Anda di halaman 1dari 18

A.

KONSEP DASAR
1. Pengertian Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996 ! Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala dengan demam ("alley and "ong#s edisi $$$,1996 ! Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas %&' c yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium! Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di ba(ah ) tahun! Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu a(itan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau *irus! (+yl*ia ,! -rice, .atraine /! "ikson, 199) ! 0ari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak diba(ah lima tahun! 2. Patofisiologi a. Etiologi Kejang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, termasuk tumor otak, trauma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus alkohol dan obat gangguan metabolik, uremia, o*erhidrasi, toksik subcutan dan anoksia serebral! +ebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya ! 1 $ntrakranial

,sfiksia 1 2nsefolopati hipoksik 3 iskemik 4rauma (perdarahan *entrikular $nfeksi 1 5akteri, *irus, parasit Kelainan ba(aan 1 disgenesis korteks serebri, sindrom 6elluarge, +indrom +mith 3 .emli 3 7pit6! 8 2kstra kranial Gangguan metabolik 1 Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan elektrolit (9a dan K 4oksik 1 $ntoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat! Kelainan yang diturunkan 1 gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus! % $diopatik Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-) (the fifth day fits 1 perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra

b. Patofisiologi
:ntuk mempertahankan kelangsungan hidup sel ; organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme! 5ahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah o<idasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan keotak melalui system kardio*askuler! 5erdasarkan hal diatas bah(a energi otak adalah glukosa yang melalui proses o<idasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air! +el dikelilingi oleh membran sel! =ang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik! 0alam

keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion 9, > dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida! ,kibatnya konsentrasi K> dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi 9,> rendah! +edangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel! /aka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial nmembran dari neuron! :ntuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan en6im 9,, K, ,4- yang terdapat pada permukaan sel! Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion diruang e<tra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimia(i atau aliran listrik dari sekitarnya! -erubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit;keturunan! -ada seorang anak sirkulasi otak mencapai 6) ? dari seluruh tubuh dibanding dengan orang de(asa 1) ?! 0an karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K> maupun ion 9,> melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik! .epasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang! Kejang yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa! 4etapi kejang yang berlangsung lama lebih 1) menit biasanya disertai apnea, 9, meningkat, kebutuhan 78 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipo<ia dan menimbulkan terjadinya asidosis!

c. Manifestasi klinik
4erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat 1 misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, serangan

kejang biasanya terjadi dalam 8@ jam pertama se(aktu demam berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik! Kejang berhenti sendiri, menghadapi pasien dengan kejang demam, mungkin timbul pertanyaan sifat kejang;gejala yang manakah yang mengakibatkan anak menderita epilepsy! untuk itu li*ingston membuat kriteria dan membagi kejang demam menjadi 8 golongan yaitu 1 1! Kejang demam sederhana (simple fibrile con*ulsion 8! 2pilepsi yang di pro*okasi oleh demam epilepsi trigered off fe*er 0isub bagian anak AK:$, B+C/ Dakarta, Kriteria .i*ingstone tersebut setelah dimanifestasikan di pakai sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu 1 1! :mur anak ketika kejang antara 6 bulan E @ tahun 8! Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 1) menit! %! Kejang bersifat umum,Arekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak F @ kali @! Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam )! -emeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal 6! -emeriksaan 22G yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan!

3. Klasifikasi kejang

Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi % bagian yaitu 1 kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik! a! Kejang 4onik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari %@ minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat! 5entuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan ba(ah dengan bentuk dekortikasi! 5entuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus b! Kejang Klonik Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah! 5entuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 3 % detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik! 5entuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik! c! Kejang /ioklonik Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat! Gerakan tersebut menyerupai reflek moro! Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat! Gambaran 22G pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik!

