KIMIA ANORGANIK
Disusun oleh:
Kelompok 7
Agus Purnomohadi G84054299
(sisanya ketik sendiri ya?? Aq ga hafal nama lengkap kalian)
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Pendahuluan
Mangan merupakan salah satu unsur yang paling banyak terdapat di dalam
kerak bumi. Bijih mangan yang utama berasal dari pirolusit (MnO2) dan psi-
lomelan (Ba,H2O)2Mn5O10. Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan
seperti besi dengan kilap metalik sampai submetalik, memiliki tingkat kekerasan
antara 2 hingga 6, massa jenis 7.21 g/cm3 pada suhu ruang, massif, reniform,
botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan
yang mengandung oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama
dalam deposit bijih mangan adalah bauksit, manganit, hausmanit, dan lithiofori.
Sumber mangan yang mengandung karbonat adalah rhodokrosit, sedangkan
sumber mangan yang mengandung silika adalah rhodonit. Deposit mangan dapat
dibagi menjadi beberapa tipe, misalnya deposit hidrotermal, deposit sedimenter,
deposit yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, deposit metamorfosis,
deposit laterit, dan akumulasi residu. Salah satu sumber mangan diperlihatkan
pada Gambar 1.
Pemanfaatan mangan di dunia sebagian besar digunakan untuk tujuan
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan
untuk tujuan non-metalurgi antara lain produksi baterai kering, keramik dan gelas,
dan kimia. Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun
terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut
terdapat di Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Mangan tersebar di seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi mangan tertinggi
terdapat di hati, kelenjar tiroid, pituitari, pankreas, ginjal, dan tulang. Jumlah total
mangan pada laki-laki yang memiliki berat 70 kg sekitar 12-20 mg. Jumlah
pemasukan harian sampai saat ini belum dapat ditentukan secara pasti, meskipun
demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah minimal sekitar 2.5
hingga 7 mg mangan per hari dapat mencukupi kebutuhan manusia.
Gambar 1 Salah satu bijih mangan, yaitu psilomelan (Ba,H2O)2Mn5O10.
Karakteristik Mangan
Aspek Fisik
Mangan berwarna putih keabu-abuan dan bersifat keras namun rapuh.
Mangan sangat reaktif secara kimiawi dan terurai dengan air dingin secara
perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak lakur yang penting.
Kandungan mangan dalam baja dapat meningkatkan kualitas tempaan baik dari
segi kekuatan, kekerasan, dan kemampuan pengerasan. Campuran mangan,
aluminium, bismut, dan sejumlah kecil akan membentuk lakur yang bersifat
feromagnetik. Logam mangan murni terdapat dalam bentuk alotropik dengan
empat jenis. Salah satunya adalah jenis alfa yang stabil pada suhu luar biasa
tinggi. Mangan jenis gamma dapat berubah menjadi alfa pada suhu tinggi,
Mangan juga memiliki sifat fleksibel, mudah dipotong, dan ditempa.
Aspek Kimia
Mangan (II) d5
Sebagian besar larut di dalam air, penambahan gas oksigen pada larutan
Mn2+ menghasilkan hidroksida berupa gelatin putih dalam udara yang cepat
Dalam basa sangat kuat dan dengan MnO4 berlebih menghasilkan ion manganat
−
MnO4 + e→ MnO4
− 2=
berlebih
MnO4 +8OH +5e→ Mn +4H2O
− − 2+
Mineral mangan tersebar secara luas dalam bentuk seperti oksida, silikat,
karbonat. Adanya senyawa mangan di dasar lautan merupakan sumber mangan
dengan kandungan 24 %, bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan
yang lebih sedikit. Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia,
Brazil, Australia, Afrika Selatan, Gabon, dan India. Irolusit dan rhodokhrosit
adalah mineral mangan yang paling banyak dijumpai. Logam mangan diperoleh
dengan mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, dan aluminum
ataupun dengan proses elektrolisis.
Tabel 1 Beberapa ciri mangan
Ciri
Jari-jari atom 1.35 Å
Volume atom 7.39 cm3/mol
Massa atom 54.938
Jari-jari kovalensi 1.17 Å
Struktur kristal Cubic body center
Massa jenis 7.44 g/cm3
Konduktivitas listrik 0.5 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegatifitas (skala Pauling) 1.55
Konfigurasi elektron [Ar]3d5 4s2
Entalpi pembentukan 14.64 kJ/mol
Entalpi penguapan 219.74 kJ/mol
Konduktivitas kalor 7.82 Wm-1K-1
Kapasitas kalor 0.48 Jg-1K-1
Titik lebur 1518 K
Titik didih 2235 K
Potensial ionisasi 7.435 V
Bilangan oksidasi 7, 6, 4, 3, 2
Pemanfaatan Mangan
Logam Mn merupakan logam penting dalam sistem biologi makhluk hidup.
