Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

EFEK PEMBERIAN SARI KEDELAI HITAM TERHADAP KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DENGAN DIET TINGGI LEMAK

Oleh : INTAN HERWIYARIRASANTA 060610168

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

EFFECT OF BLACK SOYBEAN EXTRACT SUPPLEMENTATION IN LOW DENSITY LIPOPROTEIN LEVEL OF RATS (Rattus norvegicus) WITH HIGH FAT DIET
Intan Herwiyarirasanta 1), Eduardus Bimo Aksono H.P. 2), Ratna Damayanti 3) 1)Mahasiswa, 2)Departemen Reproduksi Veteriner, 3) Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ABSTRACT
Research on the effect of black soybean extract feeding on Low Density Lipoprotein (LDL) level of rat has been done. Twenty four male white Wistar rats ( Rattus norvegicus) divided into three groups randomly, were given high fat diet to induce hypercholesterolemic condition. Hypercholesterolemic condition was gained after feeding high fat diet content for 4 weeks (a month). After a month the first group (P0) was given high fat diet and aquadest treatment, the second group (P1) was given high fat diet and black soybean extract feeding, and the third group (P2) was given standard diet and black soybean extract feeding. After three weeks of treatment, the blood was taken out from the heart and then LDL level in blood serum was measured. The result showed that high fat diet and black soybean milk feeding has decreasing LDL blood serum level of the rats significantly (p<0,05). Keyword : Black soybean extract, high fat diet, low density lipoprotein Menyetujui untuk dipublikasikan Surabaya, 3 Agustus 2010 Mahasiswa Menyetujui Dosen Pembimbing I Menyetujui Dosen Pembimbing II

(Intan Herwiyarirasanta) 060610168 Menyetujui Dosen Terkait I

(Dr. E. Bimo Aksono H.P., M.Kes. drh) NIP. 196609201992031003 Menyetujui Dosen Terkait II

(Ratna Damayanti, M.Kes., drh) NIP. 132087864 Menyetujui Dosen Terkait III

(Setyawati Sigit, M.S., drh) NIP. 195106091980022001

(Retno Bijanti, M.S. drh) NIP. 130934630

(Herman Setyono, M.S. drh) NIP. 130687608

Efek Pemberian Sari Kedelai Hitam Terhadap Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan Diet Tinggi Lemak Intan Herwiyarirasanta

Abstrak Penelitian mengenai efek pemberian sari kedelai hitam terhadap kadar LDL (Low Density Lipoprotein) pada tikus putih telah dilakukan. Dua puluh empat tikus Wistar jantan (Rattus norvegicus) yang telah diinduksi pakan tinggi lemak, dibagi menjadi tiga kelompok secara acak. Kondidi hiperkolesterolemia diperoleh setelah pemberian pakan tinggi lemak selama 4 minggu (satu bulan). Satu bulan kemudian kelompok pertama (P0) diberikan perlakuan diet tinggi lemak dan aquades, kelompok kedua (P1) diberikan perlakuan diet tinggi lemak dan sari kedelai hitam, kelompok ketiga (P2) diberikan perakuan diet standard dan sari kedelai hitam. Setelah tiga minggu perlakuan, darah tikus diambil melalui jantung untuk pemeriksaan kadar LDL. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan kadar LDL yang signifikan (p<0,05) pada perlakuan pemberian sari kedelai hitam dengan diet tinggi lemak.

Kata kunci : Sari kedelai hitam, diet tinggi lemak, low density lipoprotein

Pendahuluan

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Fakta dari WHO menyebutkan bahwa terjadi satu kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung merupakan pembunuh manusia yang berbahaya (White, 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hess dan Thomas (2006) penyakit kardiovaskular tidak hanya menyerang pada manusia melainkan juga pada hewan, misalnya pada anjing khususnya jenis Rottweilers. Kejadian penyakit jantung secara umum merupakan efek dari aterosklerosis. Aterosklerosis ini disebabkan oleh adanya timbunan lemak pada dinding interior arteri yang makin lama semakin menebalkan dinding arteri. Dalam hal ini keberadaan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) berperan sangat besar terhadap aterosklerosis (Myers, 2006). Serangan jantung dan stroke terutama juga disebabkan oleh aterosklerosis pada dinding arteri pembuluh darah yang mensuplai jantung dan otak. Deposit lemak yang menumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan membesar dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah, akhirnya pembuluh darah akan mengeras dan bersifat kurang lentur (Soenarta, 2008). Aterosklerosis ditandai dengan pengendapan lemak yang ditemukan di seluruh kedalaman tunika intima, meluas ke tunika media. Kolesterol dan trigliserid di dalam darah terbungkus di dalam protein pengangkut lemak yang disebut lipoprotein. Lipoprotein berdensitas tinggi HDL (High Density Lipoprotein) membawa lemak ke luar sel untuk diuraikan, dan diketahui bersifat protektif melawan arteriosklerosis. Namun, lipoprotein berdensitas rendah LDL (Low Density Lipoprotein) dan lipoprotein berdensitas sangat rendah VLDL (Very Low Density Lipoprotein) membawa lemak ke sel tubuh, termasuk sel endotel arteri, oksidasi

