Pengantar Berbagai terobosan untuk mengintensifkan pengolahan hasil kebun salak di Sibetan terus digeber. Salah satunya dengan mengolah salak menjadi wine. Melimpahnya bahan baku salak akan dapat diatasi kekawatiran kesinambungan ketersediaan bahan baku terutama dimusim paceklik salak. Dengan penyerapan sekitar 50-60 ton per hari secara otomatis akan memberikan dampak terhadap harga salak untuk mengangkat kesejahteraan petani. Jika tanpa pengolahan maka sampai kapanpun produksi komoditi salak ini akan terus tenggelam tanpa memberi keuntungan yang baik bagi petani bahkan cenderung terbuang dimusin panen raya. Dengan demikian petani salak akan tertolong dari segi harga, namun disisi lain nilai tambah manufakture industri wine salak memberi keuntungan signifikan. Maka untuk mengintensifkan upaya memproduksi Wine Salak sebagai salah satu alternatif mengolah produk salak, dibentuk wadah CV. Dukuh Lestari sehingga lebih fokus menangani masalah produksi wine. Harga salak yang selalu murah saat panen raya dan kurang stabilnya harga secara konvensional, maka diperlukan langkah terobosan untuk menolong petani salak sehingga bisa menikmati keuntungan lebih dari produksi salak yang dihasilkan. Untuk itu petani berharap pemerintah dapat membantu terus upaya pengembangan wine agar bisa terangkat sebagai ikon pasca pengolahan komoditi salak khas Karangasem. Kapasitas produksi wine salak yang diberi nama label Salaka Wine (Anggur Buah Salak) direncanakan 6000 liter per bulan dengan menyerap bahan baku salak per liter 4 Kg salak, total dibutuhkan salak sejumlah 18 ton salak. Dengan kadar alkohol 12 % wine salak Sibetan tergolong wine kelas B, telah mengawali produksi percobaan sebanyak 300 liter untuk produk promosi, souvenir dan kenangan, telah lolos
uji menarik penggemar dari wisatawan sebagai wine satu-satunya di dunia yang diproduksi dari buah salak. Nantinya diharapkan proses pengolahan wine salak dapat menyerap seluruh produk salak di Desa Sibetan dan luar Sibetan yang berjumlah jutaan pohon, dengan harga Rp 5000 - Rp 10.000 per Kg standar salak kelas I dan II. Jika dibandingkan harga di pasar saat panen raya hingga Rp 1000 per Kg maka prospek harga salak untuk bahan baku wine jauh lebih tinggi dan sangat
menguntungkan petani. Sedangkan harga sebotol wine dengan kemasan 750 ml seharga Rp 95.000 sedangkan kemasan 350 ml seharga Rp 45.000, tanpa bahan pengawet dan kimia. Wine Salak diperjuangkan menjadi idola wine salak agar mampu sejajar dengan wine
mancanegara yang berkelas dan memiliki trade mark saat ini. Alternatif pengolahan dalam bentuk wine merupakan satu-satunya pilihan yang memiliki prospek dan peluang bernilai tambah tinggi. Untuk itu produk olahan wine kini bahkan sudah memperoleh pengakuan pasca pengujian di Nusa Dua dan banyak digemari wisatawan. Jika produksi dan pemasaran nantinya sudah dapat digarap dengan baik, Ia optimis wine salak menjadi salah satu ikon wine khas Karangasem yang dicari wisatawan. Dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka saya berniat agar produk wine salak ini dapat memasuki lingkup pasar internasional, yang terlebih dahulu perlu dianalisis mengenai peluang pasar yang cocok dalam pemasaran produk wine salak ini. Adapun beberapa tahap yang diperlukan dalam menganalisis negara mana yang cocok dijadikan sasaran dalam hal pemasaran produk wine salak ini. Analisis ini berdasarkan pada analisis peluang internasional menurut Griffin yakni : 1. Melakukan Penilaian Pasar Luar Negeri Alternatif Dalam menilai pasar luar negeri alternatif, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang mencakup ukuran pasar, baik di masa sekarang maupun potensi di masa datang, tingkat persaingan yang akan dihadapi, lingkungan hukum dan politik, dan faktor sosiokultural yang mungkin memengaruhi operasi dan kinerja perusahaan. Dalam melakukan penilaian pasar luar negeri ini ada beberapa negara yang akan dipilih untuk dijadikan alternati f lokasi pemasaran wine salak. Pemilihan negara sasaran ini berdasarkan atas pertimbangan negara mana yang paling gemar terhadap produk wine serta penjualan wine terlaris. Maka disini ditemukan beberapa negara yang kemungkinan besar produk wine ini akan diterima di lingkup pasar negara bersangkutan : Perancis Itali Amerika Serikat Jerman
Spanyol Republik Rakyat Cina Rusia Negeria a. Potensi pasar Langkah pertama dalam pemilihan pasar luar negeri adalah menilai potensi pasar. Data tentang populasi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, Infrastruktur publik, dan kepemilikan barang seperti mobil dan televsi dapat dipakai oleh perusahaan untuk melakukan penyaringan pendahuluan terhadap berbagai pasar luar negeri. Dalam hal pemasaran produk wine ini diperlukan suatu data-data yang relevan berkaitan dengan pemasaran produk wine ini di masing- masing negara alternatif. Dibawah ini disajikan mengenai data jumlah penduduk dan PDB dari masing-masing negara alternatif : JUMLAH NEGARA China (RRC) Amerika Serikat - United States Nigeria Jerman Perancis - France Italia - Italy Spanyol - Spain Peoples Republic 1.343.239.923 313.847.465 170.123.740 82.702.384 65.630.693 61.261.254 47.042.984 6.989.000 15.060.000 247.100 3.629.000 2.808.000 2.246.000 1.537.000 PENDUDUK PDB
Dari data diatas dapat dilihat china merupakan negara yang paling padat penduduknya dan untuk PDB nya yang terbesar adalah negara Amerika Serikat. Dari analisis yang saya peroleh negara yang memiliki penduduk terbanyak memang memiliki potensi yang cukup memadai untuk dijadikan sasaran tetapi kendalanya adalah persaingan dan pengaruh-pengaruh lain yang tidak memungkinkan untuk memasuki pasar. Sama halnya dengan negara-negara alternatif lainnya masing-masing memiliki potensi pangsa pasar yang besar jika dilihat dari situasi PDB dan jumlah penduduknya dan negara-negara diatas dipilih berdasarkan tingkat konsumsi wine terbanyak, dan kemungkinan dengan memilih negara-negara yang menggemari konsumsi wine ini akan memberikan peluang untuk membuka dan memperluas produk wine salak yang khas ini, karena produk wine
ini sudah ada yang mencicipi dari beberapa orang mancanegara dan diharapkan produk ini juga memiliki potensi yang sama dengan wine berkelas lainnya.
b. Tingkat persaingan Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih pasar luar negeri adalah tingkat persaingan di pasar, baik tingkat persaingan di masa sekarang maupun di masa datang.
