Anda di halaman 1dari 23

SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DAN TAMPAK (VISIBLE) A. Radiasi Elektro a!

"etik Radiasi Elektromagnetik, yang mana sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan salah satunya, dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Beberapa istilah dan hubungan digunakan untuk menggambarkan gelombang ini. Panjang gelombang merupakan jarak linier dari suatu titik pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan pada gelombang yang berdekatan.

Dimensi panjang gelombang adalah panjang (L) yang dapat dinyatakan dalam entimeter ( m), atau yang lebih umum adalah dalam unit!unit berikut " # angstrom # nanometer (nm) $ #%!& m $ #%!#% m $ #%!' m $ #%!( m $ # milimikron (m)) $ #% * (#% angstrom) # mikrometer (m)) $ #%!+ m $ #%!, m $ # mikron ()) -atuan nanometer (nm) saat ini dipilih daripada satuan yang pemakaiannya lebih kuno yakni milimikron (m)). .uru/ latin lamda (0) merupakan symbol yang umum digunakan untuk panjang gelombang (Rohman, 1%%').

2rekuensi merupakan banyaknya gelombang yang mele3ati suatu titik tertentu dalam satuan 3aktu. Dimensi /rekuensi adalah seper 3aktu (4 !#) dan satuan yang digunakan biasanya detik!#. -atuan /rekuensi juga dapat dinyatakan sebagai putaran perdetik atau .ert5 (.5). 2rekuensi biasanya disimbolkan dengan huru/ latin nu (6). Bilangan gelombang merupakan seper panjang gelombang (#70) sehingga satuannya adalah #7panjang. 8ika panjang gelombang dinyatakan dengan m!# (Rohman, 1%%'). 9da hubungan antara energi yang dimiliki radiasi elektromagnetik, /rekuensi, dan panjang gelombang yang bersangkutan " E $ h 6 .......................................................................(#%!#) 6$
c

.........................................................................(#%!1)

Dengan menggabungkan persamaan (#%!#) dan (#%!1) maka akan diperoleh persamaan berikut " E$ ;ang mana " E $ Energi radiasi ahaya h 0 $ tetapan plan k yang harganya +,+1+ < #%!:, joule $ ke epatan ahaya yang harganya 1,((& < #%#% ms!# $ panjang gelombang (Rohman, 1%%'). =arna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. -inar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. -inar pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik) dapat dipilih dari sinar putih (sebagai ontoh dengan alat prisma). =arna!3arna yang dihubungkan dengan panjang gelombang diringkas pada tabel. Pada kolom ketiga dari tabel ini disebutkan juga 3arna komplementer, yang mempunyai makna sebagai berikut " jika salah satu komponen 3arna putih dihilangkan (biasanya dengan absorpsi) maka sinar yang dihasilkan akan nampak sebagai komplemen 3arna yang diserap tadi. 8adi jika 3arna biru (,>% sampai ,&% nm) dihilangkan
hc

........................................................................(#%!:)

dari sinar putih tersebut (atau 3arna biru diabsorbsi) maka radiasi yang dihasilkan adalah 3arna kuning (Rohman, 1%%'). 4abel #. .ubungan antara 3arna dengan panjang gelombang sinar tampak =arna yang Panjang gelombang ,%% ? ,:> nm ,>% ? ,&% nm ,&% ? ,(% nm ,(% ? >%% nm >%% ? >+% nm >+% ? >&% nm >&% ? >(> nm >(> ? +#% nm +#% ? '>% nm B. S#ektr$ A%sor#si =arna yang diserap @ngu (lembayung) Biru Biru kehijauan .ijau kebiruan .ijau .ijau kekuningan Auning Brange Cerah diamati73arna komplementer .ijau kekuningan Auning Brange Cerah Cerah anggur @ngu (lembayung) Biru Biru kekuningan .ijau kebiruan

-pektro/otometer dapat digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorpsi 7diteruskan. 8ika radiasi yang monokromatik mele3ati larutan yang mengandung 5at yang dapat menyerap, maka radiasi ini akan dipantulkan, diabsorpsi oleh 5atnya dan sisanya ditransmisikan. D% $ D r E D a E D t Pengaruh Dr dapat dihilangkan dengan menggunakan blanko7kontrol sehingga " D% $ D a E D t (.armita, 1%%+) Lambert dan Beer telah menurunkan se ara empirik hubungan antara intensitas ahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi 5at (.armita, 1%%+)

.ukum Lambert ? Beer " 9 $ log $F.b. $a.b.

