Kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflex ) saat ini bukan lagi barang mewah yang hanya digunakan oleh photografer profesional saja. Dengan pilihan model dan harga kamera DSLR yang begitu beragam sudah barang tentu membuat seorang untuk membeli DSLR sesuai kebutuhannya untuk kerja, hobby atau pun untuk kebutuhan pribadi. Mungkin sebahagian pengguna awam yang menggunakan kamera DSLR merasa minder dan iri dengan para photografer profesional karena hasil gambar yang di hasilkan oleh photografer pro lebih memuaskan di bandingkan dengan hasil jepretan permula atau pengguna awan padahal sama-sama menggunakan kamera DSLR, hal ini wajarwajar saja karena photografer pro sudah pasti memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih di bandingkan mereka yang pemula. oleh karena ini tidak salahnya kita untuk meningkatkan kemampuan kita di bidang photografi walau kita belum di sebut seorang photografer profesional namun kita juga dapat menghasilkan karya gambar yang tidak kalah bagusnya. berikut congkel.com akan membahas bagaimana cara mengoptimalkan kamera DSLR anda untuk dapat menghasilkan karya photografi yang memukau.
2. Gunakan Autofocus
Biasanya Photografer akan menggunakan fokus manual untuk memotret objek jenis lanskap dan portrait. Namun kita akan mendapat kesuliatan saat memotret objek yang bergerak misal binatang yang sedang bergerak atau bunga yang di goyangkan oleh angin karena selain tidak mudah mendapatkan fokus saat memutar lensa akan
mendapat goncangan saat tidak menggunakan tripot dalam hal ini ada baiknya untuk menggunakan autofocus yang terdapat pada kamera DSLR. Pada umumnya kamera DSLR saat ini memiliki tiga pilihan mode untuk autofocus; Gunakan mode Continuous servo focus, ini sangat cocok untuk memotret objek yang bergerak karena dengan mode ini kamera akan fokus pada objek yang bergerak dan akan mengikuti terus pergerakannya hingga objek berada pada focus yang sempurna. Gunakan Dynamic focus mode ini akan memberikan lebih banyak titik fokus pada kamera anda mode ini sangat bervariasi pada setiap kamera DSLR namun pada umumnya digunakan pola 9-point group patternuntuk pemotretan objek yang memiliki gerak satu arah misalnya objek mobil melaju. Namun berbeda halnya bila objek yang bergerak sembarang atau tidak dapat di prediksi anda dapat memilih pola kelompok yang lebih besar. Mengatur frame rate (jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps (frames per second). semakin tinggi satuan angka fpsnya semakin halus gambar bergeraknya frame rate pada kamera DSLR berbeda-beda ada yang 5fps, 3.9fps atau 6.3fps untuk mendapatkan hasil yang memuaskan anda dapat berexperimen dengan ukuran frame rate ini.
Lensa dan Sensor Kamera DSLR saat ini sudah memiliki teknologi Image Stabilization fitur ini dapat memberi hasil gambar yang halus dan tajam walau berada pada lokasi yang memilik cahaya minim dengan kecepatan 1/15 detik pada ISO 6400 akan mendapatkan gambar yang tajam walau terdapat goncangan dari tangan saat memegang kamera sebenarnya adalah untuk meredam goncangan pada kamera saat menggunakanya yang berpengaruh pada hasil gambar nantinya. Namun bila anda memiliki tripot mode ini sebaiknya di matikan saja dan beberapa merek DSLR bahkan menyarankan untuk mematikan mode Image Stabilization saat menggunakan tripot.
4. Sensor Cleaning
Sensor Cleaning perlu dilakukan pada kamera DSLR karena akan banyak debu yang hinggap di sensor DSLR banyak kamera DSLR saat ini sudah memiliki teknologi Sensor Cleaning dimana kamera akan membersihkan sensor secara otomatis layaknya seperti printer membersihkan head pada cartridge. Namun ada kalanya anda perlu membersihkan sensor secara manual perlu di ingat sensor kamera sangat sensitif berhati-hatilah dalam membersikannya dan gunakan perlalatan khusus membersikan sensor.
Kedalaman ruang atau Depth of Field (DOF) adalah rentang atau variasi jarak antara kamera DSLE terhadap subyek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) foto yang masih dapat diterima (tidak blur), artinya Depth of Field dipakai untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus). Tombol DOF Preview adalah alat bantu yg memungkinkan kita melihat approximation(perkiraan hasil) foto yang akan terekam oleh kamera DSLR . Sehingga kita hanya bisa melihat perkiraan saja mengingat pandangan pada viewfinder akan bertambah gelap seiring dengan mengecilnya diafragma lensa. Memang agak susah menilai yang mana objeknya yang fokus/tajam dan mana yang tidak.
