Anda di halaman 1dari 15

PNEUMONIA A.

Pengertian Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Arif, M, 2008) Pneumonia jaringan hematogen 2009) B. Penyebab 1. Virus Influensa 2. Virus Synsitical respiratorik 3. Adenovirus 4. Rhinovirus 5. Rubeola 6. Varisella 7. Micoplasma (pada anak yang relatif besar) 8. Pneumococcus 9. Streptococcus 10. Staphilococcus C. Tanda dan Gejala 1. Manifestasi non sfesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabilitas, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. 2. Gejala umum saluran pernafasan sputum, bawah nafas berupa cuping pekak, batuk, hidung, tremitus takipenu, 3. Retraksi ekspektosis dinding paru adalah melalui ke peradangan saluran bronkus yang S terjadi atau dan pada pernafasan melalui

sampai

(Riyadi.

Sukarmin,

sesak nafas, merintih, dan sianosis dada, perkusi melemah, suara nafas lemah

D. Clinical Pathway

E. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaaan darah menunjukkaan leokositosis dengan predominan PMN atau dapat ditemukan leokopenia yang menandakan prognosis uruk. Dapat ditemukan anemia ringan atau sedang 2. Pemeriksaan radiologis a. Bercak konsolidasi merata pada brongkopneumonia b. Bercak lobaris c. Gambaran bronkopnemonia difus atau infiltrate pada pneumonia stafilakokus 3. Pemeriksaan cairan pleura 4. Pemeriksaan mikrobiologik, dapat dibiak dari specimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru. (Mansjoer, A. 2002) F. Penatalaksanaan Medis 1. Bila dispnea berat berikan Oksigen 2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam. 3. Pengobatan: dan dosis. G. Komplikasi 1. Abses kulit 2. Abses jaringan lunak 3. Otitis media 4. Sinusitis 5. Meningitis purutenta 6. Perikarditis 7. Epiglotis Penicilin 75 Prokain 50.000 unit/kgBB/hari dalam 4 Kloramfenikol mg/kgBB/hari dibagi konsolidasi satu lobus pada pneumonia

H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan: 1. Bersihan jalan nafas inefektif 2. Pola nafas tidak efektif 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan 4. Perubahan suhu tubuh Data Yang Perlu Dikaji: 1. Identitas : cenderung mengalami infeksi virus Anak-anak

dibanding dewasa. Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar Sering terjadi pada bayi & anak Banyak Kematian 2. Keluhan utama Sesak napas. 3. Riwayat keperawatan sekarang : Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada (anak besar) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun. Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure). 4. Riwayat keperawatan sebelumnya: Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan atas. Predileksi seperti penyakit saluran pernafasan terjadi lain dalam ISPA, influenza sering : < 3 tahun terbanyak bayi < 2 bln.

rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien. 5. Riwayat kesehatan keluarga Tempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar 6. Nutrisi/cairan : Nafsu makan/minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit kering. 7. Pemeriksaan fisik : inspeksi : - Adanya PCH - Adanya sesak napas, dyspnea - Sianosis sirkumoral - Distensi abdomen - Batuk : Non produktif Sampai produktif. Dan nyeri dada palpasi : - Fremitus raba meningkat disisi yang sakit - Hati kemungkin membesar perkusi : Suara redup pada paru yang sakit Rankhi halus Rankhi basah,

auskultasi : Tachicardia. 8. Sistem Pulmonal Subyektif Obyektif sputum

: sesak nafas, dada tertekan, cengeng : Pernafasan batuk penggunaan dan otot perut cuping bantu hidung, pernafasan, Laju ronchii (produktif/nonproduktif), meningkat, stridor,

hiperventilasi, banyak, pernafasan pernafasan

diafragma meningkat,

terdengar

pada lapang paru,

9. Sistem Cardiovaskuler Subyektif Obyektif 10. : sakit kepala : Denyut nadi meningkat, pembuluh

darah vasokontriksi, kualitas darah menurun Sistem Neurosensori Subyektif Obyektif letargi 11. Sistem genitourinaria Subyektif Obyektif 12. Subyektif Obyektif 13. Subyektif Obyektif otot/normal, 14. : : produksi urine menurun/normal, : mual, kadang muntah : konsistensi feses normal/diare. : lemah, cepat lelah : tonus otot paru dan menurun, penggunaan nyeri otot retraksi : gelisah, penurunan kesadaran, kejang : GCS menurun, refleks menurun/normal,

