Anda di halaman 1dari 77

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

ANALISIS PERMINTAAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG SOLO

Skripsi Diajukan Sebagai Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Pada Program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : ULIN WULANDARI F 0109102

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

ANALISIS PERMINTAAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG SOLO

Oleh :

Ulin Wulandari F 0109102

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen seperti PDRB per kapita, variabel nilai tukar (kurs), dan variabel tingkat suku bunga terhadap permintaan KPR bersubsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) dengan periode tahun 1991 2011 yang mana data tersebut bersifat data sekunder. Data tersebut bersumber dari BTN Cabang Solo, website Bank Indonesia dan BPS Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu PDRB per kapita dan suku bunga mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan kredit subsidi BTN Cabang Solo. Sedangkan variabel nilai tukar (kurs) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan kredit subsidi BTN Cabang Solo. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beberapa saran dapat diajukan antara lain : bank lebih selektif dalam pemberian kredit, dan masyarakat hendaknya lebih bijaksana dalam menggunakan pendapatannya untuk kredit.

Kata Kunci : permintaan KPR BTN, PDRB per kapita, nilai tukar (kurs), suku bunga, Ordinary Least Square (OLS).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

ANALISIS PERMINTAAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG SOLO

Oleh :

Ulin Wulandari F 0109102

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen seperti PDRB per kapita, variabel nilai tukar (kurs), dan variabel tingkat suku bunga terhadap permintaan KPR bersubsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) dengan periode tahun 1991 2011 yang mana data tersebut bersifat data sekunder. Data tersebut bersumber dari BTN Cabang Solo, website Bank Indonesia dan BPS Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu PDRB per kapita dan suku bunga mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan kredit subsidi BTN Cabang Solo. Sedangkan variabel nilai tukar (kurs) tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan kredit subsidi BTN Cabang Solo. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beberapa saran dapat diajukan antara lain : masyarakat hendaknya meningkatkan pendapatan , dan pemerintah hendaknya lebih meningkatkan subsidi suku bunga KPR FLPP.

Kata Kunci : permintaan KPR BTN, PDRB per kapita, nilai tukar (kurs), suku bunga, Ordinary Least Square (OLS).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

Dan

bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah

diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balsan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu) dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis (Q.S An Najm : 39-43)

Ketika terjadi sebuah masalah lebih baik segera memperbaikinya dengan mencari solusi bersama daripada saling menyalahkan.

Dalam setiap kisah sukses, anda akan menemukan seseorang yang telah mengambil keputusan dengan berani.

Bersyukurlah jika kamu sudah di titik terendah dalam hidup, karena tidak ada pilihan lain selain menuju titik tertinggi (Mario Teguh).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini ku persembahkan untuk :

Orang tua ku, bapak dan ibu tercinta. Kakak-kakak dan semua keponakan ku tersayang Sahabat rumpik dan semua teman EP09 Sahabat Rt 01

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dengan bimbingan, kasih sayang, dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Permintaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis selain rasa syukur yang mendalam. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah banyak memberikan nikmat dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa mendoakan dan mendukung serta menyemangati penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Izza Mafruhah, SE, M.Si, selaku sekertaris jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Univeristas Sebelas Maret. 6. Heri Sulistyo Jati N, SE, MSE dan Yogi Pasca Pratama, SE, ME selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan tenaga, dan pikiran dalam membimbing commitwaktu, to user dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis. 8. Seluruh staff dan karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo yang telah membantu memperoleh data untuk penelitian ini. 9. Upik, clara, mimeng, dea, sukma, dan ceria untuk cinta dan kasih sayangnya untuk selalu menyemangati dan mendoakan penulis. Longlast for our friendship 10. Nicky, delima, novi, umi intan, dan laras jarak tidak memutuskan semangat dan doa kalian buat penulis, keep our friendship forever 11. Teman-teman EP09 ,kru HMJ EP serta adik tingkat yang selalu menyemangati dan mendoakan selama proses menyelesaikan skripsi in. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan dan ketulusan hati kalian pihak-pihak yang telah membantun mendapatkan balasan dari Allah SWT. Pnulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik serta saran pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membacanya. Surakarta, Juli 2013

Penulis

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI

digilib.uns.ac.id

HALAMAN JUDUL . i ABSTRAK ... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..... iii HALAMAN PENGESAHAN . iv MOTTO v PERSEMBAHAN ... vi KATA PENGANTAR ... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . 1

B. Perumusan Masalah .....7 C. Tujuan Penelitian .... 7 D. Manfaat Penelitian . 8


BAB II TELAAH PUSTAKA A. Teori Permintaan 9

B. Kredit .... 14 C. PDRB Per Kapita ...... 22 D. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) ... 25 E. Tingkat Suku Bunga ..... 27 F. Penelitian Terdahulu . 30 G. Kerangka Pemikiran ..... 32 H. Hipotesa Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN

commit to user

A. Lokasi Penelitian ...34

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id B. Ruang Lingkup Penelitian .34 C. Jenis dan Sumber Data ..35 D. Metode Pengumpuulan Data ... 35 E. Definisi Operasional Variabel .. 36 F. Metode Analisa Data .... 37

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KPR Subsidi (FLPPP) BTN Cabang Solo 46

B. Analisis Data dan Pembahasan ..49 C. Interpretasi Ekonomi .59


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 61 B. Saran ..62


DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 1.2

HALAMAN Total Penyaluran Kredit Bank BTN .. 4 Total Penyaluran Kredit Bersubsidi Bank BTN 5

4.1

Data Jumlah Permintaan KPR FLPP (Subsidi) . 50 PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo, PDRB Per Kapita, Kurs dan Suku Bunga Tahun 1991 2011

4.2 4.3 4.4 4.5 4.6

Hasil Regresi Log Linier Berganda .. 51 Hasil uji t .. 54 Hasil Uji Multikolinieritas dengan Pendekatan Korelasi . 56 Hasil BG-Test 56 Hasil Uji White .. 58

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 2.2 2.3 2.4

HALAMAN

Kurva Permintaan .... 11 Kurva Pergeseran Permintaan . 11 Kurva Pertambahan Permintaan .. 24 Kurva Elastisitas Permintaan .. 29 Terhadap Pengaruh Subsidi Pemerintah

2.5

Kurva Elastisitas Permintaan Terhadap Pengaruh . 30 Subsidi Pemerintah yang Lebih Besar

3.1 3.2

Daerah Kritis Uji F 40 Daerah Kritis Uji t .... 41

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

digilib.uns.ac.id

A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami peningkatan. Khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana segala upaya dilakukan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur di segala aspek kehidupan. Salah satu dari upaya pemerintah dalam meningkatkan pemerataan pembangunan adalah dengan mengusahakan dalam memenuhi kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena kebutuhan pokok berguna untuk

melangsungkan kehidupan. Kebutuhan primer sendiri meliputi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kedua kebutuhan sekunder, kebutuhan ini timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi dan sebagai penunjang untuk memelihara kelangsungan kehidupan. Contoh kebutuhan sekunder meliputi pendidikan, kesehatan, pariwisata dan rekreasi. Dan yang ketiga kebutuhan tersier, kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan barang-barang mewah atau bersifat hiburan (kesenangan belaka). Contoh kebutuhan tersier meliputi mobil , perhiasan, barang-barang elektronik, telepon genggam, dan lain-lain. Dengan semakin commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

banyaknya penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan. Rumah (papan) merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer selain sandang (pakaian) dan pangan. Dalam perkembangannya, rumah saat ini juga dapat dijadikan sebagai alternatif investasi yang menarik dengan harapan capital gain yang dapat dinikmati di masa depan. Rumah juga menjadi identitas sosial bagi seseorang, jika seseorang itu memiliki rumah mewah menandakan bahwa pemiliknya adalah seseorang dengan kemampuan ekonomi tinggi, begitu pula sebaliknya apabila seseorang memiliki rumah sederhana menandakan bahwa orang tersebut dari kalangan kelas menengah ke bawah. Jenis rumah saat ini juga semakin beragam, ada jenis rumah modern seperti kondominium dan apartemen adapula jenis rumah sederhana seperti rumah biasa dan rumah susun. Menurut Arafat (2006), menyatakan bahwa sektor perumahan dapat diandalkan sebagai motor penggerak putaran roda perekonomian nasional. Negara pun mengatur tentang rumah dalam Undang-undang No. 4 tahun 1992 pasal 5 ayat (1) tentang perumahan dan pemukiman yang berbunyi seti ap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Seseorang dapat memiliki atau menempati rumah dengan cara membangun sendiri atau menyewa, membeli secara tunai atau angsuran, hibah atau dengan cara lain yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan undang-undang tersebut, pembelian rumah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tunai maupun kredit. Pembelian rumah secara tunai dapat dilakukan apabila pembeli tersebut memiliki uang dengan jumlah yang sama commit user yang memiliki jumlah uang yang dengan harga rumah tersebut. Namun bagito pembeli