4. Diagnosa ban ing kejang !a a anak


,dapun diagnosis banding kejang pada anak adalah gemetar, apnea dan mioklonus nokturnal benigna!

a! Gemetar Gemetar merupakan bentuk klinis kejang pada anak tetapi sering membingungkan terutama bagi yang belum berpengalaman! Keadaan ini dapat terlihat pada anak normal dalam keadaan lapar seperti hipoglikemia, hipokapnia dengan hiperiritabilitas neuromuskular, bayi dengan ensepalopati hipoksik iskemi dan 55.B! Gemetar adalah gerakan tremor cepat dengan irama dan amplitudo teratur dan sama, kadang-kadang bentuk gerakannya menyerupai klonik ! b! ,pnea -ada 55.B biasanya pernafasan tidak teratur, diselingi dengan henti napas %-6 detik dan sering diikuti hiper sekresi selama 1G 3 1) detik! 5erhentinya pernafasan tidak disertai dengan perubahan denyut jantung, tekanan darah, suhu badan, (arna kulit! 5entuk pernafasan ini disebut pernafasan di batang otak! +erangan apnea selama 1G 3 1) detik terdapat pada hampir semua bagi prematur, kadang-kadang pada bayi cukup bulan! +erangan apnea tiba-tiba yang disertai kesadaran menurun pada 55.B perlu di curigai adanya perdarahan intrakranial dengan penekanan batang otak! -ada keadaan ini :+G perlu segera dilakukan! +erangan ,pnea yang termasuk gejala kejang adalah apabila disertai dengan bentuk serangan kejang yang lain dan tidak disertai bradikardia! c! /ioklonus 9okturnal 5enigna Gerakan terkejut tiba-tiba anggota gerak dapat terjadi pada semua orang (aktu tidur! 5iasanya timbul pada (aktu permulaan tidur berupa pergerakan fleksi pada jari persendian tangan dan siku yang berulang! ,pabila serangan tersebut berlangsung lama dapat dapat disalahartikan sebagai bentuk kejang klonik fokal atau mioklonik! /ioklonik nokturnal benigna ini dapat dibedakan dengan kejang dan gemetar karena timbulnya

selalu (aktu tidur tidak dapat di stimulasi dan pemeriksaan 22G normal! Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan

". Penatalaksanaan
-ada umumnya kejang pada 55.B merupakan kega(atan, karena kejang merupakan tanda adanya penyakit mengenai susunan saraf pusat, yang memerlukan tindakan segera untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut!
-enatalaksanaan :mum terdiri dari 1

a! /enga(asi bayi dengan teliti dan hati-hati b! /emonitor pernafasan dan denyut jantung c! :sahakan suhu tetap stabil d! -erlu dipasang infus untuk pemberian glukosa dan obat lain e! -emeriksaan 22G, terutama pada pemberian pridoksin intra*ena 5ila etiologi telah diketahui pengobatan terhadap penyakit primer segera dilakukan! 5ila terdapat hipogikemia, beri larutan glukosa 8G ? dengan dosis 8 3 @ ml;kg 55 secara intra*ena dan perlahan kemudian dilanjutkan dengan larutan glukosa 1G ? sebanyak 6G 3 &G ml;kg secara intra*ena! -emberian Ca 3 glukosa hendaknya disertai dengan monitoring jantung karena dapat menyebabkan bradikardi! Kemudian dilanjutkan dengan peroral sesuai kebutuhan! 5ila secara intra*ena tidak mungkin, berikan larutan Ca glukosa 1G ? sebanyak 1G ml per oral setiap sebelum minum susu! 5ila kejang tidak hilang, harus pikirkan pemberian magnesium dalam bentuk larutan )G? /g +7@ dengan dosis G,8 ml;kg 55 ($/ atau larutan 8-% ? mg +7@ ($H sebanyak 8 3 6 ml! Hati-hati terjadi hipermagnesemia sebab gejala hipotonia umum menyerupai floppy infant dapat muncul!

-engobatan dengan antikon*ulsan dapat dimulai bila gangguan metabolik seperti hipoglikemia atau hipokalsemia tidak dijumpai! 7bat kon*ulsan pilihan utama untuk bayi baru lahir adalah Aenobarbital (2fek mengatasi kejang, mengurangi metabolisme sel yang rusak dan memperbaiki sirkulasi otak sehingga melindungi sel yang rusak karena asfiksia dan ano<ia ! Aenobarbital dengan dosis a(al 8G mg ! kg 55 $H berikan dalam 8 dosis selama 8G menit! 5anyak penulis tidak atau jarang menggunakan dia6epam untuk memberantas kejang pada 55. dengan alasan a! 2fek dia6epam hanya sebentar dan tidak dapat mencegah kejang berikutnya b! -emberian bersama-sama dengan fenobarbital akan mempengaruhi pusat pernafasan c! Iat pelarut dia6epam mengandung natrium ben6oat yang dapat menghalangi peningkatan bilirubin dalam darah!

#. Pe$eriksaan fisik an laboratori%$


a! -emeriksaan fisik -emeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan pediatrik dan neurologik, pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis dan berurutan seperti berikut 1 1 hakan lihat sendiri manifestasi kejang yang terjadi, misal 1 pada kejang multifokal yang berpindah-pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur otak! 8 Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan hipo*entilasi, henti nafas, kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil terhadap cahaya negatif, dan terdapatnya kuadriparesis flasid mencurigakan terjadinya perdarahan intra*entikular!

-ada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma! :bun 3ubun besar yang tegang dan membenjol menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh pendarahan sebarakhnoid atau subdural! -ada bayi yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu!

4erdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelainan kraniofasial yang mungkin disertai gangguan perkembangan korte< serebri!

) -emeriksaan fundus kopi dapat menunjukkan kelainan perdarahan retina atau subhialoid yang merupakan gejala potogonomik untuk hematoma subdural! 0itemukannya korioretnitis dapat terjadi pada to<oplasmosis, infeksi sitomegalo*irus dan rubella! 4anda stasis *askuler dengan pelebaran *ena yang berkelok 3 kelok di retina terlihat pada sindom hiper*iskositas! 6 4ransluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan cairan subdural atau kelainan ba(aan seperti parensefali atau hidrosefalus! J -emeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis dan bising jantung, yang dapat membantu diagnosis iskemia otak!
b! -emeriksaan laboratorium

-erlu

diadakan

pemeriksaan

laboratorium

segera,

berupa

pemeriksaan gula dengan cara de<trosfr< dan fungsi lumbal! Hal ini berguna untuk menentukan sikap terhadap pengobatan hipoglikemia dan meningitis bakterilisasi! +elain itu pemeriksaan laboratorium lainnya yaitu

1 -emeriksaan darah rutin K Hb, Ht dan 4rombosit! -emeriksaan darah rutin secara berkala penting untuk memantau pendarahan intra*entikuler! 8 -emeriksaan gula darah, kalsium, magnesium, kalium, urea, nitrogen, amonia dan analisis gas darah! % Aungsi lumbal, untuk menentukan perdarahan, peradangan, pemeriksaan kimia! 5ila cairan serebro spinal berdarah, sebagian cairan harus diputar, dan bila cairan supranatan ber(arna kuning menandakan adanya <antrokromia! :ntuk mengatasi terjadinya trauma pada fungsi lumbal dapat di kerjakan hitung butir darah merah pada ketiga tabung yang diisi cairan serebro spinal @ -emeriksaan 2KG dapat mendekteksi adanya hipokalsemia ) -emeriksaan 22G penting untuk menegakkan diagnosa kejang! 22G juga diperlukan untuk menentukan pragnosis pada bayi cukup bulan! 5ayi yang menunjukkan 22G latar belakang abnormal dan terdapat gelombang tajam multifokal atau dengan brust supresion atau bentuk isoelektrik! /empunyai prognosis yang tidak baik dan hanya 18 ? diantaranya mempunyai ; menunjukkan perkembangan normal! -emeriksaan 22G dapat juga digunakan untuk menentukan lamanya pengobatan! 22G pada bayi prematur dengan kejang tidak dapat meramalkan prognosis! 6 5ila terdapat indikasi, pemeriksaan lab, dilanjutkan untuk mendapatkan diagnosis yang pasti yaitu mencakup 1
a -eriksaan urin untuk asam amino dan asam organic b 5iakan darah dan pemeriksaan liter untuk to<oplasmosis rubella, citomegalo*irus dan *irus herpes! c Aoto rontgen kepala bila ukuran lingkar kepala lebih kecil atau lebih besar dari aturan baku d :+G kepala untuk mendeteksi adanya perdarahan subepedmal, per*ertikular, dan *ertikular

