Anda di halaman 1dari 10

Kamis, 31 Maret 2011

Perawatan Pasca Bedah Dini


Pendahuluan Pada prinsipnya dalam penatalaksananaan anestesi pada suatu operasi, terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksana ananestesi dan pemeliharaan serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi. Pasca anestesi dilakukan pemulihan dan perawatan pasca operasi dan anestesi yang biasa dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room, yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca bedah atau anestesi. Ruang pulih sadar adalah batu loncatan sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masih memerlukan perawatan intensif IC . Dengan demikian pasien pasca operasi dan anestesi dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan karena operasi atau pengaruh anestesinya. Pulih dari anestesi umum atau dari analgesia regional secara rutin dikelola dikamar pulih atau Unit Perawatan Pasca Anestesi (RR, Recovery Room atau PACU, Post Anestesia Care Unit . Idealnya bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa keluhan dan mulus. !enyataannya sering di""umpai hal#hal yang tidak menyenangkan akibat stres pasca bedah atau pasca anestesi yang berupa gangguan napas, gangguan kardiovaskular, gelisah, kesakitan, mual#muntah, menggigil dan kadang#kadang pendarahan. Recovery room atau ruang pemulihan adalah sebuah ruangan di rumah sakit, dimana pasien dirawat setelah mereka telah men"alani operasi bedah dan pulih dari efek anestesi. Pasien yang baru sa"a di operasi atau prosedur diagnostik yang menuntut anestesi atau obat penenang dipindahkan ke ruang pemulihan, dimana keadaan vital sign pasien $nadi, tekanan darah, suhu badan dan saturasi oksigen% diawasi ketat setelah efek dari obat anestesi menghilang. Pasien biasanya akan mengalami disorientasi setelah mereka sadar kembali, dan di ruang pemulihan ini pasien ditenangkan apabila men"adi an&ietas dan dipastikan kalau fisik dan emosional mereka terkendali. Ruan!an dan "asilitas nit Perawatan Pasca 'nestesi $ PP'% harus berada dalam satu lantai dan dekat dengan kamar bedah, supaya kalau timbul kegawatan dan perlu segera diadakan pembedahan ulang tidak akan banyak mengalami hambatan. (elain itu karena segera setelah selesai pembedahan dan anestesi dihentikan pasien sebenarnya masih dalam keadaan anestesi dan perlu diawasi dengan ketat seperti masih berada di kamar bedah. Besar ruangan dan fasilitas tergantung pada kemampuan ker"a kamar bedah. !ondisi ruangan yang membutuhkan suhu yang dapat diatur dan warna yang tidak mempengaruhi warna kulit dan mukosa sangat membantu untuk membuat diagnose dari adanya kegawatan nafas dan sirkulasi. Ruang pulih sadar yang terletak di dekat kamar bedah akan mempercepat atau memudahkan bila diperlukan tindakan bedah kembali. 'lat untuk mengatasi gangguan nafas dan "alan nafas harus tersedia, misalnya "alan nafas orofaring, "alan nafas orotrakeal, laringoskop, alat trakeostomi, dalam segala ukuran. )ksigen dapat diberikan dengan *i)+ +,- # .//-. Pen!elolaan Pasien di Ruan! Pulih #adar Pengawasan ketat di ruang pemulihan atau PP' harus seperti sewaktu berada di kamar bedah sampai pasien bebas dari bahaya, karena itu peralatan monitor yang baik harus disediakan. 0ensimeter, oksimeter denyut $pulse o&ymeter%, 1!2,peralatan resusitasi "antung#paru dan obatnya harus disediakan tersendiri, terpisah dari kamar bedah.