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

lebih rendah dibanding dengan harga rumah, pembelian rumah dapat dilakukan secara angsuran (kredit). Dengan adanya alternatif kredit perumahan pun banyak diminati oleh kalangan masyarakat dengan penghasilan rendah. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, salah satu cara pemerintah dalam membantu masyarakat dari golongan menengah ke bawah adalah dengan memberikan kredit melalui bank. Dalam hal ini peran bank dalam mendukung kegiatan perekonomian sangat besar. Bank berupaya untuk mendorong kegiatan perekonomian dengan menyediakan fasilitas kredit yang dibutuhkan serta terjangkau bagi masyarakat. Salah satu kredit yang ditawarkan bank untuk masyarakat adalah kredit sektor konsumsi. Penyaluran kredit perbankan pada sektor konsumsi masyarakat mengalami peningkatan yang drastis setelah krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan besar bangkrut sehingga kredit pada bank yang terserap sistem korporasi semakin sedikit. Bank mulai menyadari bahwa adanya peluang pada pasar konsumsi masyarakat yang semakin besar dengan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pemberian kredit pada perusahaan besar. Pada kenyataannya di sektor konsumsi terdapat beberapa jenis kredit yang dibiayai oleh bank, salah satunya sektor perumahan melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Hal ini menjadi peluang bagi bank untuk melakukan pemasaran KPR untuk masyarakat yang tidak mampu dalam melakukan pembelian rumah secara tunai. Peningkatan pemberian KPR perbankan dikarenakan banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah. Sejak tahun 1976 Bank Tabungan Negara (BTN) ditunjuk oleh pemerintah commitkredit to user sebagai bank pertama yang menyalurkan perumahan kepada masyarakat. Pada

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

awalnya BTN hanya menyalurkan kredit perumahan bersubsidi di mana dananya dibiayai langsung oleh pemerintah dengan pemberian tingkat suku bunga rendah. Seiring berjalannya waktu, sekarang BTN dapat menyalurkan berbagai fasilitas kredit perumahan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat dari laporan tahunan tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) menunjukkan perkembangan penyaluran kredit di mana dari tahun 2008-2012 jumlah unit maupun dana kredit terus mengalami peningkatan. Tabel 1.1 Total Penyaluran Kredit Bank BTN

Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero).

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan bank yang berfokus pada bisnis perumahan dengan perbandingan 75 : 25 di mana 75% adalah perumahan dan 25% non perumahan. KPR ini diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah yang belum memiliki rumah huni dan berpenghasilan kurang dari Rp 3.500.000, 00. KPR subsidi merupakan produk kredit perumahan pertama yang dikeluarkan oleh BTN, layanan ini telah disalurkan sejak tahun 1976 dan mengalami peningkatan commit to user hingga kini. Dapat dilihat pada Tabel 1.2 untuk lima tahun terakhir tingkat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

perkembangan KPR subsidi tersalurkan kepada masyarakat dengan stabil. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2010 dan 2012, penurunan tersebut tidak drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel 1.2 Total Penyaluran KPR Bersubsidi Bank BTN

Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2012 PT. Bank Tabungan Negara (Persero).

Pada tanggal 1 Oktober 2010, pemerintah memperkenalkan skema baru bagi KPR subsidi, yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 27 tahun 2012 tentang pengadaan perumahan melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Tujuan dari FLPP adalah untuk mendukung kredit/pembiayaan rumah sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurut Awang Firdaus (1997), permintaan rumah dipengaruhi oleh faktorfaktor di antaranya adalah lokasi atau pertumbuhan penduduk, pendapatan, kemudahan pendanaan, fasilitas dan sarana umum, harga pasar rumah, selera konsumen serta peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Pananggian (2004), setelah meneliti selama 3 dekade hasil penelitiannya menunjukan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat suku bunga bank, angka penjualan rumah, dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan penelitian antara tingkat suku bunga bank, angka penjualan rumah commit to yang user didasari oleh beberapa penelitian

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

permintaan rumah periode tahun 1977 sampai dengan 1995 dengan variasi harga, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, jumlah rumah tahun sebelumnya, tingkat suku bunga, dan jumlah penduduk usia kawin. Hasilnya adalah variasi harga, PDRB per kapita, jumlah rumah tahun sebelumnya berpengaruh, sedangkan variasi suku bunga dan jumlah penduduk usia kawin tidak berpengaruh. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, pengaruh terhadap permintaan akan kredit perumahan dapat di bagi menjadi dua faktor, yaitu faktor mikro maupun faktor makro. Dari segi mikro, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan kredit meliputi selera konsumen, harga pasar rumah, pelayanan nasabah, angka penjualan rumah, jumlah penduduk dan lain-lain. Sedangkan menurut kacamata makro, permintaan akan kredit perumahan dapat dipengaruhi oleh inflasi, PDRB per kapita, tingkat suku bunga, nilai tukar (kurs), jumlah ekspor dan lain-lain. Dengan mengetahui pengaruh dari kedua faktor tersebut dapat membantu dalam perencanaan strategis perbankan untuk menghadapi perubahan perekonomian. Dalam penelitian ini fokus pembahasannya mengenani permintaan akan kredit perumahan yang dipengaruhi oleh faktor makro. Dengan berfokus pada salah satu jenis kredit pada sektor konsumsi, yaitu KPR subsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penulis tertarik untuk menganalisa permintaan akan KPR subsidi karena kredit ini merupakan produk kredit perumahan pertama yang ditawarkan oleh BTN dan melihat dari perkembangan kredit ini terus mengalami peningkatan dari tahun 1976 hingga kini. Dengan mencari pengaruh faktor makro yang terkait dengan penelitian, penulis ingin mengetahui faktor mana yang dominan dalam meningkatkan permintaan kredit bersubsidi. Maka penulis memilih judul penelitian Analisis Permintaan Kredit commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kepemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo.

B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2. Bagaimana pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo.

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan seperti berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita masyarakat terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris maupun sebagai literatur tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan KPR oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai permintaan KPR oleh masyarakat di Solo. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah sebagai pemegang kebijaksanaan untuk ditindaklanjuti lebih mendalam. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Teori Permintaan 1. Konsep dan Pengertian Teori permintaan terhadap suatu barang atau output yang menerangkan bagaimana konsumen sebagai seorang pembeli meminta suatu barang yang tersedia di pasar. Untuk meminta atau membeli barang tersebut, tentunya konsumen harus memiliki pendapatan dan di sisi lain barang yang akan dibeli juga dihadapkan pada barang pengganti dengan berbagai tingkat harga jual tertentu. Fungsi permintaan dapat disajikan sebagai berikut (Sumanjaya, 2009):

Dimana : Qd Pq = = jumlah permintaan terhadap suatu barang (q) harga barang (q)/unit

Terjadinya perubahan permintaan terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan beberapa faktor, bisa dari faktor utama (harga barang itu sendiri) maupun faktor lainnya sebagai pendukung. Adapun faktor-faktor lainnya yang meliputi antara lain (Sumanjaya, 2009): Pq Y Py T = = = = harga barang (q) itu sendiri pendapatan konsumen yang siap dibelanjakan harga barang (y) yang dapat mensubtitusi barang (x) commit to user taste (selera konsumen)

perpustakaan.uns.ac.id C Ed = = jumlah konsumen expected (harapan konsumen)

digilib.uns.ac.id

Faktor-faktor di atas adalah yang mempengaruhi permintaan yang kemudian mengubah fungsi permintaan menjadi :

2. Hukum Permintaan Secara sederhana, hukum permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut : kuantitas (jumlah) yang di minta per unit waktu menjadi semakin tinggi apabila harga, cateris paribus (faktor lain tetap sama), semakin rendah. (Sukirno, 1998). Semakin tinggi harga dari suatu barang maka semakin sedikit permintaan akan jumlah (kuantitas) barang tersebut. Sebaliknya, semakin rendah harga dari suatu barang maka semakin banyak permintaan akan jumlah (kuantitas) barang tersebut, di mana faktor-faktor lain dianggap tetap (cateris paribus), seperti pendapatan masyarakat, jumlah penduduk, selera

masyarakat, tidak ada barang subtitusi dan tidak ada ramalan harga untuk masa mendatang (Lipsey, 1998). Kurva permintaan merupakan tempat di mana masing-masing titik menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, dengan cateris paribus (keadaan lainnya tetap). Jadi kurva permintaan dapat dikatakan sebagai garis pembatas. Kurva permintaan juga memperlihatkan harga maksimum yang akan dibayar pada bermacam-macam kuantitas, per unit waktu (Samuelson dan Nodrhaus, 1993). Kurva permintaan itu bersifat kontinyu (continuous). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D O q/t Gambar-2.1 Kurva Permintaan

Pada Gambar-2.1 Kurva permintaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah barang yang diminta oleh konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan harga, dengan asumsi pendapatan dan harga-harga barang lain tetap. P