Apabila anda menggunakan format RAW dalam mengambil gambar untuk optimasi pada postprocessing. seperti sharpening, color saturation dan juga contrast serta variable lain dalam Photoshop atau aplikasi pengolah gambar lainya. Namun ada satu pengaturan yang dapat dilakukan di dalam kamera yaitu pengaturan untuk mengurangi noise yaitu noise reduction. Saat pengambilan gambar senja hari dan memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya dan memerlukan bukaan lensa dari satu detik hingga lebih dari satu jam. Exposure yang lama akan mengakibatkan noise yang berlebihan. Karena sensor digital memanas sehingga mengakibatkan gambar yang diperoleh akan
menghasilkan noise yang cukup mengganggu. Namun saat ini banyak DSLR yang sudah memiliki memiliki fasilitas noise reduction. Pengurangan dark frame adalah cara untuk meminimalkan noise gambar untuk foto yang diambil dengan waktu pemaparan yang panjang ( long exposure). Ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa komponen noise, yang dikenal sebagai fixed-pattern noise, adalah sama dari satu gambar ke gambar yang lain: yaitu noise yang berasal dari sensor ( dead or hot pixels). Ia bekerja dengan mengambil gambar pada saat rana tertutup. Kamera kemudian menggunakan cara ini untuk mengidentifikasi pixel panas atau noise dan kemudian menghilangkannya. Bila anda telah lama menggunakan kamera DSLR anda ada baiknya untuk mengistirahatkannya setelah itu baru digunakan kembali untuk mendapatkan hasil yang bersih.
Membahas dunia fotografi memang tidak ada habisnya dan berikut congkel.com akan mencoba mengulas teknik Panning di dunia fotografi. Panning yaitu salah satu teknik untuk mengabadikan / menangkap objek yang bergerak. dan teknik ini digunakan untuk mengatasi masalah di saat menangkap objek yang bergerak dengan cepat seperti menangkap gambar binatang berlari, kerdaraan dan juga gambar para atlit dalam olahraga. Ciri-ciri foto yang menggunakan teknik panning yaitu gambar dengan focus tajam pada objek dan juga background blur dengan tingkat sedang hingga tinggi.
Berikut Teknik Panning Setting Shutter Speed yang lebih rendah dari biasanya. Mulai dengan 1/30 sec dan dengan Shutter Speed yang lebih rendah lagi dari pada itu dan perlu di coba-coba yang paling cocok. Shutter Speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan kecepatan objek, gunakan 1/60sec hingga 1/8sec. Posisikan Photografer berada tepat terhadap objek tidak akan terhalang oleh apapun. Juga mempertimbangkan latar belakang objek Anda, meskipun akan blur namun jangan sampai mengganggu terhadap objek Anda. Background yang berwarna atau cenderung menghasilkan blur yang bagus. Jika Anda menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau monopod dengan head yang bisa berputar agar pergerakan kamera mulus dalam mengikuti objek. Jika kamera Anda tidak memiliki auto focus yang cukup cepat Anda harus melakukan pra-fokus pada kamera Anda di tempat dimana Anda akan menekan tombol Shutter. Ikuti pergerakan objek sambil menekan setengah tombol Shutter untuk mengambil focus pada objek, jika pergerakan tangan Anda sudah relative sama dengan objek maka tekan penuh tombol Shutter (lakukan selembut mungkin untuk mengurangi guncangan kamera). Bagi pengguna kamera dengan auto focus motor Servo Anda dapat membiarkan kamera melakukan focus mengikuti pergerakan objek dengan menekan setengah tombol Shutter. Setelah Anda menekan tombol Shutter terus ikuti arah pergerakan objek sampai proses pengambilan gambar selesai. Terakhir jangan lupa practice, practice and practice. Lakukan banyak latihan dalam mempraktekkan teknik Panning ini. Demikian pembahasan singkat tentang teknik panning fotografi semoga bermantaaat.
