Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN PERTANYAAN MAKALAH

4. Dalam bioenergetika ini dikenal kaidah termodinamika dalam sistem biologis yaitu hukum pertama dan hukum kedua termodinamika. Apa yang anda ketahui tentang kedua hukum tersebut? Termodinamika adalah studi mengenai transformasi energi yang terjadi pada materi. Konsep termodinamika pada reaksi biokimia terbatas aplikasinya terutama pada konsep kesetimbangan termodinamika karena sistem biokimia umumnya terbuka dan berlangsung pada tekanan, suhu, volum rendah dan tetap. Pengaturan konversi atau pemindahan energi pada sel mengikuti hukum termodinamika. Hukum Termodinamika I Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal, yang berhubungan dengan panas dan dinamika, yang berhubungan dengan pergerakan atau kerja. Maka termodinamika dapat diartikan sebagai ilmu tentang energi yang lebih spesifik membahas hubungan antara energi panas dan kerja. Hukum termodinamika I terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa:Walaupun energi terdapat dalam banyak bentuk, energi terdapat dalam jumlah yang konstan, dan ketika energi berubah bentuk menjadi bentuk lainnya, perubahannya akan terjadi secara simultan. Di dalam istilah termodinamika, daerah yang berpengaruh pada proses terbagi dua, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem adalah daerah dimana proses berlangsung, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem yang berhubungan langsung dengan sistem. Sistem terdiri dari banyak ukuran yang daerah perbatasannya dengan lingkungan bisa berbentuk nyata atau imaginary, bersifat kaku atau fleksibel. Termodinamika memperhitungkan interaksi antara sistem dan lingkungannya. Energi sistem (Es) adalah jumlah energi kinetik molekul-molekul system (energi termal) dan energi potensial atom-atom dalam molekul (energi kimia). Energi sistem bergantung pada keadaan sistem, ikut berubah ketika keadaan berubah. Jika sumber panas adalah bagian dari lingkungan, energi E lingkungan juga berubah. Hukum pertama termodinamika mengatakan bahwa energi Eu semesta tidak berubah atau sehingga (1) konstan

Ini berarti, jika Es dan E adalah energi sistem dan lingkungan ketika sistem berada pada satu keadaan dan Es dan E adalah energi ketika sistem berada pada keadaan lain, maka Es + E = Es + E Seperti sebelumnya, delta digunakan sebagai awalan yang berati perbedaan (2) (3) dalam

atau perubahan dari. Secara spesifik Es adalah energi dari keadaan akhir sistem dikurangi energi dari keadaan awal Es = Es Es Dan Es adalah energi akhir lingkungan dikurangi energi awal E = E E (4)

Energi merupakan penjumlahan antara kerja (w) dan kuantitas panas (q), sesuai dengan persamaan: (5) Dimana q akan bernilai positif (+) jika panas diserap oleh sistem dan bernilai negatif (-) jika panas dilepas sistem. Kemudian w akan bernilai positif (+) jika sistem dikenai kerja, sebaliknya jika sistem melakukan kerja maka w akan bernilai negatif (-). Ini adalah ungkapan matematika yang sesuai untuk hukum pertama termodinamika. Persamaan tersebut digunakan untuk menghitung perubahan energi sistem jika perubahan energi lingkungan diketahui, dan sebaliknya. Secara singkat, hukum tersebut menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Hukum termodinamika I ini digunakan untuk menentukan jenis jenis energi yang bekerja dalam sebuah sistem, menyatakan bahwa di dalam sebuah sistem yang bekerja terdapat keseimbangan energi, dan ekivalen antara kerja dan panas dalam sebuah sistem. Akan tetapi, kelemahan dari hukum termodinamika pertama ini adalah tidak bisa menjelaskan kearah mana suatu perubahan keadaan itu berjalan dan apakah

perubahan itu bersifat reversible atau irreversible. Hukum Termodinamika II Hukum II termodinamika biasanya diformalkan melalui entropi, suatu besaran termodinamika yang merupakan ukuran ketidakteraturan. Entropi total (sistem dan lingkungan) cenderung menuju nilai maksimum pada setiap proses nyata. Hanya pada proses ideal saja perubahan entropi total bernilai nol, sehingga hukum kedua termodinamika dapat dituliskan sebagai berikut. ( ) (6)