Personil dalam PP' sebaiknya sudah terlatih dalam penanganan pasien gawat, mahir men"aga "alan napas tetap paten, tanggap terhadap perubahan dini tanda vital yang membahayakan pasien. (etelah dilakukan pembedahan pasien dirawat diruang pulih sadar. Pasien yang dikelola adalah pasien pasca anestesi umum ataupun anestesi regional. Di ruang pulih sadar dimonitor "alan nafasnya apakah bebas atau tidak, ventilasinya cukup atau tidak dan sirkulasinya sudah baik atau tidak. Pasien dengan gangguan "alan nafas dan ventilasi harus ditangani secara dini. (elain obstruksi "alan nafas karena lidah yang "atuh ke belakang atau spasme laring, pasca bedah dini kemungkinan ter"adi mual#muntah yang dapat berakibat aspirasi. 'nestesi yang masih dalam, dan sisa pengaruh obat pelumpuh otot akan berakibat penurunan ventilasi. Pasien yang belum sadar diberikan oksigen dengan kanul nasal atau masker sampai pasien sadar betul. Pasien yang sudah keluar dari pengaruh obat anestesi akan sadar kembali. !artu observasi selama di ruang pulih sadar harus ditulis dengan "elas, sehingga dapat dibaca bila pasien sudah kembali ke bangsal. Bila keadaan umum dan tanda#tanda vital pasien normal dan stabil, maka pasien dapat dipindahkan ke ruangan dengan pemberian instruksi pasca operasi. 0ingkat perawatan pasca anestesi pada setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik pasien, teknik anestesi, dan "enis operasi, monitoring lebih ketat dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi seperti3 !elainan organ (yok yang lama Dehidrasi berat (epsis 0rauma multiple 0rauma kapitis 2angguan organ penting, misalnya 3 otak

Pada saat melakukan observasi di ruang pulih, agar lebih sistematis dan lebih mudah dapat dilakukan 4monitoring B56, yaitu 3 $reath (na%as & sistem res'irasi Pasien belum sadar dilakukan evaluasi 3 Pola nafas 0anda#tanda obstruksi Pernafasan cuping hidung *rekuensi nafas Pergerakan rongga dada 3 simetris7tidak (uara nafas tambahan 3 tidak ada pada obstruksi total dara nafas yang keluar dari hidung (ianosis pada ekstremitas 'uskultasi 3 whee8ing, ronki

Pasien sadar 3 tanyakan adakah keluhan pernafasan. 9ika tidak ada keluhan 3 cukup berikan )+ 9ika terdapat tanda#tanda obstruksi 3 terapi sesuai kondisi $aminofilin,kortikosteroid, tindakan tri ple manuver airway%.

$lood (darah & sistem (ardiovas(uler 0ekanan darah :adi Perfusi perifer (tatus hidrasi $hipotermi ; syok% !adar <b

$rain (ota( & sistem ##P =enilai kesadaran pasien dengan 2C( $2lasgow Coma (cale% Perhatikan ge"ala kenaikan 0I! >.

$ladder ((andun! (encin! & sistem uro!enitalis Periksa kualitas, kuantitas, warna, kepekatan urine ntuk menilai 3 'pakah pasien masih dehidrasi, 'pakah ada kerusakan gin"al saat operasi, acute renal failure $owel (usus & sistem !astrointestinalis Periksa 3 Dilatasi lambung 0anda#tanda cairan bebas Distensi abdomen Perdarahan lambung post operasi )bstruksi atau hipoperistaltik, gangguan organ lain, misal3 hepar,lien, pancreas Dilatasi usus halus,

<ati#hati, pasien operasi mayor sering mengalami kembung yang mengganggu pernafasan, karena ia bernafas dengan diafragma. $one (tulan! & sistem musculos(eletal Periksa 3 0anda#tanda sianosis ?arna kuku Perdarahan post operasi

2angguan neurologis 3 gerakan ekstremitas !riteria yang digunakan dan umunya yang dinilai pada saat observasi di ruang pulih adalah warna kulit, kesadaran, sirkulasi, pernafasan, dan aktivitas motorik,seperti skor 'ldrete $lihat tabel%. Idealnya pasien baru boleh dikeluarkan bila "umlah skor total adalah ./. :amun bila skor total telah di atas @ , pasien boleh keluar ruang pemulihan. :amun bila pasien tersebut anak#anak kriteria pemulihan yang digunakan adalah skor (teward, yang dinilai antara lain pergerakan, pernafasan dan kesadaran. Bila skor total di atas ,, pasien boleh keluar dari ruang pemulihan.

ntuk pasien dengan spinal anestesi digunakan kriteria skor Bromage, yang dinilai adalah pergerakan kaki, lutut dan tungkai, apabila total skor di atas +, pasien boleh di pindahkan ke ruang rawat. )a*el #(or 'emulihan 'asca anestesi Aldrete #core (dewasa Penilaian +ilai ,arna =erah muda, + Pucat, . (ianosis, /

Perna'asan Dapat bernapas dalam dan batuk, + Dangkal namun pertukaran udara adekuat, . 'pnoea atau obstruksi, /