e& Penataan ke!ala %nt%k $engeta'%i a an(a infark) !er ara'an intrakranial) klasifikasi an kelainan ba*aan otak e& +o! coba s%b %ral) ilak%kan ses% a' f%ngsi l%$bal bila transl%$inasi !ositif engan %b%n , %b%n besar tegang) $e$benjol an ke!ala $e$besar.
-. +%$b%' ke$bang !a a anak %sia 1 , 3 ta'%

1! Aisik f! :bun-ubun anterior tertutup! g! -hysiologis dapat mengontrol spinkter 8! /otorik kasar a! 5erlari dengan tidak mantap b! 5erjalan diatas tangga dengan satu tangan c! /enarik dan mendorong mainan d! /elompat ditempat dengan kedua kaki e! 0apat duduk sendiri ditempat duduk f! /elempar bola diatas tangan tanpa jatuh %! /otorik halus a! 0apat membangun menara % dari @ bangunan b! /elepaskan dan meraih dengan baik c! /embuka halaman buku 8 atau % dalam satu (aktu

d! /enggambar dengan membuat tiruan @! Hokal atau suara a! /engatakan 1G kata atau lebih b! /enyebutkan beberapa obyek seperti sepatu atau bola dan 8 atau % bagian tubuh )! +osialisasi atau kognitif a! /eniru b! /enggunakan sendok dengan baik c! /enggunakan sarung tangan d! "atak pemarah mungkin lebih jelas e! /ulai sadar dengan barang miliknya
.. Da$!ak 'os!italisasi

-engalaman cemas pada perpisahan, protes secara fisik dan menangis, perasaan hilang kontrol menunjukkan temperamental, menunjukkan regresi, protes secara *erbal, takut terhadap luka dan nyeri, dan dapat menggigit serta dapat mendepak saat berinteraksi! -ermasalahan yang ditemukan yaitu sebagai berikut 1 a Basa takut 1 /emandang penyakit dan hospitalisasi 8 4akut terhadap lingkungan dan orang yang tidak dikenal % -emahaman yang tidak sempurna tentang penyakit

@ -emikiran yang sederhana 1 hidup adalah mesin yang menakutkan ) 0emonstrasi 1 menangis, merengek, mengangkat lengan, menghisap jempol, menyentuh tubuh yang sakit berulang-ulang! b! ,nsietas 1 Cemas tentang kejadian yang tidakdikenal 8 -rotes (menangis dan mudah marah, (merengek % -utus harapan 1 komunikasi buruk, kehilangan ketrampilan yang baru tidak berminat @ /enyendiri terhadap lingkungan rumah sakit ) 4idak berdaya 6 /erasa gagap karena kehilangan ketrampilan J /impi buruk dan takut kegelapan, orang asing, orang berseragam dan yang memberi pengobatan atau pera(atan & Begresi dan ,nsietas tergantung saat makan menghisap jempol 9 -rotes dan ,nsietas karena restrain c! Gangguan citra diri 1 +edih dengan perubahan citra diri 8 4akut terhadap prosedur in*asi*e (nyeri % /ungkin berpikir 1 bagian dalam tubuh akan keluar kalau selang dicabut
/. AS01AN KEPERA2A+AN +EOR3+3S

