tidak memberikan kelainan yg jelas pada permukaan abdomen, tetapi dapat mengakibatkan kontusio atau laserasi jaringan atau organ di bawahnya. Etiologi: Cedera tumpul terbagi atas : 1. Benturan benda tumpul, dgn akibat : 1.1 Perforasi pada organ visera berongga. 1.2 Perdarahan pada organ visera padat. 2. Cedera kompresi, dgn akibat : 2.1 obekan dan hematom pada organ visera padat. 2.2 uptur pada organ visera berongga, krn peningkatan tekanan intra luminer. !. Cedera perlambatan "deselerasi#, dgn akibat : !.1 Peregangan dan ruptur pada jaringan ikat$ penyokong. Penatalaksanaan: 1. %urvei Primer %urvei &BC'( "&irway, Breathing, Cir)ulation, 'isability, (*posure# %urvei ini dikerjakan se)ara serentak dan harus selesai dalam 2+, menit. 1.1 &irway -enilai jalan nafas bebas. &pakah pasien dapat bi)ara dan bernafas dgn bebas . /ika ada obstruksi, lakukan : Chin lift$ /aw thrust %u)tion 0uedel &irway 1ntubasi trakea 1.2 Breathing Bila jalan nafas tidak memadai, lakukan : Beri oksigen
1.! Cir)ulation -enilai sirkulasi$peredaran darah 2entikan perdarahan e*ternal bila ada %egera pasang dua jalur infus dgn jarum besar "13+140# Beri infus )airan Penilaian ulang &BC diperlukan bila kondisi pasien tidak stabil 1.3 'isability -enilai kesadaran pasien dengan )epat, apakah psn sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. 5idak dianjurkan mengukur 0lasgow Coma %)ale &6&7( (%P89 B1C& & ":( B&;# (%P89 9<( 1 5&7 &'& (%P89% & : P =
1., 'isability ;epaskan baju dan semua penutup tubuh pasien, supaya dapat di)ari semua )idera yang mungkin ada. /ika ada ke)urigaan )edera leher atau tulang belakang, maka immobilisasi in line harus dikerjakan. PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Prioritas pertama adalah membebaskan jalan nafas dan mempertahankannya agar tetap bebas. ! "i#ara $epada pasien Pasien yang dapat menjawab dengan jelas adalah tanda bahwa jalan nafasnya bebas. Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan jalan nafas buatan dan bantuan pernafasan. Penyebab obstruksi pada pasien tidak sadar umumnya adalah jatuhnya pangkal lidah ke belakang. /ika ada )edera kepala, leher atau dada maka pada waktu intubasi trakhea tulang leher ")ervi)al spine# harus dilindungi dengan imobilisasi in+line. %! "eri$an o$sigen dengan sung$up mu$a &mas$er' atau $antung nafas & selfin(lating' )! *enilai +alan nafas
5anda obstruksi jalan nafas antara lain : %uara berkumur %uara nafas abnormal "stridor, dsb# Pasien gelisah karena hipoksia Bernafas menggunakan otot nafas tambahan $ gerak dada paradoks %ianosis 6aspada adanya benda asing di jalan nafas. /angan memberikan obat sedativa pada pasien seperti ini. ,! *en+aga stabilitas tulang le-er .! Pertimbang$an untu$ memasang +alan nafas buatan 1ndikasi tindakan ini adalah : 8bstruksi jalan nafas yang sukar diatasi ;uka tembus leher dengan hematoma yang membesar &pnea 2ipoksia 5rauma kepala berat 5rauma dada 5rauma wajah $ ma*illo+fa)ial Obstruksi jalan nafas harus segera diatasi
'engan perkusi men)ari hemotoraks dan atau pneumotoraks Aus$ultasi 2 dengar &L0STEN# %uara nafas, detak jantung, bising usus %uara nafas menurun pada pneumotoraks %uara nafas tambahan $ abnormal Tinda$an 5esusitasi /ika ada distres nafas maka rongga pleura harus dikosongkan dari udara dan darah dengan memasang drainage toraks segera tanpa menunggu pemeriksaan sinar ?. /ika diperlukan intubasi trakhea tetapi sulit, maka kerjakan krikotiroidotomi. Catatan 4-usus /ika dimungkinkan, berikan oksigen hingga pasien menjadi stabil /ika diduga ada tension pneumotoraks, dekompresi harus segera dilakukan dengan jarum besar yang ditusukkan menembus rongga pleura sisi yang )edera. ;akukan pada ruang sela iga kedua "1C% 2# di garis yang melalui tengah klavikula. Pertahankan posisi jarum hingga pemasangan drain toraks selesai. /ika intubasi trakhea di)oba satu atau dua kali gagal, maka kerjakan krikotiroidotomi. 5entu hal ini juga tergantung pada kemampuan tenaga medis yang ada dan kelengkapan alat. Jangan terlalu lama mencoba intubasi tanpa memberikan ventilasi
PENGELOLAAN S0546LAS0
Prioritas $etiga adala- perbai$an sir$ulasi agar memadai! 7S1o$8 adalah keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Pada pasien trauma keadaan ini paling sering disebabkan oleh hipovolemia. Diagnosa s1o$ didasarkan tanda+tanda klinis : 2ipotensi, takhikardia, takhipnea, hipothermi, pu)at, ekstremitas dingin, melambatnya pengisian kapiler ")apillary refill# dan penurunan produksi urine. "lihat &ppendi*+!# /enis+jenis syok : S1o$ -emoragi$ &-ipo(olemi$': disebabkan kehilangan akut dari darah atau )airan tubuh. /umlah darah yang hilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. 1ngat bahwa : %ejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura. Perdarahan patah tulang paha "femur shaft# dapat men)apai 2 "dua# liter. Perdarahan patah tulang panggul "pelvis# dapat melebihi 2 liter S1o$ $ardiogeni$ : disebabkan berkurangnya fungsi jantung, antara lain akibat : 7ontusioo miokard 5amponade jantung Pneumotoraks tension ;uka tembus jantung