Dimana " 9 " serapan D% " intensitas sinar datang Dt " intensitas sinar yang diteruskan F " absorbtivitas molekuler (mol. m. Dt!#) a " daya serap (g. m. Dt!#) b " tebal larutan 7 kuvet " konsentrasi (g. Dt!#. mg. ml!#) (.armita, 1%%+) Penyimpangan!penyimpangan .ukum Beer " Pada konsentrasi rendah, gra/ik hubungan dari serapan dengan konsentrasi biasanya merupakan garis lurus. Pada konsentrasi yang lebih tinggi kurva ini dapat membelok ke arah absis atau ordinat. Penyimpangan ini disebabkan oleh kondisi per obaan yang tidak dipenuhi lagi, yaitu " #. Gahaya tidak ukup monokromatis 1. Gahaya sampingan (stay radiation) mengenai detektor :. Aepekaan detektor berubah ,. Dntensitas sumber ahaya dan ampli/ier dari dete tor berubah!ubah karena tegangan tidak stabil. >. Pada desiasi!asosiasi keseimbangan kimia berubah, misalnya pada perubahan p. larutan +. Larutan ber/luoresensi '. -uhu larutan berubah selama pengukuran. -eperti diketahui bah3a Beer hanya berlaku untuk ahaya monokromatis. Dalam praktek hal ini sukar dipenuhi karena derajat kemonokromatisan ditentukan oleh lebar elah yang digunakan. Cakin ke il lebar elah, makin monokromatis ahaya yang diperoleh, akan tetapi intensitas ahaya yang mengenai dete tor juga makin ke il sehingga kepekaan berkurang (.armita, 1%%+). &. Pe"'era#a" Radiasi ole( Molek$l

-emua molekul mempunyai energi yang dapat digambarkan menjadi beberapa /enomena. (#) Colekul se ara keseluruhan dapat bergerak yang kejadian ini disebut dengan translasi H energi yang berhubungan dengan translasi disebut dengan energi translasional, Etrans (1) Bagian molekul (atom atau sekelompok atom) dapat bergerak karena berkenaan satu sama lain. Ierakan ini disebut dengan vibrasi dan energinya dinamakan dengan energy vibrasional, Evibr (:) Colekul dapat berotasi pada sumbunya dan rotasi ini dikarakterisasi dengan energy rotasional, Erot (,) Di samping bentuk gerakan!gerakan tersebut, suatu molekul memiliki kon/igurasi elektronik, dan energinya (energi elektronik) tergantung pada keadaan elektronik molekul (Rohman, 1%%'). Energi suatu molekul merupakan jumlah dari komponen!komponen energi translasional, vibrasional, rotasional, dan elektronik " E $ EtransE Evibr E Erot E Eelek (Rohman, 1%%'). Cenurut teori mekanika kuantum, komponen!komponen energi translasional, vibrasional, rotasional, dan elektronik dapat dianggap hanya memiliki nilai tertentu pada suatu molekul tertentu H dan energi!energi ini dikatakan terkuantisasi. Level energi Etrans, Evibr, Erot , dan Eelek berhubungan erat dengan struktur molekulnya. Aita dapat mengharapkan bah3a tidak ada 1 molekul yang mempunyai energi translasional, vibrasional, rotasional, dan elektronik yang identik (Rohman, 1%%'). 8ika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi yang lebih rendah maka beberapa energi akan dilepaskan. Energi ini dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. 8ika suatu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada /rekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristi3a penyerapan oleh molekul. -upaya terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi harus