1. Pengkajian =ang paling penting peran pera(at selama pasien kejang adalah obser*asi kejangnya dan gambarkan kejadiannya! +etiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal adanya halusinasi (aura , motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral harus didokumentasikan termasuk (aktu kejang dimulai dan lamanya kejang! Bi(ayat penyakit juga memegang peranan penting untuk mengidentifikasi faktor pencetus kejang untuk pengobser*asian sehingga bisa meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh kejang! 1! ,kti*itas ; istirahat 1 keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus ; kekuatan otot! Gerakan in*olunter 8! +irkulasi 1 peningkatan nadi, sianosis, tanda *ital tidak normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan %! $ntegritas ego 1 stressor eksternal ; internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau penanganan, peka rangsangan! @! 2liminasi 1 inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinkter )! /akanan ; cairan 1 sensiti*itas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan dengan akti*itas kejang, kerusakan jaringan lunak ; gigi 6! 9eurosensor 1 akti*itas kejang berulang, ri(ayat truma kepala dan infeksi serebra J! Bi(ayat jatuh ; trauma 2. Diagnosa ke!era*atan 0iagnosa kepera(atan yang mungkin muncul

1! Besiko tinggi trauma ; cidera b;d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot! 8! Besiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b;d kerusakan neoromuskular %! Besiko kejang berulang b;d peningkatan suhu tubuh @! Kerusakan mobilitas fisik b;d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan )! Kurang pengetahuan keluarga b;d kurangnya informasi

3. 3N+ER4ENS3
Diagnosa 1 Besiko tinggi trauma ; cidera b;d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot! 4ujuan Cidera ; trauma tidak terjadi Kriteria hasil Aaktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan $nter*ensi Kaji dengan keluarga berbagai stimulus pencetus kejang! 7bser*asi keadaan umum, sebelum, selama, dan sesudah kejang! Catat tipe dari akti*itas kejang dan beberapa kali terjadi! .akukan penilaian neurology, tanda-tanda *ital setelah kejang! .indungi klien dari trauma atau kejang!

5erikan kenyamanan bagi klien! Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti compulsan Diagnosa 2 Besiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b;d kerusakan neuromuskular 4ujuan $nefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi Kriteria hasil Dalan napas bersih dari sumbatan, suara napas *esikuler, sekresi mukosa tidak ada, BB dalam batas normal $nter*ensi 7bser*asi tanda-tanda *ital, atur posisi tidur klien fo(ler atau semi fo(ler! .akukan penghisapan lendir, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi Diagnosa 3 Besiko kejang berulang b;d peningkatan suhu tubuh 4ujuan ,kti*itas kejang tidak berulang Kriteria hasil Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal $nter*ensi

Kaji factor pencetus kejang! .ibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien! 7bser*asi tanda-tanda *ital! .indungi anak dari trauma! 5erikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak! Diagnosa 4 Kerusakan mobilitas fisik b;d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 4ujuan Kerusakan mobilisasi fisik teratasi Kriteria hasil /obilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi $nter*ensi Kaji tingkat mobilisasi klien! Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien! 5antu klien dalam pemenuhan kebutuhan! .atih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien! .ibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien! Diagnosa " Kurang pengetahuan keluarga b;d kurangnya informasi 4ujuan -engetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, pera(atan dan kondisi klien! $nter*ensi

Kaji tingkat pendidikan keluarga klien! Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien! Delaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam melalui penkes! 5eri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti! .ibatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien!

#. E4A50AS3
1! Cidera ; trauma tidak terjadi 8! $nefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi %! ,kti*itas kejang tidak berulang @! Kerusakan mobilisasi fisik teratasi )! -engetahuan keluarga meningkat

Anda mungkin juga menyukai