Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mastoiditis terjadi sebagai komplikasi otitis media akut yang diobati secara tidak memadai dan merupakan perluasan infeksi ke dalam sistem sel udara mastoid yang berisi udara dengan osteoporosis hiperemik, nekrosis karena tekanan dinding-dinding sel tulang dan pembentukan empiema. Munculnya mastoiditis biasanya terjadi pada anak yang mengalami pemecahan membran timpani secara spontan selama otitis media dan yang kemudian mengalami nyeri telinga yang makin mendenyut dengan bertambahnya volume cairan purulen yang keluar dari telinga. Mastoiditis dapat terjadi pada pasien-pasien imunosupresi atau mereka yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya. Penyakit ini agaknya berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab yang hampir sama dengan penyebab otitis media akut. Bila tidak segera tertangani akan terjadi komplikasi serius seperti meningitis dan abses otot.

B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi mastoiditis ? 2. Bagaimana anatomi fisiologi telinga ? 3. Apa etiologi mastoiditis ? 4. Bagaimana patofisiologi mastoiditis ? 5. Apa manifestasi klinik mastoiditis ? 6. Apa komplikasi mastoiditis ? 7. Bagaimana penetalaksanaan mastoiditis ? 8. Bagaimana pengkajian diagnostic mastoiditis ? 9. Bagaimana asuhan keperawatan mastoiditis ?

C. Tujuan Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit mastoiditis dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit tersebut.
1

BAB II ISI

A. Definisi Mastoiditis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoid (tulang yang menonjol di belakang telinga) yang berlangsung cukup lama dan merupakan komplikasi dari otitis media kronik (Reeves,2001). Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang di akibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah(Brunner dan Suddarth,2000). Mastoiditis adalah peradangan pada mastoid yaitu tulang yang terletak dibelakang dan bawah telinga (Boles, 1997). Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi

osteomielitis. Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada selsel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari kavum timpani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat. Lama kelamaan terjadi peradangan tulang (osteitis) dan pengumpulan eksudat/nanah yang makin

banyak,yang akhirnya mencari jalan keluar. Daerah yang lemah biasanya terletak di belakang telinga, menyebabkan abses superiosteum.

B. Anatomi dan Fisiologi Anatomi dan fisiologi telinga menurut ( Syaifudin , 1997 ) adalah : 1. Telinga Bagian Luar ( Auris Eksterna ) a. Aurikula ( daun telinga ) Menampung gelombang suara yang datang dari luar masuk kedalam telinga. b. Meatus Akustikus Eksterna

Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani , panjangnya 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Saluran ini mengandung rambut , kelejar sebasea dan kelenjar keringat khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum . c. Mebrane Timpany Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang di sebut membrane timpany. 2. Telinga bagian tengah ( Auris media ) a. Cavum Timpany Rongga didalam tulang temporalis terdapat tiga buah tulang pendengaran yang terdiri dari malleus, inkus , dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpany dan bagian dasar tulang stapes,membuka pada fenestra ovalise . b. Antrum Timpany Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah samping dari cavum timpany. Antrum Timpany dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa cavum timpany, rongga ini berhubungan dengan rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang temporalis. Dan adanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses radang. c. Tuba Auditiva Eustaki Saluran tulang rawan yang yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring kebawah agak kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa. 3. Telinga Bagian Dalam ( Auris Interna ) Serangkain saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe. a. Vestibulum Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan venestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara canalis semisirkularis. b. Cochlea
3

Berbentuk seperti rumah siput, pada koklea ini ada tiga pintu yang menghubungkan cochlea dengan vestibulum , cavum timpany dan dengan canalis cochlearis. c. Labirintus Membranosus 1) Utrichulus Bentuk seperti kantong lonjong agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat , disini terdapat saraf ( Nervus akustikus ) pada bagian depan dan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustica utriculo. 2) Sachulus 3) Ductus semi Sircularis 4) Duktus cochleris

C. Etiologi Penyebab terbesar otitis media supurative chronis yang

berkembang menjadi mastoiditis adalah infeksi campuran bakteri dari meatus auditoris eksternal , kadang berasal dar nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal (MAE) termasuk staphylococcus,

pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.Coli dan aspergillus. Oraganisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A hemoliticus dan pneumococcus ). Suatu teori mengatakan terjadinya otitis media nekrotikans akut menjadi awal penyebab mastoiditis yang merupaakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasal dari

nasofariang terbesar pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehinnga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxine nechrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atropi. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya mastoiditis adalah tuba
4

eusctachius,

telinga

tengah

dan

sel-sel

mastoid.

