Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN GOLONGAN DARAH MODUL SEL DAN GENETIKA

Nama NIM Kelompok

: Lya Novya : I1011131004 :D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O. Sedangkan, sistem rhesus (Rh) terbagi menjadi 2 golongan yaitu Rh (+) dan Rh (-). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah untuk mengetahui golongan darah dan rhesus seseorang. Yang mana uji dilakukan dengan memahami prinsip dasar penggolongan darah berdasarkan aglutinasi (penggumpalan) yang terjadi akibat adanya aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibody) dalam darah .

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan, yaitu: 1. 2. Untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah Untuk menentukan golongan darah berdasarkan aglutinasi yang dihasilkan pada uji golongan darah. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara golongan darah A,B,AB,O,Rh(+) maupun Rh (-) 4. Untuk mengetahui sistem ABO dan Rhesus (Rh) yang ada pada penggolongan darah.

1.3 Manfaat Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu: 1. Agar dapat mengetahui cara pengujian tes penggolongan darah yang kemudian akan menjadi bekal dasar ilmu di bidang medis. 2. 3. 4. Agar dapat mengetahui golongan darah praktikan Agar dapat membedakan antara golongan darah A,B,AB,O,Rh(+) maupun Rh(-). Agar dapat mengetahui sistem ABO dan Rhesus (Rh) yang ada dan digunakan dalam penentuan penggolongan darah pada manusia.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu : Hari/Tanggal Waktu Tempat : Jumat, 21 Februari 2014 : 13.00 WIB selesai. : Kelas E1.4 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

2.2 Alat dan Bahan 2.2.1. Alat - Kartu Golongan Darah - Autoclix - Tisue - Lancet - Tusuk Gigi

2.2.2. Bahan - Reagen golongan darah A - Reagen golongan darah B - Reagen golongan darah AB - Reagen golongan darah D / rhesus - Alkohol slot

2.3 Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Pasang lanset pada autoclix 3. Setel kedalaman tusukan pada autoclix di nomor 3 4. Tarik bagian belakang autoclix hingga berbunyi klik 5. Kumpulkan darah pada jari yang akan ditusuk dengan mengurutnya dari telapak tangan hingga ujung jari, lalu ditahan agar darahnya tidak kembali menyebar 6. Bersihkan jari dengan alkohol slot

7. Arahkan ujung autoclix pada jari yang akan diambil darahnya, lalu tekan tombol yang ada pada autoclix tersebut 8. Teteskan darah dari jari tersebut ke kartu tes golongan darah pada 4 kotak yang tersedia 9. Bersihkan bekas luka dengan tisu biasa 10. Teteskan reagen anti A pada kotak pertama (tertulis anti-A) 11. Teteskan reagen anti B pada kotak kedua (tertulis anti-B) 12. Teteskan reagen anti AB pada kotak ketiga (tertulis anti-AB) 13. Teteskan reagen anti Rhesus pada kotak keempat (tertulis anti-Rhesus) 14. Aduk setiap tetesan tersebut sehingga bercampur dengan darahnya

menggunakan tusuk gigi, jika sudah mengaduk di satu kotak, maka bersihkan dahulu tusuk gigi tersebut dengan tisu sebelum mengaduknya pada kotak lain 15. Diamkan beberapa saat, dan perhatikan apakah terjadi aglutinasi atau tidak pada setiap kotak di kartu golongan darah

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.

Hasil Pengamatan

3.1.1 Tabel Pengamatan kolom 1 2 3 4 komponen 1 tetes darah 1 tetes darah 1 tetes darah 1 tetes darah penambahan 1 tetes anti-A 1 tetes anti-B 1 tetes anti-AB 1 tetes anti-D Menggumpal/Larut Larut Larut Larut Menggumpal

3.1.2. Foto Pengamatan

3.2

Pembahasan

3.2.1 Berdasarkan Hasil Pengamatan a. Golongan Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Golongan

aglutinogen (antigen) pada eritrosit

aglutinin (antibodi) pada plasma darah

A B AB O

A B A dan B

dan

Secara umum dalam proses transfusi darah prinsip ini yang dipegang: Jika aglutinin bertemu dengan aglutinogen A, atau aglutinin bertemu dengan aglutinogen B akan menyebabkan aglutinasi (penggumpalan). Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, tahapan yang penting yaitu mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian memasang lanset pada autoclix kemudian atur kedalaman autoclix, kedalaman autoclix dapat dipasang pada nomor 1-5 yang mana semakin besar nomor maka semakin dalam tusukan yang dihasilkan yang mana pada praktikum ini digunakan kedalaman nomor 3.