#ir(ulasi 0ekanan darah menyimpang A+/- dari normal, + 0ekanan darah menyimpang +/#,/ - dari normal, . 0ekanan darah menyimpang B,/- dari normal, /

Kesadaran (adar, siaga dan orientasi, + Bangun namun cepat kembali tertidur, . 0idak berespons, /

A(tivitas (eluruh ekstremitas dapat digerakkan, + Dua ekstremitas dapat digerakkan,. 0idak bergerak, /

9ika "umlahnya B @, penderita dapat dipindahkan ke ruangan )a*el #(or 'emulihan 'asca anestesi #teward #core (ana(-ana( Per!era(an 2erak bertu"uan + 2erak tak bertu"uan . 0idak bergerak /

Perna%asan Batuk, menangis + Pertahankan "alan nafas . Perlu bantuan /

Kesadaran

=enangis + Bereaksi terhadap rangsangan . 0idak bereaksi /

9ika "umlah B ,, penderita dapat dipindahkan ke ruangan. )a*el. #(or 'emulihan 'asca anestesi $roma!e #core (s'inal anestesi !riteria :ilai 2erakan penuh dari tungkai, / 0ak mampu ekstensi tungkai, . 0ak mampu fleksi lutut, + 0ak mampu fleksi pergelangan kaki, C

9ika Bromage (core + dapat pindah ke ruangan. Kom'li(asi Pasca Anestesi dan Penan!anannya Kom'li(asi Res'irasi /*stru(si 0alan na%as Prinsip dalam mengatasi sumbatan mekanik dalam sistem anestesi adalahdengan menghilangkan penyebabnya. Diagnosis banding antara sumbatan mekanik dan bronkospasme harus dibuat sedini mungkin. (umbatan mekanik lebih seringter"adi, dan mungkin dapat men"adi total, dimana whee8ing akibat dapat terdengar tanpa atau dengan stetoskop. Penyebab sumbatan bisa nyata sebagai contoh, keadaan ini dapat diatasi dengan meluruskan pipa yang terpuntir dibalik rongga mulut. 9ika pipa ditempatkan terlalu "auh ke dalam trakea, maka pipa tersebut biasanya memasuki bronkus utama "ika kadar tinggi oksigen yang dipakai,sampai ter"adi tanda#tanda hipoksia, hiperkardi atau sumbatan pernafasan men"adi nyata. !omplikasi dapat dihindarkan "ika ahli anestesi memeriksa kedudukan pipa setelah dipasang dengan mendengarkan melalui stetoskop di atas setiap sisi dada, sementara secara manual paru#paru dikembangkan, "ika suara pernafasan tidak terdengar atau pengembangan pada satu sisi dada telah didiagnosis, maka harus secara lambat laun ditarik sampai udara terdengar memasuki kedua sisi toraks secara seimbang. Penggunaan pipa yang telah dipotong sampai sepan"ang bronkus kanan dapat mengurangi bahaya. 'hli anestesi tidak boleh melupakan bahwa, "ika dihadapkan pada sumbatan mekanik yang tidak dapat di"elaskan, segera setelah intubasi, maka an"uran terbaik adalah pipa ditarik keluar dan dilakukan re# intubasi. (umbatan mekanik pada penderita yang tidak diintubasi, apakah dapat bernafas dengan spontan atau dikembangkan, paling sering disebabkan oleh lidah yang "atuh ke belakang. Biasanya keadaan ini dapat ditolong dengan mengekstensikan kepala, mendorong dagu ke muka dan memasang pipa udara anestetik peroral atau nasal. (umbatan mekanik pada penderita yang di intubasi mungkin bersifat samar#samar. Paling penting disadari bahwa adanya pipa trakea tidak men"amin saluran pernafasan yang lancar. Pipa dapat men"adi terpuntir, bagian yang melengkung dapat terhalang pada dinding trakea, atau dapat terlalu men"orok "auh dan memasuki bronkus utama kanan atau manset dapat menyebul keluar menutupi bagian u"ung.