setara dengan energi /oton yang diserap. -e ara matematis, pernyataan ini dapat diekspresikan dengan " E1 ? E# $ h . v E1 $ energi pada tingkat yang lebih rendah E# $ energi pada tingkat yang lebih tinggi v $ /rekuensi /oton yang diabsorpsi (Rohman, 1%%'). -inar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang ukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian spektra @Jdan spektra tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Aeadaan energi yang lebih rendah disebut dengan keadaan dasar (ground state). 4ransisi!transisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi (Rohman, 1%%'). 4erbentuknya pita spe trum disebabkan oleh terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu ma am pada gugus molekul yang sangat kompleks (Rohman, 1%%'). D. Pe"'era#a" Si"ar UV)Vis ole( Molek$l Penyerapan radiasi sinar ultraviolet dan sinar tampak oleh spesies atom atau molekul (C) dapat dipertimbangkan sebagai proses dua langkah " Proses yang melibatkan eksitasi menjadi panas sesuai dengan persamaan berikut " C E hv CK (Rohman, 1%%'). .asil reaksi antara C dengan /oton (hv) merupakan partikel yang tereksitasi se ara elektronik yang disimbolkan dengan CK. =aktu hidup CK sangat pendek (#%!& ? #%!( detik), dan keberadaannya dapat diakhiri dengan berbagai ma am proses relaksasi. Aebanyakan tipe melibatkan konversi energi eksitasi menjadi energi panas, sesuai dengan persamaan berikut " CK C E panas (Rohman, 1%%').

Penyerapan sinar @J dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi ele tron!elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorpsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul (Rohman, 1%%'). 9da tiga ma am proses penyerapan energi @J dan sinara tampak yaitu " (#) Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan (1) Penyerapan oleh transisi ele tron d dan / dari molekul kompleks (:) Penyerapan oleh perpindahan muatan (Rohman, 1%%'). (#) Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan elktron anti ikatan (ele tron sigma, L H ele tron phi, M H ele tron tidak berikatan atau non!bonding elektron, n) (a) Elektron sigma (L) Brbital molekul ikatan yang menyebabkan terjadinya ikatan tunggal disebut ikatan sigma. Elektron yang menempatinya disebut elektron sigma. Distribusi rapat muatan dalam orbital sigma adalah simetris di sekeliling poros ikatan, sedangkan pada orbital sigma anti ikatan atau sigma star tidak simetris (Rohman, 1%%'). (b) Elektron phi (M) Brbital phi terjadi karena overlapping dua atom p. Distribusi rapat muatan dalam orbital phi adalah sedemikian rupa sehingga sepanjang poros ikatan antara kedua atom terdapat suatu daerha yang disebut dengan daerah nodal (nodal lane) yang dalam daerah ini rapat muatannya rendah (Rohman, 1%%'). ( ) Elektron bukan ikatan (n $ nonbonding elektron) Disebut non!bonding elektron karena elektron tersebut tidak ikut serta dalam pembentukan ikatan kimia dalam suatu molekul (Rohman, 1%%').

Diagram tingkat energi elektronik "

Aeterangan " garis pertama LK , garis kedua MK, garis ketiga n, garis keempat M, dan garis kelima L i. 4ransisi sigma!sigma star (L LK) Energi yang diperlukan untuk transisi ini besarnya sesuai dengan energi sinar yang /rekuensinya terletak di antara @J vakum (kurang dari #&% nm). 8enis transisi ini terjadi pada daerah @J vakum sehingga kurang berman/aat untuk analisis dengan ara spektro/otometri @J!Jis (Rohman, 1%%'). ii. 4ransisi non!bonding elektron ? sigma star (n LK) 8enis transisi ini terjadi pada senya3a organik jenuh yang mengandung atom!atom yang memiliki elektron bukan ikatan (elektron n). Energi yang diperlukan untuk transisi ini lebih ke il disbanding transisi L LK sehingga sinar yang diserappun mempunyai panjang gelombang lebih panjang, yakni sekitar #>%!1>% nm. Aebanyakan terjadi pada gelombang 1%%nm. Nilai O $ #%%!:%%% L. m!#.mol!# (Rohman, 1%%'). iii. 4ransisi n MK dan transisi M MK @ntuk memungkinkan terjadinya transisi jenis ini, maka molekul organik harus mempunyai gugus /ungsional yang tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang diperlukan (Rohman, 9. dan Dbnu I., 1%%&). Perbedaan antara transisi n MK dan transisi M MK adalah "

n MK 9bsorptivitas molar (O) antara #%! #%% L. m!#.mol!# Biasanya, pelarut yang polar menyebabkan pergeseran biru atau hyperso hromi shi/t (pergeseran pita serapan ke arah panjang gelombang yang lebih pendek) Aromo/or!kromo/or organik

M MK 9bsorptivitas molar (O) antara #%%%!#%.%%% L. m!#.mol!# Biasanya, pelarut yang polar menyebabkan pergeseran merah atau batho hromi shi/t (pergeseran pita serapan ke arah panjang gelombang yang lebih panjang) (Rohman, 1%%').