Hukum termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, Sebuah proses alami yang bermula pada suatu keadaan kesetimbangan dan berakhir pada suatu kesetimbangan lain akan bergerak dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem ke lingkungannya semakin besar. Dalam kondisi suhu dan tekanan yang konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (G) suatu sistem yang bereaksi dan entropi (S) dinyatakan oleh persamaa berikut yang (7)

menggabungkan kedua hukum termodinamika: G = H - TS Dengan H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu mutlak. Dalam reaksi biokimia, karena H kira-kira sama dengan E, yaitu perubahan total dengan energi internal reaksi maka hubungan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut: G = E - TS Jika G negatif, reaksi akan berlangsung secara spontan disertai hilangnya (8) energi

bebas, rekasinya bersifat eksergonik. Jika selain itu, G berukuran besar, rekasi berlangsung hampir tuntas dan ireversibel. Di pihak lain, jika G positif reaksi berlangsung hanya jika energi bebas dapat diperoleh, reaksinya endergonik. Jika selain itu, G berukuran besar, sistem ini stabil, dengan sedikit atau tanpa kecenderungan terjadinya reaksi. Jika G nol, sistem berada dalam keadaan setimbang dan tidak terjadi perubahan netto. Jika reaktan-reaktan terdapat dalam konsentrasi 1,0 mol/L, Go adalah perubahan energi bebas standar. Untuk reaksi-reaksi biokimia, keadaan standar didefinisikan pada pH 7. Perubahan energi bebas standar ini dinyatakan sebagai Go. Dengan R adalah konstanta gas dan T adalah suhu mutlak. Perlu dicatat bahwa G yang sebenarnya mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada Go, tergantung pada konsentrasi berbagai reaktan, termasuk pelarut, berbagai ion dan protein. Dalam suatu sistem biokimia suatu enzim hanya mempercepat tercapainya keseimbangan; enzim tidak pernah mengubah konsentrasi akhir reaktan-reaktan dalam keseimbangan. Pada sistem terisolasi, setiap perubahan akan menuju pada peningkatan entropi sistem, sehingga dS > 0 kecuali pada kesetimbangan dS = 0. Oleh karena itu, selama terjadi perubahan dalam sistem maka entropi meningkat, baik reaksi berjalan irreversible maupun reversible sehingga, pada sistem terisolasi, reversibel tidak berarti sistem dapat kembali ke kondisi semula (kenyataannya entropi berubah). Lain halnya untuk sistem tertutup, sistem dapat dikembalikan ke keadaan semula secara paksa dengan menggunakan sumber energi, seperti ATP atau PEP (Phosphoenolpyruvate). Molekul ATP (adenosin trifosfat) adalah molekul ulangaling yang membawa energi kimia dalam sel. ATP merupakan molekul yang hampir semuanya menyebabkan kerja seluler, baik untuk munculnya sinar dari kunang-kunang hingga pergerakan sel otot sehingga kita bisa mengayuh sepeda.

5. Apa yang Anda ketahui tentang besaran-besaran termodinamika, baik besaran dasar maupun besaran turunan? Dan bagaimana pula penurunan-penurunan persamaannya? Berikan salah satu contoh perhitungan berkaitan dengan besaran-besaran tersebut!

Termodinamika adalah fisika energi, panas, kerja, entropi, dan kespontanan proses. Besaran-besaran termodinamika adalah energi dalam, kerja, entropi, dan energi bebas. Besaranbesaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Suhu (Temperature) Skala temperatur digunakan sebagai indikator keseimbangan panas (thermal), dimana setiap dua benda yang bersentuhan dengan kondisi yang sama adalah dalam keseimbangan. Skala yang digunakan dalam perhitungan adalah skala Kelvin. Merupakan skala suhu yang kenaikan skalanya sama dengan skala Celsius, tetapi dengan skala suhu nol yang paling rendah, yaitu ketika semua molekul atau atom-atom benda berhenti bergerak. Suhu ini menjadi acuan suhu nol mutlak K dan setara dengan 273,15 C. Maka:

K = C + 273,15

(9)