D D D O q/t Gambar-2.2 Kurva Pergeseran Permintaan

Gambar-2.2 memperlihatkan suatu hal yang sangat penting, yaitu apabila satu atau beberapa kondisi dari cateris paribus berubah, maka kurva commit to user permintaan akan bergeser (kecuali apabila perubahan beberapa kondisi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tersebut saling mengimbangi; tetapi hal ini tidak mungkin akan terjadi). Hal ini dinamakan kurva perubahan permintaan (change in demand) atau pergeseran permintaan (shift in demand). 3. Elastisitas Permintaan Elastisitas harga permintaan atau sering juga disebut elastisitas harga merupakan alat ukur kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana pengaruh perubahan suatu harga terhadap perubahan suatu permintaan. Definisi yang tepat dari elastisitas permintaan adalah prosentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan dalam harga (Samuelson dan Nordhaus, 2003). Nilai perbandingan di antara prosentase perubahan barang yang diminta dengan prosentase perubahan harga dinamakan koefisien elastisitas permintaan. Koefisien elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Koefisien elastisitas permintaan atau Ed adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas harga dari suatu barang akan berbeda satu sama lain, atau ini menandakan kepekaan suatu barang terhadap perubahan harganya. Apabila kepekaan sebuah barang terhadap harganya tinggi, dapat dikatakan bahwa barang tersebut memiliki nilai koefisien elastisitas dari permintaan bersifat elastis maka berarti kuantitas atas barang yang diminta tersebut peka terhadap perubahan harganya sangat tinggi. Apabila nilai commit to user koefisien elastisitas dari suatu barang itu rendah (antara nol dan satu) maka

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

disebut inelastis yang berarti kuantitas barang yang diminta kurang peka terhadap perubahan harganya. Adapun jenis-jenis elastisitas permintaan berdasarkan nilai koefisien elastisitas permintaannya (Samuelson dan Nordhaus, 2003) : a. Ed = 0, koefisien elastisitas bersifat inelastis sempurna atau permintaan dengan elastisitas nol, yaitu keadaan di mana kuantitas barang diminta sama sekali tidak peka terhadap perubahan harga. b. Ed < 1, koefisien elastisitas permintaan bersifat inelastis yaitu apabila perubahan satu persen dalam harga menghasilkan kurang daripada satu persen perubahan dalam kuantitas barang yang diminta. c. Ed = 1, koefisien elastisitas permintaan berifat elastis uniter (unitary), terjadi apabila perubahan satu persen pada harga akan menghasilkan perubahan satu persen terhadap kuantitas barang. d. Ed > 1, koefisien elastisitas bersifat elastis yaitu apabila prosentase perubahan harga lebih besar dari prosentase perubahan jumlah barang yang diminta. e. Ed = , koefisien elastisitas permintaan bersifat elastis sempurna yaitu keadaan di mana sebuah perubahan kecil dalam harga akan berpengaruh sangat besar terhadap perubahan jumlah barang yang diminta. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan sehingga menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah : a. Tingkat kemampuan barang subtitusi untuk menggantikan barang yang bersangkutan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut c. Jangka waktu di mana permintaan itu di analisis

B. Kredit 1. Konsep dan Pengertian Pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian, di mana pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati (Astiko, 1996). Kredit adalah uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau perjanjian antara bank dengan pihak peminjam yang berkewajiban untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu yang telah disepakati dengan pengenaan bunga (Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk:2008). Pengertian kredit yang lebih mapan diatur untuk kegiatan perbankan Indonesia yang telah ditetapkan dalam : 1) Undang-Undang Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967, Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatankegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya kepada masyarakat. 2) Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 menyebutkan bahwa Kredit commit to user adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

persetujuan atau pihak yang mewajibkan, pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. 3) Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang dan tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak penjamin untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam praktek sehari-hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik di bawah tangan maupun secara sah (materiil). Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam (debitur) akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat berwujud maupun tidak berwujud. 2. Tujuan dan Fungsi Kredit Tujuan kredit mencakup ruang lingkup yang luas. Ada dua tujuan pokok dari kredit yang saling berkaitan, yaitu : a. Profitability, bertujuan untuk mendapatkan hasil dari kredit berupa laba atau keuntungan yang diperoleh dari pengenaan bunga. b. Safety, adalah keamanan dari fasilitas yang diberikan harus benarbenar terjamin dan terjaga agar profitability dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti. Sedangkan fungsi kredit adalah menyalurkan dana-dana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bank memegang peranan penting selaku lembaga keuangan yang membantu pemerintah dalam mencapai kemakmuran commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masyarakat. Sebagai lembaga pemberi kredit, maka pengertian bank dan kredit tidak dapat dipisahkan, karena : a. Kegiatan utama dari bank adalah perkreditan b. Keberhasilan suatu bank sebagian besar tergantung dari usaha perkreditannya. Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang Artinya bahwa para pengusaha kecil dapat menikmati kredit bank untuk memberi kesempatan untuk berusaha dan mengembangkan usahanya. b. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari suatu barang Dengan bantuan kredit bank tersebut maka pengusaha kecil dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi, meningkatkan daya guna dari barang tersebut. c. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Dalam menghadapi keadaan perekonomian yang tidak stabil, maka kredit dapat digunakan sebagai alat stabilitas ekonomi, misalnya dalam usaha pengendalian inflasi, meningkatkan ekspor serta untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. d. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional Bantuan kredit digunakan para pengusaha untuk memperbesar volume produksinya. Peningkatan produksi nantinya diharapkan dapat meningkatkan laba atau profit. Bila laba secara kumulatif commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id terus dikembangkan dan berlangsung terus menerus, akibatnya pendapatan akan terus meningkat.

3. Manfaat Kredit Dalam memberikan fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh bankbank komersial, terdapat berbagai pihak yang menerima/merasakan secara langsung maupun tidak langsung dari manfaat perkreditan. Piha-pihak yang menerima secara langsung, yaitu : 1) Pihak bank yang bertindak sebagai kreditur Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perantara keuangan, bank akan memperoleh manfaat antara lain : a. Bunga kredit (interest margin) Pendapatan bank dari bunga kredit merupakan selisih antara bunga kredit yang diterima oleh bank dari debitur yang telah dikurangi dengan biaya untuk menghimpun dana dari nasabah dan dikurangi juga dari biaya-biaya overhead dalam mengelola kredit tersebut. Pendapatan bersih yang diperoleh dari bunga kredit tersebut sering disebut interest margin atau spread. b. c. Menjaga solvabilitas usahanya. Dengan pemberian kredit dapat juga memasarkan jasa-jasa perbankan lainnya. d. Pemberian kredit dapat digunakan untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha bank. e. Pemberian kredit untuk menguasai pasar dalam industri perbankan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id f.

digilib.uns.ac.id Mengembangkan kemampuan karyawannya dalam industri perbankan.

2) Pihak nasabah yang bertindak sebagai debitur. Manfaatnya sebagai alat pemenuhan kebutuhan faktor produksi modal. Selain itu ada beberapa manfaat lain dari kredit bagi debitur, antara lain : a. Relatif mudah diperoleh apabila usahanya benar-benar fleksibel. b. Saat ini telah tersedia lembaga yang kuat di masyarakat yaitu perbankan. c. Keamanan rahasia keuangan debitur akan terlindungi karena adanya pengaturan tentang rahasia bank. d. Dengan adanya fasilitas kredit bank maka para pengusaha untuk mengembangkan dan memperluas usahanya. e. Dengan memperoleh fasilitas kredit dari bank, debitur juga dapat memperoleh manfaat lain, yaitu : transfer, letter of credit (L/C), bank garansi, konsultasi pasar, manajemen keuangan, teknis yuridis, serta kemungkinan kerjasama dengan debitur lain. 4. Prinsip-Prinsip Kredit Untuk mendapatkan kredit harus melalui tata aturan yang telah ditetapkan oleh pihak bank/lembaga keuangan yang bertindak sebagai kreditur. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan baik dan aman. Prinsip-prinsip tersebut terkenal dengan 6C, yaitu :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id 1) Character (kepribadian/watak)

digilib.uns.ac.id

Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian. Yang perlu diteliti dalam hal ini adalah sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya hidup dan keadaan keluarga. 2) Capacity (kemampuan) Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi kewajiban dari kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Yang dimaksud dengan penilaian kredit oleh bank adalah menilai seberapa sanggup pemohon dengan hasil usahanya untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian kredit. 3) Capital (modal) Capital adalah modal yang dimiliki oleh calon debitur pada saat mengajukan permohonan kredit pada bank. 4) Collateral (jaminan) Collateral adalah barang-barang yang diserahkan pada bank oleh debitur sebagai jaminan pengaman atas kredit yang diminta. Barang-barang jaminan tersebut diperlukan untuk meminimalkan risiko kredit. 5) Condition of Economic (kondisi ekonomi) Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian seseorang pada satu kurun waktu tertentu yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari pengusaha yang memperoleh kredit.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id 6) Constrain (batasan atau hambatan)

digilib.uns.ac.id

Constrain adalah penilaian debitur dipengaruhi oleh hambatan yang tidak memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu usaha di suatu tempat. Disamping prinsip 6C di atas, ada beberapa prinsip kredit lain yang disebut 4P, yaitu : 1) Personality Penilaian bank terhadap kepribadian debitur seperti riwayat hidup, hobi, keadaan keluarga (kelengkapan anggota keluarga), sosial standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap calon debitur tersebut). 2) Purpose Dalam menilai calon debitur, bank mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit, apakah tujuan penggunaan kredit tersebut sesuai dengan line of busuness kredit bank yang bersangkutan. 3) Payment Untuk mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan prospek kelancaran penjualan dan pendapatan dari usaha debitur sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari hasil tersebut. 4) Prospect Merupakan harapan debitur akan usahanya di masa depan. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur selama beberapa bulan atau tahun, perkembangan keadaan ekonomi, kekuatan keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) di to user masa lalu dan perkiraancommit untuk masa yang akan datang.

perpustakaan.uns.ac.id 5. Unsur-Unsur Kredit

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan fasilitas kredit, unsur-unsur kredit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Kepercayaan, merupakan keyakinan pemberi kredit bahwa jasa atau barang yang diberikan kepada peminjam akan dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. 2) Kesepakatan, suatu ikrar yang dituangkan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu debitur dan kreditur dimana di dalamnya juga diatur tentang hak dan kewajiban keduanya. 3) Jangka waktu, lamanya waktu yang dibutuhkan oleh peminjam untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak peminjam. Di dalam kredit dibedakan antara prestasi (pembayaran barang/jasa) dengan kontra prestasi (penyerahan/jasa) dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 4) Jumlah, jumlah minimum dan maksimum pengambilan kredit harus diatur secara tepat. 5) Risiko, tidak ada kredit yang tanpa risiko maka dari itu bank berupaya untuk mengurangi risiko terebut. Guna berjaga-jaga apabila debitur tidak dapat melunasi kreditnya tepat waktu, debitur harus menyerahkan agunan sebagai penutup risiko. Besarnya penutup risiko biasanya tidak kurang dari 30% di atas maksimum kredit yang merupakan agunan tambahan, di luar agunan pokok yang merupakan kegiatan jasa/barang yang dibiayai. 6. Jenis-Jenis Kredit Secara garis besar, jenis kredit dapat dibagi menjadi tiga golongan commit to user menurut penggunaannya sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1) Kredit modal kerja (KMK) adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah. Contoh kredit modal kerja digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau bisa yang lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2) Kredit investasi, adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah. 3) Kredit konsumsi, adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa dengan tujuan konsumsi dan bukan sebagai pengadaan barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk membeli rumah, mobil, dan barang-barang konsumsi lainnya.

C. PDRB Per Kapita 1. Tinjauan PDRB Per Kapita Pendapatan dapat diartikan sebagai penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa produksi yang dihasilkan pada suatu waktu tertentu. Pendapatan nasional adalah jumlah yang diperoleh dari pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa dalam periode tahun tertentu. Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan ratarata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Pendapatan per kapita dapat diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu yang dibagi dengan jumlah penduduk yang terdapat dalam suatu daerah pada tahun tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDRB per kapita suatu wilayah. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Konsep pendapatan nasional yang sering digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita pada umumnya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian, pendapatan per kapita suatu negara dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1) 2) .. (4) ...(5) Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan jumlah dari pendapatan masyarakat suatu wilayah. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita suatu wilayah. Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu wilayah. 2. Hubungan PDRB Per Kapita dengan Permintaan KPR PDRB per kapita suatu daerah mencerminkan pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh masyarakat daerah tersebut dalam setahun. Pendapatan merupakan elemen penting dalam penerimaan jumlah kredit yang diminta, hal ini dikarenakan dengan melihat pendapatan calon debitur bank dapat mengukur kemampuan calon debitur tersebut dalam pengembalian kredit. dan hal ini juga dapat mengurangi risiko dalam pengembalian kredit. Hal ini diperkuat dengan teori mikro ekonomi Sukirno (1998), jika terjadi perubahan permintaan akan mempengaruhi keadaan keseimbangan. Dalam kasus Gambra-2.3, dijelaskan bahwa kurva permintaan bergeser dari DD menjadi D1D1 (kurva permintaan bergeser ke kanan) dan berarti telah terjadi pertambahan permintaan. ini menyebabkan keadaan commit toPergeseran user keseimbangan berpindah dari E menjadi E1. Perpindahan ini menunjukkan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bahwa kenaikan pendapatan menyebabkan permintaan meningkat dari Q1 ke Q2 dan pendapatan masyarakat bertambah dari Y1 ke Y2. Y (Pendapatan) D1 D Y2 Y1 S E D1 E1 S

D Q (Jumlah Q1 Q2 Gambar-2.3 Kurva Pertambahan Permintaan barang)

Berdasarkan kurva di atas dapat pula dibuat kesimpulan apabila terjadi pengurangan permintaan (kurva permintaan bergeser ke kiri) maka akan menyebabkan pendapatan turun dan jumlah permintaan akan KPR subsidi akan berkurang. Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. Di sini terdapat hubungan yang searah di antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang elastisitas pendapatannya bersifat positif dinamakan barang normal. Menurut penelitian Junaidi (2006), hubungan antara PDRB per kapita dengan permintaan kredit berpengaruh positif, dengan diproxy PDRB harga berlaku menunjukkan bahwa semakin meningkat PDRB per kapita suatu daerah maka permintaan kredit perbankan akan semakin tinggi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id D. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) 1. Tinjauan Nilai Tukar (Kurs)

digilib.uns.ac.id

Seperti halnya dengan pembentukan harga-harga dalam ekonomi yang ditentukan karena adanya interaksi antara pembeli dan penjual, maka kurs pun ditentukan oleh interaksi antara rumah tangga, perusahaan, dan lembagalembaga keuangan yang membeli dan menjual valuta asing (valas) untuk keperluan dalam interaksi internasional. Nilai tukar (kurs) adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing (Sukirno, 1998). Nilai berbagai mata uang asing berbeda dalam suatu waktu tertentu, dan nilai dari mata uang asing tersebut akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Menurut Salvator (1997) mendefinisikan nilai tukar sebagai harga mata uang domestik. Sedangkan menurut Krugman (1994), nilai tukar atau kurs (Exchange Rate) adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Penentuan nilai mata uang asing dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu (Sukirno, 1998): 1) Melalui pasar bebas Kurs valuta asing yang ditentukan melalui pasar bebas tergantung kepada permintaan dan penawaran mata uang asing. Permintaan valuta asing menggambarkan tentang besarnya jumlah suatu valuta asing yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. Sedangkan penawaran valuta asing adalah keinginan penduduk suatu negara untuk membeli commit to user mata uang asing (negara lain).

perpustakaan.uns.ac.id 2) Ditetapkan oleh pemerintah (kurs tetap)

digilib.uns.ac.id

Pemerintah dapat melakukan campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Kurs pertukaran yang dilakukan oleh pemerintah ini akan dipertahankan untuk jangka waktu panjang. Kurs yang ditetapkan oleh pemerintah dinamakan kurs tetap. 2. Hubungan Kurs dengan Permintaan KPR Apabila dalam suatu negara terjadi perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik sehingga menyebabkan perubahan dalam aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing dalam pasar valuta asing (Madura, 2006). Menurut Harmanta dan Ekananda (2005), bahwa pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD memiliki hubungan yang negatif terhadap permintaan kredit. Ini berarti dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD yang mencerminkan keadaan perekonomian yang tidak menentu (uncertainty) dapat meningkatkan resiko berusaha yang akan direspon oleh para pengusaha dengan menurunkan permintaan kreditnya. Antara kurs dengan permintaan KPR memiliki hubungan negatif yang berarti bahwa semakin tinggi nilai tukar rupiah terhadap dollar USA, maka permintaan kredit akan menurun. Untuk kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti saat ini dengan keadaan kurs yang semakin meningkat akan direspon oleh pengusaha dengan meningkatnya risiko dalam berusaha dan menurunkan permintaan kredit.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

E. Tingkat Suku Bunga 1. Tinjauan Suku Bunga Bank Secara historis suku bunga hampir sama tuanya dengan peradaban manusia. Hal ini diungkapkan oleh Kidwell (1993) dalam Puspapranoto (2004) yang menyatakan bahwa ribuan tahun yang lalu orang telah meminjamkan barang kepada orang lain dan mereka kadang-kadang menerima semacam kompensasi atas jasa yang telah diberikan. Kompensasi tersebut disebut sewa, yakni harga dari meminjamkan harta kepada orang lain. Menurut Kasmir (2002) mengartikan bunga bank sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh nasabah apabila mendapat pinjaman dari bank, atau harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah sebagai balas jasa atas simpanan. Sedangkan menurut Miller (1993) dalam Supranoto mengartikan bunga bank adalah sejumlah dana yang dinilai dalam bentuk uang yang diterima oleh peminjam (kreditur), sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Menurut Lipsey (1995) mendefinisikan suku bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk meminjam uang selama periode tertentu dan dinyatakan dalam persentase uang yang akan dipinjam. Lain halnya dengan Widayatsari dan Anthony (2009) yang menyatakan bahwa tingkat bunga adalah harga yang harus dibayarkan apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah di masa yang akan datang. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Bunga merupakan balas jasa yang diterima oleh pihak peminjam (unit surplus) dari pihak yang meminjam (unit deficit) sebagai akibat dari uang yang dipinjam sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Umumnya tingkat bunga tersebut menunjukkan tingkat bunga dalam satu tahun. 2. Hubungan Suku Bunga dengan Permintaan KPR Dalam pasar bebas permintaan dan penawaran akan menentukan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Ada kalanya pemerintah merasa bahwa harga yang ditetapkan oleh pasar bebas terlalu tinggi dan menimbulkan implikasi yang buruk kepada kegaiatan ekonomi secara keseluruhan (misalnya dapat menimbulkan inflasi), atau sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut pemerintah melaksanakan kebijakan suku bunga maksimum untuk kredit perumahan bersubsidi. Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk menstabilkan suku bunga kredit FLPP dan untuk membantu meringankan beban calon debitur MBR adalah dengan melakukan subsidi dengan suku bunga rendah. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada para produsen dengan maksud untuk meringankan beban pengeluaran ongkos produksi yang mereka lakukan. Dalam hal ini produsen adalah pihak bank.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id r (bunga) D r1 r2 S S1 E E1 D S
Subsidi

digilib.uns.ac.id

S1

Q (Jumlah barang) Q1 Q2 Gambar-2.4 Kurva Elastisitas Permintaan Terhadap Pengaruh Subsidi Pemerintah