$ron(os'asme Bronkospame dapat diatasi secara terapi medik, tetapi yang paling penting adalah memastikan bahwa tidak ter"adi sumbatan mekanik, baik secara anatomis,akibat lidah yang ter"atuh ke belakang pada penderita yang tidak diintubasi, atau akibat defek peralatan seperti yang telah di"elaskan di atas. 1fedrin intravena setiap kali dapat ditambah , mg, atau C/ mg intramuscular, sehingga dapat menolong, tetapi dapat menyebabkan takikardi dan meningkatkan tekanan darah. (ecara bergantian, suntikan lambat , mg7kg aminofilin intravena. 1i'oventilasi Pada hipoventilasi, rangsang hipoksia dan hiperkarbia mempertahankan penderita tetap bernafas. Pada hipoventilasi berat, pC/+ naik B D/ mm<g, sehingga menimbulkan koma, dengan pemberian )+ hipoksia berkurang $p/+ naik% tetapi pC)+ tetap atau naik pada hipoventilasi ringan. (edangkan pada hipoventilasi berat "usrtu mengakibatkan paradoksikal apnea, yaitu penderita "ustru "adi apnea setelah diberi oksigen. 0erapi yang benar pada hipoventilasi adalah 3 =embebaskan "alan nafas =emberikan oksigen =enyiapkan nafas buatan 0erapi sesuai penyebabnya

1i'erventilasi <iperventilasi dengan hipokapnia akan merangsang kalium ekstraselular mengalir ke intraselular, hingga ter"adi hipokalemia. 'ritmia berupa bradikardia relatif dapat ter"adi pada hipokalemia. Kom'li(asi Kardiovas(ular <ipertensi dapat disebabkan karena nyeri akibat pembedahan, iritasi pipa trakea, cairan infus berlebihan, buli#buli penuh atau aktivasi saraf simpatis karena hipoksia, hiperkapnea dan asidosis. <ipertensi akut dan berat yang berlangsung lama akan menyebabkan gagal ventrikel kiri, infark miokard, disritmia, edema paru atau pendarahan otak. 0erapi hipertensi ditu"ukan pada faktor penyebab dan kalau perlu dapat diberikan klonidin $catapres% atau nitroprusid $niprus% /,, ; .,/ Eg7kg7 menit. <ipotensi yang ter"adi karena isian balik vena $venous return% menurun disebabkan pendarahan, terapi cairan kurang adekuat, diuresis, kontraksi miokardium kurang kuat atau tahanan veskuler perifer menurun. <ipotensi harus segera diatasi untuk mencegah ter"adi hipoperfusi organ vital yang dapat berlan"ut dengan hipoksemia dan kerusahan "aringan. 0erapi hipotensi disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Berikan )+ .//-dan infus kristaloid RF atau 'sering C//#,// ml. Distritmia yang ter"adi dapat disebabkan oleh hipokalemia, asidosis#alkalosis,hipoksia, hiperkapnia atau penyakit "antung. <ipertensi karena anestesi tidak adekuat dapat dihilangkan dengan menambah dosis anestetika. Bila persisten dapat diberi obat penghambat beta adrenergik seperti propanolol atau obat vasodilator seperti nitrogliserin yang "uga bermanfaat untuk memperbaiki perfusi miokard. Reaksi hipertensi pada waktu laringoskopi dapat dicegah antara lain dengan terlabih dahulu memberi semprotan lidokain topical kedalam faring dan laring, obat seperti opiat dan lain#lain. <ipertensi karena kesakitan yang ter"adi pada akhir anestesi dapat diobati dengaan analgetika narkotik seperti pethidin ./ mg I.G atau morfin +#C mg I.G dengan memperhatikan pernafasan $depresi%. 'ritmia "antung pada anestesia, ter"adi kira#kira .,#C/ -. 1tiologi aritmia selama anestesia 3

0indakan bedah 3 Bedah mata, hidung, gigi, traksimesenterium, dilatasi anus. Pengaruh metabolisme 3 hipertiroid, hiperkalemi Penyakit tertentu 3 penyakit "antung bawaan, penyakit hiperkapnia,hipokelmia, "antung koroner Pengaruh obat tertentu 3 atropine, halotan, adrenalin dll.