Gambar 1. Perbandingan Skala Celcius dan Kelvin ( Sumber: http://www. pln.co.id)

b. Tekanan (Pressure) Satuan tekanan SI adalah pascal Pa, yang didefinisikan sebagai satu newton gaya per meter persegi (1 N/m2). Karena satuan pascal terlalu kecil, maka cenderung digunakan kPa (kilo newton/m2) atau Mpa (mega newton/m2), namun yang paling umum digunakan adalah satuan metrik: atmosfer (atm) atau bar (kilogram gaya per centimeter per segi = kg/cm2) 1 atm = 1.01325 bar 1 bar = 105 pascal = 0.1 Mpa Satuan lainnya yang sering digunakan meliputi satuan British psi (pound per inchi persegi lb/in2) ataupun satuan tinggi kolom air H2O (mmH2O, inH2O) dan tinggi kolom air raksa Hg (mmHg, inHg).

Gambar 2. Ilustrasi Tekanan Mutlak, Tekanan Gauge, dan Beda Tekanan (Sumber: http://www. pln.co.id)

Tekanan mutlak adalah tekanan yang diukur mulai dari acuan tekanan vakum sempurna, dimana tekanan vakum sempurna dianggap nol bar a (0 bar absolute). Tekanan gauge adalah tekanan yang diukur mulai dari acuan tekanan udara luar atmosfer, dimana tekanan udara luar atmosfer dianggap nol barg (0 bar gauge) sering ditulis dengan satuan bar saja. Walaupun tekanan udara luar tergantung pada cuaca dan ketinggian, namun pada umumnya dianggap 1.01325 bara (1 atm), yakni tekanan udara atmosfer pada

permukaan laut dengan suhu 25 C. Beda tekanan adalah beda antara dua tekanan. Ketika menentukan beda tekanan, tidak diperlukan menentukan tekanan gauge atau absolute, asalkan kedua tekanan diukur dengan acuan yang sama. c. Kepadatan dan Volume Jenis (Density & Specific Volume) Density suatu bahan didefinisikan sebagai masa bahan m per satu satuan volume V. Volume jenis vg adalah volume pr satuan masa, kebalikan dari density. (10)

dimana merupakan density (kg/m3), m adalah massa (kg), V adalah volume (m3), dan vg adalah volume jenis (m3/kg). Satuan lain yang digunakan adalah berat jenis (specific gravity), yaitu perbandingan density bahan tersebut s dengan density air murni w pada suhu dan tekanan standar (STP). Kondisi acuan ini ditetapkan dengan tekanan udara luar dan suhu 0 oC. Kadang-kadang dengan suhu 20 oC atau 25 oC yang disebut acuan suhu tekanan normal (NTP). Density air murni pada NTP dianggap 1000 kg/m3. Karena berat jenis adalah perbandingan dua density, maka berat jenis adalah tanpa dimensi ukuran dan satuan. Berat jenis disebut juga density relatif suatu bahan.

d. Energi, Kerja, dan Panas (Energy, Work, & Heat) Energi diartikan sebagai kemampuan melakukan kerja. Pemindahan energi dengan cara gerak mekanik disebut kerja. Satuan SI untuk kerja dan energi adalah joule, ditetapkan sebagai 1 Nm (1 joule = 1 Newton meter). Jumlah kerja mekanik yang dilakukan dapat ditentukan dengan persamaan turunan dari mekanika Newtonian: (kerja) W = (gaya) F x ( jarak tempuh) s (11)

Dapat juga dijelaskan sebagai hasil kali dari tekanan yang diberikan dengan perubahan volume. W = (tekanan) P x ( perubahan volume) dV Contoh Soal: Suatu tekanan yang diberikan p = 1 Pa, telah merubah volume sebesar dV = 1 m3. Berapa kerja yang dilakukan? Jawab: Kerja yang dilakukan (w): p x dV = 1 N/m2 x 1 m3 =1J Penelitian yang dilakukan oleh J. P. Joule menunjukkan adanya kesetaraan antara energi mekanik (kerja/work) dengan panas (heat). Ditemukannya, bahwa jumlah energi yang sama dibutuhkan untuk menghasilkan kenaikan suhu yang sama pada masa air tertentu, tidak masalah apakah energi diberikan sebagai panas Q atau kerja W. Energi total pada suatu sistem adalah terdiri dari energi dalam, potensial dan kinetik. Suhu material berhubungan langsung dengan energi dalam ug (internal energy). (12)

