9 )+ $am, - Sedimen seluler K adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah merah9putih maupun sel tubulus gin$al @. Salah satu Serositis : - Pleuritis, - Perikarditis .. Salah satu kelainan 1eurologis - #onvulsi 9 ke$ang, - Psikosis 08. Alser >ulut, 3ermasuk ulkus oral dan nasofaring yang dapat ditemukan 00. Salah satu #elainan Dmunologi - Sel LEG - !nti dsD1! diatas titer normal - !nti Sm &Smith' diatas titer normal - 3es serologi sifilis positif palsu Manifestasi klinis Iumlah dan $enis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada penyakit lain, dan antibodi ini &bersama dengan faktor lainnya yang tidak diketahui' menentukan ge$ala mana yang akan berkembang. #arena itu, ge$ala dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita. Per$alanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang berat. 2e$ala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas ge$ala &remisi' dan masa kekambuhan &eksaserbasi'. Pada a%al penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di kemudian hari akan melibatkan organ lainnya. 5tot dan kerangka tubuh Eampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan kebanyakan menderita artritis. Persendian yang sering terkena adalah persendian pada $ari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut. #ematian $aringan pada tulang panggul dan bahu sering merupakan penyebab dari nyeri di daerah tersebut. #ulit Pada ;8/ penderita ditemukan ruam kupu kupu pada tulang pipi dan pangkal hidung.

16

Fuam ini biasanya akan semakin memburuk $ika terkena sinar matahari. Fuam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar oleh sinar matahari. 2in$al Sebagian besar penderita menun$ukkan adanya penimbunan protein di dalam sel-sel gin$al, tetapi hanya ;8/ yang menderita nefritis lupus &peradangan gin$al yang menetap'. Pada akhirnya bisa ter$adi gagal ginjal sehingga penderita perlu men$alani dialisa atau pencangkokkan gin$al. Sistem saraf #elainan saraf ditemukan pada );/ penderita lupus. Oang paling sering ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa ter$adi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf. #e$ang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa kelainan sistem saraf yang bisa ter$adi. Darah #elainan darah bisa ditemukan pada @;/ penderita lupus. (isa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa menyebabkan stroke dan emboli paru. Iumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang mela%an faktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti. Seringkali ter$adi anemia akibat penyakit menahun. Iantung Peradangan berbagai bagian $antung bisa ter$adi, seperti perikarditis, endokarditis maupun miokarditis. 1yeri dada dan aritmia bisa ter$adi sebagai akibat dari keadaan tersebut. Paru-paru Pada lupus bisa ter$adi pleuritis &peradangan selaput paru' dan efusi pleura &penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya'. !kibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan !utoantibodi Antibody !ntinuclear antibodies &!1!' Prevalensi .@ Anti en yan Di!enali "lini#al Utility >ultiple nuclear Pemeriksaan skrining terbaik hasil negative berulang menyingkirkan !nti-dsD1! =8 SLE D1! &double-stranded' Iumlah yang tinggi spesifik untuk SLE dan pada beberapa pasien berhubungan dengan aktivitas penyakit, nephritis, !nti-Sm ); #ompleks protein pada dan vasculitis. Spesifik untuk SLE tidak

17

< $enis A0 F1!

ada korelasi klinis kebanyakan pasien $uga memiliki F1P umum pada !frican !merican dan !sia dibanding #aukasia. 3idak spesifik untuk SLE $umlah besar berkaitan dengan ge$ala yang overlap dengan ge$ala rematik termasuk SLE. 3idak spesifik SLE berkaitan dengan sindrom Sicca, subcutaneous lupus subakut, dan lupus neonatus disertai blok $antung congenital berkaitan dengan penurunan resiko nephritis. (iasanya terkait dengan anti-Fo berkaitan dengan menurunnya resiko nephritis Lebih sering pada lupus akibat obat daripada SLE.

!nti-F1P

+8

#ompleks protein pada A0 F1!P

!nti-Fo &SS-!'

-8

#ompleks Protein pada hO F1!, terutama <8 kDa dan ;) kDa

!nti-La &SS-('

08

+=-kDa protein pada hO F1!

!ntihistone

=8

Eistones terkait dengan D1! &pada nucleosome, chromatin' Phospholipids,Q) prothrombin

!ntiphospholipid

;8

3iga tes tersedia *ELDS! sensitive prothrombin time &DFBB3' merupakan predisposisi pembekuan, kematian $anin, dan trombositopenia. Diukur sebagai tes ?oombsR langsung terbentuk pada hemolysis. 3erkait dengan trombositopenia namun sensitivitas dan spesifitas kurang baik secara klinis tidak terlalu berarti untuk SLE Pada beberapa hasil positif terkait dengan lupus ?1S aktif.

glycoprotein 0 cofactor, untuk cardiolipin dan Q)20,

!ntierythrocyte

<8

>embran eritrosit

!ntiplatelet

-8

Permukaan dan perubahan antigen sitoplasmik pada platelet.

!ntineuronal &termasuk antiglutamate receptor'

<8

1euronal dan permukaan antigen limfosit

18

!ntiribosomal P

)8

Protein pada ribosome

Pada beberapa hasil positif terkait dengan depresi atau psikosis akibat lupus ?1S

3abel - !utoantibodi yang ditemukan pada Systemic Lupus Erythematosus &SLE' Catatan: ?1S K central nervous system, ?S,K cerebrospinal fluid, DFBB3 K dilute Fussell viper venom time, ELDS!K en"yme-linked immunosorbent assay. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah bisa menun$ukkan adanya antibodi antinuklear, yang terdapat pada hampir semua penderita lupus. 3etapi antibodi ini $uga $uga bisa ditemukan pada penyakit lain. #arena itu $ika menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan $uga pemeriksaan untuk antibodi terhadap D1! rantai gandaFuam kulit atau lesi yang khas Fontgen dada menun$ukkan pleuritis atau perikarditis Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menun$ukkan adanya gesekan pleura atau $antung !nalisa air kemih menun$ukkan adanya darah atau protein Eitung $enis darah menun$ukkan adanya penurunan beberapa $enis sel darah (iopsi gin$al Pemeriksaan saraf.