Sistem digestif

Sistem Musculoskeletal

aksesoris pernafasan Sistem Integumen Subyektif Obyektif menurun : : kulit pucat, cyanosis, sekunder), turgor banyak (akibat dehidrasi

keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan I. Diagnosa Keperawatan dan Prioritasnya 1. Bersihan napas 2. Kersusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus 3. Pola nafas tidak efektif berubungan dengan kerusakan pertukaran gas jalan nafas tidak efektifan sekret jalan pada nafas jalan berhubungan dengan penumpukkan

4. Perubahan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 5. Hipertermi berhubungan dengan J. Rencana Keperawatan penyakit yang diderita

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekret pada jalan napas. Karakteristik: pernafasan cepat dan dangkal (RR>35 X per menit), bunyi retraksi otot bantu batuk nafas ronki basah, dada, mengeluh dengan terdapat penggunaan sesak dinding nafas, produktif

nafas,

produksi sputum yang cukup banyak. Tujuan : Anak menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif Kriteria: RR normal, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot-otot pernafsan, tidak mengeluh ada. Intervensi: a. Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dada tidak pernafasan dangkal, smetris bronkus. tekanan dan dan gerakan dada. Raisonal: Takipnea, gerakan dan sempit terjadi Semakin semakin sesak nafas, produksi sputum tidak

karena peningkatan tekanan dalam paru penyempitan dan tinggi

meningkat frekuennsi pernafasan. b. Auskultasi area paru , catat area penurunan atau tidak ada aliran udara Raisonal: Suara terdapatnya pada area mengi mengindikasikan bronkus dengan oleh penyempitan konsolidasi

sputum. Penurunan aliran udara terjadi cairan

krekels

terjadi

pada

area

paru

yang

banyak cairan eksudatnya. c. Bantu pasien latihan nafs dan batuk efektif Raisonal: nafas maksimum dalam memudahkan atau ekspansi nafas dan paru-paru jalan dahak

yang lebih kecil. Batuk cara efektif mempermudah d. Section sesuai indikasi Raisonal: megeluarkan sputum secara mekanik dan mencegah obstruksi jalan nafas. e. Lakukan fisioterapi dada Raisonal: merangsang gerakan mekanik lewat fibrasi dinding keluar. f. Berikan kontra dingin. Raisonal: meningkatkan hangat g. Terapi obat-obatan hidrasi sputum. Air dahak mengurangi kekentalan dan cairan sediknya 1000 air mn/hari hangat (kecuali daripada indikasi). Tawarkan dada supaya sputum mudah pengeluran mengurangi kelelahan akibat batuk.

sehingga mudah untuk melalui inhalasi (nebulizer). Raisonal: h. Memberikan Raisonal:

dikeluarkan. mukolitik

bronkodilator

Mempermudah pengenceran dan pembuangan secret dengan cepat. obat bronkodilator, spasme dahak dan ekspektoran bronkus, mempermudah

mukolitik secara oral (kalau sudah memungkinkan). Mengurangi mengencerkan

pengeluaran dahak melalui silis mukus pada saluran pernafasan. i. Koalborasi pemberian antibiotic. Raisonal : Antibiotik penyebab membunuh mikroorganisme mengurangi sehingga dapat

peningkatan merupakan peradangan.

produksi sebagai

sputum

yang

akibat

timbulnya

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan tekanan kapiler alveolus Karakteristik: dyspnea, sianosis, takipnea dan takikardi, gelisah atau perubahan mental, kelemahan nilai AGD fisik, penurunan kesadaran, PCO2 menunjukkan peningkatan