Dunia fotografi layaknya wahana yang mengasyikkan bagi orang-orang yang menyenanginya. Fotografi ini merupakan sesuatu hal yang menarik untuk di perdalam karena tidak banyak orang yang mampu mengambil gambar dengan bagus dan baik menggunakan kamera yang dimiliki. Malah dewasa ini sudah sering kita lihat banyak diadakan nya lomba fotografi ataupun ajang yang mempertontonkan bagaimana dunia fotografi itu sebenarnya. Jadi tidak ada salah nya kalau kita belajar mendalami ilmu fotografi ini. Namun demikian, yang terjadi dewasa ini adalah banyak fotografer yang tidak memiliki ilmu dasar yang cukup untuk menunjang diri bergelut dalam dunia fotografi. Kebanyakan hanya cukup mengandalkan kamera DSLR yang cukup mahal tanpa adanya pengetahuan dan wawasan yang cukup mengenai kamera dan dunia fotografinya. Maka dari itu, kami akan mencoba membahas sedikit mengenai mode exposure yang ada di dunia fotografi. Apakah yang dimaksud dengan mode exposure ? Mode exposure atau dalam bahasa inggris biasa disebut dengan exposure mode adalah salah satu setting yang paling penting pada sebuah kamera atau dalam dunia fotografi. Exposure mode ini merupakan setting yang dapat dipilih sesuai dengan subjek atau keadaan yang nantinya akan diambil atau di shot gambarnya. Beberapa mode
exposure sebagai berikut. Auto P A/Av (biasanya dimiliki oleh Kamera Canon) S/Tv (biasanya dimiliki oleh Kamera Canon) Penjelasan tiap-tiap exposure mode tersebut adalah sebagai berikut. Auto
Mode ini merupakan mode termudah untuk digunakan. Mengapa demikian ? Karena mode ini digunakan dengan otomatis tanpa ada trik khusus dari fotografer. Jadi, barang siapa pakai kamera DSLR sebaiknya jauhi mode yang
satu ini. P (Programmable) Sebenarnya mode yang satu ini juga hampir sama dengan mode Auto. Namun, yang membedakan adalah shutter
speed dan aperture nya dapat di ubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. A/Av (Aperture Priority) Nah, dalam mode yang satu ini anda bebas meng-adjust aperture nya sesuka hati dan yang lebih memudahkan nya
lagi kamera akan sesuaikan shutter speed nya secara otomatis. S/Tv (Shutter Priority) Mode yang satu ini merupakan kebalikan dari A mode, dimana boleh adjust shutter speed sesuka hati dan kamera akan menyesuaikan aperture secara otomatis. Biasanya digunakan pada sport photography. Dengan demikian, pilihlah mode yang sesuai dengan keadaan dan situasi gambar yang akan di ambil (shot) serta yang sesuai dengan kebutuhan di dunia fotografi.
Dunia fotografi masih saja menjadi dunia yang banyak digemari anak muda masa kini. Mungkin tidak hanya anak muda ya ? Bahkan orang yang sudah lanjut usia alias tua pun ada yang senang mendalamai dunia fotografi ini.
Mengapa bisa demikian ? Berbagai jawaban dan pendapat dapat menjawab pertanyaan ini jikalau kita interogasi fotografer nya. Namun, pastinya jawaban yang paling banyak akan kita dapatkan adalah dunia fotografi itu menyenangkan dan mengasyikkan karena kita dapat mengabadikan suatu kejadian ataupun gambar langka yang jarang dilihat oleh orang lain. Tidak hanya dapat mengambil gambar belaka, tetapi kita juga dapat mempelajari lebih dalam bagaimana teknik yang tepat untuk mengambil gambarnya sehingga gambar atau pun video yang kita ambil dapat terlihat lebih menarik dan bagus.
Nah, dari alasan itu kita dapat menyimpulkan bahwa dunia fotografi sebenarnya bukan saja dunia yang hanya asal jepret gambar sana sini. Banyak yang harus dipelajari untuk menjadi seorang fotografer handal. Maka dari itu, kami akan membahas sedikit tips mengenai bagaimana cara atau teknik mengambil gambar yang bagus pada saat matahari terbenam atau pun matahari terbit.
Beberapa tips nya adalah sebagai berikut. Tiba lebih awal di lokasi Untuk dapat mengambil gambar tersebut dengan bagus, kita harus datang lebih awal di lokasi tempat sunrise nya.
Ada baiknya datang setengah jam lebih cepat sebelum sunset atau sunrise. Tripod Tripod ini merupakan salah satu aksesori wajib yang harus dibawa saat shot sunrise atau sunset dikarenakan saat
shot kita menggunakan slow shutter speed seperti 1/10 dan 1/8. ISO ISO nya harus di set ke mode paling rendah dari kamera (biasanya 100). Mode Manual
Gunakanlah mode manual. Aperture diatur F10 ke atas dan gunakan aperture maksimum mcm F22. Untuk Exposure nya pastikan berada pada angka kurang dari 0 agar warna sunset atau sunrisenya lebih terang dan
menyala. Manual Fokus Jangan gunakan auto fokus karena kita akan berhubungan dengan keadaan gelap, tetapi gunakanlah manual
fokus. Cabel Release Gunakan cable release atau remote. Shot beberapa kali Shot seberapa banyak gambar (sesuai kebutuhan) kerana cahaya sunset akan berubah-ubah dengan cepat. LiveView Disebabkan kamera akan menghala terus ke matahari, penggunaan viewfinder sangat tidak diperbolehkan (dapat menyebabkan kebutaan). Gunakanlah liveview yang ada pada kamera dan kalau tidak ada lifeview, lepas saja shot beberapa gambar dan compose balik sampai kita merasa puas hati.