kolesterol dan trigliserida menyebabkan pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel-sel endotel (Santoso dan Setiawan, 2005). Beberapa penelitian pada hewan dan manusia dengan keadaan

hiperkolesterolemia membuktikan bahwa protein nabati dapat menurunkan kadar kolesterol darah (Prabowo, 1994). Menurut Ulbrich dan Southgate (1991) makanan yang tinggi kolesterol dan tinggi asam lemak jenuh cenderung meningkatkan kolesterol darah yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Salah satu bahan pangan yang mengandung banyak protein nabati adalah kedelai. Kedelai mengandung protein 35%., pada kedelai varietas unggul kadar protein dapat mencapai 40-43%. Kedelai 100 gram mengandung 35-43% protein, 18-32% lemak, 12-30% karbohidrat, serta 7% air (Rayandi, 2008). Kedelai hitam, berdasarkan penelitian oleh Takahashi et al (2005), diketahui memiliki kandungan antosianin yang lebih tinggi, yaitu 29 0,56 mg/g. Menurut Edward (2008), kedelai hitam mengandung lesitin yang bersifat mengemulsi (melarutkan) kolesterol dalam darah, sehingga tidak ada lagi penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah. Selain lesitin, zat gizi lain yang dapat menurunkan kolesterol adalah isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan dan mampu menurunkan LDL. Selain lesitin dan isoflavon, kedelai juga mengandung vitamin E (tokoferol) yang juga dapat membantu mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Vitamin E ini juga mampu mencegah teroksidasinya kolesterol LDL, sehingga tidak menimbulkan plak yang menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah arteri, dan

menghindari terjadinya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Penelitian oleh Nadler (2008), menunjukkan konsumsi vitamin E 200 I.U/ hari, risiko mendapat gangguan kardiovaskular berat menurun sebesar 34 %. Kandungan asam folat dan vitamin B6 dalam kedelai juga dapat mencegah penyakit jantung. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, selanjutnya dilakukan pemeriksaan sampel darah di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan September sampai Oktober 2009. Hewan coba yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar berumur dua bulan dengan berat badan 200 gram dan kondisi yang sehat. Tikus putih diadaptasikan dahulu selama 1 minggu dengan pakan standar, didalam kandang percobaan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Bahan dari penelitian ini adalah bahan pakan tikus tinggi lemak (Lampiran 1), sari kedelai hitam yang dibuat dengan menggunakan biji kedelai hitam (Glycine soja), air minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), alkohol 70 %, aquades dan ether.

Tahap Adaptasi Tahap adaptasi yaitu tikus diadaptasikan dalam kondisi lingkungan penelitian (Laboratorium Biokimia FK Unair) yang baru selama satu minggu dengan diberi pakan standar dan minum air secara ad libitum. Tahap Induksi Tahap induksi yaitu dengan digunakan pakan tinggi lemak selama empat minggu secara ad libitum, untuk menginduksi terjadinya hiperkolesterolemia pada tikus. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dengan metode pemberian pakan yang sama, dalam 4 minggu sudah didapatkan rerata kadar kolesterol yang tinggi dan sudah dinyatakan hiperkolesterolemik (Aini, 2003). Hasil rerata kadar kolesterol yang didapat dari induksi hiperkolesterol sebesar 106 mg/dl. Jadi telah didapat kondisi hiperkolesterolemia, karena kadar normal kolesterol tikus putih adalah 10-54 mg/dl. Tahap Perlakuan terhadap Hewan Coba Setelah 1 bulan diperkirakan telah terjadi peningkatan kadar kolesterol darah, selanjutnya dilakukan perlakuan sesuai dengan pembagian kelompok tikus percobaan. Pemberian pakan tikus secara ad libitum hewan coba di tempatkan dalam kandang plastik berukuran 30 x 40 cm, tiap kandang berisi 4 ekor tikus. Tikus diberikan perlakuan masing-masing P0: diberikan pakan tinggi lemak + aquadest, P1: diberikan pakan tinggi lemak + sari kedelai hitam 1,5 ml; P2:diberikan pakan standard + sari kedelai hitam 1,5 ml. Dosis susu kedelai yang diberikan 1,5 ml yang diberikan secara per oral dengan sonde pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB. Pemberian sari kedelai

