Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Dalam rangka pikiran kita tentang pendidikan seumur hidup itu,


pandangan tentang pendidikan berubah secara fundamental. Pendidikan
tidak lagi berarti schooling melainkan jauh lebih luas, bervariasi isinya,
dan lebih dalam. Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa
pendidikan formal di sekolah, melainkan merupakan proses yang bersifat
“on-going, self-creating, continous and discontinous until death”.
Pendidikan artian seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi
kita tentang pendidikan sosial.

Pendidikan informal, Pendidikan formal, dan Pendidikan non-


formal.
Bentuk-bentuk pendidikan menurut Philip H. Coombs ada tiga
golongan, yaitu :
 Pendidikan informal, merupakan pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak sadar, sejak lahir sampai mati, dalam keluarga,
pekerjaan atau pergaulan sehari-hari.
 Pendidikan formal, pendidikan yang teratur, bertingkat, dan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
 Pendidikan non-formal, pendidikan yang teratur, dengan sadar
dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-pertaturan
yang tetap dan ketat.
Dari ketiga bentuk pendidikan tersebut, pendidikan formal yang
paling tertua dan paling penting peranannya. Melalui proses imitasi,
identifikasi, dan sugesti, anak didik mempelajari pengetahuan,
keterampilan dan mencontoh sikap orang dewasa dalam kehidupan
sehari-hari. anak didik mempelajari way of life masyarakatnya melalui
proses learning by doing.
Oleh karena pengetahuan, pengalaman, peradaban manusia
berkembang secara kumulatif, maka jarak antara pengalaman orang
dewasa dan pengalaman anak makin lama makin lebar. Untuk
menjembatani lahirlah lembaga sosial yaitu sekolah. Namun, bentuk
pendidikan ini tidak dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat hanya
golongan elite yang dapat menikmati.
Pendidikan formal di sekolah seakan-akan mengasingkan anak didik
dari konteks sosial masyarakatnya. Pendidikan formal sekolah menjadi
tersing dari kehidupan masyarakat sekelilingnya, ada jurang pemisah
antara sekolah dengan masyarakat.
Sejak pertengahan abad XX terjadi perkembangan dan perubahan
dalam peradaban manusia, yaitu :
 Pertama, berakhirnya PD II muncul gerakan melawan
kemiskinan.
 Kedua, pertengahan abad XX terjadi revolusi ilmu dan
teknologi.
Kedua fenomena tersebut, mempunyai dorongan dan kebutuhan
akan pendidikan, ledakan penduduk, dan perubahan sosial yang pesat
menyebabkan pendidikan formal yang ada tidak mampu lagi menampung.
Untuk mengatasi masalah itu para ahli pendidikan mengembangkan
konsep pendidikan non-formal.
Maka, konsep pendidikan non-formal sama dengan apa yang kita
maksud dengan pendidikan sosial.
Beberapa Istilah
Konsep pendidikan seumur hidup kerap kali ditunjukkan dengan
istilah-istilah lain yang didalamnya memuat isi yang sama ada pula yang
isinya tidak tepat. Beberapa istilah tersebut adalah :
1. Adult education
 menunjuk suatu bentuk program pendidikan, sedangkan
pendidikan seumur hidup merupakan asas pendidikan.
 mencerminkan pandangan bahwa pendidikan bersifat
terminal.
 menunjukprogram pendidikan bagi orang dewasa yang
bersifat remedial.
2. Out-of-school education
 menunjuk suatu bentuk program pendidikan di luar system
pendidikan formal sekolah yang coraknya vokasional dan
diperuntukkan bagi para pemuda.
3. Continuing education, Education permente
dan Further education
 menunjukkan kenyataan bahwa
proses pendidikan berlangsung terus
hingga manusia meninggal dunia.
4. Recurrent education
 digunakan sebagai pelengkap dari istilah continuing education
untuk menunjukkan program-program pendidikan yang pada
hakekatnya bersifat vokasional dan yang secara formal
accredited.
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan sesuatu asas, bahwa
proses pendidikan itu adalah suatu proses kontinu yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia yang mencakup bentuk
belajar informal maupun formal, baik yang berlangsung dalam keluarga
maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai