FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN
Kromatografi Lapis Tipis
Buah Mali-mali (Leea aquleata)
OLEH:
KELOMPOK VIII
NURUL MUTMAINNAH
(N111 10 905)
ISMAWATI
(N111 10 252)
ERWINDA DESRIANI AR
(N111 10 131)
IKA MERDEKAWATI
(N111 10 300)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seperti
pengukuran
luas,
perbandingan
keterlihatan,
atau
Rf =
diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar
UV, akan berpendar. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada
kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika
dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa menyinarkan sinar UV pada
lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi
bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.(5)
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun,
pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH. Jadi,
pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Permukaan
jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana
halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol. (4)
Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan
melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada
garis dasar. Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan
kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut.
Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas pada
lempengan, tergantung pada:
1. Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksi antara
molekul-molekul senyawa dengan pelarut.
2. Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada
bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan jel silika. Senyawa yang
dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih kuat
dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van
der Waals yang lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih
kuat dari senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan
suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan.(4)
Penyerapan pada kromatografi lapis tipis bersifat tidak permanen,
terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada
permukaan jel silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut. Dengan
jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu
terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk
sementara waktu proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa
senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang
jarak
yang
ditempuh
ke
atas
lempengan.
Bagaimanapun,
hal
ini
noda
kromatogram
yang
mengabsorbsi
radiasi
UV
atau
BAB III
METODE KERJA
BAB VI
HASIL PENGAMATAN
Kode Noda
Awal
Larut Butanol
Larut Hexan
Nilai Rf
1.17
Warna Noda
UV 254 UV 366
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
b. Eluen
Heksan : Etil =
Sampel
Ekstrak buah
tanaman mali-mali
(Leea aquleata)
Kode Noda
Awal
Larut Butanol
Larut Hexan
Nilai Rf
1.17
Warna Noda
UV 254 UV 366
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Pada UV 254
IV.3
Perhitungan nilai Rf
Jarak yang ditempuh oleh noda
Rf =
Jarak yang ditempuh oleh eluen
BAB V
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, heksan diharapkan dapat menarik noda yang bersifat
nonpolar, dan etil dapat menarik noda yang bersifat polar.
Adsorben yang paling banyak digunakan dalam kromatografi lapis
tipis adalah silika gel dan aluminium oksida. Silika gel umumnya
mengandung bahan tambahan kalsium sulfat untuk mempertinggi daya
lekatnya. Silika gel digunakan sebagai adsorben untuk kromatografi
senyawa-senyawa netral, asam dan basa. Selain itu silika gel mempunyai
efek pemisahan melalui proses adsorbsi dan partisi.
Larutan zat uji ditotolkan 1 cm dari bawah dan minimum 0,5 cm dari
sisi pelat, sedemikian rupa sehingga terjadi noda teratur yang maksimum
berdiameter 6 mm, tetapi pada percobaan ini syarat tersebut tidak
diperhatikan sehingga lempeng yang digunakan lebarnya sangat kecil.
Penotol yang digunakan sebaiknya berdiameter 0,1 mm 1 mm, sehingga
larutan zat uji yang digunakan juga sesuai dengan apa yang diinginkan.
Setelah ditotolkan, pelat diuapkan agar . Lalu pelat diletakkan vertikal
dalam bejana kromatografi dan titik awal harus tetap berada disebelah atas
permukaan fase gerak. Bejana ditutup dan didiamkan hingga fase gerak
mencapai batas atas. Jika fase gerak sudah melewati trayek yang diberikan
dalam monografi, pelat dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan di udara.
Tahap terakhir yang dilakukan adalah peneteksian bercak. Hal ini
dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan dibawah lampu UV dengan
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm dan penyemprotan dengan H 2SO4.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah nilai Rf yang
diperoleh dari hasil pengamatan adalah pada ekstrak heksan sebesar 1.17
VI.2 Saran
Diharapkan alat-alat di laboratorium dapat dilengkapi sehingga
praktikum dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
University Press