(normal PCO2 35-45 MmHg, sedangkan pada kondisi asidosis dapat menjadi 70 MmHg) dan peurunan PH (normal PH 7,35-7,45 , kalu asidosis 7,25 mmHg). Intervensi: a. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas. Raisonal: Distress dengan pernafasan dan yang dibuktikan sebagai dyspnea takipnea

indikasi penurunan kemampuamenyediakan oksigen bagi jaringan. b. Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan jaringan sentral. Raisonal: Sianosis vasokontriksi. daun kulit telinga, sekitar kuku membrane menunjukkan sianosis dan hangat) mukosa Sedangkan mulut(membrane

menunjukkan hipoksemia sistemik. c. Kaji status mental dan penurunan kesadaran. Raisonal: Gelisah, mudah terangsang, bingung dan somnolen sebagai petunjuk hipoksemia atau oksigenasi serebral. d. Awasi frekuensi jantung atau irama. Raisonal: Takikardi biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia.

e. Awasi suhu tubuh Raisonal: Demam oksigen seluler. f. Kaji tingkat ansietas, sediakan waktu untuk berdiskusi dengan pasien atau susun bersama jadwal pertemuan. Raisonal: Ansietas psikologi fisiologis Pemberian rasa aman adalah manifestasi dengan dan masalah respon hopoksia. meningkatkan komponen merugikan menurunkan sesuai keyakinan dapat tinggi dan sangat menggangggu meningkatkan dan kebutuhan oksigenasi kebutuhan metabolic

terhadao menurunkan dan efek

psikologis, kebuthan

sehingga

oksigen

dari respon fisiologis. g. Berikan terapi oksigen denga benar. Raisonal: Terapi oksigen mempertahankan PAO2 di atas 60 mmHg (normal PO2 80-100 mmHg). h. Lakukan pemantuan AGD (Analisa Gas Darah) Raisonal: AGD yang menunjukkan indikasi nafas (baik haluaran penurunan PO2 sebagai jaringan. 3. Ketidakefektifan Karakteristik : pola batuk berhubungan produktif nasal, dengan non kerusakan pertukaran gas maupun sesak produktif) demam, nafas, penurunan oksigen

Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, diaporesis, ronchii, cyanosis, leukositosis Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif Kreteria : RR dalam batas normal, suara nafas bersih dan sama pada kedua sisi, suhu dalam batas normal

(36,5 37,2OC). Tidak ditemukan : batuk, Sianosis, haluaran hidung, Retraksi dan diaporesis. Jumlah sel darah putih normal. Rontgen dada bersih Saturasi oksigen 85 % - 100%. : RR, suhu, dan yang suara nafas, Saturasi terhadap diberikan. keadaan tindakan

Intervensi : a. Observasi Rasional: oksigen dan tanda-tanda keefektifan jalan napas. Evaluasi tindakan jalan reassessment akan/telah perkembangan guna pedoman

Memonitoring napas selanjutnya.

b. Kaji fungsi pernapasan (bunyi pernapasan) Rasional: takepneu menunjukkan peningkatan kecepatan pernafasan c. Lakukan fioterapi dada sesuai jadwal. Rasional: Mengeluarkan mencegah d. Berikan Rasional: e. Berikan dan diare). Rasional: Pemberantasan lebih parah kuman guna sebagai faktor proses causa gangguan dan mencegah infeksi yg mempercepat penyembuhan paru. f. Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks. Rasional: Evaluasi terhadap keefektifan oksigen sekresi jalan Melatih nafas, otot obstruksi.

