Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MEMBRAN SEL
A. PENDAHULUAN
Membran sel dikenal dengan nama membran biologis,
meliputi membran plasma atau plasmalemma dan membran
sejumlah organel yang terdapat di dalam sel. Hingga saat ini
dikenal sejumlah model membran, antara lain model membran
menurut Overton, Model membran menurut Plowe, Model
membran menurut E. Gorter dan F. Grendel (1925), Model
membran menurut J.F. Danielli dan E.N. Harvey, Model
Membran Menurut J. Danielli dan H. Davson (1935), Model
membran menurut Robertson, dan Model membran menurut
Singer dan Nicolson (1972). Model membran yang dianut saat
ini adalah Model membran menurut Singer dan Nicolson atau
model membran mosaic cair.
Membran plasma membatasi isi sel dari lingkungan luarnya.
Secara umum membran sel terdiri dari senyawa-senyawa
lipida, protein dan karbohidrat. Selain sebagai pembatas,
membran sel juga berfungsi sebagai Protein membran memiliki
berbagai macam fungsi, antara lain: (i) Melekatkan membran
pada sitoskeleton tau rangka sel, (ii) Membentuk junction
(pertemuan) diantara dua sel yang bertetangga, (iii) Sejumlah
protein membran berperan sebagai enzim, (iv) sejumlah protein
membran berfungsi sebagai resptor permukaan bagi peruruh-
psuruh kimia dari sel-sel lain, dan (v) beberapa protein
membran mem-bantu pergerakan subtansi-subtansi melintasi
membran (Anonim, 2007)
Membran sel memiliki peranan yang sangat penting dalam
transpor berbagai molekul, baik mikromolekul mau-pun
makromolekul. Transpor mikromolekul dapat berlang-sung
secara pasif, misalnya melalui difusi, difusi terbantu dan
MEMBRAN SEL 97
osmosis dan dapat pula berlangsung secara aktif. Transpor
makromolekul dapat berlangsung secara endositosis,
eksositosis, dan pertunasan. Ciri khas transport makromolekul
adalah subtansi atau materi yang diangkut selalu dikemas
dalam suatu vesikula yang berbatas membran.
98 MEMBRAN SEL
Gambar-5.1 Tetes lipida pada permukaan air menurut
Langmuir
MEMBRAN SEL 99
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20Presentation
%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20Presentation
%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
a. Fosfolipida
Fosfolipida pada umumnya mengandung gliserol. Gugus
hidroksil 1 dan 2 diesterifikasi dengan asam lemak dengan
rentang karbon 12-24. Esterifikasi dengan rentang karbon 16
dan 18 paling umum dijumpai pada hewan berdarah panas.
Suatu kelompok fosfat terikat secara kuat pada posisi karbon 3,
dan pada posisi tersebut ia dapat berikatan dengan salah satu
molekul seperti residu kolin, serin, etaol amin atau inositol.
Fosfolifida meliputi (i) asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol, (ii)
fosfatidilkolin, (iii) fosfatidiletanolamin, (iv) fosfatidil-inositol, dan
(v) fosfati-dilserin.
M. Membran
Fosfo- M. M.RE M. Liso-
Plas- M.BG Mitokondria
lipida Inti G som
ma Dalam Luar
Fosfatidil- 34,9 61,4 60,9 45,3 45,4 49,7 33,5
kolin
Fosfatidile- 18,5 22,7 18,6 17,0 25,2 23,2 17,9
tanolamin
Fosfatidili- 7,3 8,6 8,9 8,7 5,9 12,6 8,9
nositol 9,0 3,6 3,3 4,2 0,9 2,2 8,9
Fosfatidil-
serin 4,8 - - - 2,1 2,5 -
Fosfatidil- 4,4 1,0 1,0 - 0,7 1,3 6,8
gliserol sedikit - - - 17,4 3,4 6,8
Asam
fosfalipid 3,3 1,5 4,7 5,9 - - -
Kardiolipin
Lisofosfati- - - - 6,3 - - -
dilkolin 17,7 3,2 3,7 2,3 2,5 5,0 32,9
Lisofosfa-
tidiletano-
lamin
Sfingomi-
elin
c. Glikolipida
Glikolipida mengandung seramida dan galaktosa. Oleh
sebab itu, sfingolipida dapat dikelompokkan ke dalam
glikolipida. Glikolipida sederhana hanya mengandung
galaktosa, asam lemak dengan berat molekul besar, dan
sfingosin atau serebrosida. Masing-masing serebrosida
dibedakan oleh jenis asam lemak dalam molekulnya.