Setelah itu, tarik bagian belakang autoclix sembari mengumpulkan darah pada jari yang akan ditusuk dengan mengurutnya dari telapak tangan hingga ujung jari, lalu ditahan agar darahnya tidak kembali menyebar. Pada dasarnya kelima jari dapat dijadikan sasaran pengambilan darah kcuali jempol karena jari jempol memiliki pembuluh darah besar, sehingga sebaiknya jari yang digunakan adalah jari tengah ataupun jari manis. Sebelum melakukan pengeluaran darah,jari harus dibersihkan dengan alcohol slot agar jari dalam keadaan steril. Setelah melakukan pengeluaran darah, maka darah yang keluar diteteskan ke kartu tes golongan darah pada 4 kotak yang tersedia, jika ke-empat kotak telah ditetesi darah maka tusukan dijari dibersihkan menggunakan tisu. Teteskan reagen anti A, reagen anti B, reagen anti AB dan reagen anti Rhesus pada kotak keempat sesuai dengan tempat yang sudah tertulis pada kartu uji golongan darah. Tetesan masing-masing reagen dibatasi sesuai darah yang diteteskan kedalam kotak dengan perbandingan 1:1 agar darah yang bercampur dengan reagen akan membentuk hasil yang jelas. Setelah darah dicampurkan dan diaduk maka perhatikan apakah terjadi aglutinasi atau tidak pada setiap kotak di kartu golongan darah Hasil dikatakan bergolongan darah A, apabila setelah darah tersebut dicampur dengan reagen alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-B, sehingga ketika dicampur dengan reagen anti-B maka tidak terjadi aglutinasi. Hasil Dikatakan bergolongan darah B, apabila setelah darah tersebut dicampur dengan reagen beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-A, sehingga ketika dicampur dengan reagen anti-A maka tidak terjadi aglutinasi. Hasil Dikatakan bergolongan darah AB, apabila setelah darah dicampur dengan reagen anti-A dan reagen anti-B, darah tersebut terjadi aglutinasi karena sel darah tersebut hanya memiliki aglutinogen A dan B, dan serum darahnya tidak mengandung aglutinin anti-A, dan anti-B.

Hasil Dikatakan bergolongan darah 0, apabila setelah darah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B) tidak terjadi aglutinasi. Hal ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-A dan aglutinin anti-B. Berdasarkan pengamatan pada darah praktikan yang bernama Lya Novya, hasil pengamatan menunjukkan darah yang diberi reagen anti-A tidak terjadi aglutinasi (penggumpalan), darah yang diberi reagen anti-B tidak terjadi aglutinasi, dan darah yang diberi reagen anti-AB tidak terjadi aglutinasi. Sehingga darah tersebut dapat dikatakan bergolongan darah 0.

b. Rhesus Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor rhesus atau Rh. Rhesus terbagi atas 2 golongan yaitu rhesus (+) dan rhesus (-). Pebedaan mendasar anatara ke-2 golongan rhesus tersebut yaitu, seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh negatif. Seseorang yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh positif. Rh negatif menggambarkan adanya kekurangan faktor protein dalam sel darah merah. Sedangkan Rh positif memiliki protein yang cukup. Pemilik Rh negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah Rh positif. Jika dua jenis golongan darah ini bertemu maka akan terjadi perang antara keduanya. Sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap Rh dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi anti-Rh. Itu sebabnya pemilik Rh negatif tidak boleh menerima donor darah Rh positif sekalipun berdasarkan sistem ABO golongannya sama. Secara genetik, Rh positif dominan terhadap Rh negatif. Anak dari pasangan beda Rh punya kemungkinan 50100% ber-Rh positif. Kemungkinan ber-Rh negatif hanya 050%. Artinya, Rh si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.

Hasil dikatakan rhesus Positif, apabila darah yang diberi anti-D/anti-Rh terjadi penggumpalan karena darah Rh positif memiliki antigen resus sehingga ketika diberi anti-Rh akan terjadi aglutinasi. Hasil dikatakan rhesus Negative, apabila darah yang diberi anti-D/anti-Rh tidak terjadi penggumpalan/ aglutinasi karena darah Rh negatif tidak memiliki antigen resus, sehingga ketika diberi anti-Rh tidak akan terjadi penggumpalan. Berdasarkan pengamatan pada darah praktikan yang bernama Lya Novya, hasil pengamatan menunjukkan darah yang diberi anti-Rh terjadi penggumpalan sehingga dapat dikatakan praktikan memiliki darah dengan rhesus positif. 3.2.2. Berdasarkan Keturunan (gen) Manusia mewarisi jenis darah dari masing-masing orangtuanya (bersifat turunan atau inherited). Terdapat gen dari kromosom yang berbeda pada jenis darah. Selain itu, jenis protein, glikoprotein dan glikolipid juga ditemukan pada permukaan sel darah merah yang menggambarkan jenis darah. Secara umum pewarisan golongan darah , yaitu : a. Orangtua golonganO dan O, menghasilkan anak golongan O. b. Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak golongan O atau golongan A. c. Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B. d. Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B. e. Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O. f. Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O. g. Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau

golongan AB atau golongan B. h. Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O. i. Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. j. Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB.

Silsilah Golongan Darah keluarga Praktikan :


Ayah (O) Ibu (A)

Anak ke-1 (A)

Praktikan (O)

Anak ke-3 (O)

Golongan darah ayah (O) memiliki genotipe: I0I0. Golongan darah ibu (A) memiliki genotipe : IAIA,IAIO. Sehingga ketika adanya perkawinan antara seseorang yang bergolongan darah O dan golongan darah A maka dapat dibuat tabel sebagai berikut : IO IA IO IAIO IOIO IO IAIO IOIO

Perhitungan diatas menghasilkan keturunan yang dihasilkan adalah anak dengan genotipe IAIO = A dan genotipe IOIO = O. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan keturunan, praktikan memiliki kemungkinan bergolongan darah A atau O. Oleh karena itu adanya pengujian golongan darah dengan sistem ABO, yang mana sistem tersebut menggunakan prinsip dasar aglutinogen dan aglutinin yang mempermudah dalam menentukan genetik (keturunan) berdasarkan golongan darah seseorang dengan akurat.

Anda mungkin juga menyukai