Penjelasan untuk Gambar-2.4, dimisalkan bahwa sebelum adanya subsidi pemerintah keseimbangan adalah di E maka suku bunga adalah r1 dan jumlah permintaan kredit yang diminta adalah Q1. Dengan adanya subsidi pemerintah akan menggeser kurva penawaran dari SS ke S1S1 dan titik keseimbangan bergeser menjadi E1. Gambar-2.4 menunjukkan bahwa subsidi menyebabkan suku bunga turun dari r1 menjadi r2, dan jumlah kuantitas permintaan kredit naik dari Q1 menjadi Q2. r (bunga) D r1 r2 S S1 Q (Jumlah Q1 Q2 barang) Gambar-2.5 Kurva Elastisitas Permintaan Terhadap Pengaruh Subsidi Pemerintah yang Lebih Besar E S
Subsidi

S1

E1 D

Untuk Gambar-2.5, dengan selisih antara r1 dengan r2 yang semakin besar makan dapat dilihat dengan adanya subsidi pemerintah akan menggeser commit to user kurva penawaran dari SS ke S1S1 lebih lebar dan titik keseimbangan bergeser

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ke E1. Gambar-2.5 menunjukkan bahwa kenaikan tingkat suku bunga pasar akan meningkatkan jumlah subsidi dan jumlah permintaan kredit. Dengan demikian kesimpulan yang dapat dibuat dengan adanya subsidi pemerintah adalah : 1) Semakin elastis permintaan, maka semakin besar bahagian dari subsidi yang akan diperoleh oleh bank. 2) Semakin elastis permintaan, maka semakin banyak pertambahan jumlah kuantitas permintaan kredit yang ditawarkan.

F. Penelitian Terdahulu 1. Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting (2008) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan dengan menganalisis data primer dengan metode survey kepada 73 debitur (responden). Alat analsisi yang digunakan adalah regresi linier berganda, hasil analsis dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga (X1) menunjukkan hasil positif terhadap keputusan permintaan KPR (Y) dengan koefisien regresi sebesar 0,019 dan pelayanan nasabah (X2) juga mempengaruhi secara positif terhadap keputusan permintaan KPR (Y) dengan koefisien regresi 0,366. Kedua variabel tingkat suku bunga (X1) dan pelayanan nasabah (X2) secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengambilan kredit KPR pada PT. BTN cabang Medan. 2. Penelitian Paulina Putri A. Hutagalung (2011) berjudul Analisis Elastisitas Permintaan Terhadap Kredit Konsumsi di Sumatera Utara. Penelitian ini commit Least to userSquare (OLS). Hasil analisis dari menggunakan metode Ordinary

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,957899 yang artinya bahwa suku bunga kredit konsumsi, PDRB per kapita dan kurs rupiah berpengaruh terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Uatara sebesar 95,78 persen sedangkan sisanya 4,22 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Tingkat suku bunga kredit konsumsi mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara yang berarti tidak signifikan dan besarnya koefisien sebesar -0,607670. Sedangkan PDRB per kapita mempengaruhi secara positif terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 99 persen atau = 1% dan besarnya koefisien sebesar 1,881370. Kurs rupiah terhadap dollar mempengaruhi secara negatif terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara yang signifikan dengan tingat kepercayaan 90 persen atau = 10% dan besarnya koefisien sebesar -0,792538. Secara serempak tingkat suku bunga, PDRB per kapita, dan kurs rupiah terhadap dollar secara statistik signifikan mempengaruhi permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara. 3. Irfah (2005) dengan judul Analisis Permintaan Kredit Perumahan Rumah (KPR) oleh Masyarakat pada Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis data menunjukan bahwa variabel harga rumah dan suku bunga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap jumlah permintaan KPR Paket A. Sedangkan variabel pendapatan per kapita berpengaruh positif secara signifikan terhadap jumlah permintaan KPR paket A dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Dari koefisien determinasi (R2) sebesar 0,987 commit totersebut user dapat menjelaskan pengaruhnya berari bahwa ketiga variabel bebas

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terhadap rentabilitas sebesar 98,7% dan sisanya sebesar 1,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model regresi permintaan KPR.

G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar sebagai berikut : PDRB Per Kapita Permintaan KPR pada PT. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Tingkat Suku Bunga Bank (Persero) Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Solo

H. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua faktafakta yang relevan serta berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang ada. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara tentang hubungan fenomena yang diangkat pada penelitian ini. Berdasarkan telaah pustaka yang telah dijabarkan sebelumnya untuk setiap variabel dalam penelitian ini, dapat ditarik hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : 1) Diduga variabel PDRB per kapita (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan KPR (Qx) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. 2) Diduga variabel nilai tukar rupiah (kurs) (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan KPR (Qx) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3) Diduga variabel tingkat suku bunga (X3) berpengaruh positif dan signifikan permintaan KPR (Qx) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN

digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini metode dapat diartikan sebagai cara untuk memperoleh, mengumpulkan dan menganalisis suatu data untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai. Oleh sebab itu, suatu penelitian pasti akan menggunakan langkah-langkah metodologis dan kronologis dalam penelitiannya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

A. Lokasi Penelitian Dalam melakukan penelitian sangat diperlukan kesesuaian antara lokasi dengan keperluan penelitian. Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 282 Solo Jawa Tengah 57141, nomer telepon (0271) 726930 dan Kantor BPS Kota Surakarta.

B. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup permintaan kredit kepemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Banyaknya layanan jasa perkreditan yang di tawarkan oleh BTN, penulis lebih berfokus untuk menganalisis permintaan akan kredit subsidi (FLPP). Penelitian ini mencari data sekunder dengan meneliti variabel jumlah permintaan KPR subsidi (FLPP) serta variabel-variabel makro antara seperti PDRB per kapita, nilai tukar (kurs) dan suku commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bunga. Objek penelitiannya adalah Bank Tabungan Negara, BPS Kota Surakarta, dan website Bank Indonesia.

C. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan jenis data sekunder, yaitu data yang telah tersedia dan dikumpulkan secara langsung dengan menggunakan jenis data dalam bentuk runtun waktu (time series) pada kurun waktu 21 tahun (1991 2011) dan bersifat kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka. Data sekunder ini diperoleh dari bagian perkreditan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo, BPS Kota Surakarta, Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan studi pustaka yang digunakan dalam mencari landasan teori ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Data jumlah permintaan KPR subsidi (FLPP) BTN Cabang Solo mulai dari tahun 1991-2011. 2) Data PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku mulai dari tahun 1991-2011. 3) Data nilai tukar rupiah, yaitu kurs tengah rupiah terhadap dollar USA mulai dari tahun 1991-2011. 4) Data tingkat suku bunga kredit subsidi (FLPP) BTN Cabang Solo mulai dari tahun 1991-2011.

D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain : 1. Metode Pengamatan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung variabel-variabel yang berkaitan dengan penelitian skripsi. 2. Metode Kepustakaan Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku, majalah, dokumen, brosur-brosur, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permintaan KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo dan BPS Kota Surakarta.

E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Terikat (Dependent) Varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent) adalah permintaan kredit subsidi (FLPP). Permintaan kredit subsidi merupakan jumlah keseluruhan dana kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo setelah dikurangi oleh biaya-biaya administrasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan kredit yang dimaksudkan adalah jumlah dana bersih yang dikeluarkan oleh BTN untuk KPR subsidi (FLPP). 2. Variabel Bebas (Independent) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel independent-nya adalah : 1) Tingkat PDRB Per Kapita Tingkat PDRB per kapita adalah pendapatan rata-rata tiap tahun to user masyarakat Solo. commit Merupakan hasil dari pembagian antara jumlah

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PDRB dengan jumlah keseluruhan penduduk Surakarta. Dalam hal ini PDRB per kapita dinyatakan dalam satuan milyar rupiah.

2) Tingkat Nilai Tukar (Kurs) Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lain. Dalam penelitian ini menggunakan nilai kurs rupiah terhadap dollar USA yang dinyatakan atas dasar kurs tengah pada akhir periode (tahunan). 3) Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga adalah suku bunga yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat. Suku bunga disini dinyatakan dalam bentuk persen.