Skala pada suatu foto merupakan hal harus selalu ada pada suatu karya yang anda abadikan. Untuk memberikan kesan skala pada foto, maka anda dapat memasukkan elemen manusia ke dalam foto, otomatis. Tanpa unsur manusia atau hal-hal yang mudah dikenali, penikmat foto anda tidak dapat mengetahui seberapa besar dan luas pemandangan yang anda ambil tersebut. Misalnya saja pendaki gunung akan memberikan gambaran seberapa tinggi dan besarnya gunung yang didaki, atau orang yang berdiri didepan sebuah mobil dapat menggambarkan seberapa tinggi mobil tersebut dan orang yang mandi dibawah air terjun memberikan gambaran seberapa tinggi dan megah air terjun, dll. Berikut ini beberapa tips untuk menerapkan komposisi skala foto agar foto yang anda ambil akan terlihat lebih efektif : Gunakanlah Latar Belakang Foto yang Relatif Bersih atau Polos Contohnya jika di gunung yang hijau, sawah yang hijau, langit dan laut yang biru. Anda sebaiknya jangan menempatkan manusia atau hal-hal lain ditengah-tengah pohon-pohon yang beraneka ragam warna dan bentuknya. Karena hal tersebut akan membuat manusia yang anda harapkan menjadi skala terhadap foto anda malah tidak terlihat. SUbjek Foto Jangan Diletakkan Terlalu Dekat Dengan Kamera
Hal tersebut karena akan membuat latar belakang foto anda menjadi terkesan sempit atau kecil. Tidak perlu juga anda selalu memasukkan elemen manusia untuk memberikan kesan skala, namun anda dapat memasukkan subjek lain yang mudah dikenali, seperti sepeda motor, mobil, bangunan dan sebagainya.
Jarak Fokus atau Focal Length menjadi pertimbangan bagi photografer saat membeli lensa kamera DSLR karena jarak fokus pada lensa akan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Karena setiap jarak pada lensa di peruntukan untuk pemotretan dengan jarak tertentu. Focal length atau jarak fokus adalah jarak dalam satuan milimeter (mm) antara bagian tengah elemen optik lensa dengan gambar yang terbentuk pada sensor pada kamera DSLR. Focal Lenght juga mempengaruhi sudut pandang atau field of view adalah seberapa luas area ditangkap oleh kamera, Jarak Focus Lensa juga mengontrol seberapa lebar atau seberapa sempit perspektifnya (pembesaran terhadap objek). Lensa dengan perspektif yang lebar (lensa wide) akan memdapat pandangan yang luas sehingga objek terlihat lebih kecil pada gambar yang akan di hasilkan, lensa dengan perspektif menengah (lensa normal) akan memberikan pandangan yang normal sedangkan lensa dengan perspektif sempit (lensa tele) akan membuat objek yang jauh terlihat lebih besar pada gambar sesuai dengan Jarak Focus Lensa yang di berikan.
Kesimpulannya adalah
Semakin pendek Jarak Focus, semakin lebar sudut pandang dan semakin lebar perspektif terhadap objek (pandangan yang terlihat pada foto semakin luas), hal ini dapat ditemukan pada lensa wide Semakin panjang Jarak Focus, semakin sempit sudut pandang dan semakin sempit perspektif terhadap objek (pandangan yang terlihat pada foto semakin sempit), hal ini dapat ditemukan pada lensa tele. Kira-kira sudah paham? yang dimaksud dengan focal length. Nah berikut beberapa kategori focal length atau jarak fokus pada kamera DSLR perkiraan focal length lensa yang digunakan dengan sedikit tumpang tindih dalam focal length antara beberapa kategori oke langsung saja lihat katagori berikut ini :
saat memotret pemandangan, dan jenis lensa ini sering digunakan oleh photografer untuk memfoto pemandangan interior dan juga arsitektur.
Okay demikian saja pembahasan tentang Jarak Fokus ( Focal Length) semoga membantu dan bermanfaat. Lain kali akan kita bahas kembali tentang dunia fotografi.