Aromo/or merupakan semua gugus atau atom dalam senya3a organik yang mamapu menyerap sinar @J dan sinar tamapak. Pada molekul organik dikenal pula istilah ausokrom yang merupakan gugus /ungsional yang mempunyai elektron bebas seperti " !B., !B, !N.1, dan !BG.: , yang memberikan transisi n MK. 4erikatnya gugus ausokrom pada gugus kromo/or akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (Rohman, 1%%'). (1) Penyerapan yang melibatkan elektron d dan f Aebanyakan ion!ion logam transisi menyerap di daerah @J dan sinar tampak. @ntuk seri lantanida dan aktanida, proses absorpsi dihasilkan oleh transisi elektronik elektron!elektron ,/ dan >/H sementara itu untuk logam!logam golongan transisi pertama dan kedua, yang bertanggung ja3ab terhadap absorpsi adalah elektron!elektron :d dan ,d (Rohman, 1%%'). (:) Penyerapan karena perpndahan muatan @ntuk penyerapan tujuan karena analisis, perpindahan spesies!spesies muatan yang menunjukkan karena sangat penting

absorptivitas molarnya sangat besar (O P #%.%%% L. m!#.mol!# ) (Rohman, 1%%'). Dengan demikian, senya3a!senya3a kompleks akan memberikan sensiti/itas yang tinggiH dalam artian senya3a!senya3a kompleks mudah dideteksi dan ditentukan kadarnya. Beberapa ion anorganik menunjukkan penyerapan yang disebabkan oleh perpindahan muatan, karenanya kompleks!kompleks ini disebut dengan kompleks perpindahan muatan ( harge!trans/er omple<es). Gontoh kompleks ini yang umum adalah kompleks besi (DDD) dengan tiosinat atau senya3a /enolik, dan besi (DD) dengan o!/enantrolin dan /erisianida (Rohman, 1%%'). E. I"str$ e"tasi S#ektro*oto etri UV)Vis -pekro/otometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 1%%!&%% nm (Rohman, 1%%'). -uatu diagram sederhana spektro/otometer @J!Jis ditunjukkan oleh gambar berikut"

Dengan komponen!komponennya meliputi sumber!sumber sinar, monokromator, dan sistem optik. a. -umber!sumber lampuH lampu deudetrium digunakan untuk daerah @J pada panjang gelombang dari #(%!:>% nm, sementara lampu halogen kuarsa atau

lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara :>%!(%% nm) (Rohman, 1%%'). b. ConokromatorH digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen! komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh elah (slit). Conokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang dile3atkan pada sampel sebagai s an instrumen mele3ati spektrum (Rohman, 1%%'). . Bptik!optik H dapat didesain untuk meme ahkan sumber sinar sehingga sinar mele3ati 1 kompartemen, dan sebagaimana dalam spektro/otometer berkas ganda (double baem), suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengkoreksi pemba aan atau spektrum sampel. ;ang paling sering digunakan sebagai blanko dalam spektro/otometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel atau pereaksi (Rohman, 1%%'). F. Pe"!!$"aa" S#ektro*oto etri UV)Vis Penggunaan spektro/otometri sebagai sarana penentuan struktur senya3a memiliki sejarah yang panjang. Reaksi nyala yang populer berdasarkan prinsip yang sama dengan spektro/otometri. Di pertengahan abad ke!#(, kimia3an 8erman Robert =ilhelm Bunsen (#&##!#&(() dan /isika3an 8erman Iustav Robert Air hho// (#&1,!#&&') berkerjasama mengembangkan spektrometer (Iambar #:.1). Dengan bantuan alat baru ini, mereka berhasil menemukan dua unsur baru, rubidium dan esium. Aemudian alat ini digunakan banyak kimia3an untuk menemukan unsur baru sema am galium, indium dan unsur!unsur tanah jarang. -pektro/otometri ntelah memainkan peran penting dalam penemuan gas! gas mulia (4akeu hi, 1%%(). Cetoda penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri. Dengan sumber ahaya apapun, spektrometer terdiri atas sumber sinar, prisma, sel sampel, detektor dan pen atat. 2ungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar polimkromatis di sumber ahaya menjadi sinar monokromatis, dan dengan demikian memainkan peran kun i dalam spe trometer (4akeu hi, 1%%().

