BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
1
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
ini. Sehingga beban puncak saat malam hari dapat dipangkas dan pemakaian
BBM dapat dikurangi dengan masuknya microgrid ini.
Isu microgrid ini dimulai dari kemajuan teknologi pembangkit yang
berukuran kecil dan berdaya mampu besar seperti microtubine yang
memungkinkan dipasang di lokasi pelanggan atau lokasi beban yang mau
disupply. Dalam hal ini, Distributed Energy Resources (DER) – small power
generator yang dipasang di lokasi pelanggan yang memanfaatkan output
listrik dan thermalnya. DER ini meliputi generator, energy storage, load
control dan advanced power electronic interface antara generator dengan
generator lainnya. Microgrid ini mengintegrasikan semua jenis DER di dalam
sistem.
I.2. Teknologi
Kunci dari kesuksesan microgrid ini ada di power electronic, control dan
communication yang membuat microgrid berfungsi sebagai semiautonomous
power system.
I.2.1. Microturbines
2
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
3
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
BAB II
PERMASALAHAN
II.1. Permasalahan
4
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Sistem Sulsel interkoneksi 150kV terbentang mulai dari utara PLTA Bakaru
sampai dengan Selatan di kota Makassar yang disupply dari Pembangkit di
Tello yang berbahan bakar HSD dan sangat mahal. Sehingga untuk efisiensi
biaya operasi, maka pembangkit di Utara dimaksimalkan mulai dari PLTA
Bakaru, PLTGU Sengkang dan PLTD MFO Suppa. Hal ini membuat
kehandalan sistem berkurang karena loadflow berasal dari bagian utara
sistem yang jauh yang rentan terjadi gangguan transmisi. Apalagi
kontingensi di backbone Pare-Pangkep sudah tidak memenuhi (N-1)
sehingga gangguan Blackout terus membayangi Sistem Sulsel ini. Tercatat
beberapa kali gangguan blackout di Sistem Sulsel disebabkan karena
malfunction PMT atau equipment lain di bagian utara yang menyebabkan
gangguan supply untuk Makassar. Kejadian Blackout terakhir adalah
tanggal 11 Maret 2009, dimana terjadi gangguan malfunction PMT di line 1
arah Soppeng di GI Sidrap yang mentripkan line 2 (line sebelahnya)
sehingga pasokan supply dari PLTGU Sengkang terputus dan load flow
berubah melalui Bone-Bulukumba-Makassar yang menyebabkan terjadinya
drop tegangan di Makassar yang membuat lepas sinkron beberapa
pembangkit di Makassar sehingga terjadinya pemadaman total di Sistem. Ini
adalah masalah besar bagi Sistem Sulsel yang harus dicarikan solusi praktis
dan cepat tanpa menggunakan biaya investasi dari PLN yaitu dengan cara
mengikutsertakan pelanggan PLN dalam memenuhi kebutuhan sistem di
Selatan melalui microgrid ini. Tentu saja, pelanggan harus diimingi dengan
harga beli PLN yang menarik.
5
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
PUSAT BEBAN 1 1 1 1
PUSAT PEMBANGKIT
1 1 1 1
(SELATAN)
TLAMA
A
2
TELLO
A
2
BSOWA
2
A
PNKEP
2
BARRU (UTARA) 2
PPARE
A
2
PRANG
2
PLMAS
A
BKARU
A
2
2x5
B MVA B B
B B B
1 2 1 2
31,5 31,5 5
1 2 1x16 16
3 5 30 MVA MVA MVA MVA
2x30 MVA MVA 1 2
30 2 x 31,5 1 2 20
IBT MVA 5 1 2 3
MVA MVA 20 MVA
2 x 31,5 IBT 1 MVA 1 2
MVA 20 MVA 1 2
G G G G G G A G G
1 2 3 2 1
1 x 30 2 20
2 x 30 BRLOE DAYA SKANG SPENG
PLTD
MVA MVA MAMUJU
2 x 20 MVA
BWAJA A A
5.10 MW
G
MVA
B B
20 MVA
10 MVA 2 x 10 1 2 1 2
20
MVAr 2 X 20
1 2 MVA
30 MVA
MVA G
PLTD
G G G G MAKALE
G G GT 21 ST18 GT12 GT 11 6.72 MW PLOPO
PLTA
BILI BILI PLTGU SENGKANG 1 2
135.00 (60 Baru) MW
20.00 MW
2 1
2x20
1 1 1 1 1 1 MVA
2 2 2 2 2 2
BONE
A A A A A A
B B B B SNJAI B
B
TBNGA SGMSA TLASA JNPTO BKMBA
20
20 PLT D
30 30 10 16 20 MVA 2 x 20
MVA MVA PALOPO G G
MVA MVA MVA MVA MVA
18.67 MW
PLTD
MASAMBA
5.30 MW
Masalah lain di Sistem Sulsel adalah keterbatasan daya baik akibat defisit
daya maupun defisit energi. Defisit daya disebabkan tidak ada penambahan
kapasitas pembangkit secara signifikan dibandingkan dengan penambahan
beban yang terjadi tiap tahun baik natural growth 5% ataupun pemasangan
baru sehingga growth naik di atas 10%. Sedangkan defisit energi adalah
defisit akibat gangguan supply energi primer seperti penurunan elevasi dan
inflow air di PLTA atau gangguan pasokan BBM dari Pertamina.
