Anda di halaman 1dari 3

ABSORBSI KOLOM JEJAL

PERSIAPAN Fungsi : mengatur laju alir air dan udara Cair 1. Kerangan pengatur laju alir cairan ditutup 2. Tangki diisi dengan air kurang lebih 2/3 -3/4 volum tangki 3. Kerangan bypass cairan dibuka setengah dan pompa dinyalakan 4. Valve bagian atas dan bawah kolom dibuka 5. Valve bagian belakang (atas) kolom ditutup 6. Kerangan pengatur laju alir cairan dibuka perlahan-lahan hingga manometer cairan menunjukkan pembacaan tertentu 7. Ketinggian waterseal dibuat konstan 8. Kerangan bypass cairan diatur agar tidak ada air yang tertahan pada packing 9. Kerangan bypass cairan tidak boleh diubah lagi Gas 1. Kerangan bypass udara dibuka setengah 2. Needle valve diatur bukaannya 3. Kerangan pengatur laju alir udara ditutup 4. Blower dinyalakan 5. Kerangan pengatur laju alir udara dibuka penuh, diamati apakah terjadi flooding dalam kolom. Apabila belum terjadi flooding, laju alir udara kurang besar, oleh karena itu needle valve diperbesar bukaannya dan kerangan bypass udara diperkecil bukaannya 6. Kerangan bypass udara tidak boleh diubah lagi PENURUNAN P SISTEM GAS CAIR 1. Kerangan pengatur laju alir udara dibuka dan diatur sesuai dengan penugasan pada tetap. 2. Ketinggian waterseal dibuat konstan 3. hG bacaan manometer pengukur laju alir udara dicatat 4. hKolom bacaan manometer pengukur penurunan tekanan kolom dicatat 5. Fenomena (rejim 1, 2, dan 3) yang terjadi pada kolom diamati dan dicatat hL

LIQUID HOLD-UP Hanya air yang masuk ke dalam kolom 1. Kerangan pengatur laju alir udara ditutup 2. Kerangan pengatur laju alir cairan dibuka dan diatur sesuai penugasan, hL dicatat 3. Valve bagian atas dan bawah kolom dibuka 4. Valve bagian belakang (atas) kolom ditutup 5. Tentukan ketinggian waterseal yang diinginkan 6. Apabila ketinggian waterseal yang diinginkan telah ditentukan, valve bagian atas dan bawah kolom ditutup secara serempak 7. Valve bagian belakang (atas) kolom ditutup 8. Valve bagian bawah kolom dibuka 9. Air keluaran kolom ditampung dan dicatat volumnya Air dan udara yang masuk ke dalam kolom 1. Kerangan pengatur laju alir cairan dan udara dibuka dan diatur sesuai penugasan, hL dan hG dicatat 2. Valve bagian atas dan bawah kolom dibuka 3. Valve bagian belakang (atas) kolom ditutup

4. Tentukan ketinggian waterseal yang diinginkan 5. Apabila ketinggian waterseal yang diinginkan telah ditentukan, valve bagian atas dan bawah kolom ditutup secara serempak 6. Valve bagian belakang (atas) kolom ditutup 7. Valve bagian bawah kolom dibuka 8. Air keluaran kolom ditampung dan dicatat volumnya KALIBRASI ORIFICEMETER 1. Siapkan stopwatch dan gelas ukur plastik 1 L 2. Valve bagian atas kolom ditutup 3. Valve belakang (atas) kolom dibuka 4. Sistem ditunggu hingga tercapai keadaan tunak 5. Selang selang berwarna salem dicabut, kemudian air yang keluar dari pipa ditampung sebanyak 1 L dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk menampung 1 L air 6. Selang kembali dipasang 7. Kerangan pengatur laju alir cairan diubah kedudukanya sesuai penugasan sehingga hL bacaan manometer pengukur laju alir cairan berubah dan dicatat 8. Ulangi langkah di atas hingga diperoleh sejumlah data hL bacaan manometer pengukur laju alir cairan dan waktu yang dibutuhkan untuk menampung 1 L air KALIBRASI NEEDLE VALVE 1. Selang keempat dari kolom paling atas dilepas 2. Selang dihubungkan ke wet test meter 3. Kerangan pengatur laju alir udara dibuka 4. Sistem ditunggu hingga tercapai keadaan tunak 5. hG bacaan manometer pengukur laju alir udara dicatat 6. Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 1 L gas dicatat 7. Ulangi langkah di atas hingga diperoleh sejumlah data hG bacaan manometer pengukur laju alir udara dan waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 1 L udara STANDARDISASI Standardisasi NaOH dengan H2C2O4.2H2O 1. Larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu dibuat 2. Larutan H2C2O4.2H2O dengan konsentrasi tertentu dibuat 3. Buret dibilas dengan larutan NaOH 4. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret 5. Larutan H2C2O4.2H2O dimasukkan ke dalam erlenmeyer 6. Indikator PP ditambahkan ke dalam erlenmeyer 7. Larutan H2C2O4.2H2O dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna, volum NaOH yang dibutuhkan untuk mentitrasi Larutan H2C2O4.2H2O dicatat Standardisasi HCl dengan NaOH 1. Larutan induk HCl disiapkan 2. Buret dibilas dengan larutan HCl 3. Larutan HCl dimasukkan ke dalam buret 4. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer 5. Indikator PP ditambahkan ke dalam erlenmeyer 6. Larutan NaOH dititrasi dengan menggunakan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna, volum HCl yang dibutuhkan untuk mentitrasi Larutan NaOH dicatat