Faktor

yang

menyebabkan infeksi saluran tengah supuratif menjadi kronis yang menjadi mastoiditis sangat majemuk antara lain : 1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat : Infeksi hidung dan tenggorokan yang kronis atau berulang dan obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total . 2. Perforasi membrane timpany yang menetap . 3. Terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainyapada telinga tengah . 4. Obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid . 5. Terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten di mastoid . 6. Faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atu perubahan mekanisme pertahanan tubuh . Mastoiditis timbul sebagai akibat terapi otitis media supurative akut yang tidak adekuat. Penyebab otitis media supurative adalah akibat infeksi bakteri streptococcus b.hemoliticus, pneumococcus, dan hemophilus influenzae ( thane, 1993).

D. Patofisiologi Patofisiologi menurut ( Adam , 1997 ) adalah : Infeksi dimulai dari infeksi telinga tengah yang kemudian menjalar mengenai tulang mastoid dan sel-sel didalamnya , hal ini mengakibatkan terjadinya proses nekrosis tulang mastoid serta merusak struktur tulang. Bila tidak segera dilakukan pengobatan terhadap infeksi maka dapat mengakibatkan terjadinya abses sub peritonel pada mastoid. Apabila infeksi merusak tulang sekitarnya sampai nanah dapat keluar mungkin terjadi : 1. Keluar melalui permukaan luar dan prosesus mastoid, sehingga terjadi abses sub peritoneal pada mastoid. 2. Kebawah mulai ujung masuk ke prosesus masuk leher. 3. Kedepan mulai dinding belakang liang telinga
5

4. Ke atas melalui pegmen (atap) rongga telinga masuk fosa chranial media 5. Kebelakang melalui fosachranial posterior.

Kebanyakan mastoiditis akut sehingga ditemukan pada pasien yang tidak medapatkan perawatan telinga yang memadai dan yang mengalami infeksi telinga yang tidak cepat ditangani .Mastoiditis ini dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan kolesteatoma yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam (epitel skuamosa )dari lapiasan luar membrane timpani ketelinga tengah. kulit dari membrane timpany laterale membentuk kantog luar berisi kulit yang rusak dan bahan sebaseus, kantong dapat melekat ke struktur telinga dan mastoid. Bila tidak ditangani, koleostoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis nervus faciaslis, kehilangan pendengaran sensori neural dan atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan abses otak . Pembedahan pada mastoid yang mengalami kelainan peradangan ditunjukan untuk mengangkat kolesteatoma mencapai struktur yang sakitdan dapat mencapai kondisi telinga yang aman, kering dan sehat. Masoidektomy biasanya dilakukan melalui insisi post aurikular dan infeksi di hilangkan dengan mengambil sel udara mastoid. Begitu pasien bangun, pembiusan harus diperhatikan setiap tanda paries fanalis yang harus segera dilalaporkan kedokter bila terjadi kelemahan fasial balutan pada mastoid harus dilonggarkan dan pasien dikembalikan kemeja operasi. Luka dibuka dan nervus fasialis didekomprasi untuk melonggarkan kanalis tulang yang mengelilingi nervus fasialis.

E. Manifestasi Klinik Manifestasi klinik dari mastoiditis adalah nyeri telinga, otore (keluar cairan dari dalam telinga), demam nyeri tekan, kemerahan dan penebalan sekitar
6

prosesus

mastoideus.

Dan

biasanya

pada

pemeriksaan

telinga

menunjukan banyak secret purulen dan perforasi membrane timpani (Thane 1993).

F. Komplikasi Komplikasinya adalah meningitis, paralisis wajah, abses otak, gangguan pendengaran sensori neural (Thane, 1993).