Kom'li(asi 2ain-lain Men!i!il Pada akhir anestesi dengan tiopental, halotan atau enfluran kadang#kadang timbul mengigil di seluruh tubuh disertai bahu dan tangan bergetar. <al ini mungkin ter"adi karena hipotermia atau efek obat anestesi, <ipotermi ter"adi akibat suhu ruang operasi, ruang PP' yang dingin, cairan infus dingin, cairan irigasi dingin, bedah abdomen luas dan lama. *aktor lain yang men"adi pertimbangan ialah kemungkinan waktu anestesi aliran gas diberikan terlalu tinggi hingga pengeluaran panas tubuh melalui ventilasi meningkat. 0erapi petidin ./#+/ mg i.v. pada pasien dewasa, selimut hangat, infus hangat dengan infusion warmer, lampu penghangat untuk menghangatkan suhu tubuh. 3elisah setelah anestesi 2elisah pasca anestesi dapat disebabkan karena hipoksia, asidosis,hipotensi, kesakitan. Penyulit ini sering ter"adi pada pemberian premedikasi dengan sedatif tanpa anelgetika, hingga pada akhir operasi penderita masih belum sadar tetapi nyeri sudah mulai terasa. !omplikasi ini sering didapatkan pada anak dan penderita usia lan"ut. (etelah disingkirkan sebab#sebab tersebut di atas, pasien dapat diberikan mida8olam /,/,#/,.mg7kgBB atau terapi dengan analgetika narkotika $petidin .,#+, mg I.G %. Kenai(an #uhu !enaikan suhu tubuh harus kita bedakan apakah demam $fever% atau hipertermia $hiperpireksia%. Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas C@ dera"at Celcius dan masih dapat diturunkan dengan pemberian salisilat. (edangkan hipertermia ialah kenaikan suhu tubuh diatas >/ dera"at Celcius dan tidak dapat diturunkan dengan hanya memberikan salisilat. Beberapa hal yang dapat mencetuskan kenaikan suhu tubuh ialah3 Puasa terlalu lama (uhu kamar operasi terlalu panas $suhu ideal +C#+> dera"at Celcius% Penutup kain operasi yang terlalu tebal Dosis premedikasi sulfas atropin terlalu besar Infeksi !elainan herediter $kelainan ini biasanya men"urus pada komplikasihipertermia maligna%

1i'ertermia mali!na merupakan krisis hipermetabolik dimana suhu tubuh naik lebih dari + dera"at Celcius dalam waktu satu "am. ?alaupun angka ka"adian komplikasi ini "arang, yaitu .3 ,/.///, pada penderita dewasa dan .3 +,./// pada anak#anak, tetapi "ika ter"adi, angka kematiannya cukup tinggi yaitu 5/-. 1tiologi komplikasi ini masih diperdebatkan, tetapi telah banyak dikemukakan bahwa kelainan herediter ini karena adanya cacat pada ikatan kalsium dalam reticulum sarkoplasma otot atau "antung. 'danya pacuan tertentu akan meyebabkan keluarnya kalsium tersebut dan masuk kedalam sitoplasma hingga menghasilkan kontraksi miofibril hebat,penumpukan asam laktat dan karbondioksida, meningkatkan kebutuhan oksigen,asidosis metabolik, dan pembentukan panas. !ebanyakan obat anestetika akan men"adi triger pada penderita yang berbakat hipertermia maligna herediter ini. <alotan dan suksinilkolin adalah obat#obat yang sering dilaporkan sebagai pencetus penyulit ini. 'kan tetapi tidak

berarti obat#obat lain aman terhadap komplikasi ini. 2e"ala klinis selain kenaikan suhu mendadak, tonus otot bertambah, takikardi, tetani, mioglobinuria, gagal gin"al dan gagal "antung. Penanggulangan komplikasi dilakukan dengan langkah#langkah3 <entikan pemberian anestetika dan berikan )+ .//-

(eluruh tubuh dikompres es atau alkohol, kalau perlu lambung dibilas dengan larutan :aCl fisiologis dingin Pemeriksaan gas darah segera dilakukan !oreksi asidosis dengan natrium bikarbonat !oreksi hiperkalemia dengan glukosa dan insulin )radekson dosis tinggi diberikan i.v.

Dantrolene i.v. .#+ mg7 kgBB dapat diulang tiap ,#./ menit dan maksimum ./ mg7kgBB. )bat ini merupakan satu#satunya obat spesifik untuk hipertermia maligna. Rea(si 1i'ersensiti% Reaksi hipersensitif adalah reaksi abnormal terhadap obat karenaterbentuknya mediator kimia endogen seperti histamin dan serotonin dan lainnya.Reaksi dapat sa"a ter"adi pada tiap pemberian obat termasuk obat yang digunakandalam anestesia. !omplikasi sering ter"adi pada pemberian induksi intravena danobat pelumpuh otot. 3e0ala (linis hi'ersensiti% & !ulit kemerahan dan timbul urtikaria =uka men"adi sembab Gasodilatasi, tetapi nadi kecil sering tak teraba, sampai henti "antung. Bronkospasme (akit perut, mual dan muntah, kadang diare