Penatalaksanaan Antuk penatalaksanaan, Pasien SLE dibagi men$adi: #elompok Fingan 2e$ala : Panas, artritis, perikarditis ringan, efusi pleura9perikard ringan, kelelahan, dan sakit kepala #elompok (erat 2e$ala : efusi pleura perikard masif, penyakit gin$al, anemia hemolitik, trombositopenia, lupus serebral, vaskulitis akut, miokarditis, pneumonitis lupus, dan perdarahan paru. Penatalaksanaan Amum : #elelahan bisa karena sakitnya atau penyakit lain, seperti anemi, demam infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stres emosional. Apaya mengurangi kelelahan disamping obat ialah cukup istirahat, pembatasan aktivitas yang berlebih, dan mampu mengubah gaya hidup Eindari >erokok Eindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses inflamasi Eindari stres dan trauma fisik Diet sesuai kelainan, misalnya hyperkolestrolemia Eindari pa$anan sinar matahari, khususnya AB pada pukul 08.88 sampai 0;.88 19

Eindari pemakaian kontrasespsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen Penatalaksanaan >edikamentosa : Antuk SLE dera$at Fingan Penyakit yang ringan &ruam, sakit kepala, demam, artritis, pleuritis, perikarditis' hanya memerlukan sedikit pengobatan. Antuk mengatasi artritis dan pleurisi diberikan obat anti peradangan non-steroid Antuk mengatasi ruam kulit digunakan krim kortikosteroid. Antuk ge$ala kulit dan artritis kadang digunakan obat anti malaria &hydroHycloroCuine' (ila gagal, dapat ditambah prednison ),;-; mg9hari. Dosis dapat diberikan secara bertahap tiap 0-) minggu sesuai kebutuhan Iika penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya pada saat bepergian menggunakan tabir surya, pakaian pan$ang ataupun kacamata Antuk SLE dera$at berat Penyakit yang berat atau membahayakan $i%a penderitanya & anemia hemolitik, penyakit $antung atau paru yang meluas, penyakit gin$al, penyakit sistem saraf pusat' perlu ditangani oleh ahlinya Pemberian steroid sistemik merupakan pilihan pertama dengan dosis sesuai kelainan organ sasaran yang terkena. Antuk mengendalikan berbagai manifestasi dari penyakit yang berat bisa diberikan obat penekan sistem kekebalan (eberapa ahli memberikan obat sitotoksik &obat yang menghambat pertumbuhan sel' pada penderita yang tidak memberikan respon yang baik terhadap kortikosteroid atau yang tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi. Pengobatan Pada #eadaan #husus !nemia Eemolitik Prednison <8-@8 mg9hari &0-0,; mg9kg ((9hari', dapat ditingkatkan sampai 088)88 mg9hari bila dalam beberapa hari sampai 0 minggu belum ada perbaikan 3rombositopenia autoimun Prednison <8-@8 mg9hari &0-0,; mg9kg ((9hari'. (ila tidak ada respon dalam + minggu, ditambahkan imunoglobulin intravena &DBDg' dengan dosis 8,+ mg9kg ((9hari selama ; hari berturut-turut Perikarditis Fingan 5bat antiinflamasi non steroid atau anti malaria. (ila tidak efektif dapat diberikan prednison )8-+8 mg9hari Perkarditis (erat Diberikan prednison 0 mg9kg ((9hari >iokarditis Prednison 0 mg9kg ((9hari dan bila tidak efektif dapat dapat dikombinasikan 20

dengan siklofosfamid Efusi Pleura Prednison 0;-+8 mg9hari. (ila efusi masif, dilakukan pungsi pleura9drainase Lupus Pneunomitis Prednison 0-0,; mg9kg ((9hari selama +-< minggu Lupus serebral >etilprednison ) mg9kg ((9hari untuk --; hari, bila berhasil dilan$utkan dengan pemberian oral ;-= hari lalu diturunkan perlahan. Dapat diberikan metilprednison pulse dosis selama - hari berturut-turut Prognosis (eberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik, banyak penderita yang menun$ukkan penyakit yang ringan. Janita penderita lupus yang hamil dapat bertahan dengan aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak ditemukan penyakit gin$al ataupun $antung yang berat dan penyakitnya dapat dikendalikan. Prognosis yang paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami kelainan otak, paru-paru, $antung dan gin$al yang berat.

D!,3!F PAS3!#!

0. Dlmu Penyakit #ulit Dan #elamin, )88=, Edisi ;, !dhi Iuanda, Dermatosis Eritr oskuamosa, 0@.-)8), (alai Penerbit ,#AD, Iakarta. ). http:99medlinuH.blogspot.com9)88=98@9dermatitis-seboroik.html -. http:99cakmoki@<.%ordpress.com9)80898)98@9pityriasis-rosea9 +. http:99%%%.pa$$akadoi.co.tv9)80898+9pityriasis-rosea.html ;. http:99prematuredoctor.blogspot.com9)80898;9parapsoriasis.html <. http:99rusari.com9askepSeritroderma.html

21

=. http:99%%%.scribd.com9doc9+.8=;.=.9SLE

22

Anda mungkin juga menyukai