Mangan, kalsium, dan fosfor bersama-sama membentuk sistem tulang dan gigi.
Mangan bermanfaat dalam pembentukan hemosianin dalam sistem darah dan
enzimatik pada hewan air. Mn tidak bersifat racun dan merupakan logam
essensial, diserap oleh tubuh hewan air dalam bentuk ion, pada tubuh hewan,
logam tersebut berikatan protein dan akan dikeluarkan jika kadarnya di dalam
tubuh terlalu banyak. Jumlah Mn dalam tubuh hewan sangat kecil, konsentrasi
paligh tinggi ditemukan pada tulang,hati, ginjal,pankreas.
Sebagian besar mangan terdapat di dalam mitokondria. Mangan
mengaktifkan banyak enzim, misalnya hidrolase, transferase, kinase, dan
dekarboksilase. Mangan merupakan konstituen beberapa enzim. Salah satu
metaloenzim mangan yang paling dikenal adalah piruvat karboksilase, yaitu
enzim yang mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Beberapa enzim lainnya
termasuk arginase, yang terlibat di dalam perubahan asam amino arginin menjadi
urea, dan superoksida dismutase (SOD) mitokondria. Sebagian besar struktur dan
fungsi mitokondria dipengaruhi oleh keadaan mangan. Mangan mengaktifkan
enzim-enzim yang terkait dengan metabolisme asam lemak dan sintesis protein
serta terlibat dalam fungsi neurologis.
Mangan juga berfungsi mengatur sistem enzim dalam metabolisme
karbohidrat dan nitrogen. Mangan memiliki peran yang sangat penting untuk
pembentukan klorofil. Tanpa mangan, tanaman tidak dapat melakukan fungsi
selnya (Anonim, 2004a). Mangan digunakan tanaman dalam bentuk kationnya. Ini
merupakan aktivator untuk beberapa macam enzim di dalam proses pertumbuhan
tanaman dan membantu besi di dalam pembentukan klorofil selama fotosintesis.
Konsentrasi mangan yang tinggi barangkali dapat menahan penyerapan besi pada
tanaman. Mangan biasanya digunakan bersama-sama seng dalam larutan encer.
Jeruk dan tanaman buah-buahan yang lain sering diberi perlakuan dengan
suplemen mangan dalam bentuk mangan sulfat. Penambahan suplemen mangan
diperlukan jika tanaman mengalami kekurangan unsur ini (Trotter 2001).
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) juga digunakan sebagai pendepolarisasi
pada sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada
kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam
pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan.
Toksisitas Mangan
Laporan mengenai toksisitas mangan secara oral relatif jarang. Toksisitas
mangan lebih sering diakibatkan oleh paparan kronis para pekerja pabrik besi dan
baja, penambangan bijih mangan, pengelasan, pabrik kimia, baterai sel kering, dan
industri bahan bakar minyak. Laporan pertama mengenai toksisitas mangan dibuat
oleh Couper pada tahun 1837. Ia menjelaskan keadaan yang mirip dengan
kelumpuhan pada pekerja penggilingan pirolusit. Perhatian yang lebih besar
terhadap toksisitas mangan tumbuh pada tahun 1930-40an setelah munculnya
laporan mengenai kondisi yang sama pada beberapa penambang.
Gejala keracunan mangan dapat dideskripsikan dalam tiga tingkatan.
Keracunan ringan mengakibatkan psikosis dan mencakup gejala-gejala berikut:
astenia, anoreksia, insomnia, sakit pada otot, kegembiraan, halusinasi, gangguan
ingatan, dan perilaku kompulsif. Gejala-gejala keracunan tingkat sedang
mencakup gangguan berbicara, bergerak dengan canggung (kikuk), gaya berjalan
tidak normal, keseimbangan yang buruk, hiperefleksia pada anggota tubuh bagian
bawah, dan gemetar. Gejala keracunan tingkat berat memiliki kesamaan dengan
Parkinson disease. Mekanisme neurotoksisitas mangan terjadi karena degenerasi
neuronal pada berbagai area di otak dan kelainan neurotransmitter. Faktor-faktor
yang mungkin meningkatkan kerentanan terhadap toksisitas mangan antara lain
defisiensi besi, alkoholisme, infeksi kronis, dan penurunan ekskresi. Reduksi
toksisitas mangan, selain pengurangan paparan, dapat dibantu dengan
penambahan nutrien antagonis seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Beberapa nutrisi yang bersifat antagonis terhadap fungsi logam Mn di
dalam tubuh.