otot pernapasan. yang dilembabkan suplai dan kaji keefektifan terapi Meningkatkan paru antibiotik dan antipiretik dan efek sesuai advis (ruam, kaji keefektifan samping oksigen jaringan

sirkulasi

oksigen,

evaluasi

kondisi

jaringan paru g. Lakukan suction secara bertahap. Rasional: 4 jam Rasional: 4. Perubahan berhubungan vomiting, Evaluasi : berkala kurang dari keberhasilan kebutuhan kalori tubuh terapi/tindakan tim kesehatan nutrisi dengan respiratory distress, anoreksia, sekunder Membantu pembersihan jalan nafas h. Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2

peningkatan

konsumsi

terhadap infeksi. Tujuan : Selama dalam perawatan klien tidak kekurangan kebutuhan nutrisi dengan kriteria : Anoreksia (-), Vomiting (-), Berat badan Normal. Intervensi : a. Idnetifikasi muntah, faktor yang menimbulkan yang banyak, mual atau misalnya sputum sputum akan pengobatan vagus

aerosol, dispnea yang berat, dll. Rasional: meransang nervus sehingga berakibat mual, dispnea, dapat merangsang pusat pusat penagturan makan di mdula obelangata. b. Berikan sesering wadah tertutup untuk atau sputum bantu dan buang mungkin, berikan kebersihan

mulut setelah muntah. Setelah tindakan aerosol dan darinase postural, dan sebelum makan. Rasional: menghilangkan dari tanda bahaya, pasien rasa, bau dan dapat lingkungan

menurunkan mual. c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan Rasional: Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan.

d. Auskultasi Rasional:

bunyi

usus,

Observasi

atau

palpasi

distensi abdomen Bunyi usus mungkin menurun atau tidak ada bila proses infeksi atau berat atau memanjang. akibat e. Berikan makanan paisen) Rasional: f. Kaji dan Dapat meningkatkan input meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali monitoring Untuk dan terus tentang output dan intake nutrisi Rasional: mengetahui output perkembangan sehingga untuk intake dapat tindakan cairan keputusan makan kering Distensi udara abdomen terjadi

menelan porsi

menunjukkan termasuk untuk

pengaruh toksin bakteri pada saluran GI kecildan yang sering (makanan menarik

menentukan selanjutnya.

g. Evaluasi status nutrisi umum. Ukur berat badan dasar Rasional: Adnya atau kondisi kronis (seperti: PPOM, alkohilisme) atau keterbatasan

keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi dan atau lambatnya respon terhadap terapi. 5. Hipertermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat pengatur panas (Hipotalamus) Tujuan: Selama berada di RS, Klien akan merasa nyaman dan tidak cemas dengan kriteria : Klien tidak rewel, klien bisa bermain dengan tenang, anak tidak ketakutan dan anak kooperatif. Intervensi a. Ciptakan situasi / area yang nyaman Rasional: Mengurangi rasa takut klien..

b. Berikan mainan yang sesuai. Rasional: Memenuhi kebutuhan bermain anak, sekaligus menggairahkan anak. c. Berikan cerita-cerita yang lucu dan menarik anak. Rasional: Menciptakan hubungan yang baik denga anak. d. Kaji suhu tubuh (temperature) setiap 2 jam Rasional: mengetahui tingkat perkembangan pasien, tiba-tiba kejang. e. Pantau warna kulit dan suhu Rasional: Sianosis menunjukkan vasokontraksi atau respon tubuh terhadp demam f. Berikan dorongan untuk minum sesuai pesanan Rasional: Peneingkatan suhu tubuh mengakibatkan IWL, yang sehingga keluar banyak daan cairan tubuh harus diimbangai

pemasukan cairannya, g. Lakukan tindakan pendingainan sesuai kebutuhan, misal: kompres hangat Rasional: Demam oksigen seluler h. Anjurkan ruangan Rasional: i. Kolaborasi Rasional: Lingkungan yang sejuk akan membantu menurunkan temperature tubuh untuk pemberian obat antipiretik sesuai kebutuhan mempercepat penurunan suhu tubuh mempertahankan lingkungan yang sejuk seperti memakai selimut dan mempertahankan suhu tinggi dan sangat mengganggu meningkatkan dan kebutuhan oksigenasi kebutuhan metabolik

DAFTAR PUSTAKA Riady, S. dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta

Sylvia A. Price. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 4 Buku 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai