Anda di halaman 1dari 4

Hiperplasia Endometrium

Definisi Hiperplasia endometrium merupakan keadaan patologis pada endometrium proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak teratur (ireguler) serta memiliki rasio kelenjar-stroma yang meningkat.

Epidemiologi Hiperplasia endometrium biasanya ditemukan pada ras kulit putih. Dimana keadaan ini dapat menyerang wanita pada reproduktif, namun lebih banyak pada wanita postmenopause. Pada suatu penelitian di Indonesia ditemukan 140-143 per 100000 wanita postmenopause (usia 52-54 tahun). Namun, insidensi semakin menurun setiap tahunnya.

Etiologi Merupakan estrogen-dependent disease Ketidakseimbangan kadar estrogen dan progesteron. Dapat berupa estrogen (baik endogen maupun eksogen) meningkat atau rendahnya atau tidak adanya progesteron)

Faktor Resiko Faktor menstruasi : o Menarche dini (<12 tahun) o Menopause lambat (> 52 tahun) o Nuliparitas Pada kondisi ini diperkirakan terjadi peningkatan paparan kumulatif estrogen oleh karena total jumlah siklus menstruasi yang lebih banyak sepanjang hidupnya dan perlu dinilai adanya haid yang teratur berupa siklus haid sebelum adanya perdarahan (minimal 3 siklus terakhir) memiliki interval 21-35 hari dengan lama 2-8 hari dan dapat 16 diperkirakan untuk haid tanggal berikutnya. Obesitas Pada obesitas, jaringan lemak dan depositnya di perifer merupakan sumber utama aromatase, sehingga pada wanita post-menopause hal ini merupakan sumber estrogen dengan adanya konversi androgen di adrenal dan ovarium.

Anovulasi Kondisi anovulasi atau oligoovulasi yang sering bermanifestasi klinis dengan adanya infertilitas mengakibatkan penurunan dan tidak adanya efek peranan progesteron pada endometrium. Hal ini menyebabkan endometrium tidak mengalami perubahan pada gambaran histopatologi dan fungsinya menjadi suatu fase sekresi melainkan akan terstimulasi terus oleh efek mitogenik estradiol (E2) yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari endometrium.

Hiperplasia stroma Hal ini menyebabkan sintesis estrogen yang meningkat dan memacu terjadi hyperplasia endometrium sampai menjadi suatu karsinoma endometrium

Tumor ovarium Tumor ovarium, baik itu primer maupun sekunder, dapat berhubungan dengan peningkatan fungsi ovarium dalam mensintesis estrogen, seperti tumor sel stroma, sel teka dan granulosa.

Stimulasi estrogen eksogen Seperti pemakaian kontrasepsi oral estrogen tanpa progesteron, maka estrogen dalam tubuh akan semakin banyak namu n jumlah progesteron tetap, sehingga akan terjadi ketidakseimbangan estrogen dan progesteron.

Klasifikasi Awalnya tidak ada standar klasifikasi hiperplasia endometrium dan digunakan terminologi seperti hiperplasia adenomatosa, hiperplasia atipia dan karsinoma in situ. Pada tahun 1994, WHO dan International Society of Gynecologic Pathologist membuat satu klasifikasi hiperplasia endometrium berdasarkan ada dan tidaknya gambaran sel atipik dan selanjutnya berdasarkan kompleksitas kelenjarnya yaitu menjadi simpleks dan kompleks Hiperplasia non atipik : - Simpleks - Kompleks Hiperplasia atipik : - Simpleks - Kompleks Hiperplasia non atipik simpleks Kelenjar ireguler dan berdilatasi

Stroma antar kelenjar masih banyak Nukleus epitek kelenjar pseudostratifikasi Nukleus epitel berbentuk oval dan sama

Hiperplasia non atipik kompleks Kelenjar bertumpukkan dan ukuran serta bentuknya ireguler Kelenjar saling berdekatan, namun masih ada sedikit stroma yang memisahkannya Nukleus epitel kelenjar berbentuk oval dan sama

Hiperplasia atipik Kelenjar padat Sel atipik ireguler Stratifikasi inti dengan inti ada yang berbentuk bulat, cigarette cell, dan oval pada epitel kelenjar Sitoplasma pucat Kromatin tersebar sepanjang membrane inti

Patogenesis
Estrogen endogen : - Faktor menstruasi - Obesitas - Anovulasi - Tumor sekresi estrogen Progesteron atau (x) Estrogen eksogen

Endometrium normal

Reseptor estrogen

Memacu protein antiapoptosis (Bcl2)

Mensupresi protein proapoptosis (Bax, Fas-FasL, TNF)

Apoptosis

Proliferasi terus berlanjut

Hiperplasia Endometrium

Anda mungkin juga menyukai