Dalam spektrometer modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang gelombangnya se ara kontinyu. .asil per obaan diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya menyatakan panjang gelombang (atau bilangan gelombang atau /rekuensi) sinar datang dan ordinatnya menyatakan energi yang diserap sampel (4akeu hi, 1%%(). -alah satu ontoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah

spektro/otometer @J!Jis. 9lat ini banyak berman/aat untuk penentuan konsentrasi senya3a!senya3a yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (1%% ? ,%% nm) atau daerah sinar tampak (,%% ? &%% nm). 9nalisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur (-astrohamidjojo, #((#). @mumnya spektro/otometri dengan sinar ultraviolet (@J) dan sinar tampak (JD-) dibahas bersama karena sering kedua pengukuran dilakukan pada 3aktu yang sama. Aarena spektro/otometri @J!JD- berkaitan dengan proses berenergi tinggi yakni transisi elektron dalam molekul, in/ormasi yang didapat enderung untuk molekul keseluruhan bukan bagian!bagian molekulnya. Cetoda ini sangat sensiti/ dan dengan demikian sangat o ok untuk tujuan analisis. Lebih lanjut, spetroskopi @J!JD- sangat kuantitati/ dan jumlah sinar yang diserap oleh sampel diberikan oleh ungkapan hukum Lambert!Beer. Cenurut hukum ini, absorbansi larutan sampel sebanding dengan panjang lintasan larutannya (Beran, #((+). Prinsip penentuan spektro/otometer @J!Jis adalah aplikasi dari .ukum Lambert!Beer, yaitu" A + ) lo! T + ) lo! It , Io + O . % . & Dimana " 9 $ 9bsorbansi dari sampel yang akan diukur 4 $ 4ransmitansi D% $ Dntensitas sinar masuk Dt $ Dntensitas sinar yang diteruskan O $ Aoe/isien ekstingsi b $ 4ebal kuvet yang digunakan G $ Aonsentrasi dari sampel ahaya d dan konsentrasi

Penyebab

kesalahan

sistematik

yang

sering

terjadi

dalam

analisis

menggunakan spektro/otometer adalah" a) -erapan oleh pelarut .al ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis. b) -erapan oleh kuvet Auvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik, namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. -erapan oleh kuvet ini diatasi dengan penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan sampel. ) Aesalahan /otometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan. (melalui pengen eran atau pemekatan) (-astrohamidjojo, #((#). Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert!Beer. Aarena spektro/otometri @J!JD- sangat sensiti/ dan spektrometernya dapat dibuat dengan ukuran yang sangat ke il, metoda ini khususnya sangat berman/aat untuk analisis lingkungan, dan khususnya o ok untuk pekerjaan di lapangan (Ciller, 1%%%). .ukum Lambert!Beer dipenuhi berapapun panjang gelombang sinar yang diserap sampel. Panjang gelombang sinar yang diserap oleh sampel bergantung pada struktur molekulsampelnya. 8adi spektrometri @J!JD- dapat digunakan sebagai sarana penentuan struktur. -ejak #&'+, kimia3an -3iss!8erman Btto Nikolaus =itt (#&>:!#(#>) mengusulkan teori empiris 3arna 5at (yang ditentukan oleh panjang gelombang sinar yang diserap) dan struktur bagian!bagiannya. Cenurut teori ini, semua senya3a ber3arna memiliki beberapa gugus tak jenuh. Iugus /ungsi sema am ini disebut dengan kromo/or. -emua senya3a pe3arna dan pigmen memiliki kromo/or (Ciller, 1%%%).