Energi dalam berhubungan dengan gerak, interaksi dan ikatan molekul dalam bahan. Energi luar (external energy) suatu bahan berhubungan dengan kecepatan dan lokasinya, dan jumlah energi potensial dan kinetiknya. Perpindahan energi karena perbedaan suhu berhubungan dengan aliran panas (heat flow). Satuan SI untuk daya 1 Watt didefinisikan sebagai aliran aliran panas 1 joule per detik (1 J/s). Satuan lain untuk jumlah energi panas adalah BTU (British Thermal Unit, yaitu jumlah panas untuk menaikkan suhu 1 lb air murni sebesar 1 oF) dan kalori (calorie, yaitu jumlah panas untuk menaikkan suhu 1 g air murni sebesar 1
o

C).

e.

Entalpi Jenis (Specific Enthalpy) Istilah ini diberikan untuk energi total suatu fluida (seperti air atau uap) sesuai tekanan dan suhu pada waktu dan kondisi tertentu. Lebih jelasnya lagi, entalpi jenis adalah

jumlah energi internal dan kerja yang dilakukan oleh tekanan yang tersedia. Satuan dasar ukurannya adalah joule (J). Karena ukuran satu joule terlalu kecil, biasanya digunakan ukuran kilojoule kJ (1 kJ = 1000 J). Entalpi jenis adalah suatu ukuran energi total dari satu satuan masa, dan satuan ukurannya biasanya adalah kJ/kg. f. Kapasitas Panas Jenis (Specific Heat Capacity) Entalpi suatu fluida merupakan fungsi dari suhu dan tekanan. Suhu

ketergantungan entalpi dapat ditentukan dengan cara mengukur kenaikan suhu yang disebabkan aliran panas pada tekanan tetap. Kapasitas panas tekanan tetap (cp) adalah suatu ukuran perubahan entalpi pada suhu tertentu dengan tekanan konstan. Energi dalam adalah fungsi dari suhu dan volume jenis. Kapasitas panas volume tetap (cv) adalah suatu ukuran perubahan energi dalam pada suhu tertentu dengan volume konstan. Karena pada umunya volume jenis benda padat dan cair bernilai kecil, kecuali kalau tekanan sangat tinggi, kerja yang dilakukan oleh tekanan dapat diabaikan. Sehingga entalpi dapat digambarkan dengan komponen energi dalam saja dan kapasitas panas volume tetap dan tekanan tetap dapat dikatakan sama. Sehingga, untuk benda padat dan cair: cp

cv

Penyederhanaan lain untuk benda padat dan cair adalah dengan menganggapnya tidak dapat dimampatkan (incompressible), sehingga volumenya hanya merupakan fungsi suhu. Hal ini menyatakan secara tdk langsung bahwa untuk fluida incompressible, entalpi dan kapasitas panasnya hanya merupakan fungsi suhu. Panas jenis menyatakan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg benda sebesar 1 oC, dan dapat dianggap sebagai kemampuan benda untuk menyerap panas. Satuan kapasitas panas jenis dalam SI adalah kJ/kg.K (kJ/kg.OC). Air memiliki kapasitas panas jenis yang relatif besar dibanding cairan lain, yaitu 4,19 kJ/kg. oC (1 kkal/kg. oC), sehingga air dan uap dianggap sebagai pembawa panas yang baik. Jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu substansi dapat ditentukan dengan persamaan berikut: Q = m. cp. T (13) Dimana Q adalah jumlah energi panas (kJ), m merupakan masa substansi (kg), cp adalah kapasitas panas jenis substansi (kJ/kg. oC), dan T adalah kenaikan suhu substansi (oC) Persamaan ini menunjukkan bahwa untuk masa substansi tertentu, kenaikan suhunya adalah sebanding lurus dengan jumlah panas yang tersedia, dengan anggapan kapasitas panas jenisnya tetap selama perubahan suhu. Contoh Soal:

Air sebanyak 2 liter dinaikkan suhunya dari 20 oC ke 70 oC. Pada tekanan udara luar, berat jenis air adalah 1000 kg/m3 (1 kg/ltr). Kapasitas panas jenis air 4.19 kJ/kg. oC pada rentang suhu rendah. Jawab: Q = 2 kg x 4.19 kJ/kg. oC x (70 oC - 20 oC) = 419 kJ Jika kemudian air tersebut didinginkan kembali ke suhu awalnya 20 oC, maka air itu akan melepas panas sebesar 419 kJ tersebut ke pendingin. g. Entropi (S) Entropi adalah ukuran tingkat ketidak-teraturan dalam suatu sistem. Semakin besar tingkat ketidak-teraturan, semakin tinggi entropi. Satuan SI entropi adalah kJ/kg.K (kJ/kg. oC) Dalam benda padat, molekul benda tersusun dengan struktur yang teratur. Ketika benda berubah dari padat menjadi cair, atau dari cair menjadi gas, susunan molekul menjadi lebih tidak teratur, karena akan bergerak lebih bebas. Untuk setiap benda, entropinya pada fasa gas akan lebih besar dari pada fasa cair, dan entropinya pada fasa cair akan lebih besar dari pada fasa padat. Satu sifat proses spontan atau alami adalah bahwa proses akan terus berlangsung menuju keseimbangan. Hal ini dapat dilihat pada hukum kedua termodinamika yang menyatakan bahwa energi panas tidak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi. Perubahan enetropi suatu sistem disebabkan oleh perubahan kandungan panasnya, dimana perubahan entropi adalah sama perubahan panasnya dibagi dengan suhu mutlak (absolute) rata-ratanya, sesuai persamaan berikut: dimana S merupakan perubahan entropi, H merupakan perubahan entalpi, dan T merupakan suhu mutlak rata-rata. Ketika melakukan hitungan satuan massa, simbol untuk entropi dan entalpi ditulis dengan huruf kecil, sebagai berikut: dimana S merupakan perubahan entropi, h merupakan perubahan entalpi jenis, dan T merupakan suhu mutlak rata-rata. Contoh Soal: Suatu proses pemanasan lanjut 1 kg uap jenuh bertekanan udara luar menjadi 150 oC (423 K); tentukan perubahan entropinya! Jawab:

Entalpi total jenis uap jenuh hg bertekanan udara luar dan bersuhu 100 OC (373 K) adalah: hg = 2.675 kJ/kg (dari tabel uap) Entalpi total jenis uap jenuh hg bertekanan udara luar dan bersuhu 150 OC (423 K) adalah: hg = 2.777 kJ/kg (dari tabel uap) Perubahan entalpi jenis, (h) = (2.777 2.675) kJ/kg = 102 kJ/kg Suhu mutlak rata-rata, T = (373 + 423)/2 = 398 K Perubahan entropi jenis, s = h /T = (102/398) kJ/kg.K = 0,256 kJ/kg.K Perubahan total entropi jenis, \ s = sg + entropi tambahan karena pemanasan lanjut s s = (7,351 + 0,256) kJ/kg.K = 7,607 kJ/kg.K Karena entropi air jenuh diukur dari acuan 0,01 oC, entropi air pada 0 oC untuk praktisnya dapat dianggap 0. Perubahan total entropi jenis pada contoh ini didasarkan pada suhu awal 0 oC, sehingga hasil akhir yang diperoleh sangat mendekati entropi jenis pada tabel uap.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, James Arthur. 1980. Reversibility and Returnaibility or, When You Can Return Again?. Jurnal Volume 57 Nomor 5 Mei 1980. Doran, Pauline M. 1995. Bioprocess Engineering Principle. London: Academic Press Limited. Fogler, H.S. 2005. Elements of Chemical Reaction Engineering Fourth Edition. United States: Pearson Education, Inc. Kusnadi. 2011. Kinetika Pertumbuhan Mikroba. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Anonim. Chemical Thermodynamics. <http://alpha.chem.umb.edu/chemistry/ch115/ Mridula/CHEM%20116/documents/chapter_19au_004.pdf> (diakses 29 April 2013). Anonim. Thermodynamics of Biological Systems. <http://www.soest.hawaii.edu/ oceanography/courses/OCN623/Spring2012/Thermodynamics2012.pdf> (diakses 29 April 2013).

Anda mungkin juga menyukai