Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
USIA JUMLAH %
Dibawah 15 tahun 14.200 0,9%
15 – 17 tahun 154.500 9,9%
18 – 19 tahun 224.000 14,4%
20 – 24 tahun 527.700 33,9%
25 – 29 tahun 334.900 21,5%
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3. Etiologi
Ada beberapa factor penyebab terjadinya abortus, yaitu :
1. Faktor Genetik
Sekitar 5% abortus terjadi karena factor genetic. Paling sering ditemukannya
kromosom trisomi dengan trisomi 16.
2. Faktor Anatomi
Faktor anatomi congenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10 –
15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren. Lesi anatomi kongenital
Sering terjadi infeksi, tanda – tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi
cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis.
Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yag baru saja terjadi didapati serviks
terbuka. Kadang – kadang dapat diraba sisa – sisa jaringan dalam kanalis
servikalis atau kavum uteril serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.
Patogenesa
Fetus dan plasenta keluar bersama pada saat aborsi yang terjadi sebelum
minggu ke sepuluh, tetapi terpisah. Kemudian ketika plasenta, seluruh atau
sebagian tertinggal di dalam uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau
kemudian pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas karena dianggap benda asing. Maka uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya karena vili kanalis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan
pada kehamilan 8 – 14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian keluar
dan sebagian lagi akan tertinggal. Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari
aktifitas kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak terjadi
pendarahan.
2.6. Diagnosis
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
a. Adanya amenore pada masa reproduksi
b. Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi
c. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
2. Pemeriksaan Fisis
a. Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan
b. Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus
dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina
c. Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol
d. Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit,
waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.
b. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi.
Penatalaksanaan
Abortus inkomplit harus dibersihkan debgan curettage atau secara digital
selama, selama masih ada sisa – sisa plasenta akan terus terjadi perdarahan.
Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya
setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali
bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat
atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan
kembali ke dokter bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri
setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih berat. Tujuan
perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum dilakukan kuretase
keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.
2.8. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus
provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya
perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur.
Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada
abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium,
tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling
sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli,
Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus
aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain
yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan
Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena
dapat membentuk gas.
2.9. Prognosis
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya.
1. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %
2. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %
3. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih
aborsi spontan yang tidak jelas.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN ABORTUS INKOMPLITUS
A. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Pasien : Ny. Vera Delly R. Nama Suami : Tn. F. Aldiansyah
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Selat Mekar Alamat : Jl. Selat Mekar
No. 448 Rt.19/Rw.03 No. 44 Rt.19/Rw.03
Kel. Sako Kec. Sako Kel. Sako Kec. Sako
Palembang Palembang
b. Keluhan Utama :
Ibu datang ke BPS pada tanggal 17 maret 2009 pukul 10.00 WIB ibu
datang ke BPS ingin memeriksakan jehamilannya mengaku hamil 3 bulan
anak ke – 2 dengan mengeluh nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan
darah dari kemaluannya
c. Data Kebidanan
1. Haid
Menarche : 13 th Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 25 hari Sifat darah : Encer
2. Status Perkawinan
Kawin : Ya, 1 x dengan suami