dilakukan sehari satu kali sebanyak 1,5 ml secara gastric lavage menggunakan sonde selama 3 minggu. Hal ini berdasarkan penelitian sebelumnya, dimana didapatkan sari kedelai yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan rasio kolesterol LDL/HDL adalah 1,5 ml (Nangoi, 1994). Tahap Pengambilan Darah Pemeriksaan sampel darah dilakukan setelah tahap perlakuan berakhir. Hewan percobaan dipuasakan selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah. Pengambilan sampel darah dilakukan secara intrakardial pada pagi hari. Sebelum dilakukan pengambilan sampel darah secara intrakardial, semua peralatan dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol 70 %. Kemudian, hewan coba dianestesi dengan eter. Setelah itu, hewan difiksasi sedemikian rupa dan dilakukan pembedahan sampai organ jantung terlihat. Kemudian, darah diambil secara intrakardial menggunakan menggunakan spuit 3 ml. Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung tanpa diberi koagulan dan diletakkan dengan posisi miring dan ditutup. Darah yang diperoleh dari masing-masing hewan coba kemudian diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Tahap Pemeriksaan Kadar Kolesterol LDL Pemeriksaan laboratorium kadar kolesterol LDL menggunakan metode uji Direct LDL hasil pemeriksaan BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan). Prosedur pemeriksaan kadar LDL menurut BBLK dapat dilihat pada lampiran 4.

Rancangan Penelitian dan Analisis Data


Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan Analysis of Variant (Anova), kemudian jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan tingkat signifikan 5 % (Kusriningrum, 2008). Hasil dan Pembahasan Hasil pemeriksaan kadar HDL darah tikus jantan (Rattus norvegicus) pada akhir perlakuan pemberian sari kedelai hitam dengan pakan tinggi lemak selama tiga minggu menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol P0 dengan kelompok perlakuan P1 (p< 0,05). Perbandingan antara kelompok P1 dengan kelompok P2 serta kelompok P0 dengan kelompok P2 menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata (p>.0,05). Tabel 4.1. Rata-rata kadar LDL tikus putih setelah pemberian sari kedelai hitam dengan diet tinggi lemak.

Kelompok P0: Diet tinggi lemak + aquadest 1,5 ml P1: Diet tinggi lemak + sari kedelai hitam 1,5 ml P2: Pakan standar + sari kedelai hitam 1,5 ml

Rata-rata SD (mg/dl) 13.50a 2.726 7.75b1.035 10.67ab3.535

Keterangan : superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf nyata (p>0,05).

Penurunan ini disebabkan karena beberapa kandungan yang terdapat dalam kedelai hitam, diantaranya Polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang terkandung di dalam lemak kedelai memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar LDL karena

dapat meningkatkan jumlah reseptor LDL dan menurunkan sekeresi VLDL dari hati (Hayes., 1992). Isoflavon dalam protein kedelai hitam berfungsi sebagai antioksidan dan

memiliki efek hipokolesterolemik (Harborne and Mabry, 1982). Protein nabati yang terkandung dalam kedelai hitam menurut Beynen (1990) dapat menurunkan absorpsi kolesterol oleh usus dan kemungkinan juga mengurangi reabsorpsi asam empedu yang dapat menyebabkan peningkatan sekresi sterol netral dan asam empedu dalam feses. Ganong (2001) menyatakan bahwa isoflavon yang terkandung dalam kedelai merupakan sterol yang berasal dari tumbuhan (fitosterol) yang jika dikonsumsi dapat mengurangi absorbsi kolesterol baik yang berasal dari diet maupun kolesterol yang diproduksi dari hati. Hambatan ini terjadi karena fitosterol ini berkompetisi dengan kolesterol untuk esterifikasi dengan asam lemak (Silalahi, 2000). Isoflavon memberikan efek peningkatan aktivitas up regulating reseptor LDL (Kirk et al., 1998). Hal ini seperti pada estrogen yang juga memiliki efek peningkatan aktivitas up regulating reseptor LDL. Peningkatan reseptor LDL tersebut akan meningkatkan LDL clearence dari peredaran darah sehingga jumlah kolesterol LDL dalam darah berkurang (Wilson et.al., 1998). Kedelai hitam juga kaya akan pigmen antosianin yang menurut Kwon et al. (2007) terbukti menurunkan kadar LDL secara signifikan dibandingkan dengan tikus dengan diet tinggi lemak tanpa penambahan ekstrak antosianin kedelai hitam. Kwon (2007) menyatakan bahwa antosianin membantu pengeluaran kolesterol dari jaringan perifer menuju hepar dan selanjutnya dikeluarkan melalui ekskresi bilier.