ABSORPSI FISIKA 1. Regulator gas CO2 (tabung berwarna hijau) dibuka dan tekanannya tidak boleh melebihi 100 psi 2. Kerangan sebelah kiri regulator dibuka penuh 3. Selang keluaran gas CO2 dicek dan dipastikan gas CO2 telah keluar 4. Selang keluaran gas CO2 dihubungkan ke bagian bawah flowmeter sedangkan selang input kaki tiga dihubungkan ke bagian atas flowmeter 5. Kerangan pengatur laju alir cairan dibuka dan diatur sesuai penugasan, hL dicatat 6. Kerangan pengatur laju alir udara dibuka dan diatur sesuai penugasan, hG dicatat 7. Air keluaran kolom dibuang 8. Ketinggian waterseal dijaga konstan 9. Pengambilan sample dilakukan setiap 1 menit 30 detik 10. Setelah 1 menit, seluruh air yang berada pada tempat pengambilan sample dalam kolom dibuang, kemudian 30 detik kemudian, sebanyak 20 mL sample ditampung dalam gelas ukur yang berisi 10 mL NaOH, lalu gelas tersebut ditutup cling wrap dan sedikit dikocok 11.Indikator PP ditambahkan ke dalam erlenmeyer 12.Sampel ditirasi dengan menggunakan larutan HCl yang lebih pekat hingga terjadi perubahan warna, volum HCl yang dibutuhkan untuk mentitrasi sampel dicatat 13.Sampel hasil titrasi ditambahkan indikator metil merah dan dititrasi kembali dengan menggunakan larutan HCl yang lebih encer hingga terjadi perubahan warna, volum HCl yang dibutuhkan untuk mentitrasi sampel kedua kalinya dicatat 14.Titrasi dihentikan apabila kedua volume HCl telah konstan sebanyak 3 kali ABSORPSI KIMIA 1. NaOH dengan konsentrasi tertentu ditambahkan ke dalam tangki yang berisi air 2. Regulator gas CO2 (tabung berwarna hijau) dibuka dan tekanannya tidak boleh melebihi 100 psi 3. Kerangan sebelah kiri regulator dibuka 4. Selang keluaran gas CO2 dicek dan dipastikan gas CO2 telah keluar 5. Selang keluaran gas CO2 dihubungkan ke bagian bawah flowmeter sedangkan selang keluaran kaki tiga dihubungkan ke bagian atas flowmeter 6. Kerangan pengatur laju alir cairan dibuka dan diatur sesuai penugasan, hL dicatat 7. Kerangan pengatur laju alir udara dibuka dan diatur sesuai penugasan, hG dicatat 8. Air keluaran kolom dikembalikan ke dalam tangki 9. Ketinggian waterseal dijaga konstan 10. Pengambilan sample dilakukan setiap 1 menit 30 detik 11. Setelah 1 menit, seluruh air yang berada pada tempat pengambilan sample dalam kolom dibuang, kemudian 30 detik kemudian, sebanyak 20 mL sample ditampung dalam gelas ukur yang berisi 10 mL NaOH, lalu gelas tersebut ditutup cling wrap dan sedikit dikocok 12.Indikator PP ditambahkan ke dalam erlenmeyer 13.Sampel ditirasi dengan menggunakan larutan HCl yang lebih pekat hingga terjadi perubahan warna, volum HCl yang dibutuhkan untuk mentitrasi sampel dicatat 14.Sampel hasil titrasi ditambahkan indikator metil merah dan dititrasi kembali dengan menggunakan larutan HCl yang lebih encer hingga terjadi perubahan warna, volum HCl yang dibutuhkan untuk mentitrasi sampel kedua kalinya dicatat 15.Titrasi dihentikan apabila kedua volume HCl telah konstan sebanyak 3 kali

Anda mungkin juga menyukai