F. Metode Analisis Data Dalam menganalisis permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) digunakan suatu model permintaan. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS), serta bentuk fungsi terpilih adalah linier dan logaritma. Sebuah model yang baik menggunakan metode kuadrat terkecil sederhana atau Ordinary Least Square (OLS), yang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki nilai rata-rata kesalahan pengganggu atau error term nol 2. Tidak terdapat gangguan korelasi sosial (serial correlation) dari error term. 3. Varian error term seragam satu dengan yang lainnya (homoscedasticity) 4. Kovarian antar error term adalah nol. 5. Tidak terdapat kolonier ganda (multicollinearity) antar variabel bebas. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Bentuk ini memiliki interpretasi di mana koefisien dari masing-masing variabel penjelas merupakan koefisien elasisitas. Untuk itu dilakukan analisa pengaruh parsial dari masing-masing faktor yang berpengaruh. Pengaruh parsial dapat diketahui melalui analisa regresi linier berganda sebagai berikut : Model regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Secara sistematis dari fungsi di atas dapat diturunkan model persamaan sebagai berikut :

Dimana : = konstanta Qx X1 X2 X3 = Permintaan KPR = PDRB per kapita = Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar USA = Tingkat suku bunga = Koefisien regresi = error term 1. Uji Statistika 1) Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 untuk mengetahui berapa persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien daterminasi (R2) antara nol dan satu (0<R2<1). Jika koefisien determinan 0, artinya commit to user variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan kata lain model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel terikat. Sedangkan jika koefisien determinan mendekati 1, artinya variabel independen semakin mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya mendekati nilai 1. 2) Uji F (Uji Secara Bersama-sama) Uji F ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen secara signifikan. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995) : a. Menentukan Hipotesis a) H0 : 1 = 2 = 3 = 4 = 0 Berarti semua variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Ha : 1 2 3 4 0 Berarti semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Melakukan penghitungan nilai F sebagai berikut: a) Nilai F tabel = F ;k-1;n-k. ......................................................(3) Keterangan: N K = jumlah sampel/data = banyaknya parameter

R 2 K 1 b) Nilai F hitung = ..........................................(4) 2 user commit 1 Rto .N K

perpustakaan.uns.ac.id Keterangan:

digilib.uns.ac.id

R2
N K c. Kriteria pengujian

= koefisien determinan = jumlah observasi atau sampel = banyaknya variabel

Gambar-3.1 Daerah Kritis Uji F.

Ho diterima

Ho ditolak

F (; K-1; N-K)

d. Kesimpulan a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 3) Uji t (Uji Parsial) Uji t ini merupakan merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen dalam

mempengaruhi perubahan variabel dependen, dengan beranggapan variabel independen lain tetap atau konstan. Langkah-langkah pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995) : commit to user a. Menentukan Hipotesisnya

perpustakaan.uns.ac.id a) Ho : 1 = 0

digilib.uns.ac.id

Berarti suatu variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Ha : 1 0 Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Melakukan penghitungan nilai t sebagai berikut: a) Nilai t tabel = t /2;n k .....................................................(5) Keterangan: n k = derajat signifikansi = jumlah sampel (banyaknya observasi) = banyaknya parameter

b) Nilai t hitung = Keterangan: i Se (i) c. Kriteria pengujian

i ........................................................(6) Se i

= koefisien regresi = standard error koefisien regresi

Gambar-3.2 Daerah Kritis Uji t.

Ho ditolak Ho diterima

Ho ditolak

2. Uji Asumsi Klasik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id 1) Uji Multikolineritas

digilib.uns.ac.id

Multikolinearitas timbul karena satu atau lebih variabel yang menjelaskan merupakan kombinasi linear yang pasti atau mendekati pasti dari variabel yang menjelaskan lainnya. Multikolinearitas adalah salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas, maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: a. Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel variabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel independen. b. Menganalisis matrik korelasi variabel variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini commit to user menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

perpustakaan.uns.ac.id dijelaskan oleh variabel independen

digilib.uns.ac.id lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance dengan nilai VIF . atau sama

Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan uji regresi dengan menggunakan pendekatan korelasi parsial yang disarankan oleh Farrar dan Gruber (1967), yaitu dengan membandingkan nilai R2a (koefisien determinasi regresi awal) dengan hasil nilai R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh dari pengujian korelasi parsial. 2) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan variabel pengganggu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode lain. Asumsi ini untuk menegaskan bahwa nilai variabel dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995). Autokorelasi adalah sebuah kasus khusus dari korelasi. Jika korelasi menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabelvariabel yang berbeda, maka autokorelasi menunjukkan hubungan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id antara nilainilai yang berurutan dari

digilib.uns.ac.id variabel yang sama

(Sumodiningrat, 2004). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu, uji d Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji Breusch-Godfrey, uji ARCH dan uji Run Test. Uji Breusch-Godfrey menjadi pilihan untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini. Berikut penentuan hipotesis pengujian Breusch-Godfrey : a. Estimasi persamaan regresi dengan OLS, dapatkan nilai residualnya (ut) b. Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-i .. ut-p c. Hitung jika lebih besar dari nilai tabel

Chi-Square dengan df p, menolak hipotesa bahwa setidaknya ada satu koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0. 3) Uji Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas atau varians tidak konstan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu uji Park, uji Glejser, uji commit to user White, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey . Pada penelitian ini akan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menggunakan uji White untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heterokedastisitas. Dalam uji white diasumsikan model yang diuji adalah : . (7) Jika : a) Obs*R2 > 2 maka model tersebut terjadi heteroskedastisitas. b) Obs*R2 < 2 maka model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPR Subsidi (FLPP) BTN Cabang Solo Berikut ini merupakan gambaran umum Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi (FLPP) yang ditawarkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo : 1. KPR BTN Sejahtera FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) KPR FLPP adalah kredit kepemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, terdiri atas KPR Sejahtera Tapak untuk pembelian rumah tapak dan KPR Sejahtera Susun untuk pembelian rumah susun. Dana FLPP bertujuan untuk mendukung kredit/pembiayaan pemilikan rumah sederhana sehat (KPRSh) bagi MBR. Dana FLPP digabungkan (blended) dengan dana Bank Pelaksana dengan proporsi tertentu untuk menerbitkan KPR Sejahtera dengan suku bunga kredit/marjin pembiayaan yang terjangkau dan tetap sepanjang masa kredit/pembiayaan. Pengelolaan dana program FLPP dari satuan kerja (Satker) BLU-Kemenpera kepada Bank Pelaksana dilakukan dengan menggunakan pola excutting melalui pola penyaluran dengan risiko ketidaktagihan dana FLPP ditanggung oleh Bank Pelaksana. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id 2. Karakterisitik Calon Debitur KPR FLPP

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 27 Tahun 2012, kelompok sasaran untuk KPR FLPP adalah masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya disebut (MBR), adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. Penghasilan MBR yang dimaksud adalah yang

berpenghasilan tetap maupun tidak tetap mulai dari Rp. 3.500.000,00 dan paling banyak Rp. 5.500.000,00. Penghasilan untuk masyarakat berpenghasilan tetap adalah gaji/upah pokok pemohon per bulan, yang dimaksud dengan berpenghasilan tetap adalah seseorang yang bekerja sebagai PNS dan TNI/Polri yang karena keperluan dinas dipindahkan ke kota lain, dikecualikan dari ketentuan belum memiliki rumah yang perolehannya melalui kredit/pembiayaan perumahan bersubsidi atau tidak bersubsidi.. Sedangkan untuk masyarakat berpenghasilan tidak tetap adalah hasil usaha rata-rata per bulan dalam setahun yang dimiliki oleh pemohon. Analisa atas kelayakan dan kemampuan dalam mengangsur pemohon KPR FLPP diserahkan kepada Bank Pelaksana. 3. Ketentuan dan Syarat Pemohon KPR FLPP 1) Ketentuan a. b. c. d. Suku bunga (2012) 7,25% fixed sepanjang jangka waktu kredit Maksimal kredit : 80% dari taksasi agunan Jangka waktu sangat flexible s.d 15 tahun Penjual perorangan dilampiri denah lokasi

2) Persyaratan a. Syarat umum : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id a) WNI dan berdomisili di Indonesia b) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah c) Belum pernah memiliki rumah/hunian d) Belum pernah menerima subsidi perumahan

digilib.uns.ac.id

e) Termasuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memiliki pekerjaan dan berpenghasilan tetap sebagai pegawai tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun f) Memiliki penghasilan pokok minimal Rp 3,5 juta per bulan untuk KPR Sejahtera Tapak dan maksimal Rp 5,5 juta per bulan untuk KPR Sejahtera Susun. b. Syarat khusus : a) Karyawan/Pegawai tetap (a). Mengisi form permohonan KS (tapak atau susun) (b). Fotocopy identitas diri (KTP, kartu keluarga, surat nikah) (c). Fotocopy identitas kerja (kartu pegawai, NIP, slip gaji, keterangan instansi) (d). Fotocopy tabungan BATARA (e). NPWP/SPPT Pasal 21 b) Wiraswasta/Pegawai tidak tetap (a). Mengisi form permohonan KS (tapak atau susun) (b). Fotocopy identitas diri (KTP, kartu keluarga, surat nikah) (c). Fotocopy tabungan BATARA (d). SIUP/TDP/NPWP commit to user (e). Akta pendirian perusahaan/Anggaran Dasar Perusahaan

perpustakaan.uns.ac.id (f). Neraca laba/rugi/ kwitansi penjualan

digilib.uns.ac.id

(g). SPT tahunan/surat keterangan penghasilan tidak tetap minimal dari kepala desa.