6
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
III.1. Pembahasan
Untuk mengatasi hal ini, penulis mengusulkan untuk membentuk
pembangkit kecil secara cluster yang melayani gedung perkantoran, ruko,
Mall, perumahan dan kawasan industri yang disebut dengan istilah
microgrid di pusat beban di Makassar. Sistem microgrid ini dapat
membantu untuk mengatasi keterbatasan daya di sistem tanpa menambah
beban line transmisi atau beban Trafo distribusi di Gardu Induk. Karena
dengan menambah transmisi dan gardu induk baru membutuhkan biaya
yang besar dan waktu yang lama. Diharapkan dengan dibangunnya
microgrid di pusat beban di Makassar, kehandalan sistem lebih terjamin dan
menurunkan beban puncak yang mengakibatkan berkurangnya pemakaian
BBM dari pembangkit mahal saat malam hari (peak load).
Microgrid ini dapat berupa generator kecil berbahan bakar diesel atau gas,
fuel cell, microturbines, solar cell, wind turbine dan lain sebagainya.
7
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Biasanya kapasitas microgrid ini tidak lebih dari 500kW. Microgrid dapat
switch off dan on dalam waktu singkat. Saat beban puncak, di mana harga
listrik PLN mahal karena pembangkit BBM masuk, maka microgrid
diharapkan masuk sistem untuk mengurangi pemakaian BBM. Sedangkan
pada LWBP di mana harga listrik PLN murah, maka microgrid akan switch
off atau pelanggan membeli listrik dari grid PLN. Termasuk saat terjadi
gangguan feeder atau transmisi, maka microgrid akan mengisolasi dirinya
sendiri. PLN diharapkan membuat kebijakan microgrid ini menjadi pemicu
ke masyarakat untuk menjual excess power (kelebihan daya) ke grid PLN
melalui kWhmeter exim di site pelanggan sehingga juga akan memperbaiki
kualitas tegangan di lokal pelanggan. Penulis berpikir bahwa konsep
microgrid ini akan mengubah paradigma, di mana selama ini pelanggan
hanya menjadi load center berubah menjadi generation center.
Turun 30MW
Penulis berpikir, ke depan, microgrid ini akan semakin kompetitif dengan
pembangkit konvensional. Sebagai contoh, teknologi power electronic
semakin canggih dan murah di mana dapat mensinkronkan solar cell dengan
grid PLN melalui inverter. Begitu juga dengan ukuran genset akan semakin
kecil dan mobile dengan bahan bakar yang semakin murah. Perubahan
paradigma dari sentralized power plant ke distributed power plant ini tidak
mudah dan membutuhkan waktu yang sangat lama seiiring dengan
perkembangan renewable energy, fleksibilitas dan pembangkit berwawasan
lingkungan. Microgrid dapat mengubah skema pembelian listrik, di mana
pada market konvensional, didominasi oleh power producer dan kompetisi
terjadi hanya di antara mereka saja. Di era microgrid ini akan terjadi
kompetisi retail, di mana pelanggan memilih supply listrik berdasarkan
harga dan kualitas pelayanannya. Hal ini membuat penjual listrik dalam hal
ini PLN, akan menjadi lebih disiplin dalam menyediakan listriknya.
8
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Feeder A,B,C dan D disupply dari Gardu Induk. Di feeder A,B dan C ada
microsources yaitu no 22,16,8 dan 11. Dengan masuknya microsources ini,
maka beban trafo di Gardu Induk ini akan berkurang. Jika terjadi gangguan
di Trafo Distribusi atau grid PLN, maka static switch akan membuka
sehingga microsources tersebut hanya mensupply untuk feeder A,B dan C
terpisah dari grid PLN (islanding), sedangkan feeder D tetap padam. Jika
beban microsources ini mencukupi untuk mensupply feeder D, maka secara
bertahap feeder D akan dimanuver bebannya ke Feeder A,B dan feeder C.
Daya aktif dan reaktif dapat dikontrol oleh inverter sesuai dengan
kebutuhan beban. Microgrid mempunyai kemampuan untuk
mengatur load flow di feeder, mengatur besaran tegangan di tiap
microsources. Dan sebagai tambahan bagaimana microgrid ini
dapat island dan reconnect dengan smooth.
10
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
………………………..(1)
11
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
12
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
13
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
B. Kasus 2
14
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
15
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Pada t=10s, microgrid keluar dari grid PLN untuk mode islanding
dengan mentripkan switch S1 karena terjadi gangguan supply dari
grid. Pada saat yang bersamaan, feeder non prioritas dilepas dengan
melepas switch S2. Waveform tegangan di bus 8 dan 9 selama
mode switch ke island, ditunjukkan pada gambar 14 di mana
perubahannya sangat smooth.
16
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Gambar 15. Regulated voltage selama Gambar 16. P dan Q transient selama
proses pindah ke mode island (a) bus 8 transisi ke mode islanding
(b) bus 9 dan (c) 13.8 kV
17
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
18
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
19
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
20
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
Penulis menyarankan agar PLN memberikan harga beli yang sangat menarik
untuk memacu pertumbuhan microgrid. Untuk itu, perlu dibuat suatu
kebijakan excess power yang berasal dari microgrid khususnya pelanggan
rumah tangga, ruko,hotel atau Mall. Untuk menciptakan persaingan di
bidang retail, Pemerintah daerah disarankan membuat microgrid untuk ikut
membantu melistriki pelanggan PLN yang juga menjadi warga pemerintah
daerah setempat. Untuk Sulsel, potensi yang memungkinkan untuk
membuat microgrid ini berkembang adalah dengan melakukan pipanisasi
gas dari Sengkang ke Makassar. Dengan sumber gas yang berlimpah dan
harga yang lebih murah dari BBM, maka microgrid akan tumbuh subur
seiiring dengan masuknya pipa gas ke setiap pelanggan PLN. Untuk
pelanggan yang berada di tepi pantai, dapat mengembangkan wind turbine
atau solar cell yang potensinya sangat besar.
LAMPIRAN
21
MICROGRID : SOLUSI KETERBATASAN DAYA
22