G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan menurut (Thane, 1993) yaitu : 1. Pengobatan radang mastoid dengan antibiotic intravena seperti penisilin. 2. Jika pasien tidak membaik dengan antibiotic maka dilakukan operasi mastoidektomy. Tindakan ini untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid yang terinfeksi dan untuk mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga bagian (incus dan malleus) mungkin juga perlu dipotong. 3. Tympanoplasty yang merupakan pembedahan rekonstruksi telinga bagian tengah untuk memelihara pendengaran. 4. Radang mastoid kronis membutuhkan mastoidektomy radikal (menghilangkan dinding posterior dari kanal telinga, disisakannya gendang telinga, dan dua tulang telinga (incus dan malleus). Mastoidektomy radikal jarang dilakukan sebab merupakan terapi antibiotic, seseorang. tidak secara drastic memperbaiki pendengaran

H. Pengkajian Diagnostik Data yang muncul saat pengkajian menurut (Long, 1996) adalah : 1. Data Subyektif Tanda dan gejala utama infeksi telinga adalah nyeri dan hilangnya pendengaran. Data harus disertai pernyataan mulai serangan,
7

lamanya, tingkat nyerinya. Rasa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat sensitive dan kepala membrane tympany oleh cairan getah radang yang membentuk di dalam telinga tengah. Saluran eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah mengganggu lewatnya gelombang suara hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. Penderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang cara pencegahannya. 2. Data Obyektif Telinga eksterna dilihat apakah ada caira yang keluar dan bila ada harus diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri. Gendang telinga sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. Membrane timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas, terlihat kesbu-abuan. Untuk visualisasi telinga luar dan gendang telinga digunakan otoskop, bagian yang masuk ke telinga disebut spectrum (corong) dan dengan ini gendang telinga dapat terlihat. Untuk pengkajian yang telah cermat dapat dipakai kaca pembesar. 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang menurut (Thane, 1993) adalah : a. Audiometric akan menunjukan tuli konduktif b. Rontgenogram akan memperlihatkan sklerosis nyata pada prosesu mastoideus dan sering dapat terlihat kolestetoma. c. Pemeriksaan laboratorium, contoh nanah harus diambil untuk kultur dan tes sensitifitas antibiotika. d. Tes garputala menunjukan adanya kurngnya pendengaran.

I. ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA 1. Nyeri akut NOC - Pain Level NIC 1. Lakukan pengkajian secara kompherensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi) 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Ajarkan teknik mengurangi nyeri dengan nonfarmakologi 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan analgetik jika tindakan nyeri tidak berhasil

berhubungan - Pain Control dengan agen - Comfort Level cedera biologis Kriteria Hasil : - Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari ban). - Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. - Mampu mengenali nyeri (skala, intensits, frekuensi dan tanda nyeri). - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 2. Ansietas - Anxiety self control

1. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 2. Dengarkan dengan penuh perhatian 3. Identifikasi tingkat kecemasan

berhubungan - Anxiety level dengan perubahan status kesehatan - Koping Kriteria Hasil : - Klien mampu mengudentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas - Mengidentifikasi, mengungkapkan dan

4. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi

menunjukkan tehnik untuk 5. Instruksikan pasien dengan mengontrol cemas -Vvital sign dalam batas normal - Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan 3. Defisiensi - Knowledge : disease 1. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anfis. 2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat. 3. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat. 4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit. 5. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
10

menggunakan teknik relaksasi

pengetahuan process berhubungan - Knowledge : health dengan keterbatasan kognitif behavior Kriteria Hasil : - Pasien dan keluarga mampu menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan. - Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar. - Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijjelaskan perawat/tim

kesehatan yang lain.

melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.

11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Penyebab terbesar otitis media supurative chronis yang berkembang menjadi mastoiditis adalah infeksi campuran bakteri dari meatus auditoris eksternal seperti staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.Coli dan aspergillus. Oraganisme dari nasofaring diantaranya

streptococcus viridans ( streptococcus A hemoliticus dan pneumococcus). Manifestasi klinik dari mastoiditis adalah nyeri telinga, otore (keluar cairan dari dalam telinga), demam nyeri tekan, kemerahan dan penebalan sekitar prosesus mastoideus. Dan biasanya pada pemeriksaan telinga

menunjukan banyak secret purulen dan perforasi membrane timpani. Komplikasinya adalah meningitis, paralisis wajah, abses otak, gangguan pendengaran sensori neural.

B. SARAN Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa saya dari penulis menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Penulis menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengambil satu referensi dari makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis menyadari bahwa makalah ini hanya mengambil referensi dari beberapa sumber saja.

12

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Francis, Mary moorhouse, dkk. 1996. Buku Rencana Asuhan Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Donna. 1995. Medical Surgical Nursing, 2nd Edition. WB Saunders. Iskandar, H. Nurbaiti,dkk 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Mukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. Laboratorium Ilmu Penyakit THT, FK UNAIR. Surabaya. http://www.wikipedia.com

13

Anda mungkin juga menyukai