B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Dalam penelitian ini data yang digunakan jenis data sekunder yang dikumpulkan berdasarkan runtun waktu (time series) dalam bentuk data

tahunan selama kurun waktu 21 tahun (1991 2011). Data tersebut diperoleh dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, dan website Bank Indonesia. Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Jumlah permintaan KPR subsidi (FLPP) yang merupakan jumlah dana KPR subsidi (FLPP) yang disalurkan BTN selama setahun setelah dikurangi biaya-biaya operasional. 2) PDRB Per Kapita adalah pendapatan rata-rata tiap tahun masyarakat Surakarta. Merupakan hasil dari pembagian antara jumlah PDRB dan jumlah keseluruhan penduduk Surakarta. Dalam hal ini pendapatan per kapita dinyatakan dalam satuan milyar rupiah. 3) Nilai Tukar (Kurs) adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lain. Dalam penelitian ini menggunakan nilai kurs rupiah terhadap dollar USA yang commit to user dinyatakan atas dasar kurs tengah pada akhir periode (tahunan).

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4) Suku Bunga adalah suku bunga yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat. Suku bunga disini dinyatakan dalam bentuk persen (%). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan KPR subsidi (FLPP) BTN Cabang Solo, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah PDRB per kapita, nilai tukar (kurs) dan suku bunga bank. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan data yang akan di olah dalam penelitian ini:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1 Data Jumlah Permintaan KPR FLPP (Subsidi) PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo, PDRB Per Kapita, Kurs dan Suku Bunga Tahun 1991 2011 Jumlah Permintaan PDRB per Kapita Kurs Suku KPR FLPP (subsidi) (Jutaan Rupiah) (Rp / US$) Bunga BTN Cabang Solo (%) (dalam Rupiah) 1991 47.057.530 1,429,854.04 1,992 12.00 1992 7,650,000 1,648,272.71 2,308 12.00 1993 24,500,000 1,869,866.03 2,110 12.00 1994 119,830,000 2,157,718.31 2,200 11.00 1995 946,200,000 2,494,558.25 2,308 12.00 1996 2,943,558,900 2,988,456.00 2,383 12.00 1997 1,767,240,000 3,205,834.00 3,989 11.00 1998 1,207,690,000 4,106,858.00 11,591 12.50 1999 1,116,770,000 4,672,781.00 7,100 11.00 2000 1,667,100,000 5,406,793.00 9,595 11.00 2001 1,132,901,000 6,020,000.00 10,255 11.00 2002 394,580,000 7,709,124.66 9,049 11.00 2003 667,154,000 8,695,549.81 10,260 15.00 2004 2,481,714,000 9,271,612.09 10,263 15.00 2005 5,389,446,000 10,453,952.56 9,830 13.50 2006 7,570,610,000 12,068,895.86 9,200 11.50 2007 22,823,479,500 13,406,034.03 9,400 13.50 2008 28,909,055,800 15,110,646.75 9,680 11.75 2009 39,317,929,900 16,813,058.71 10,394 11.00 2010 55,519,245,500 19,908,672.03 9,084 8.50 2011 48,077,418,100 21,984,535.37 8,779 8.15 Sumber : Bagian perkreditan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo, PDRB Harga berlaku dari BPS Kota Surakarta, dan kurs tengah dari website Bank Indonesia. Tahun 2012 Model time series memiliki asumsi bahwa apa yang terjadi di masa depan merupakan fungsi dari apa yang terjadi di masa lalu. Dengan kata lain, model time series mencoba melihat apa yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu dan menggunakan data time series masa lalu untuk memprediksi. commit to user Tahun

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Model Analisis Pada bagian ini merupakan analisis utama sebagai pembuktian atas hipotesis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, di mana faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan KPR subsidi (FLPP) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah PDRB per kapita, nilai tukar (kurs), dan tingkat suku bunga bank. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil analisis regresi linier berganda ini di olah dengan bantuan program Eviews 6.0 terhadap data sekunder yang diperoleh dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta dan website Bank Indonesia. Hasilnya sebagai berikut : Dari hasil pengolahan data dari faktor-faktor tersebut dapat dilihat hasil regresinya pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Regresi Log Linier Berganda
Variable C LOG(PDRB) BUNGA LOG(KURS) R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic) Coefficient 7.650753 0.847991 2.66E-08 0.528142 0.895669 0.877258 48.64759 0.000000 Std. Error 1.598092 0.124854 5.51E-09 0.621438 Mean dependent var S.D. dependent var Durbin-Watson stat t-Statistic 4.787428 6.791846 4.830882 0.849871 Prob. 0.0002 0.0000 0.0002 0.4072 16.65703 0.936132 1.293823

Sumber : Print Out Komputer Estimasi Eviews 6.0 (2013)

Di mana diperoleh persamaan dari hasil regresi tersebut : Log (KPR) = 7.65 + 0.85*Log(PDRB) + 0.53*Log(Kurs) + 2.66*Bunga commit to user

perpustakaan.uns.ac.id Keterangan :

digilib.uns.ac.id

a. Jumlah permintaan KPR (KPR) : jumlah permintaan KPR per tahun (1991 2011) di BTN Cabang Solo dinyatakan dalam satuan rupiah. b. PDRB per Kapita (PDRB) : pendapatan rata-rata penduduk Surakarta per tahun (1991 2011) dinyatakan dalam satuan rupiah. c. Tingkat suku bunga (Bunga) : tingkat suku bunga KPR FLPP (subsidi) BTN yang ditetapkan oleh pemerintah. Dinyatakan dalam bentuk persen (%) per tahun. d. Nilai tukar rupiah (Kurs) : nilai tukar rupiah terhadap dollar USA, dinyatakan dalam satuan rupiah. Dari hasil regresi di atas akan dilakukan uji statistik yang meliputi uji F (uji serempak) dan uji t (uji individu tiap-tiap variabel). Dan juga akan dilakukan uji ekonometrika berupa uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji autokolerasi dan uji heteroskedastisitas. Berikut analisis data dan pembahasan uji statistik : 1) Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila koefisien determinasi (R2) mendekati 1 itu berarti pengaruh variabel bebas semakin besar terhadap variabel terikat. Sebaliknya, apabila koefisien determinasi (R2) mendekati 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,877, itu berarti variabel jumlah permintaan KPR (Qx) commit to user dapat dijelaskan oleh variabel PDRB per kapita, nilai tukar (kurs)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan suku bunga sebesar 87,7 % sedangkan sisanya 12,3 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2) Uji F (uji serempak) Uji F merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu PDRB per kapita, nilai tukar (kurs) dan tingkat bunga secara bersama-sama (serempak) terhadap variabel terikat, yaitu permintaan KPR subsidi (FLPP). Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.2 menunjukkan probabilitas F sebesar 0,000 dengan tingkat signifikansi 5%, hal ini membuktikan bahwa variabel bebas (PDRB per kapita, nilai tukar (kurs) dan suku bunga) secara bersama-sama memiliki hubungan dan mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan KPR pada BTN Cabang Solo. 3) Uji t (uji parsial) Uji t merupakan pengujian koefisien regresi yang digunakan untuk menguji secara individu dan untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dengan anggapan bahwa variabel lain tetap/konstan. Tujuan dari uji t adalah untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Berikut merupakan hasil dari untuk uji t:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4.3 Hasil Uji t


Variabel Log(PDRB) Log(Kurs) Bunga t-hitung 6,792 0,849 4,831 t-tabel 1,740 1,740 1,740 Prob. 0,0000 0,4072 0,0002

digilib.uns.ac.id

Kesimpulan Signifikan Tidak signifikan Signifikan

Sumber : Estimasi Eviews 6.0 (2013)

Berdasarkan hasil regresi di atas, untuk uji t dapat dilihat hasil masing-masing t-hitung dan t-tabel nya. Untuk variabel PDRB per kapita, thitung > t-tabel sebesar 6,792 > 1,740 dengan nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Ini berarti secara parsial variabel PDRB per kapita berpengaruh terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo. Sedangkan untuk variabel nilai tukar (kurs), hasil t-hitung = 0,849 < t-tabel = 1,740, dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,4072 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. Ini berarti secara parsial variabel nilai tukar (kurs) tidak berpengaruh terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo. Dan untuk variabel tingkat suku bunga, thitung > t-tabel sebesar 4,831 > 1,740 dengan nilai probabilitas 0,0002 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Ini berarti secara parsial variabel tingkat suku bunga berpengaruh terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo. 4) Uji Asumsi Klasik Dalam setiap model regresi linier klasik yang baik dalam ekonometrika harus bersifat BLUE ( Best Linier Unbiased commit to user Estimator) (Gujarati, 1999). Untuk mengetahui ada atau tidaknya

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

faktor pengganggu dalam suatu model dilakukan dengan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam model regresi tersebut adalah : a. Uji Multikolinieritas Salah satu asumsi model regresi linier klasik (CLRM) adalah tidak adanya multikolinieritas, yaitu tidak adanya hubungan linier yang benar-benar pasti di antara variabelvariabel penjelas yang tercakup dalam regresi berganda (Gujarati, 1999). Jika terjadi multikolinieritas dapat menyebabkan

standard error yang semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan standard error menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pendekatan korelasi parsial yang disarankan oleh Farrar dan Gruber (1967), yaitu dengan membandingkan nilai R2a (koefisien determinasi regresi awal) dengan hasil nilai R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh dari pengujian korelasi parsial. Hasil dari pengujian dengan pendekatan korelasi parsial untuk menguji

multikolinieritas adalah sebagai berikut :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas dengan Pendekatan Korelasi Parsial 2 Variabel R R2a Kesimpulan
Log(PDRB) C Bunga 0,262 0,896 Log(Kurs) Bunga C Log(PDRB) 0,474 0,896 Log(Kurs) Log(Kurs) C 0,353 0,896 Log(PDRB) Bunga Sumber : Estimasi Eviews 6.0 (2013) Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua uji korelasi antar variabel bebas memiliki R2 yang lebih kecil dibanding dengan R2a. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel bebas dalam model tersebut bebas dari masalah multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui apakah terjadi korelasi berantai di antara gangguan ui yang memasuki fungsi regresi populasi digunakan pengujian autokorelasi (Gujarati, 1999). Dalam penelitian ini pengujian masalah autokorelasi menggunakan BG-Test. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 4.5 Hasil BG-Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 2.771844 3.100854 Prob. F(1,16) Prob. Chi-Square(1) 0.1154 0.0783