4erdapat beberapa /aktor lain yang harus diperhatikan sehubungan dengan 3arna senya3a. Panjang konjugas linear adalah /aktor yang penting. Cisalnya, 3arna merah Q!karoten berasal dari sistem terkonjugasi, dan 3arna ini o ok dengan hasil perhitungan kimia kuantum. 4erdapat beberapa gugus /ungsi, seperti !NR1, !N.R, !N.1, !B. dan !BG.:, yang memiliki e/ek memekatkan 3arna kromo/ornya. -emua ini disebut auksokrom.

-truktur Q!karoten. =arna merah 3ortel dan tomat adalah akibat sistem terkonjugasi yang panjang ini. Namun, tidak mungkin menyimpulkan struktur senya3a dari senya3a dari 3arnanya atau panjang gelombang sinar yang diserapnya (4akeu hi, 1%%(). @ntuk mengatasi kesalahan pada pemakaian spektro/otometer @J!Jis maka perlu dilakukan kalibrasi. Aalibrasi dalam spektro/otometer @J!Jis dilakukan dengan menggunakan blangko" Setti"! "ilai a%sor%a"si + Setti"! "ilai tra"s ita"si + .-- /

Penentuan kalibrasi dilakukan denganikuti prosedur sebagai berikut" a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam sampel) dengan kuvet yang sama. b. -etiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi. . Proses kalibrasi pada pengukuran dalam 3aktu yang lama untuk satu ma am panjang gelombang, dilakukan se ara periodik selang 3aktu per :% menit (Beran, #((+). Dengan adanya proses kalibrasi pada spektro/otometer @J!Jis ini maka akan membantu pemakai untuk memperoleh hasil yang kaurat dan presisi (Beran, #((+). 0. As#ek K$alitati* da" K$a"titati* dala digunakan untuk analisis kuantitati/. 1. Aspek Kualitatif Data spe tra @J!Jis se ara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identi/ikasi kualitati/ obat atau metabolitnya. 9kan tetapi jika digabung dengan ara lain seperti spektroskopi in/ra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identi/ikasi7 analisis kualitati/ suatu senya3a tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi @J dan Jis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, e/ek p., dan pelarutH yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan (Published data). Dari spe tra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya" a. -erapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan p.. 8ika berubah, bagaimana perubahannya apakah dari batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke hiperkromik, dan sebaliknya (Ihalib dan Rohman, 1%%'). b. Bbat!obat yang netral misalnya ka/ein, kloram/enikolH atau obat!obat yang berisi auksukrom yang tidak terkonjugasi seperti am/etamin, sikli5in dan pensiklidin (Ihalib dan Rohman, 1%%'). S#ektro*oto etri UV)Vis

-pektra uv!vis dapat digunakan untuk in/ormasi kualitati/ dan sekaligus dapat

2. Aspek Kuantitatif Dalam aspek kuantitati/, suatu berkas radiasi dikenakan pada uplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh uplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Dntesitas atau kekuatan radiasi ahaya sebanding dengan jumlah /oton yang melalui satu satuan luas penampang per detik. -erapan dapat terjadi jika /oton7 radiasi yang mengenai uplikan memiliki energy yang sama dengan energy yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Aekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan ahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat ke il jika dibandingkan dengan proses penyerapan Iholib dan Rohman, 1%%'). Penggunaan analisa kuantitati/ didasarkan pada hukum Lambert! Beers yang menyatakan hubungan empiris antara intesitas ahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan (hukum Lambert7 Bouguer) dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi 5at (hokum Beers). .ukum Lambert!Beers"

9 Log

$ O.b. $ a.b. (.enry, 1%%().

Dimana " 9 Do Dt O a b $ serapan $ intensitas sinar yang datang $ intensitas sinar yang diteruskan (ditransmisikan) $ absorbtivitas molekuler7 konstanta ekstingsi $ daya serap $ tebal larutan7 kuvet $ konsentrasi (.enry, 1%%(). Dalam hukum Lambert!Beers tersebut ada beberapa pembatasan yaitu"

-inar yang digunakan dianggap monokromatis Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama -enya3a yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut 4idak terjadi peristi3a /luoresensi atau /os/orisensi Dndeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan (Ihalib dan Rohman, 1%%').