C.3. Karbohidrat
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau
lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida
merupakan kumpulan berbagai jenis unit-unit monosakarida
yang berbeda seperti gula-gula sederhana D-glukosa, D-
galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan
sebagainya. Karbo-hidrat ini memegang peranan penting dalam
berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan.
Karbo-hidrat pada membran plasma merupakan hasil sekresi
sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk
glikokaliks. Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel
normal atau abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya.
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20
Presentation%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20
Presentation%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20
Presentation%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
Sumber : http://www.glenbrook.k12.il.us/gbssci/bio/apbio/HTML%20
Presentation%20folder3/chap%208/Lecture%203,%20Ch.%208.ppt
F. SPESIALISASI MEMBRAN
Sumber : http://www.easternct.edu/depts/edu/units/tissues.ppt.
Gambar-5.27 Silia
Sumber : http://www.easternct.edu/depts/edu/units/tissues.ppt.
1) Zonula ocludens
Zonula atau sabuk bila tautan melingkari seluruh sel.
Zonula ocludens adalah taut kedap yang meluas
mengelilingi permukaan apikal sel, sehingga tampak
menyerupai sabuk. Zonula ocluden tersusun atas kom-
ponen-komponen berupa partikel-partikel protein dari
pasing-masing membran sel yang saling berhubungan dan
bertautan. Zonula ocludens berfungsi (i) sebagai penutup
pada bagian apikal dari ruang intersel sehingga molekul-
molekul yang larut dalam air tidak bisa lewat, (ii) sebagai
perekat diantara sel-sel yang bersebelahan sehingga
memungkinkan organ yang dibentuk oleh sel-sel ini dapat
meregang tanpa terjadi kerusakan sel atau ruang intersel.
(iii) sebagai barrier untuk mencegah terjadinya diffusi
protein dari luar sel (pada permukaan apikal) ke daerah
baso lateral ruang intersel atau sebaliknya. Zonula ocludens
dijumpai pada sel-sel epitel usus halus.
2) Fasia ocludens
Fasia atau pita bila tautan hanya menempati dae-rah
kecil pada permukaan sel atau dinding lateral sel. F.
ocludens mirip dengan Z. ocludens, namun bentuknya
berbeda, dimana pada fasia ocludens berbentuk pita
terputus-putus. Fasia ocludens dijumpai pada sel-sel
endotel yang melapisis pembuluh darah, kecuali kapiler
darah pada otak, sel-sel endotelnya dilekatkan oleh z.
ocludens. Dengan perlekatan yang terputus-putus ini, maka
sel endotel kapiler darah memungkinkan terben-tuknya
cairan jaringan dan keluarnya leukosit dari kapiler (f.
ocludens membatasi pori-pori kapiler)
b. Adhering Junction
Merupakan tipe tautan sel yang tersebar luas dalam
jaringan yang mengikat sel sel yang bersebelahan dengan
sangat erat dimana unit-unit struktural seperti sitoskeleton,
membran sel dan matriks ekstraselluler ikut terlibat
mengadakan hubungan. Pada Adhering junction disusun atas
dua jenis protein yaitu (i) intercelluler attachment protein yang
menghubungkan elemen spesifik dari sitoskeleton. Baik
filamen aktin maupun filamen intermediat dengan kompleks
tautan, (ii) transmembran linker yang merupakan glikoprotein
interseluler yang berbentuk filamen yang saling menganyam.
Adherins junction berfungsi (i) untuk mengatur lumen dan
luas permukaan sel (ii) memelihara ketegangan membran sel,
dan (iii) mengatur konstraksi bagian apikal sel. Adhering
junction banyak dijumpai pada jaringan tubuh yang secara
subjektif banyak mengalami tegangan mekanis yang berat
seperti jantung, epitel kulit, dan epitel leher rahim. Adhering
junction dibedakan atas tiga yaitu:
3) Hemidesmosom
Hemidesmosom merupakan struktur yang terben-
tuk apabila terjadi tautan antar sel dengan membran
basalis. Terlihat hanya setengah desmosom yang ter-
bentuk
Gambar-5.31 .....................................
c. Gap Junction
Merupakan hubungan antar sel yang paling ba-nyak
tersebar pada jaringan tubuh. Dengan mikroskop elektron
tampak adanya celah sebesar 3 nm yang menghubungkan dua
sel yang bersebelahan. Celah ini menyebabkan ion-ion
anorganik dan molekul-molekul kecil yang larut di dalam air
dapat lewat secara langsung dari sitoplasma dari satu sel ke sel
Sumber : http://www.easternct.edu/depts/edu/units/tissues.ppt.