Pen!o*atan& <entikan pemberian obat anestetika +yeri :yeri pasca bedah dikategorikan sebagai nyeri berat, sedang dan ringan. ntuk meredam nyeri pasca bedah pada anestesi regional untuk pasien dewasa,sering ditambahkan morfin /./,#/../ mg saat memasukkan anestesi lokal ke ruang subaraknoid atau morfin +#, mg ke ruang epidural. 0indakan ini sangat baiknyamanfaat karena dapat membebaskan nyeri pasca bedah sekitar ./#.5 "am. (etelahitu nyeri yang timbul bersifat sedang atau ringan dan "arang diperlukan tambahan opioid dan kalaupun perlu cukup diberikan analgetik golongan :('ID $anti inflamasi non steroid% misalnya ketorolac ./#C/ mg IG atau I=. )pioid lain seperti petidin atau fentanil "arang digunakan intradural atau epidural, karena efeknya lebih pendek sekitar C#5 "am. 1fek samping opioid intratekal atau epidural ialah gatal di daerah muka. Pada manula dapat ter"adi depresi napas setelah ./#+> "am. 2atal di muka dan depresi napas dapat Dilakukan napas buatan dan kompresi "antung luar kalau ter"adi henti"antung 'drenalin /,C#/,, cc $.3.///% i.v. atau intratrakeal (teroid, aminofilin atau vasopresor dipertimbangkan pada keadaan tertentu Percepat cairan infus kristaloid )perasi dihentikan dulu sampai ge"ala#ge"ala hilang.

dihilangkan dengan nalokson. )pioid intratekal atau epidural tidak dian"urkan pada manula kecuali dengan pengawasan ketat. !alau ter"adi nyeri pasca bedah di PP' diberikan obat golongan opioid secara bolus dan selan"utnya dengan titrasi perinfus. Mual-Muntah =ual#muntah pasca anestesi sering ter"adi setelah anestesi umumterutama pada penggunaan opioid, bedah intra#abdomen, hipotensi dan pada analgesia regional. )bat mual#muntah yang sering digunakan pada peri anesthesia ialah 3 Dehydroben8operidol $droperidol% /,/,#/,. mg7kgBB $amp , mg7ml% i.m atau i.v. =etoklopramid $primperan% /,. mg7kgBB i.v.,supp +/ mg )ndansetron $8ofran, narfo8% /,/,#/,. mg7kgBB i.v Cycli8ine +,#,/ mg.

Definition: The Recovery Room is a specialized unit designed so that patients emerging from the operating room can regain consciousness in a safe environment.The length of your stay in the recovery room will be approximately one hour but this may vary depending on the type of surgery and patient health.

When we make observations in the recovery room we can make it more systematic and easier by monitoring !"
$reath&

The unconscious patient evaluation: breathing pattern # obstruction $igns # nostril Respiratory # %re&uency of breath # 'ovement of the chest cavity: symmetric ( not symmetrical # additional breath sounds: there is no total obstruction # breath air from the nose # )yanosis of the extremities # *uscultation: wheezing crackles

)onscious patient: ask is there any respiratory complaints. # +f there are no complaints: ,ust give -. # +f there are signs of obstruction: treatment under the conditions /aminophylline corticosteroids etc0
$lood& cardiovascular system

# !lood 1ressure # 1ulse # 1eripheral 1erfusion # 2ydration status /3 hypothermia shock0 # 4evels of 2b
$rain&

# *ssess the patient5s consciousness with 6)$ /6lasgow )oma $cale0 # 1ay attention to the symptoms increase in icp /intracranial pressure
$ladder

urogenital system # )heck the &uality &uantity color density of urine # To assess: +s the patient still dehydrated +s there any damage to the kidneys during surgery
$owel /intestine0: gastrointestinal system

)heck: # 6astric Dilatation # The signs of free fluid # *bdominal distention # postoperative gastric bleeding # -bstruction or hipoperistaltik disorders of other organs e.g liver spleen pancreas # Dilatation of the small intestine
$one

Bone (Bone): musculoskeletal system Check: cyanosis Signs Nail Color Postoperative Bleeding

Anda mungkin juga menyukai