Dalam tabel akan dipaparkan mengenai asumsi tentang persaingan di masing-masing alternatif negara
TINGKAT PERSAINGAN Cina merupakan negara yang paling padat penduduknya dan memiliki potensi yang besar untuk memasarkan produk wine. Tingkat persaingan pun lumayan karena banyak negara-negara luar lain yang mengekspor wine ke china
di Amerika serikat pun banyak terdapat produk-produk wine yang memiliki kualitas yang tinggi sehingga persaingan di negara ini lumayan sulit Nigeria bukan merupakan negara penghasil wine selain itu negara ini memiliki tingkat impor terbanyak untuk produk minuman tetapi persaingannya lumayan sulit juga karena banyak negara yang ingin mengekspor produk wine di negara ini negara ini juga terkenal dengan produksi wine dan pengonsumsi wine terbanyak maka tingkat persaingannya pun sama sulitnya Dalam hal persaingan perancis merupakan salah satu negara penghasil wine terbesar di dunia dan tentu saja tingkat persaingan yang sangat ketat dengan perusahaan wine setempat dan kemungkinan akan sangat sulit untuk membuat produk unggul sama halnya dengan perancis, negara ini merupakan negara penghasil wine dan kemungkinan akan sulit bersaing dan mengenalkan produk ini, serta kemungkinan penduduk masih perlu beradaptasi mengenai rasa wine ini setelah perancis dan italia spanyol merupakan pengahasil wine ketiga di dunia ada banyak wilayah spanyol yang menjadi lokasi perkebunan anggur yang diguna kan dalam produksi wine serta harganya pun murah. Tingkat persaingan lumayan sulit
Nigeria
Jerman
Perancis - France
Italia - Italy
Spanyol - Spain
Dari masing-masing analisis mengenai tingkat persaingan, negara yang tingkat persaingannya mungkin rendah adalah negara nigeria yang merupakan negara pengimpor produk minuman terbanyak salah satunya adalah produk minuman wine dan negara ini bukan negara pembuat
wine. tetapi negara-negara yang lainnya masih memiliki potensi untuk diperkenalkan wine terobosan terbaru.
c. Lingkungan hukum dan politik Perusahaan perlu memahami kebijakan perdagangan negara tersebut dan lingkungan hukum dan politiknya. Stabilitas pemerintah juga faktor penting dalam menilai pasar luar negeri. Peraturan pemerintah tentang penetapan harga dan aktivitas promosi juga perlu dipertimbangkan
Analisis Lingkungan Hukum dan Politik Pemerintah RRC diawasi oleh partai komunis Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Cina Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor.
kekuasaan mayoritas dibatasi oleh hak-hak minoritas yang dilindungi oleh undang-undang Pemerintahan diatur menurut sistem "check and balance" yang ditetapkan oleh Konstitusi Amerika Serikat sumber hukum tertinggi negara. Amerika Serikat menerapkan sistem ekonomi kapitalis campuran yang didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, ekonomi Amerika menggunakan pendekatan model neoklasik, yaitu ekonomi pasar (market economy) yang kompetitif.
Nigeria
Sebagian besar barang yang diimpor di Nigeria harus membayar pungutan pengembangan pelabuhan 7% dari pajak yang harus dibayar. merupakan negara yang masih berkembang Sejak tahun 1993 Nigeria telah mengenakan Value Added Tax (VAT) atau Pajak Pertambahan Nilai sebesar 5% yang dikenankan untuk semua barang impor, terkecuali ada pengecualian
Jerman
merupakan negara federasi parlementer yang demokratis. Undang-Undang Dasar merupakan tatanan dasar negara di bidang hukum dan politik. Arti penting khusus dimiliki oleh hak-hak asasi yang termaktub dalam konstitusi itu. Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi demokratis yang kuat Perancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum berasal terutama dari peraturan tertulis; hakim tidak membuat hukum, tapi mengartikannya Hukum harus mengeluarkan larangan hanya apabila dibutuhkan, dan bila ketidaknyamanan disebabkan oleh larangan ini tidak melebihi ketidaknyamanan yang diwajibkan larangan untuk pemulihan. Hukum Perancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan hukum umum. Perancis adalah pengekspor barang manufaktur terbesar kelima di dunia dan pengimpor terbesar keempat di dunia. sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan corak parlementer di Eropa Selatan Italia memiliki pemerintahan parlementer berdasarkan sistem pemungutan suara proporsional
Perancis - France
Italia - Italy
Sistem peradilan Italia didasarkan pada hukum Romawi yang dimodifikasi oleh undangundang Napoleon dan statuta-statuta yang lebih baru. Italia sangat mendukung politik internasional multilateral, memajukan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan aktivitas keamanan international. Spanyol - Spain Pemerintahan Spanyol bersifat monarki parlementer. Spanyol adalah Negara yang sistem pemerintahannya paling terdesentralisasi di Eropa Spanyol tercatat sebagai salah satu negara maju (developed country) ekonomi spanyol dianggap sebagai salah satu kekuatan yang paling dinamis diantara negara-negara eropa
d. Pengaruh sosiokultural Manajer yang menilai pasar luar negeri juga harus mempertimbangkan pengaruh sosiokultural, karena sifatnya yang subyektif sering sulit diukur. Dari pengamatan sosiokultural yang diperoleh negara-negara yang telah dipilih tersebut ternyata sudah sesuai dengan produksi wine dan bahkan minum minuman wine merupakan hal yang sudah menjadi tradisi di wilayah tersebut maka asumsinya produk wine ini kemungkinan besar akan diterima di negara yang bersangkutan.
