Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi : Egoisme Etis Utilitarianisme Egoisme Etis Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. b. Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Contoh : kewajiban untuk menepati janji.
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Contoh : (mungkin masih ada) para petinggi politik yang saling berebut kursi kekuasaan dengan melakukan berbagai cara yang bertujuan bahwa dia harus mendapatkannya.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Contoh : melakukan kerja bakti yang di adakan di lingkungan sekitar, sebagai upaya untuk kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut juga jadi nyaman dan sehat untuk masyarakatnya.
Konsep teleologi
I.
PENDAHULUAN Etika berasal dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan. Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai. Etika sendiri memilki bermacam teori, diantaranya deontologi dan teleologi.
A. Latar Belakang
B. Pengertian Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan kebijaksanaan objektif di luar manusia. Teleologi adalah suatu teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut. Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan , Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir.Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat.Betapapun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan
berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum.Perbincangan baik dan jahat harus diimbangi dengan benar dan salah. Lebih mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika yang baik itu dipersempit menjadi yang baik bagi diri sendiri.
C. Macam-macam Aliran Teleologi 1. Egoisme Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
2. Utilitarianisme Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis.
II.
PERMASALAHAN Misalnya, mencuri bagi teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Seperti, seorang anak kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit, apabila tidak segera di lakukan pengobatan akan berakibat fatal. Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.
III.
PEMBAHASAN Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan. Teleologi mengerti benar mana yang benar dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Dari segi positif teori teleologi bisa di benarkan yang merujuk pada hati nurani seseorang ketika mengambil keputusan yang etis. Dari segi negatif , etika teleologi juga tidak begitu mampu menjangkau keseluruhan hukum ini. Sebab teleologi mempunyai sisi negatif. Sisi negatif dari teori teleologi ini adalah etika ini akan mampu menarik seseorang kedalam tindakan yang dapat menghalalkan segala cara demi suatu tujuan. Alangkah baiknya jika tujuan itu memang untuk suatu kebaikan . Tetapi alangkah buruknya jika seseorang menghalkan tujuan itu untuk sesuatu yang buruk. Selain itu , jika yang baik ; ( Untuk kami ) di maknai secara sempit , misalnya baik adalah yang nikmat, mudah dan menguntungkan , maka seseorang akan terjebak dalam hedonisme dan egoismenya. Padahal yang baik untuk diri sendiri belum tentu baik untuk orang lain . Dalam beberapa kasus yang sama di Indonesia, kasus tersebut di mata hukum memang salah karena sudah ada undang-undangnya yang menjelaskan dan mengatur hukum kasus tersebut. Tetapi jika kita sebagai makhluk sosial yang mempunyai moral dan hati nurani, kasus tersebut mungkin dan bisa jadi adalah perbuatan yang baik atau etis. Karena perbuatan tersebut tidak ada unsur untuk kepentingan individu atau diri sendiri. kasus tersebut adalah murni untuk membantu seseorang yang sangat membutuhkan atau bisa dikatakan dalam keadaan terdesak. Mungkin orang akan berkata, kenapa gak mencari pekerjaan atau melakukan sesuatu hal yang positif yang bisa menghasilkan uang selain mencuri ?.
IV.
KESIMPULAN Teleologi merupakan teori yang mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat tindakan itu sendiri. Teori ini bukanlah etika yang mutlak paling baik untuk dilakukan, sebab memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing yang mampu membantu kita dalam mengambil suatu keputusan yang etis. Etika yang baik adalah etika yang mampu melihat dan menilai suatu
masalah bukan hanya dari salah satu sudut pandang etika saja, tetapi harus dari dua sudut pandang.
TEORI ETIKA TELEOLOGI: UTILITARIANISME DAN EGOISME Teori Teleologi mengatakan bahawa nilai betul atau salah bergantungkepada kesan sesuatu perbuatan yang dikenali sebagai konsekuensialisme (consequentalism). Jadi, kriteria dan piawai asas tentang sesuatu (tindakanatau peraturan) yang baik, benar, salah, jahat dan sebagainya ialahpenghasilan nilai bukan moral yang dianggap baik. Bagi teori ini, kabaikanatau kejahatan sesuatu ditentukan oleh nilai instrumentalnya. Seterusnya,sesuatu tindakan atau peraturan dianggap bermoral jika jumlah kebaikan yangdihasilkan melebihi kejahatan. Namun, pandangan ahli teleologi yang berbezatentang apa yang dikatakan baik dan jahat telah menyebabkan wujudnya dua jenis teori teleologi yang berbeza iaitu Utilitsrisnisme dan Egoisme. o TEORI UTILITARIANISME:
Definisi:Utilitarianisme berpegang kepada prinsip bahawa seseorang itusepatutnya melakukan sesuatu tindakan yang akan menghasilkankebaikan yang paling banyak kepada setiap orang atau kebahagiaanyang paling banyak kepada sejumlah insan yang paling ramai.Kebahagiaan yang dimaksudkan ialah keseronokan (sesuatu yangbukan bersifat moral). PENGASAS-PENGASAS: Jeremy Bentham (1748-1832) merupakan pengasas bagi teoriini dan seterusnya dikembangkan oleh anaknya, John Stuart Mill(1806-1873). Jeremy Bentham, mengatakan bahawa manusiadikuasai dan dipengaruhi keseronokan serta kesakitan,manakala kemoralan ialah usaha mencarikebahagiaan, iaitukeseronokan. Bagi John Stuart Mill (1806-1873) ula, beliaumembezakan antara keseronokan dengan memasukkan aspekkualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus. Menurut Mill,petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti tinggi/rendah, baik/ buruk, baru/lama, objektif/subjektif dan faktor yang bolehmempengaruhi keseronokan pula ialah kecerdikan, pendidikan,sensitiviti, bermoral dalam tindakan dan kesihatan yang baik