9nalisis kuantitati/ denga metode spektro/otometri @J!Jis dapat digolongkan atas tiga ma am pekerjaan, yaitu" #. 9nalisis 5at tunggal atau analisis satu komponen 1. 9nalisis kuantitati/ komponen :. 9nalisis kuantitati/ ampuran tiga ma am 5at atau lebih (analisis multi komponen) (Ihalib dan Rohman, 1%%'). Dalam 2armakope, metode spektro/otometri @J!Jis digunakan untuk menetapkan kadar senya3a obat dalam jumlah yang ukup banyak. Cetode ini biasanya mendasarkan pada penggunaan nilai suatu obat. ampuran dua ma am 5at atau analisis dua

-pektro/otometri yang digunakan harus telah terkalibrasi dengan benar. Nilai merupakan absorbansi suatu senya3a yang diukur pada

konsentrasi #R b7v (# g7#%% mL) dan dengan kuvet yang mempunyai ketebalan # m pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Can/aat lain dari in/ormasi nilai adalah terkait dengan apakah senya3a tersebut

ukup sensiti/ diukur dengan spektro/otometer @J!Jis (Ihalib dan Rohman, 1%%'). Gara lain untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku,

atau dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva baku selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel (Ihalib dan Rohman, 1%%'). 1. S#ektra UV $"t$k Be%era#a Molek$l O%at Berikut akan diuraikan beberapa tipe spe tra @J molekul obat " #. Enon -teroid Aromo/or!kromo/or kebanyakan senya3a obat mendasarkan pada modi/ikasi kromo/or pada in in ben5ene. -alah satu kelompok senya3a yang tidak sesuai dengan kelompok ini adalah steroid (karena tidak memiliki in in ben5ene) (Rohman, 1%%'). 8enis spe tra ini umum untuk golongan steroid dan kesemuanya mempunyai absorbansi maksimal sekitar 1,% nm dengan insentitas serapan yang mirip. 9danya tambahan ikatan rangkap pada betametason dibandingkan dengan hidrokortison tidak memberikan perbedaan yang ukup besar pada absorbansisnya di panjang gelombang maksimal. meskipun demikian, bentuk pita absorbsi betametason berbeda dengan bentuk pita pada hidrokortison (Rohman, 1%%'). -teroid .idrokortison Betametason Alobetason butirat Betametason natrium /os/at 4abel di atas BC :+1,> :(1,> ,'(,% >#+,, 0maks 1,% 1,% 1:+ 1,# Nilai E ,:> :(% ::% 1(+

meringakas

data

beberapa

struktur

steroid

dan

menggambarkan adanya e/ek berat molekul (BC) pada nilai E. Aekuatan kromo/or enon adalah mirip untuk keseluruhan steroid karena nilai E berdasarkan pada absorbansi larutan #R b7v. Nilai E akan turun jika BC steroid naik. .al seperti ini berlaku untuk semua molekul (Rohman, 1%%').

1. E/edrin " -uatu Aromo/ot 4ipe -teroid (mengandung inti ben5en) E/edrin mempunyai kromo/or in in ben5ene yang paling sederhana dan mempunyai spektum yang mirip ben5ene dengan pita simetri telarang yang lemah pada S 1+%nm dengan nilai E$#1. -ebagaimana ben5ene, e/edrin juga mempunyai intensitas serapan maksimum di ba3ah 1%%nm. hal ini dapat dimengerti karena pada e/edrin tidak ada gugus polar atau auksokrom yang berikatan se ara langsung dengan gugus kromo/or inti ben5ene. Bbat!obat yang mempunyai kromo/or seperti e/edrin antara lain " di/enil hidramin, ibupro/en, dan dekstro propoksi/en. :. Aetopro/en " Aromo/or Ben5en yang Diperpanjang Dalam kasus ini, kromo/or inti ben5ene telah diperpanjang dengan , ikatan rangkap akibatnya simetri in in ben5ene di ubah. Demikian juga, pita absorbs yang kuat pada ben5ene di 1%, nm mengalami pergeseran batokromik dan memberikan 0maks di 1+1nm dan nilai E$+,'. Bbat!obat lain yang mempunyai kromo/or ben5ene yang diperpanjang antara lain " siproheptadin, dimentindin, protriptilin dan 5imeldin (Rohman, 1%%'). ,. Prokain " 9uksukrom gugus amino Pada prokain, kromo/or ben5ene diperpanjang engan gugus G$B. di samping itu, prokain juga mempunyai auksokrom yang berupa gugus amino. Pada kondisi basa, prokain mempunyai E$#%%%, sedangkan pada kondisi asam nilai E prokain sebesar #%%. .al ini disebabkan karena pokain pada kondisi basa mempunyai sepasang ele tron pada gugus ?N.1 yang dapat berinteraksi dengan kromo/or untuk memberikan pergeseran hiperkromik. Dalam kondisi asam, gugus amino ini akan terprotonasi akibatnya gugus amino tidak lagi ber/ungsi sebagai auksokrom. Ceskipun demikian, jika proton ini dihilangkan dari prokain dengan