sekarang
Usia kawin pertama : 22 tahun
Lamanya perkawinan : 4 tahun
5. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah Menjadi askeptor KB : Pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB suntik
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : Ingin punya anak
d. Data Kesehatan
1. Pribadi
Penyakit / Kelainan yang pernah dialami : Tidak ada
Operasi yang pernah dialami : Tidak ada
2. Keluarga
Penyakit / kelainan dalam keluarga : Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada
f. Data Psikososial
1. Pribadi
Alasan datang ke petugas kesehatan : Ingin memeriksakan
kehamilan
Harapan terhadap persalinan : Normal dan lancar
Rencana tempat melahirkan : Bidan
Persiapan yang telah dilakukan : Tidak ada
Rencana menyusui : Sendiri
Rencana perawatan anak : Sendiri
Alat kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik
Rencana jumlah anak : ± 2 orang
2. Keluarga
Tanggapan suami / keluarga terhadap kehamilan : Sangat diharapkan
Dorongan yang diberikan suami / keluarga : Moriil, materiil,
3. Budaya
Adat / kebiasaan yang sering dijalankan saat kehamilan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
KU : Lemah Suhu : 36oC
Kesadaran : Composmentis TB : 156 cm
TD : 110/70 mmHg BB Saat hamil : 50 Kg
Nadi : 80 x/menit Lila : 23,5 cm
RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi/palpasi
Kepala
Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
Muka : Wajah tampak cemas, tidak ada
Cloasma gravidarum
2. Palpasi
Leopold I : 2 jari di atas symphisis
Leopold II : Belum teraba
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba
TBJ : Tidak ada
3. Auskultasi
Lokasi DJJ : Tidak ada
Frekuensi DJJ : Tidak ada
4. Perkusi
Refleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)
c. Ukuran Panggul
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia cristarum : 28 cm
Conjungata eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 80 cm
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Hb : 11 gr%
Gol. Darah : B
2. Urine
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
C. ANALISA DATA/ASSESMENT
a. Diagnosa : G2P1A0 hamil 12 minggu dengan abirtus inkomlplit
b. Masalah : Cemas
c. Kebutuhan : 1. Beri informasi tentang keadaan ibu dan janin
2. Beri informasi tentang fisiologi kehamilan
D. PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu dan janin
Memberikan informasi kepada ibu tentang keadaan dirinya dan janin
bahwa dalam keadaan baik – baik saja, tapi ada sedikit masalah pada
kehamilannya yaitu abortus inkomplit, dengan hasil pemeriksaan TD :
110/70 mmHg, N : 80 x/m, Temp : 36oC, dan RR : 20 x/m dan gerakan
janin belum dirasakan
2. Informasi tentang fisiologi kehamilan seperti payudara membesar, sering
BAK, perut semakin besar sesuai dengan umur kehamilannya merupakan
hal yang wajar pada kehamilannya
Menjelaskan kepada ibu untuk tidak bekerja keras dan istirahat yang
cukup, tidur siang ± 2 jam da tidur malam ± 8 jam, serta melaksanakan
olahraga, misalnya jalan – jalan pagi.
3. Informasi tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya
mengenai kehamilan, seperti kejang – kejang, perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, pandangan kabur dll
4. Beri informasi tentang penatalaksanaan abortus inkomplit
Memberikan informasi tentang penatalaksanaan abortus inkomplit seperti
dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian memakai alat
kontrasepsi seperti kondom atau pil
E. EVALUASI
Ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh bidan
Mengetahui,
Bidan Jaga, Mahasiswi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data, baik data sukbjektif yang didapat dapat
melalui anamnesa secara lengkap dan menyeluruh maupun data objektif yang
didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan
penunjang, maka didapat hasil dari pengkajian tersebut diperoleh diagnosa Ny.
Vera Delly Rizki G2P1A0 hamil 12 minggu dengan abortus inkomplit.
Pada kasus Ny. Vera Delly Rizki tersebut dilakukan :
1. Pengumpulan data secara subjektif dan objektif pada ibu hamil dengan
abortus inkomplit .
2. Mengindentifikasi dan menginterprestasikan data yang didapat untuk
menegakkan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil abortus
inkomplit.
3. Merencanakan, mengevaluasi rencana asuhanpada ibu dengan abortus
inkomplit.
4. Evaluasi yang didapat dari asuhan kebidanan yang diberikan yaitu ibu
dengan keluarga mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan serta mau
melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh bidan.
Saran
Saran yang dianjurkan pada ibu hamil dengan abortus inkomplit adalah :
1. Menganjurkan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang.
2. Menganjurkan pada ibu hamil untuk istirahat yang cukup dan jangan dulu
melakukan pekerjaan yang berat – berat.
3. Menganjurkan pada ibu untuk jangan dulu melakukan hubungan seksual
denga suaminya.
DAFTAR PUSTAKA