Berdasarkan penelitian oleh Takahashi et al. (2005), diketahui memiliki kandungan antosianin yang tinggi, yaitu 29 0,56 mg/g. Kandungan antosianin yang tinggi ini menunjukkan bahwa kedelai hitam memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Penelitian oleh Nangoi (1994) menyatakan bahwa kedelai mengandung niasin (asam nikotinat) yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida. Menurut Linder (1992), niasin dapat menurunkan konversi asam lemak bebas dengan menghambat lipolisis dari jaringan adiposa melalui regulasi HMG Ko-A Reduktase dan menghambat sintesis VLDL. Hasil perbedaan yang tidak signifikan nampak pada perbandingan P1 dengan P2 (p>0,05). Menurut Ulbrich dan Southgate (1991) makanan yang rendah kolesterol, tinggi serat, asam lemak tidak jenuh ganda dan protein nabati cenderung menurunkan kolesterol darah pada keadaan hiperkolesterolemia. Protein nabati pada keadaan normal dengan makanan bebas kolesterol cenderung tidak menurunkan kadar kolesterol darah (Beynen, 1990), hal tersebut terbukti dengan kadar LDL tikus yang diberi pakan standar dan sari kedelai hitam masih dalam batas bawah kadar normal LDL tikus sebesar 7,0-27,2 mg/dl. Daftar Pustaka Aini, YN., Suranto., S. Ratna. 2003. Pembuatan Kefir Susu Kedelai (Glycine max (L.) Merr) denagn Variasi Kadar Susu Skim dan Inokulum. Biosmart vol.5, no. 2: 89 93. Beynen, A.C. 1990. Influence of dietary protein on serum cholesterol and atherosclerosis. Gizi Indonesia. 15(1):55 60.

Edward. 2008. Khasiat Susu Kedelai Bagi Manusia. Biocontrol News and Information, Discover & Science News. New York-London. Ganong, W.F. 2001. Review of Medical Physiology 11th ed. New York. McGraw-Hill pp. 290 172. Harborne, J.B. 1986. The flavonoids: Advances in research. Chapman & Hal, London. 5, 117. 15, 633 637. Hess, T., Philip, K., and Thomas, J. M. 2006. Association Between Atherosclerosis and Glomerulopathy in Dogs. Intern. J. Appl. Res. Vet. Med. Vol : 4 Number 3. Kirk, Sutherland, Wang, Chartz and Le Beauf. 1998. Dietary Isoflavone Reduce Plasma Cholesterol And Atherosclerosis in Mice. J. Nutr. 128: 954-959. Kusriningrum, R.S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press. Kwon, S. H., Ahn, I. S., Kim, S.O, Kong, C. S., Chung, H. Y, Myoung, S. D, and Park, K. Y. Journal of Medicinal Food. September 2007. 10(3): 552-556. Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis (terjemahan). Penerbit UI. Jakarta. Myers, S. 2006. How to Avoid a Broken Heart Using Nutrient to Control the Leading Risk factors of Hearts Disease. Virgo Publishing. Nadler J. L. 2008. Khasiat Susu Kedelai Bagi Manusia. City of Hope Medical Center. California. USA. Nangoi, L. 1994. Pengaruh Suplementasi Susu Kedelai Terhadap Profil Lipid Serum Tikus Putih dengan Pakan Tinggi Lemak. Thesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Prabowo, G.I. 1994. Pengaruh substitusi tempe kedelai dalam diet terhadap profil lipid serum tikus dangan keadaan hiperkolesterolemia. Thesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Rayandi, D.S. 2008. Panduan Wirausaha Tahu. Media Press. Yogyakarta. Santoso M., Setiawan T. 2005. Penyakit SMF Penyakit Dalam RSUD Koja / Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta

Silalahi, J. 2000. Fats, Oils and Fat substitutes in Human Nutrition. Indonesian Food and Nutrition Process. 7(2): 56-66. Soenarta. A. 2008. Ancaman Global Bernama Penyakit Kardiovaskular. Artikel Kesehatan Medicastore. Jakarta. Takahashi, R.,Ohmori, R., Kiyose, C., Momiyama, Y., Ohsuzu, F. and Kondo, K. 2005. Antioxidant Activities of Black and Yellow Soybeans againts Low Density Lipoprotein Oxidation. J. Agric Food Chem. 53, 4578 82. Ulbricht, T.L.V. and D.A.T. Southgate. 1991. Coronary Heart Disease. Lancet. 338: 981-991. White P. D. 2004 . Mencegah Penyakit Kardiovaskular. Wilson, J.D., Foster D.W., Kronenberg H.M and Larsen P.R.L. 1998. Williams Text Book of Endocrinology, 9th Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company. pp. 801-806, 1099-1144.

Anda mungkin juga menyukai