mengkondisikannya dalam lingkungan basa maka akan tetap memberikan pergeseran hiperkromik dan tetap memiliki nilai E sebesar #%%%. Dari sini, dapat dimengerti bah3a prokain dan obat!obat lain yang mempunyai kromo/or dan auksokrom sejenis dengan prokain lebih baik dilakukan analisis kuantitati/ dalam kondisi basa, sebab pada kondisi basa prokain mempunyai sensiti/itas yang lebih tinggi disbanding pada kondisi asam. Bbat!obat yang mempunyai kromo/or seperti prokain antara lain " prokainamid da peroksimetakain. Penting untuk di atat bah3a obat!obat anestesi lo al seperti bupivakain dan lignokain tidak termasuk dalam kategori ini, disebabkan kelompok senya3a ini merupakan amida aromati dan sepasang ele tron bebas pada nitrogen tidak tersedia sepenuhnya karena adanya gugus G$B yang bersi/at gugus penarik ele tron (Rohman, 1%%'). >. 2enileprin " 9uksukron Iugus .idroksil Aromo/or /enileprin tidak diperpanjang akan tetapi struktur /enileprin mempunyai gugus hidroksi /enolik. Iugus hidroksi /enolik ini dapat ber/ungsi sebagai auksokrom baik pada kondisi asam ataupun basa. Dalam kondisi asam, /enileprin mempunyai 1 pasang ele tron bebas, sedangkan pada kondisi basa /enileprin mempunyai : pasang ele tron bebas yang dapat berinteraksi dengan kromo/or in in ben5ene. 2enileprin dan senya3a!senya3a yang mempunyai kromo/or dan auksokrom sejenis lebih baik ditetapkan kadarnya dalam kondisi basa daripada dalam kondisi asam sebab pada kondisi basa /enileprin mempunyai sensiti/itas yang tinggi disbanding pada kondisi asam (Rohman, 1%%').

DAFTAR PUSTAKA Beran, 8.9. #((+. Chemistry in The Laboratory. 8ohn =illey T -ons. .armita. 1%%+. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Gipta Areasi Bersama. 8akarta. .enry, 9rthur. 1%%(. Analisis Spektrofotometri U ! is Pada "bat #nfluen$a %engan &enggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier' http" 77repository. gunadarma.a .id" &%%%7 bro3se.phpUn/ile$#'' (diakses tanggal & November 1%%() Ciller, 8.N and Ciller, 8.G. 1%%%. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, ,th ed, Prenti e .all. .arlo3. Rohman, 9. 1%%'. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. ;ogyakarta. -astrohamidjojo, ., #((#. Spektrofotometri. Liberty. ;ogyakarta. 4akeu hi, ;oshito. 1%%(. &etode Spektrofotometri. 9vailable online on http77333. hem!is!try.org. VDiakses pada %' Bktober 1%%(W

SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DAN TAMPAK (VISIBLE)

Kelo #ok 2 3 .. Sis4a Se*tia"i P$tri 5. Diatri Maria"a 1 9. Elis Ro"asi( :. A""isa N$r Uta i P. ;. Petr$s To#a!a 6. A'$ So**i &(oli*ati 8. Re'"aldi Fir a"s'a( 7. D(a"i Adriati K. (52-..--6--67) (52-..--6--8.) (52-..--6--89) (52-..--6--8;) (52-..--6--86) (52-..--6--7.) (52-..--6--79) (D.E-;---5)

2. Dea 0ila"! Ka"4a"a<atie (52-..--6--87)

KIMIA FARMASI ANALISIS I

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PAD=AD=ARAN 5--7

Anda mungkin juga menyukai