Test Equation: commit to Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/27/13 Time: 19:45

user

perpustakaan.uns.ac.id
Sample: 1991 2011 Included observations: 21 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable C LOG(PDRB) BUNGA LOG(KURS) RESID(-1) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) Coefficient 1.408753 0.013721 -2.54E-09 -0.607100 0.471525 0.147660 -0.065425 0.312108 1.558587 -2.489912 0.692961 0.607596 Std. Error 1.740351 0.119101 5.46E-09 0.694769 0.283218

digilib.uns.ac.id

t-Statistic 0.809465 0.115205 -0.464468 -0.873817 1.664886

Prob. 0.4301 0.9097 0.6486 0.3951 0.1154 -2.53E-09 0.302374 0.713325 0.962021 0.767298 1.904844

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Sumber : Print Out Komputer Estimasi Eviews 6.0 (2013)

Dari hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas chi square lebih besar dibanding dengan probabilitas 0,05 ( = 5%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada model regresi di atas tidak terjadi masalah autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Asumsi penting model regresi linier klasik (CLRM) adalah bahwa gangguan ui yang tercakup dalam fungsi regresi populasi (PRF) bersifat homoskedastisitas atau konstan. Yang dimaksud dengan homoskedastisitas yaitu semua memiliki varians yang sama, 2. Jika tidak terjadi hal demikian itu berarti terjadi masalah heteroskedastisitas atau varians tak sama atau non-konstan.(Gujarati, 1999). Untuk melihat ada atau tidaknya masalah

heteroskedastisitas analisis ini menggunakan uji White, dengan model yang diuji : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id a) Jika Obs*R2 > 2 maka pada model tersebut terdapat heteroskedastisitas. b) Jika Obs*R2 < 2 maka pada model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Tabel 4.6 Hasil Uji White

Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.604495 11.91997 18.11194 Prob. F(9,11) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9) 0.2268 0.2179 0.0339

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 05/27/13 Time: 19:48 Sample: 1991 2011 Included observations: 21 Variable C LOG(PDRB) (LOG(PDRB))^2 (LOG(PDRB))*BUNGA (LOG(PDRB))*(LOG(KURS)) BUNGA BUNGA^2 BUNGA*(LOG(KURS)) LOG(KURS) (LOG(KURS))^2 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) Coefficient 36.07662 -13.79914 0.564828 -5.39E-08 1.815148 6.29E-07 3.63E-17 -5.77E-08 17.61886 -6.780494 0.567618 0.213850 0.170363 0.319260 14.15813 1.604495 0.226849 Std. Error 45.16511 6.916694 0.295897 3.83E-08 1.530295 3.55E-07 3.77E-16 4.73E-08 18.59050 3.847777 t-Statistic 0.798772 -1.995049 1.908863 -1.406770 1.186142 1.773516 0.096378 -1.221004 0.947734 -1.762185 Prob. 0.4413 0.0714 0.0827 0.1871 0.2606 0.1038 0.9250 0.2476 0.3636 0.1058 0.087076 0.192143 -0.396012 0.101379 -0.288066 1.895514

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Sumber : Print Out Komputer Estimasi Eviews 6.0 (2013)

Dari hasil estimasi uji white di atas menunjukkan bahwa nilai Obs*R2 sebesar 11,92 sedangkan nilai 2 (df = 9, = 5%) sebesar 16,92. Nilai Obs*R2 < 2 , hasilnya tidak

signifikan secara statistik commit to userdan dapat disimpulkan bahwa pada model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Interpretasi Ekonomi Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya dapat diinterpretasikan secara ekonomi untuk permintaan KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo sebagai berikut : 1. Pada hasil analisis regresi menunjukkan variabel PDRB per kapita dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Hubungan antara variabel PDRB per kapita dengan variabel permintaan KPR sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II. Koefisien regresi variabel PDRB per kapita menunjukkan hasil 0,85 yang berarti pada kondisi cateris paribus, jika rata-rata tingkat PDRB per kapita mengalami peningkatan sebesar satu persen (1%) maka tingkat permintaan KPR akan mengalami peningkatan sebesar 0,85 persen. Karena perubahan satu persen PDRB per kapita menghasilkan koefisien elastisitas kurang daripada satu persen perubahan kuantitas permintaan KPR, maka permintaan KPR di BTN Cabang Solo memiliki elastisitas bersifat inelastis terhadap tingkat PDRB per kapita. 2. Hasil analisis regresi menunjukkan variabel nilai tukar (kurs) dengan tingkat signifikansi 5% tidak signifikan tetapi positif terhadap permintaan KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Hubungan antara variabel nilai tukar (kurs) dengan variabel permintaan KPR tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II. Pada hipotesa dikemukakan bahwa variabel nilai tukar (kurs) berpengaruh secara negatif. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Hubungan antara variabel tingkat suku bunga dengan variabel permintaan KPR sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II. Koefisien regresi variabel PDRB per kapita menunjukkan hasil 2,66 yang berarti pada kondisi cateris paribus, jika rata-rata tingkat suku bunga bank mengalami peningkatan sebesar satu persen (1%) maka tingkat permintaan KPR akan mengalami peningkatan sebesar 2,66 persen. Karena perubahan satu persen tingkat suku bunga menghasilkan koefisien elastisitas lebih daripada satu persen perubahan kuantitas permintaan KPR, maka permintaan KPR di BTN Cabang Solo memiliki elastisitas bersifat elastis terhadap tingkat PDRB per kapita. 4. Dari ketiga variabel bebas yang dimasukkan dalam model, PDRB per kapita, nilai tukar (kurs) dan tingkat suku bunga denga tingkat signifikansi 5% secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil estimasi regresi dengan nilai probabilitas F sebesar 0,000 dan nilai F statistik sebesar 48,65 dimana hasil tersebut lebih besar daripada F tabel sebesar 3,20.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo, website Bank Indonesia, dan BPS Kota Surakarta, maka penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Variabel PDRB per kapita dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh positif terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo dengan besarnya koefisien 0,85. Artinya apabila tingkat PDRB per kapita mengalami peningkatan sebesar satu persen, cateris paribus, maka jumlah permintaan KPR di BTN Cabang Solo akan mengalami peningkatan sebesar 0,85 %. 2. Variabel nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar USA dengan tingkat signifikansi 5% tidak signifikan tetapi positif terhadap permintaan KPR subsidi di BTN Cabang Solo dengan besarnya koefisien 2,66. Artinya apabila tingkat nilai tukar (kurs) mengalami peningkatan sebesar satu rupiah, cateris paribus, maka jumlah permintaan KPR di BTN Cabang Solo akan mengalami peningkatan sebesar 2,66% tetapi hal ini tidak berpengaruh.. 3. Variabel tingkat suku bunga dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh positif terhadap permintaan KPR di BTN Cabang Solo dengan besarnya koefisien 0,53. Artinya apabila tingkat suku bunga commit to user bank mengalami peningkatan sebesar satu persen, cateris paribus,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

maka jumlah permintaan KPR di BTN Cabang Solo akan mengalami peningkatan sebesar 0,53 %.

B. Saran 1. Berdasarkan pada penemuan hasil penelitian ini yang mendapatkan hasil bahwa PDRB per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan KPR subsidi BTN di solo. Masyarakat Solo hendaknya meningkatkan output berupa barang dan jasa agar input yang didapat meningkat dari sebelumnya, sehingga permintaan KPR subsidi BTN dapat meningkat. Dengan naiknya PDRB per kapita, maka akan menyebabkan kenaikan permintaan KPR subsidi BTN. 2. Berdasarkan pada penemuan hasil penelitian ini yang mendapatkan hasil bahwa tingkat suku bunga bank berpengaruh positif terhadap permintaan KPR subsidi BTN di solo. Pemerintah perlu menaikkan subsidi pada tingkat suku bunga KPR subsidi pada Bank BTN, hal ini dilakukan agar permintaan KPR subsidi BTN dapat meningkat. Dengan naiknya suku bunga bank, maka akan menyebabkan kenaikan permintaan KPR subsidi BTN. 3. Berdasarkan pada penemuan hasil penelitian ini yang mendapatkan hasil bahwa nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar USA tidak berpengaruh terhadap permintaan KPR subsidi BTN di solo. Oleh karena itu, pemerintah sebagai penentu suku bunga KPR subsidi hanya fokus terhadap suku bunga KPR subsidi dan tidak perlu

mengkhawatirkan pengaruh dari kurs rupiah terhadap dollar meskipun commit user dollar. terjadi fluktuasi kurs rupiah to terhadap

Anda mungkin juga menyukai