4.1 PENDAHULUAN..............................................................................VI-1 4.2 ANALISA PENAMPANG KOLOM...................................................VI-1 4.3 TITIK PUSAT PLASTIS PENAMPANG TIDAK
IV-2
!ambar ".# $iagram %egangan dan &egangan penampang dengan beberapa baris tulangan.
IV-3
!ambar diatas menunjukan kolom mempunyai beberapa baris tulangan baja, yaitu dari As1 yang paling jauh dari sisi tekan, kemudian As2 dan seterusnya sampai Asi. Setiap bagian dari penampang kolom mempunyai besaran regangan yang berbeda-beda, dari regangan s1 untuk baris tulangan As1 sampai dengan
si untuk baris tulangan Asi, dan juga serat terluar beton tekan yang diasumsikan
telah men'apai titik runtuh dengan regangan tekan runtuhnya 'u ( ).))*.
Seperti pada modul sebelumnya, pada diagram interaksi terdapat titik-titik utama kur+a yang menentukan kondisi batas keruntuhan baik itu keruntuhan seimbang, tekan dan tarik. ,ntuk menghitung kekuatan kolom Pn dan Mn pada titik-titik batas keruntuhan tersebut, maka perlu dihitung lebih dahulu gaya-gaya dalam beton. Analisa penampang pada gambar diatas, menghasilkan persamaanpersamaan yang akan digunakan untuk membuat diagram interaksi, antaralain, Le !" #!$%& 'e $!(, dengan perbandingan segitiga pada distribusi regangan gambar ".#, didapat,
cu c = d1 s1 cu
(".#)
$engan menentukan nilai regangan tekan beton men'apai titik han'ur 'u ( ).))*, maka persamaan diatas menjadi,
0.003 d1 c= 0.003 Z y
(".-)
. merupakan /aktor pengali sembarang, dimana jika . positi/ menunjukan regangan tekan tulangan As# . negati/ menunjukan regangan tarik tulangan As#
,ntuk mendapatkan garis kur+a keruntuhan pada diagram interaksi, nilai . bisa diambil 0-, 0#.1, 0).21, 0).1, 0).-1, ), -).-1, -).1, -).21, -#, -- dan seterusnya, misal untuk .( -# maka nilai regangan adalah -#y berarti baja tarik telah meleleh. Sehingga dapat pula disimpulkan,
IV . 3 -#, menuju nilai positi/, regangan tulangan pada daerah "e$)' )*!' e"!'. . 4 -#, menuju nilai lebih negati/, regangan tulangan pada daerah "e$)' )*!' !$%". Re#!'#!' )(!'#!' )' )" +!$%& &e(!',) '-! ,
c di si = 0.003 c
$imana
(".*)
&%
adalah kedalaman baja tulangan terhadap serat terluar sisi tekan. Te#!'#!' )(!'#!' +!,! untuk setiap barisnya pada penampang kolom adalah,
f si = si E s
untuk f y f si f y
(".")
5ila fsi . fy atau fsi / -fy, maka fsi ( fy atau fy, atau untuk lebih jelasnya apabila baja tulangan telah men'apai titik leleh atau mele ati titik leleh maka fsi ( fy atau fy. G!-! e"!' +e 0'
Cc = 0.85 f c' ab a = 1c
(".1)
$iaman a adalah tinggi tegangan eki+alen beton yang harganya adalah (".6)
IV-5
Fsi = f si Asi
jika a > d i , maka gaya pada tulangan baja adalah
(".2)
(".7)
K!1!&% !& +e+!' !"&%!( "0(03 adalah penjumlahan gaya-gaya yang bekerja pada beton kolom, yaitu,
Pn = Cc + Fsi
i =1
(".9)
K!1!&% !& 303e' '03%'!( :apasitas momen yang dihasilkan dari keseimbangan momen gaya-gaya dalam beton terhadap titik pusat plastis dimana untuk penampang simetris akan berimpit atau sama dengan titik pusat/sumbu kolom, yaitu,
h a n h M n = Cc + Fsi di 2 2 i =1 2
(".#))
Persamaan diatas untuk panampang kolom simetris, untuk penampang yang tidak simetris, dengan mengganti d/- dengan y yaitu jarak titik pusat plastis ke sisi terluar serat tekan, persamaan menjadi
!
IV-"
! n ! a M n = C c y + Fsi y d i 2 i =1
(".##)
4.3 TITIK PUSAT PLASTIS PENAMPANG TIDAK SIMETRIS U' )" 1e'!31!'# &%3e $%&4 1)&! 1(!& %& +e$%31% 2e'#!' 1)&!
1e'!31!'# "0(03, untuk penampang non simetris, perhitungan titik plastis seperti 'ontoh diba ah ini,
IV-%
Panjang lengan terhadap serat tekan paling atas y1 =10 cm , panjang lengan C c1 y 2 = 35 cm panjang lengan C c 2 y 3 = 2 cm panjang lengan Fs Momen terhadap serat tekan paling atas adalah Pn y = 30",000 x10 + 229,500 x35 + 110,103 x 2 Pn y =13,%3 ,9%2 " 5,"03 y =13,%3 ,9%2 y = 21,2%5 cm
! ! ! !
4.4 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM INTERAKSI 1. H% )'# "!1!&% !& +e+!' !"&%!( P0
0.003 d1 c= 0.003 Z y
a = 1c , dimana
IV-8
2.3 H% )'# $e#!'#!' )(!'#!' +!,! )' )" &e %!1 +!$%& % 6 14 24 3...
c di si = 0.003 c
-." ;itung tegangan tulangan setiap baris i
f si = si E s
untuk f y f si f y
Fsi = f si Asi
jika a > d i , maka gaya pada tulangan baja adalah
Cc = 0.85 f c' ab
G!-! 1!2! )(!'#!' +!,! 8ika a < d i , maka gaya pada tulangan baja adalah
Fsi = f si Asi
jika a > d i , maka gaya pada tulangan baja adalah
Pnb = C c + Fsi
i =1
2.7 H% )'# "!1!&% !& 303e' M'+ Panjang lengan gaya dalam dihitung dari titik pusat plastis kolom atau sumbu penampang kolom ke titik kerja gaya-gaya dalam beton. U' )" 1e'!31!'# &%3e $%&
IV-9
n h a h M nb = C c + Fsi d i 2 2 i =1 2
$imana y yaitu jarak titik pusat plastis ke sisi terluar serat tekan, persamaan menjadi
3. H% )'# P' 2!' M' 1!2! "0'2%&% "e$)' )*!' e"!' $engan mengikuti langkah-langkah perhitung Pnb dan Mnb diatas, maka dapat dihitung Pn dan Mn pada kondisi keruntuhan tekan dengan mengambil nilai . 3 -#, misal . ( ), ).1, ).21, #, dan seterusnya. Ambil minimal dua untuk dapat terlihat bentuk kur+a 4. H% )'# P' 2!' M' 1!2! "0'2%&% "e$)' )*!' !$%" Seperti pada langkah ke-* diatas, kita dapat menghitung Pn dan Mn pada kondisi keruntuhan tarik, dengan mengambul nilai . 4 -#, misal -#.1, --, -*, -" dan seterusnya. Ambil minimal dua agar dapat terbentuk kur+a pada keruntuhan tarik
IV-10
!ambar .".* , $iagram interaksi 'ontoh hasil perhitungan. 5. H% )'# "!1!&% !& !"&%!( P 1!2! &!! !$%" 3)$'% $engan asumsi beton telah han'ur semua dan kekuatan kolom hanya bergantung pada kuat tarik murni baja tulangan, maka kuat murni tarik baja tulangan dihitung dengan persamaan,
n
Pnt = f y Asi
i =1
$imana Asi adalah luas tulangan baja untuk setiap baris i pada kolom.
4.5 TINJAUAN KASUS Apabila diketahui suatu penampang kolom seperti gambar berikut,
IV-11