1nfark miokard Penilaian tekanan vena jugularis sangat penting dan sebaiknya (C0 dapat direkam. S1o$ neurogeni$ : ditimbulkan oleh hilangnya tonus simpatis akibat )edera sumsum tulang belakang "spinal )ord#. 0ambaran klasik adalah hipotensi tanpa diserta takhikardiaa atau vasokonstriksi. S1o$ septi$ : /arang ditemukan pada fase awal dari trauma, tetapi sering menjadi penyebab kematian beberapa minggu sesudah trauma "melalui gagal organ ganda#. Paling sering dijumpai pada korban luka tembus abdomen dan luka bakar. Hipovolemia adalah keadaan darurat mengancam jiwa Yang harus dikenali dan diatasi secara agresif
sakit yang lebih ke)il#. /elas bahwa teknik ini harus dipelajari lebih dahulu namun jika dikerjakan )ukup baik pasti akan menyelamatkan nyawa. Prioritas $edua: Penggantian #airan: peng-angatan: analgesia dengan $etamin. 1nfus )airan pengganti harus dihangatkan karena proses pembekuan darah berlangsung paling baik pada suhu !E,, C. 2emostasis sukar berlangsung baik pada suhu dibawah !, C. 2ipotermia pada pasien trauma sering terjadi jika evakuasi pra rumah sakit berlangsung terlalu lama "bahkan juga di )ua)a tropis#. Pasien mudah menjadi dingin tetapi sukar untuk dihangatkan kembali, karena itu pen)egahan hipotermia sangat penting. Cairan oral maupun intravena harus dipanaskan 3@+32 C. esusitasi )airan hipotensif : Pada kasus+kasus dimana penghentian perdarahan tidak definitive atau tidak meyakinkan volume diberikan dengan menjaga tekanan sistolik antara E@ + A@ mm2g selama evakuasi. Cairan koloid keluar, )airan elektrolit masuk F 2asil penelitian terbaru dengan kelompok kontrol menemukan sedikit efek negatif dari penggunaan koloid dibandingkan elektrolit untuk resusitasi )airan. esusitasi )airan lewat mulut "per+oral# )ukup aman dan efisien jika pasien masih memiliki gag refle* dan tidak ada )edera perut. Cairan yang diminum harus rendah gula dan garam. Cairan yang pekat akan menyebabkan penarikan osmotik dari mukosa usus sehingga timbullah efek negatif. 'iluted )ereal porridges yang menggunakan bahan dasar lokal$setempat sangat dianjurkan. &nalgesia untuk pasien trauma dapat menggunakan ketamin dosis berulang @,2 mg$kg. 8bat ini mempunyai efek inotropik positif dan tidak mengurangi gag refle*, sehingga sesuai untuk evakuasi pasien trauma berat.
S65/E0 SE46NDE5
Sur(ei Se$under -an1a dila$u$an bila A"C pasien suda- stabil "ila se3a$tu sur(ei se$under $ondisi pasien memburu$ ma$a $ita -arus $embali mengulangi P50*A5; S65/E;. Pemeri$saan rongga perut &abdomen' ;uka tembus abdomen memerlukan eksplorasi bedah Pasanglah pipa nasogastrik pada pasien trauma tumpul abdomen ke)uali bila ada trauma wajah Periksa dubur "re)tal tou)her#, menilai: 1. 5onus sfinkter anus 11. 1ntegritas dinding rektum 111. 'arah dalam rektum 1:. Posisi prostat. Pasang kateter kandung seni jika tidak ada darah di meatus e*ternus Diagnosti# Peritoneal La(age &DPL' dapat membantu menemukan adanya darah atau )airan usus dalam rongga perut. 2asilnya dapat amat membantu. 5etapi 'P; ini hanya
alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi "gold standard#. 1ndikasi untuk melakukan 'P; sbb.: 9yeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya 5rauma pada bagian bawah dari dada 2ipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas Pasien )edera abdominal dengan gangguan kesadaran "obat,alkohol, )edera otak# Pasien )edera abdominal dan )edera medula spinalis "sumsum tulang belakang# Patah tulang pelvis 7ontra indikasi relatif melakukan 'P; sbb.: 2amil Pernah operasi abdominal 8perator tidak berpengalaman Bila hasilnya tidak akan merubah penata+laksanaan Problem spesifi$ lain pada trauma abdominal : Patah tulang pelvis sering disertai )edera urologis dan perdarahan masif. Pemeriksaan rektum penting untuk mengetahui posisi prostat dan adanya darah atau laserasi rektum atau perineum. >oto ronsen pelvis " bila diagnosaklinis sulit ditegakkan#. Penata+laksanaan patah tulang pelvis termasuk : esusitasi "&BC# 5ransfusi 1mobilisasi dan penilaian untuk operasi &nalgesik Patah tulang pelvis sering menyebabkan perdarahan masif