a. Biaya
b. Keuntungan c. Risiko
Setelah adanya evaluasi mengenai biaya, keuntungan, dan resiko ternyata masing-masing negara memiliki peluang dan hambatan tersendiri, maka dari itu jika memungkinkan minuman wine ini diharapkan akan mampu memasuki pasar negara-negara tersebut dan setidaknya dikenal oleh orang-orang luar. Negara yang kemungkinan menerima produk wine salak ini adalah negara nigeria karena negara ini mempunyai ketertarikan yang tinggi mengenai minuman-minuman beverage dan negara ini mempunyai tingkat impor tertinggi mengenai minuman sedangkan untuk negara yang lainnya kemungkinan akan agak sulit untuk memasarkannya karena tingkat persaingan serta negara-negara tersebut merupakan penghasil wine yang tidak terkalahkan.
3. Memilih Cara Masuk (Mode of Entry) Setelah menentukan pasar yang akan dimasuki, sekarang perusahaan dihadapkan pada keputusan yang lain : cara masuk mana yang akan dipakai oleh perusahaan tersebu. Teori etlektik Dunning akan memberikan wawasan yang berguna tentang faktor-faktor yang memengaruhi pilihan antara produksi dalam negeri (ekspor), produksi di negara tujuan (PMA atau usaha patungan), atau produksi di negeri tujuan yang dilakukan oleh pihak lain (lisensi, waralaba, dan kontrak
manufaktur). Dalam teori etlektik ini mempertimbangkan 3 faktor yakni keunggulan kepemilikan, lokasi, dan internalisasi. Berkaitan dengan usaha wine salak ini maka produk ini pun juga memiliki keunggulan kepemilikan jaringan distribusi lokal yakni berupa bahan baku salak yang tidak ada di negara lain serta keunggulan mengenai rasa dan bahan yang unik dalam produk wine ini. Keuanggulan ini adalah faktor penentu utama kekuatan tawar menawar perusahaan sehingga keunggulan ini dapat memengaruhi hasil dari negosiasi cara masuk yang akan dipakai. Sedangkan untuk keunggulan lokasi ternyata produksi di dalam negeri lebih menguntungkan karena tingkat biaya tenaga kerja, modal lebih rendah serta lebih mudah dalam hal pengambilan bahan baku salak yang hanya terdapat di wilayah setempat sehingga lebih efisien dan efektif.
Secara garis besar, terdapat lima faktor pertimbangan utama dalam pemilihan mode of entry, yaitu karakteristik negara, hambatan perdagangan, dan karakteristik produk (faktor eksternal ) dan tujuan perusahaan serta strategi seleksi negara ( faktor internal ).
Pemaparan pilihan Mode Of Entry Sebelum memilih mode of entry ini maka akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai rincian kelemahan dan keuntungan mengenai pilihan masuk pasar tersebut agar manajer dapat mempertimbangkan mengenai cara-cara masuk yang tepat untuk produk ini
Dari asumsi-asumsi dan data yang telah dipaparkan diatas maka perusahaan sebaiknya menetapkan memilih cara masuk pasar luar negeri dengan cara ekspor. Ekspor merupakan strategi yang paling sering dijumpai dalam memasuki pasar internasional, terutama untuk entri pertama kali. Tak jarang motivasi ekspor karena permintaan tak terduga, misalnya ada pesanan dari pembeli tertentu diluar negeri atau ada pelanggan domestik yang berekspansi ke pasar internasional dan memesan produk untuk keperluan operasi internasionalnya. Permintaan permintaan semacam ini mendorong perusahaan untuk
mempertimbangankan pasar internasional dan menelaah potensi pertumbuhannya. Karena produk wine ini istilahnya baru diperkenalkan maka cara yang baik adalah dengan cara ekspor, ekspor yang diperkenankan adalah ekspor langsung karena Jika volume penjualan cukup besar dan perusahaan ingin mencurahkan berbagai usaha guna mengembangkan pasar internasional, maka pembentukan organisasi penjualan ekspor sendiri merupakan alternative yang baik. Organisasi ini bisa berlokasi dipasar domestik maupun di pasar luar negeri. Dalam hal ini, organisasi ekspor mengambil alih tanggung jawab atas semua fungsi ekspor, mulai dari identifikasi pasar potensial dan segmen sasaran, mengatur dokumentasi ekspor dan pengiriman produk, hingga penyusunan rencana pemasaran (termasuk penetapan harga, promosi, dan distribusi dipasar internasional). Meskipun ekspor langsung membutuhkan biaya lebih mahal dan komitmen yang lebih besar untuk pengembangan pasar ekspor, strategi ini bisa menghasilkan usaha promosi dan penjualan yang lebih efektif dan juga memungkin perusahaan untuk mempertahankan kendali yang lebih besar atas kondisi kondisi menyangkut penjualan produk di pasar internasional. Strategi ini juga memberikan kontak yang lebih baik dengan pihak pihak terkait, seperti pasar dan distributor setempat. Selain itu, ekspor langsung juga memberikan umpan balik yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi peluang baru dan tren pasar; memantau kinerja dan gerakan pesaing; dan menyesuaikan rencana dan strategi. Sehingga setelah melakukan ekspor, perusahaan juga harus tetap memantau perkembangan produk ini ke luar apakah mendapat respon yang baik dari negara-negara bersangkutan dan jika ternyata mendapat respon dan perlakuan yang baik maka hal
yang harus dilakukan adalah melakukan tindak lanjut untuk perluasan produk dengan melakukan mode of entry yang lebih mendalam dan jika memungkinkan untuk memperdalamnya dapat dilakukan dengan cara lisensi Lisensi merupakan alternatif strategi memasuki suatu negara dan perluasan dengan daya tarik yang cukup besar. Sebuah perusahaan dengan teknologi, pengetahuan, atau merek yang mempunyai citra kuat dapat menggunakan persetujuan memberikan lisensi untuk menggantikan sumber laba tanpa investasi dan biaya yang amat kecil. Bahkan sebenarnya, memberikan lisensi merupakan pengembalian investasi tanpa batas. Satu- satunya biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya menandatangani perjanjian dan mengawasi implementasinya. Perjanjian lisensi memungkinkan perusahaan asing membeli hak memproduksi dan menjual produk perusahaan di negara tuan rumah atau berapa negara. Pemilik hak biasanya mendapat royalti untuk setiap unit produk yang diproduksi dan dijual. Penerima hak menanamkan modal dalam pendirian fasilitas produksi dan pemasaran serta pendistribusian produk atau jasa. Hasilnya, lisensi mungkin merupakan bentuk termurah dari ekspansi internasional. Cara masuk pasar yang lain mungkin bisa dilakukan tetapi memerlukan biaya yang lebih banyak dan lebih sulit dalam mengelolanya.